Keluarga Abimanyu.

"Aduh...pelan-pelan dong Ma. Sakit tahu," pekik Dava sambil meringis.

"Sudah tahu sakit, tapi masih saja berkelahi."

"Namanya juga cowok."

" Tidak semua cowok suka berkelahi contohnya kakakmu. Selama ini mama belum pernah tuh lihat kakakmu berkelahi."

"Ya kan_"

"Diam dulu," ucap mama Dava saat dirinya merasa sulit mengobati bibir Davq.

Bibir Dava mengerucut mendengar ucapan sang mama. Mamanya tidak tahu saja kalau kakaknya lebih hebat darinya.

Kalau bukan karena melihat kehebatan sang kakak buat apa dia sering berlati ilmu beladiri. Baginya sang kakak panutan baginya.

Arshaka merupakan kakak dari Dava. Usianya sudah menginjak dua puluh lima tahun. Saat ini Ia menjabat sebagai Direktur di perusahaan papanya.

Ayahnya bernama Abimanyu. Dia merupakan presdir di perusahaan yang saat ini Ia pimpin.

Perusahaan itu merupakan perusahaan yang didirikan oleh ayahnya yang tak lain kakek Arshaka.

Selain Arshaka dan Dava masih ada Arimbi. Arimbi merupakan putra bungsu keluarga Abimanyu. Sedangkan istri Abimanyu bernama Sheryl.

Sheryl merupakan direktur utama di rumah sakit yang ia dirikan. Sheryl mendirikan rumah sakit itu dari warisan yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.

Sheryl berharap rumah sakit yang ia dirikan bisa membatu nyawa banyak orang. Bagi pasien yang benar-benar tidak punya, ia beri keringanan bahkan bisa berobat secara gratis.

Sheryl juga seorang dokter. Dia dokter spesialis ahli bedah. Sampai saat ini Ia juga masih sering aktif mengoperasi pasien yang butuh penanganannya.

Namun Sheryl bukan satu-satunya dokter bedah yang ada di rumah sakit itu. Masih ada tiga dokter lainya. Sehingga jika tidak dalam keadaan darurat, dia tidak turun langsung ke meja operasi.

Saat ini Arshaka sudah kembali ke kantor. Dia hanya pulang untuk mengantar sang adik.

Pikiran Shaka tertuju pada sosok Nadia yang ia lihat sekilas. Dia memang tidak melihat Nadia secara langsung. Namun dia melihat aksi Nadia dari rekaman cctv yang diberikan oleh anak buahnya.

Nadia mengingatkan sosok yang sudah menyelamatkan nyawanya satu bulan yang lalu. Sosok yang membuatnya masih bisa bernafas hingga detik ini.

Keluarganya tidak pernah tahu tragedi yang hampir menewaskannya. Keluarganya hanya tahu jika Arshaka sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negri.

Sosok itu tak lain adalah Aurora yang saat ini menempati tubuh Nadia.

Saat itu Aurora tidak sengaja melihat Shaka yang sedang dihajar oleh orang suruhan rivalnya. Aurora bukan hanya membantu Shaka melawan orang-orang tersebut. Namun Aurora juga yang sudah membawanya ke rumah sakit.

Yang menjadi pikirannya saat ini bagaimana bisa Aurora ada di negara ini. Padahal ia tahu jika Aurora sudah meninggal.

Bagaimana dia tahu?

Tentu saja informasi dari anak buahnya. Dia sengaja meminta anak buahnya untuk mencari informasi tentang Aurora.

Meskipun sulit namun akhirnya ia berhasil menemukannya. Namun saat itu ia sudah terlambat. Aurora sudah meninggal dunia.

Tentu saja saat ini Shaka bingung. Nadia yang ia lihat di rekaman cctv nampak memiliki kesamaan namun juga perbedaan. Wajah Aurora nampak lebih putih dan lebih cantik dibanding Nadia.

Tok tok tok

"Masuk!"

"Permisi tuan. Ini informasi yang berhasil kami dapatkan."

Asisten Shaka memberikan map yang berisi informasi tentang Nadia. Semua informasi yang didapat tentang Nadia.

Setelah membaca informasi tersebut, Shaka yakin jika kedua orang tersebut memang orang yang berbeda. Mungkin hanya wajahnya saja yang hampir sama.

Arshaka memutuskan untuk pulang ke rumah. Selama ini ia memang lebih sering tinggal di apartemen.

"Wah...kakak pulang", teriak Arimbi heboh. Dia langsung berlari menghampiri sang kakak.

"Kakak tidur dirumah kan?" tanya Arimbi dengan semangat.

Kini gadis remaja itu sudah ada dalam pelukan sang kakak. Usia Arimbi saat ini sudah lima belas tahun.

"Tentu saja senang. Ayo kita duduk disana," ajak Arimbi sambil menarik tangan sang kakak.

Sebenarnya Arshaka memiliki semacam alergi jika bersentuhan dengan lawan jenis. Namun hal itu tidak berlaku pada mama dan juga adiknya

Hal itu terjadi karena rasa trauma yang Shaka derita sejak ia menjadi korban penculikan. Sejak saat itu Shaka menjadi orang yang dingin da tak tersentuh.

Sudah banyak gadis yang berusaha dekat dengannya, namun tidak ada satupun yang membuatnya tertarik. Belum lagi dengan alergi yang ia derita.

Arshaka dan arimbi duduk di sofa yang masih kosong. Sedangkan yang lain sudah terisi semuanya.

"Tumben pulang kerumah?" tanya Abimanyu.

"Palingan mau kasih hukuman buat Dava," tebak Sheryl santai.

"Jangan dong kak. Kakak tahu sendiri kan...kejadian tadi siang bukan sepenuhnya salahku," elak Dava dengan muka memelas.

Arshaka masih belum membuka suaranya. Dia menatap wajah sang adik dengan wajah datarnya.

"Siapa gadis yang sudah menolongmu tadi?"

"Gadis?...jadi kakak tahu kalau aku ditolong oleh Nadia?"

"Jadi yang sudah menolongmu seorang gadis?" tanya Abimanyu kaget.

Abimanyu dan Sheryl memang sudah mendengar ceritanya dari Dava. Namun Dava tidak cerita jika yang sudah menolongnya dan teman-temannya seorang cewek. Apalagi jumlah preman dan anggota geng Cobra terbilang banyak. Lebih dari dua puluh orang.

Mendengar pertanyaan sang papa membuat Dava tersenyum malu. Dis yang biasa jadi preman malah kalah dengan gadis cupu seperti Nadia. Nadia mampu mengalahkan preman-preman tadi hanya dalam hitungan menit.

"Jawab...malah cengengesan."

"Yang dikatakan kakak benar. Gadis itu bernama Nadia. Dia satu sekolah denganku. Tapi ada sesuatu yang membuatku terkejut."

"Apa itu?"

"Sebenarnya gadis itu Bukan hanya cupu. Namun gadis itu juga sering jadi korban bullying."

"Kalau Nggak salah ucap kan?"

"Beneran!"

"Tunggu....jangan bilang anak itu juga sering kakak bullyi," ucap Sheryl dengan agak membentak.

"Ya elah Ma. Gini-gini Dava juga milih lawan seimbang kali Ma."

"Siapa tahu saja," ucap Sheryl enteng.

"Mama ma nggak asyik," cebik Dava dengan bibir mengerucut. Sampai - sampai Arimbi yang sedari tadi diam langsung terkekeh.

"Nggak usah tertawa deh dek."oi

"Abisnya kak Dava lucu," ucap arimbi sambil terus tertawa.

"Maaf nyonya...maksn malam susah siap.,"ucap sang pemba tu.

"Terimakasih bi. Ayo pa kita maksn," ajak Sheryl pada suaminya. Setelah itu dia juga mengajak ketiga anaknya untuk pergi ke ruang makan.

Dia atas meja makan sang pembantu sudah menyiapkan berbagai macam hidangan. Ada ayam ke apa. /, ;telur balado. Ayam goreng krispi, cap jai dan juga cumi-cumi asam manis.

Mereka berlima duduk dikursi masing-masing Setelah itu mengisi piring masing-masing. Mereka makan hening. Tidak ada satu orang pun yang mengeluarkan suara, kecuali suara dentingan sendok dan juga gak garpu.

Abimanyu memang mendidik anak-anaknya untuk tidak berbicara disaat makan jika ingin ber bicara tunggulah sampai acara maka selesai.

Terpopuler

Comments

Lilo Stitch

Lilo Stitch

byk typo harap diperhatikan dlu seblm di update. hehehe

2024-03-29

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

cakep ini mah.. desibel apa pun rutinitas org tua tp masih menyempat kan waktu buat keluarga, terutama ank² nya... karma kehangatan keluarga ini bisa menstimulasi otak dan pribadi ank jd lebih positif...

2024-03-08

1

Kartika Lina

Kartika Lina

typo nya thor 🤭🤭

2024-02-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!