"Aku hanya memiliki 1 buah kamar , masuklah! Ucap Vincent.
Julian pun mengangguk dan menurutinya. Sesaat memasuki kamar milik Vincent, Julian mengatakan kepada Vincent jika ia ingin pergi membersihkan badan terlebih dahulu dan meminta kepada Vincent untuk meminjamkan peralatan mandi untuknya.
Tanpa menjawab sepatah katapun, Vincent membuka lemari pakaiannya dan melemparkan sebuah handuk bersih kepada Julian.
"Aku akan mencarikan pakaian ganti untukmu, pergilah mandi terlebih dahulu" Ucap Vincent sambil memilih pakaian yang untuk Julian nantinya.
Sekitar 10 menit kemudian, Julian telah selesai. Saat itu terlihat jika Vincent tidak berada di dalam kamarnya dan ia terlihat sudah meninggalkan sebuah pakaian yang terlipat di atas tempat tidur miliknya. Sebuah kaos polos berwarna putih dan celana pendek berwarna hitam dengan ukuran medium yang sangat cocok dengan ukuran tubuh yang dimiliki oleh Julian.
Klak Klak ..
Suara pintu kamar pun berdecit dan Vincent kembali ke ruangan sambil membawa beberapa air minum dan juga cemilan diatas nampan. Setelah meletakkan nya diatas meja, Vincent segera membanting tubuhnya keatas tempat tidur dan mengatakan kepada Julian jika banyak hal yang sebenarnya sangat ia ingin katakan saat ini, tetapi .....
"Aku benar-benar mengantuk, kita akan berbicara nanti"
Julian mengangguk dan segera berbaring diatas sofa yang berada di pojok ruangan, Vincent tentu saja melarangnya dan menyuruh Julian untuk tidur di atas kasur yang sama dengannya.
"Apakah aku diperbolehkan?" Tanya Julian dengan ragu, Vincent pun mengangguk.
Mendegar jawaban dari Vincent, Julian segera naik keatas kasur dan memejamkan matanya, begitupun dengan Vincent.
******
Sekitar pukul 3 sore, Julian membuka matanya dan mendengar suara air berbunyi dari arah kamar mandi yang menandakan jika Vincent sedang berada disana. Julian segera bangun dari kasur menuju sofa yang berada di pokok ruangan, setelah melihat sebuah asbak berada diatas meja Julian langsung mengeluarkan sebuah kotak rokok yang berada di celana yang pagi tadi ia kenakan dan mulai membakarnya.
"Jika ada sebuah asbak disini, itu berati ia tidak melarang seseorang merokok di kamar ini kan?" Ucap Julian dalam hati.
15 menit setelahnya, Vincent keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk dan bertelanjang dada, Julian sangat terkejut ketika melihat punggung dari laki-laki yang saat ini berada di hadapan nya memiliki sebuah tattoo ular yang terlihat cukup besar.
"Mengapa ular?" Tanya Julian penasaran. Tetapi Vincent tidak memberikan jawaban secara jelas tentang pertanyaan tersebut karena bagi Vincent ia hanya menyukainya begitu saja.
Vincent segera duduk di sebelah Julian dan mengambil 1 batang rokok miliknya.
"Lalu, apa yang sebenarnya terjadi hari itu? Hari dimana Russel mati?" Tanya Vincent.
Vincent mengatakan jika dirinya memang tidak hadir ke pesta tersebut dikarenakan dirinya selalu menjaga jarak dengan Russel selama ini di hadapan publik agar jika ada suatu kasus kematian terjadi, Russel tidak dirumorkan sebagai orang yang telah menyewa kelompok mereka.
Julian mengatakan jika ia tidak terlalu mengingatnya dengan baik karena semua kejadian itu begitu cepat ...
"Paman Rhianon menembaknya begitu saja tetapi sebenarnya Ayahku mati bukan karena luka tembak tersebut melainkan karena sebuah racun yang berada di bagian luar peluru yang ditembakkan kepadanya. Peluru tersebut tidak mengenai organ vital miliknya, itu yang dikatakan oleh Yvon saat itu" Jelas Julian.
"Siapa Yvon?" Tanya Vincent.
"Orang yang bersamaku di kafe sebelumnya, ia adalah pelayan dari Juliette" Jawab Julian.
Russel membuka mulutnya dengan lebar seolah sudah sedikit mengerti tentang gambaran bayangan kejadian yang terjadi di pesta itu. Ia pun kembali menanyakan ....
"Lalu, bagaimana dengan Alan? Apa yang ia lakukan?" Tanya Vincent. Julian pun menjawab jika saat kedatangan Rhianon, Alan segera berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Ayahnya tersebut, oleh karena itu saat Ayahnya tertembak Alan sedang berada disampingnya.
Vincent segera menarik nafas panjangnya dan matanya terlihat sangat serius menatap Julian ...
"Julian... Seharusnya Alan mempunyai obat penawar racun dari racun tersebut, sampai saat ini aku bertanya-tanya mengapa ia tidak memberikannya kepada Russel? Apa kau percaya?" Ucap Vincent tanpa berkedip.
Mata Julian seketika melebar seketika mendengar hal tersebut dan menanyakan apa maksud dari ucapan Vincent yang mengatakan bahwa sebenarnya Alan memiliki penawarnya. Vincent mengatakan ...
"Kami adalah pembuat racun tersebut, Alan mengetahui itu dan Alan mempunyai penawarnya dalam jumlah yang banyak. Aku tidak menuduh Alan memberikan racun tersebut kepada Rhianon, tetapi seharusnya Alan memiliki penawarnya saat itu"
"Walaupun kami yang menjualnya, tetapi selama ini aku selalu mendata dengan baik siapa yang akan membeli barang tersebut dan kami tidak menjual itu ke sembarang orang, apalagi Rhianon"
"Edward datang menghampiriku beberapa jam setelah kematian Russel dan menuduhku jika aku telah ikut bersekongkol dengan Rhianon dan menjual racun tersebut kepadanya. Tetapi aku benar-benar tidak melakukannya, aku sudah mengecek kembali siapa saja dalam 1 bulan terakhir yang telah membeli barang tersebut dan tidak ada nama Rhianon disana" Ucap Vincent.
"Mungkin itu adalah bangsawan lainnya yang merupakan pendukung Paman Rhianon? Mereka membelinya atas nama mereka dan memberikan racun tersebut kepada Paman Rhianon" Jawab Julian.
"Tentu saja tidak...."
Vincent mengatakan jika penjualan barang itu selalu terdata dengan baik dan Vincent selalu mengambil hasil dari penggunaan racun tersebut dengan memastikan siapa saja orang yang telah mati setelahnya. Vincent menambahkan jika ia harus sampai menemui si pembuat racun tersebut dan menanyakan kepada dirinya apakah ia telah menjual racun itu secara mandiri tanpa melewati Vincent terlebih dahulu, tetapi ia mengatakan jika ia tidak melakukannnya.
"Aku memang membatasi produksi penjualan racun tersebut, tetapi tidak dengan penawarnya" Tambah Vincent.
Vincent mengatakan dia menjual dengan bebas penawar racun tersebut dan bahkan banyak para bangsawan dan pelayan maupun penjaga yang membeli penawar tersebut dalam jumlah banyak untuk berjaga-jaga jika suatu hal buruk terjadi kepada orang yang mereka layani.
"Dan Alan...baru saja membeli penawar tersebut sebanyak 50 butir sekitar 3 hari sebelum kematian Russel, Aku yakin hari itu seharusnya Alan memilikinya" Ucap Vincent.
Julian pun terdiam dan berpikir tentang apa yang dikatakan oleh Vincent, Julian terlihat mengingat sesuatu dan ia langsung memegang tangan Vincent sambil berkata...
"Bagaimana dengan Edward? Apakah seharusnya ia juga memilikinya?" Tanya Julian penasaran.
"Edward tidak memilikinya, karena setelah aku hitung, penawar terakhir yang ia miliki telah diberikan kepada Russel saat seseorang meracuni makanannya sekitar 1 minggu sebelum kematian Russel terjadi. Russel melaporkannya kepadaku dan meminta penawar yang baru, tetapi mereka berdua terlihat sibuk akan persiapan pesta, sehingga Edward dan Russel belum sempat untuk mengambilnya". Jelas Vincent.
"Ayah diracun?"
Vincent pun mengangguk.
Walaupun terkejut ketika mendengar perkataan dari Vincent, tetapi raut wajah julian terlihat lega karena Edward ternyata dinyatakan tidak ikut andil dari kematian ayahnya tersebut.
Tetapi hal ini sama sekali belum lah selesai karena jika apa yang dikatakan oleh Vincent benar adanya bahwa ia selalu mendata siapa pembeli dari racun tersebut dan selalu mengambil data dari korbannya, seharusnya ada 1 racun yang tidak terdata oleh Vincent.
"Apakah kau pernah menjual racun tersebut kepada paman Alan?" Celetuk Julian.
Vincent melihat kearah mata Julian dan menjawab ...
"Ya.. Aku pernah menjual kepadanya sekitar 5 bulan yang lalu, Alan mengatakan jika seorang bangsawan dari kerajaan Edelweis lah yang telah memesan barang tersebut kepadanya. Memang benar beberapa minggu setelahnya aku mendengar kabar kematian salah seorang bangsawan dari negeri tersebut, tetapi hanya sebatas itu dan tidak mengeceknya secara langsung karena itu terlalu jauh dan merepotkan, lagipula aku tidak mengenal mereka" Jawab Vincent.
"Bagaimana jika bangsawan Edel itu mati bukan karena racun tetapi karena hal lain dan paman Alan masih memiliki 1 racun yang ia miliki sejak 5 bulan yang lalu?" Celetuk Julian sambil memegang tangan Vincent dengan kuat.
"....................."
Vincent pun terdiam sesaat dan dengan canggung ia langsung menepuk bahu Julian untuk menyuruhnya segera berganti pakaian, seolah menutup pembicaraan secara paksa agar tidak memperpanjang pembahasan mereka lebih jauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
虞书欣 Vííҽ🦂
wis makin seru part ini
2024-01-01
1