Rose 12 - Moonlight

Setelah semua selesai, Julian bersama yang lain segera meninggalkan istana Rose, tidak banyak yang Julian bawa dari rumah masa kecilnya itu kecuali foto-foto dan semua perhiasan milik ayah dan ibundanya.

Alan menanyakan kepada Ayahnya kemana Julian dan Juliette akan pergi setelah ini, karena sebelumnya Yoane belum membicarakan secara jelas tentang hal ini dikarenakan Mary dan yang lainnya selalu berada bersama mereka sejak pagi. Yoane pun meminta Alan mencarikan tempat untuk semua keluarga mereka berbicara.

"Jangan tunjukkan tempat yang biasa para keluarga para bangsawan kunjungi, mereka akan dengan mudah mengenali Julian" Celetuk Juliette kepada pamannya tersebut.

Pada akhirnya Alan mengajak mereka untuk mengunjungi kawasan Red distrik di wilayah Rose dengan alasan, jika saat siang hari tempat tersebut tidak terlalu ramai orang berkunjung karena wilayah mereka aktif pada malam hari, terlebih area Red distrik sangat dekat dengan pelabuhan.

"Ada beberapa tempat mengisi perut normal yang sudah buka sejak pagi hari disana, mengisi sedikit perut sebelum perjalanan kembali ke Yoane bukanlah hal yang buruk" Ucap Alan.

Pada akhirnya kereta kuda mereka berhenti di pelabuhan, Alan menyuruh semuanya untuk turun disana dan berjalan kaki untuk masuk ke wilayah Red distrik agar menghindari perhatian publik. Alan juga menyuruh 98% para penjaga dari ayahnya yang kebanyakan bertubuh besar itu untuk tidak mengikuti mereka dan menunggu di sekitar pelabuhan sampai mereka semua kembali.

Saat berjalan di area Red distrik, mata Juliette tertarik dengan sebuah tempat yang memiliki tampilan luar sangat feminim bernama Moonlight Dessert Shop. Juliette pun langsung memohon kepada kakeknya untuk memilih tempat itu sebagai tempat berkumpul mereka karena Juliette memang menyukai makanan yang manis.

Yoane pun setuju dan menyuruh Alan untuk menanyakan tempat tersebut apakah mereka memiliki sebuah tempat tertutup yang bisa dipesan secara private untuk mereka semua.

"Klank"

"Selamat datang di Moonlight!" Terlihat seorang laki-laki berambut perak dan berwajah sedikit feminim datang menyambut kedatangan Alan.

"Um? Apakah kalian memiliki sebuah ruangan tertutup untuk reservasi private? Kebetulan aku membawa keluargaku, tetapi kakek ku sedikit tidak menyukai keramaian" ucap Alan terhadap kepada pelayan tersebut.

Pelayan tersebut pun melihat kearah luar tempat dimana Julian dan yang lainnya sedang berdiri untuk menunggu. Dengan sedikit ragu pelayan tersebut pun mengatakan ....

"Umm, maaf Tuan, tetapi kami tidak mempunyai tempat semacam itu"

Alan pun melihat kearah tangga yang berada di pojok ruangan dan menanyakan tentang lantai 2 mereka, apakah saat ini dilantai 2 sedang banyak pengunjung atau tidak.

Pelayan itu mengatakan .......

"Lantai 2 saat ini sedang kosong karena disana adalah tempat untuk area merokok, kebetulan saat ini matahari belum terbenam sehingga belum banyak yang datang untuk berkunjung, jika memang kakek tuan tidak keberatan dengan lantai 2 yang sedikit bau asap rokok, kalian bisa menggunakannya" Jawab pelayan itu.

Alan pun setuju dan juga meminta kepada pelayan tersebut untuk sementara menolak penggunjung yang akan menggunakan lantai tersebut selama dirinya berada disana.

"Aku akan membayar lebih, anggap saja aku mereservasi secara private" ucap Alan.

Setelah semuanya setuju, Alan segera memboyong semuanya menaiki lantai 2, tak lupa ia menaikkan hoodie yang dipakai oleh Julian agar ia tidak dikenali oleh pengunjung lainnya yang berada di lantai 1.

Pelayan laki-laki tadi kali ini datang bersama kedua pelayan perempuan lainnya naik ke lantai 2 untuk mengambil dan mencatat pesanan mereka semua.

"Tuan, apakah kau sudah menentukan pilihan?" Pelayan laki-laki tadi pun mendekati wajah Julian yang sejak tadi hanya menunduk dan menyembunyikan wajahnya.

Menyadari Julian yang justru malah terlihat mencurigakan, Alan pun segera menarik hoodie milik Julian dan membiarkan para pelayan di tempat tersebut untuk melihat wajahnya.

"Whoa" ucap pelayan laki-laki tersebut dengan spontan.

"Ya tuhan..." sambung 1 pelayan wanita lainnya secara bersamaan.

Melihat respon dari pelayan tersebut, Juliette dan Theodore memasang wajah sedikit panik, sebenarnya kekhawatiran mereka tidaklah penting karena kabar kepulangan Yoane baru terdengar hari ini dan jika memang masih ada penduduk yang menyadari keberadaan Julian di Rose saat ini, itu akan masih terlihat sangat wajar.

"Apa kau mengenalnya anak muda?" Tanya Yoane.

"Ah...Tidak hanya saja....." Pelayan laki-laki tersebut terdiam sambil menatap wajah Julian dengan mata yang terbuka lebar.

"Hanya saja?" sambung Juliette.

"Dia sangat tampan, sejak awal kedatangan tuan ini, aku melihat ia selalu berusaha menyembunyikan wajahnya karena aku pikir ia tidak percaya diri dengan wajahnya. Tuan.. dengan wajah yang sempurna seperti itu mengapa kau menutupi wajahmu? Jika aku jadi kau, aku akan dengan sangat senang hati memamerkannya" Ucap pelayan tersebut disambung dengan tawa.

1 pelayan wanita yang berada disampingnya pun memukul kepalanya dan segera menyuruhnya untuk segera meminta maaf.

"Mengapa kau berbicara dengan santai layaknya dia adalah temanmu, beliaun adalah seorangbputra mahkota! Kau harus meminta maaf Jade" Jawab si pelayan perempuan.

Pelayan laki-laki tersebut pun menutup mulutnya dan memasang wajah tidak percaya, setelah mendengar hal tersebut ia pun langsung meminta maaf kepada dan Julian dan mengucapkan rasa bela sungkawa atas kematian dari Ayahnya.

"Nona, bagaimana kau bisa mengenalinya?" Tanya Yoane kepada pelayan wanita yang telah mengenali wajah Julian sebelumnya.

"Ah, itu karena kalung yang dipakai oleh beliau,saya melihat liontin nya tergelantung keluar, saya mengetahui jika itu adalah milik keluarga kerajaan karena pernah melihat Yang Mulia Russel memakai kalung yang sama percis dengan yang Pangeran Julian kenakan saat berjalan di sekitar sini. Saya dengan mudah mengenalinya karena saya adalah seorang wanita yang sangat menyukai dan tertarik dengan perhiasan" jawab pelayan tersebut.

Menyadari hal tersebut Julian segera melihat kearah dadanya dan dengan cepat ia memasukan kalung yang ia pakai ke dalam bajunya. Yoane pun meminta para pelayan tersebut untuk tidak menceritakan apapun tentang ciri-ciri dari Julian yang ia miliki sekarang.

"Ia telah merubah warna rambutnya agar tidak dikenali, aku harap kalian tidak membocorkan hal ini kepada siapapun" pinta Raja Yoane.

"........Lalu? Jika ini adalah Pangeran Julian, berati Tuan adalah ......." Pelayan laki-laki tersebut langsung melihat kearah Yoane dengan mata terbuka lebar.

Menyadari apa yang dikatakan oleh temannya tersebut, kedua pelayan lainnya pun pada akhirnya juga baru menyadari jika orang yang berada di hadapan nya saat ini adalah Raja Yoane, karena berita terbongkarnya silsilah keluarga Ratu Lily sedang menjadi topik hangat di seluruh negeri ini.

Mereka langsung bersujud, memberi salam hormat mereka dan meminta maaf karena baru menyadarinya. Yoane pun tertawa dan menyuruh mereka semua untuk segera bangun kembali.

Satu persatu dari mereka semua memesan kue dan minuman yang mereka inginkan dan ketika semua pelayan itu turun kembali ke lantai 1, Yoane pun mulai membuka topik pembahasan mereka yang sebenarnya.

#############

"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!