Setelah rapat pertemuan berakhir, para raja yang lain kembali beristirahat di kamar tamu di dalam istana Rose. Sedangkan untuk Julian, ia kembali memasuki kamar yang merupakan kamar miliknya sejak kecil dahulu, disana ia melihat jika tidak ada satupun yang berubah dari kamar miliknya.
"Apa kau benar tidak ingin menjadi raja? Apa kau tidak merindukan rumahmu dan rela untuk melepaskan tempat ini?" Tanya Theodore sambil membuka tirai dan jendela di kamar Julian.
"Hm? Sepertinya begitu, aku pikir aku tidak akan sanggup untuk menjalaninya" Jawab Julian sambil membuka satu-persatu laci meja miliknya.
Julian menghentikan perkataannya sesaat dan mengatakan jika memang Juliette menginginkan tahta, ia akan dengan senang hati akan mendukungnya. Julian merasa jika Juliette memang lebih pantas karena dia sudah belajar banyak hal dari Raja Yoane selama ini.
"Sorot mata dari anak itu juga terlihat kuat, sangat jauh berbeda denganku. Di istana ini sejak kecil ayah dan ibuku tidak pernah mengajariku apapun, bahkan memegang senjata tajam sekalipun mereka tidak mengizinkannya, aku pikir aku lebih cocok menjadi pelindung bagi Juliette karena role sebagai fighter sangat tidak cocok denganku"
Julian lalu mengambil sebuah foto hitam putih yang berada di dalam lacinya dan memasukkan ke dalam saku miliknya, ia pun segera duduk diatas kasur, membakar satu batang rokok dan mulai menghisapnya.
Julian pun terdiam dan tidak mengatakan apapun, ia hanya termenung menatap langit-langit kamarnya sambil terus menghisap rokok yang berada di tangannya. Dan untuk Theodore, ia hanya memandang Julian dari arah jendela sambil sesekali tertawa kecil melihat apa yang sedang dilakukan oleh teman kecilnya tersebut.
"Aaaaaaah ~ You did well, kau sudah menahan nya dengan sangat baik" Celetuk Theodore.
Seketika mendengar apa kalimat yang diucapkan oleh Theodore, Julian langsung menengok menatap wajah temannya tersebut dan ia langsung menangis sesegukan, tangisan yang telah Julian tahan sejak kemarin saat pesta berlangsung, bahkan sebelum kematian ayahnya, Julian sudah sangat ingin menangis karena sudah hampir 2 tahun ia tidak bertemu dengan ayahnya tersebut. Sesaat memasuki ruangan pesta dan melihat ayahnya menerima tamu, Julian sedari awal sudah sangat ingin untuk menghampirinya,mengucapkan selamat atas ulang tahunnya dan meminta maaf kepadanya.
Hingga sampai ayahnya tertembak pun ia belum sempat untuk melakukan itu semua, Julian saat ini benar-benar diselimuti kesedihan, penyesalan dan kemarahan yang telah ia tahan sejak hari kemarin, Julian terus menangis dan berusaha menahan suara tangisan nya agar tidak terdengar ke luar ruangan sambil secara terus menerus memukul-mukul dadanya sendiri dengan kedua tangannya. Sesekali Julian pun menjerit di sela-sela tangisan nya seolah ia meluapkan segala kemarahan dan kesedihan yang ia miliki.
Theodore segera menghampiri Julian dan mengambil rokok yang berada di tangannya.
"Tidak baik menangis sambil merokok seperti itu, lagipula kau akan membuat kasurmu terbakar" Ucao Theodore singkat. Theodore menghabiskan rokok yang dihisap Julian sebelumnya dan membiarkan Julian untuk menangis sepuasnya.
###############
Keesokan harinya seorang pekerja istana mengetuk kamar milik Julian mengatakan jika makan pagi telah siap dan menyuruhnya untuk segera datang ke ruang makan untuk menemui yang lainnya.
"Mengapa pakaianku telah berubah?" Tanya Julian kepada Theodore. Theodore pun menjelaskan jika ia telah menggantinya saat Julian tertidur setelah menangis selama hampir 1 jam.
"Aaaaah"
Julian dan Theodore pun segera keluar dari ruangannya, Julian dengan mata sembab dan masih menggunakan piyama tidurnya datang ke ruang makan untuk makan bersama Raja lainnya.
Melihat Julian datang ke ruang makan dengan pakaian tidur seperti itu pada awalnya Raja lain siap untuk memarahinya karena menganggap itu bukanlah sebuah hal yang sopan untuk diperlihatkan kepada mereka, terlebih jika ketiga Raja lainnya sudah sangat berumur dan mempunyai pemikiran yang sedikit kolot, tetapi melihat mata Julian yang terlihat sangat sembab, mereka pun memilih tidak mengatakan apapun dan membiarkan Julian begitu saja.
Julian menyadari kehadiran ibu tirinya yang sedang duduk bersama lainnya di ruang makan..
"Mengapa dirinya berada disini?" ucap Julian sambil menarik kursi miliknya.
"Aku masih menunggu keputusan dari kakak iparku, apakah aku masih diperbolehkan tinggal di istana ini atau tidak setelah semua kejadian ini" Jawab Mary.
"Aaaah...Aku akan membawa beberapa barang-barang milik ayah dan ibuku, aku harap kau tidak keberatan jika aku memasuki ruanganmu untuk mengambilnya setelah ini" Jawab Julian tanpa menatap kearah Mary.
Raja Lainnya pun hanya terdiam dan tidak ikut campur dengan pembicaraan mereka, begitupun dengan Juliette yang hanya duduk sambil memasang muka masam sejak awal.
Ini adalah hari terakhir Raja Yoane, Edel dan Luna berada di Rose karena mereka akan menyelesaikan semuanya hari ini dan mereka akan segera kembali ke negeri mereka setelah semuanya selesai. Tidak banyak yang mereka katakan, hanya saja mereka berpesan kepada Yoane untuk memikirkan baik-baik tentang keputusan apa yang ia akan ambil selanjutnya.
Yoane tidak membahas tentang pengasingan Julian dan Juliette karena Mary berada disana bersama mereka , Yoane hanya mengatakan jika akan membawa Julian dan Juliete kembali ke Yoane dan akan mengurus kedua cucunya tersebut setelah menyerahkan tahta sementara secara resmi kepada Rhianon.
Yoane segera mengutus beberapa orang untuk menjemput Rhianon dari penjara dan membawanya ke istana Rose. Sekitar pukul 2 siang Rhianon pun datang.
"Rhianon, aku yakin kau sudah mengetahui alasan dikeluarkannya kau dari penjara itu bukan?"
"Yang Mulia Yoane, apa kau yakin dengan keputusanmu?" Jawab Rhianon sambil tersenyum.
"Ya, kau bisa menikmati menjadi penguasa Rose selama 3 tahun kedepan, nikmatilah karena setelah 3 tahun tahta Rose akan kembali ke pemilik yang sah" Ucap Yoane.
Seorang pengawal Yoane pun mengeluarkan sebuah kertas berisi perjanjian tertulis yang berisi perjanjian atas mereka berdua dan kepemilikan tahta sementara yang diberikan dari Raja Yoane ke Rhianon secara resmi untuk 3 tahun kedepan. Satu persatu saksi dari kerajaan lain pun mulai menandatanganinya.
Dengan ini semua, mulai detik ini Rhianon telah sah menjadi pemimpin Rose dan Yoane pun membawa kedua cucunya untuk meninggalkan istana Rose.
##################
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
mozes stevy
good
2023-12-30
0