Rose 4/5 - Teman Baru Untuk Julian & Kemarahan Russel

"Juliann..bangunlah"

Pagi-pagi sekali Raja Russel membangunkan Julian yang masih tertidur pulas. Setelah Julian membuka matanya, sang ayah pun segera langsung menyuruh Edward untuk segera memandikan putranya tersebut dan membantunya untuk segera berpakaian.

Julian melihat kesekeliling untuk mencari keberadaan sang nenek yang tidak terlihat.

"Dimana nenek?" Tanya Julian sambil melihat kesekeliling kamarnya.

Edward mengatakan jika sang nenek juga sedang bersiap karena akan ikut pergi bersama dengan mereka hari ini. Edward pun memberitahu Julian jika mulai hari ini dan seterusnya Julian juga sudah tidak boleh lagi untuk minta dimandikan oleh nenek, karena kaki nenek yang sudah tidak kuat untuk berdiri akan sangat berbahaya untuknya.

Julian pun mengangguk.

Setelah Julian bersiap dan semuanya telah menghabiskan sarapan pagi, mereka semua segera berangkat menuju ke sebuah panti asuhan yang berada di wilayah Red Town, sebuah panti asuhan milik keluarga Wiston yang bernama "Berry".

Sesampainya disana, para pengurus panti ternyata sudah siap untuk menyambut kedatangan Julian dan Ayahnya. Para petugas bersama dengan anak-anak disana terlihat sudah berbaris dengan rapi di halaman panti untuk menyambut mereka.

"Selamat datang Yang Mulia Rose dan Pangeran Julian" Sapa mereka dengan serempak sesaat Raja Russel turun dari kereta kudanya.

Raja Russel pun menempatkan lututnya di tanah agar bisa sejajar dengan putranya dan ia segera membisikan kepada putranya tersebut untuk segera memilih 1 diantara anak-anak yang berada di hadapan mereka.

"Untuk apa aku memilih mereka?" Tanya Julian polos. Ia memang belum mengetahui tentang maksud dan tujuan mereka datang ke panti asuhan hari ini.

Julian tampak kebingungan ketika ia dijelaskan dan diminta untuk memilih satu dari mereka. Ia pada akhirnya terus menggelengkan kepalanya dan bergelendot di kaki sang nenek yang tengah duduk di kursi rodanya karena ia tidak dan belum mengerti tentang apa yang ia harus lakukan.

Sang nenek berkata kepada pada pengurus panti untuk tidak menghiraukan dirinya dan Julian dan meminta para pengurus dan juga anak-anak untuk beraktifitas seperti biasanya agar Julian perlahan bisa merasa nyaman.

"Aku dan Edward akan menunggu di ruang pemilik" Ucap Russel.

30 menit pertama, Julian masih terlihat bergelendot kepada si nenek dan juga ayahnya sambil melihat anak-anak panti asuhan bermain. Tidak ada satupun yang berani mendekati Julian karena statusnya. Mereka semua seperti merasa takut atau kemungkinan terbesar jika para pengurus panti telah menyuruh mereka untuk tidak bertindak sembarangan kepada Julian.

Mereka hanya mencuri-curi pandang kepada Julian tetapi tidak ada satupun anak yang berani menghampiri dan mengajak Julian berbicara, begitupun dengan Julian.

Sampai pada akhirnya seorang anak dengan memakai pakaian yang sedikit terlihat konyol muncul dari sebuah pintu sambil menggerutu.

"Nona Laura, mengapa kau tidak membangunkanku!!!!" Teriak anak itu.

Mata Julian pun tiba-tiba seolah seperti terbuka sangat lebar saat melihat kedatangan anak laki-laki itu. Anak itu tentu saja langsung mendapat pusat perhatian karena ia tiba-tiba muncul dengan menggunakan kaus yang sudah sangat sempit dan membuat perut nya kemana-mana layaknya sedang memakai crop top.

"Ya Tuhan...Theodore!" Ucap salah satu petugas panti segera berteriak dan menghampirinya.

Ia terlihat panik dan segera menggendong anak tersebut untuk mengembalikan ke kamarnya, tetapi anak itu memberontak tidak mau sambil mengatakan jika ia juga ingin bertemu dengan sang pangeran.

"Iya, tapi ganti bajumu terlebih dahulu dengan pakaian yang sopan!" Ucap petugas tersebut.

Tanpa disangka Julian justru terlihat sangat tertarik dengan anak yang dipanggil dengan sebutan Theodore itu. Mungkin karena ia keluar dengan perut dan pusar yang terlihat kemana-mana.

"Julian? Apa kau tertarik dengan dirinya?" Tanya si nenek dengan berbisik.

Julian mengacungkan jari telunjuknya kearah anak bernama Theodore itu dan mengatakan ....

"Baju itu....adalah milikku. Mengapa ada padanya? Ibuku menjahit baju itu sendiri dengan kedua tangannya dan memberikannya kepadaku" Ucap Julian sambil menatap tajam wajah sang nenek tanpa berkedip.

Sang nenek pun menyuruh Julian untuk menanyakan langsung kepada anak tersebut, ia pun mendorong punggung Julian dengan lembut agar Julian bisa memberanikan diri untuk bertanya secara langsung kepada Theodore.

Dengan langkah kecil nan ragu, Julian selangkah demi selangkah menghampiri Theodore yang sedang berkelahi dengan salah satu pengurus panti karena ia tidak ingin mengganti pakaiannya. Pengurus tersebut pun menyadari Julian yang sedang berjalan kearahnya.

"Maafkan aku Pangeran Julian, apakah kami terlalu berisik?"

Melihat kedatangan Julian, Theodore pun langsung bertolak pinggang dan dengan nada sedikit kurang sopan, anak itu mengatakan ....

"Apakah kau adalah seorang pangeran? Aku pikir pangeran adalah orang dewasa yang akan membawakan kami banyak hadiah!"

Spontan petugas memukul lembut mulut Theodore dan segera menurunkan tangan Theodore dari pinggangnya. Petugas tersebut lalu menyuruh Theodore untuk meminta maaf dan memberikan salam hormat kepada Julian.

Tetapi Theodore hanya terdiam.

Julian pun langsung memegang baju milik Theodore dan membalikan sisi bawah dari baju tersebut. Ia menemukan namanya benar tertulis disana karena Julian sangat hafal jika sang ibunda menjahit sendiri pakaian untuknya, ia pasti akan menuliskan namanya dibalik pakaian tersebut.

"Ini adalah baju milikku, mengapa kau memilikinya?" Tanya Julian sekali lagi.

"Ratu Lily yang telah memberikan ini kepadaku!" Teriak Theodore sambil kembali bertolak pinggang dan mengusungkan dadanya seolah menantang Julian berkelahi.

Julian yang terkejut dan masih tampak kebingungan pun melihat kearah si nenek dan si nenek pun pada akhirnya menghampiri mereka dan mencoba menjelaskan alasan mengapa Theodore memiliki baju milik Julian.

"Julian.. Ratu Lily adalah seseorang yang memiliki hati yang baik dan dermawan. Ia selalu menyumbang apapun ke panti asuhan ataupun acara amal lainnya. Oleh sebab itu Theodore memiliki baju ini. Ratu Lily memberikan semua pakaian milik Julian yang sudah tidak terpakai untuk diberikan kepada anak-anak dipanti asuhan karena mereka tidak memiliki orang tua yang bisa membelikan mereka pakaian, jadi Theodore bukan mencurinya" Jelas si nenek.

Si petugas panti pun menambahkan jika baju yang dipakai Theodore saat ini diberikan langsung kepada Theodore sekitar 2 tahun yang lalu, lebih tepatnya beberapa bulan sebelum kematian Ratu Lily. Hari itu Ratu Lily mengunjungi panti asuhan dan menemukan Theodore yang terlihat begitu nakal, pada akhirnya Ratu Lily menasehatinya supaya ia tidak menganggu anak-anak yang lain. Ratu Lily pun memberikan pakaian yang dipakai Theodore saat ini secara langsung dari tangannya.

Oleh sebab itu.. Walaupun sudah sangat sempit dan tidak layak pakai, Theodore tetap terus memakainya karena merasa baju tersebut adalah hadiah yang spesial dari sang ratu.

Nenek pun melihat kearah mata Julian ...

"Benarkan, Theodore tidak mencurinya?" Setelah mengatakan hal tersebut, sang nenek pun menyuruh Julian untuk meminta maaf kepada Theodore. Tetapi Julian menolak karena Julian merasa ia sama sekali tidak pernah menyebut secara langsung jika Theodore mencuri pakaian miliknya.

"Tetapi pikiran Julian sebelumnya mengatakan seperti itu bukan?" Ucap sang nenek seolah benar-benar mengetahui apa isi dari pikiran Julian.

Benar saja, setelah menyindir secara halus kepada Julian seperti itu, Julian segera meminta maaf kepada Theodore dengan mengajaknya untuk bersalaman.

Julian pun menatap kearah Theodore dan menyuruhnya untuk mengganti baju yang telah sempit itu dengan yang lebih layak. Entah mengapa Theodore tiba-tiba menjadi anak yang penurut. Ia tidak memberontak lagi saat petugas membawa dirinya kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian.

Julian pun lagi-lagi bergelendot di kaki sang nenek sampai pada akhirnya Theodore muncul kembali. Kali ini Theodore menghampirinya dan tanpa basa basi ia langsung menanyakan kepada Julian secara langsung apakah benar jika Ratu Lily telah meninggal.

Tentu saja Julian langsung kembali menangis dan petugas lagi-lagi memukul mulut Theodore dan punggungnya sambil terus meminta permohonan maaf kepada Julian dan sang nenek.

"Maafkan aku"

"Aku tidak berniat seperti itu, apa kau tahu jika aku juga tidak memiliki ayah dan ibu, tetapi aku tidak menangis" Ucap Theodore.

Mereka pun pada akhirnya berbaikan untuk kedua kalinya.

Raja Russel dan Edward akhirnya keluar dari ruangan sang pemilik dan segera menghampiri Julian untuk menanyakan apakah dirinya sudah menetapkan pilihan.

Julian pun mengangguk dan menunjuk kearah Theodore.

Beberapa petugas panti terlihat terkejut saat melihat Julian memilih Theodore dan mereka semua seperti berusaha untuk mencegahnya.

"Yang Mulia, maafkan kami tetapi Theodore adalah anak yang sedikit nakal, kami takut jika ia akan membuat masalah nantinya dan membuat panti asuhan kami merasa malu kepada Yang Mulia" Ucap salah satu petugas.

Raja Russel pun kembali menanyakan kepada putranya, apakah benar ia akan memilih anak bernama Theodore itu.

"Petugas panti mengatakan, jika dia adalah anak yang nakal, apakah kau yakin Julian?"

Julian pun mengangguk dan mengatakan ...

"Ya ayah, tidak apa jika ia sedikit nakal, karena jika ia nakal ia pasti akan berani melawan orang jahat nantinya. Lagipula.... Theodore terus memuji-muji Ibu, oleh sebab itu aku memilihnya"

Raja Russel pun menatap wajah sang nenek untuk menanyakan bagaimana tentang pendapatnya. Nenek pun mengangguk menadakan bahwa ia telah setuju dengan keputusan yang diambil oleh Julian.

Raja Russel pun pada akhirnya berdiri dan mengatakan kepada petugas panti untuk segera menyiapkan berkas untuk Theodore.

Wajah cemas terlihat dari para petugas disana, tetapi mau tidak mau karena itu adalah pilihan dari Julian sendiri.

####################

Julian dan Theodore mulai tinggal bersama, mereka tidur di kasur yang sama, pergi mandi dan juga bermain bersama. Walaupun ya... Sesekali tentu saja, mereka berkelahi karena memang Theodore mulut dan tangannya sulit untuk dikendalikan.

Raja pada akhirnya alih-alih mendaftarkan Julian ke sekolah umum, ia malah mencari sebuah guru privat untuk anak dan teman barunya tersebut dengan pertimbangan alasan, jika Theodore masuk ke sekolah bangsawan, ia pasti akan dirundung oleh anak-anak lainnya karena status yang Theodore miliki. Tentu saja memasukan Julian ke sekolah biasa tidak mungkin dilakukan oleh Russel.

Satu persatu guru yang mencoba melamar ke istana pun datang. Tak sedikit dari mereka yang memiliki status seorang bangsawan dan memiliki pendidikan tinggi. Tetapi seperti biasa.. Julian memang sedikit menyebalkan. Jika ia berkata tidak menyukai orang tersebut, ia akan segera meminta ayahnya untuk tidak menyuruhnya kembali datang.

Satu..dua..tiga sampai sekitar 5 guru telah diberhentikan Russel hanya dalam waktu 2 minggu. Hampir setiap malam ia tak berhenti memijat-mijat kepalanya karena kewalahan dengan sikap Julian yang terlalu pemilih seperti itu. Bagi Russel sebenarnya bukan sebuah masalah besar jika para guru itu adalah orang biasa, tetapi kebanyakan dari mereka adalah anak titipan dari bangsawan yang merupakan kolega dari Russel sendiri, dan tentu saja memecat mereka akan menimbulkan perasaan yang canggung terhadap Russel dan keluarga tersebut.

Hingga pada akhirnya setelah memberhentikan orang kelima dan posisi Russel yang memang sedang dalam mood tidak baik, ia datang kekamar anaknya bersama dengan Edward untuk memarahinya.

Biasanya Russel selalu menuruti apa yang putra satu-satunya itu katakan dan menegurnya secara halus, tetapi tidak dengan malam ini. Russel masuk ke dalam kamar putranya dengan tatapan kebencian.

"Julian!!!"

Russel masuk mendobrak pintu kamar putranya tersebut dengan keras tanpa mengetuk terlebih dahulu dan berteriak. Sontak Julian yang sedang bermain dengan Theodore saat itu sangat terkejut. Russel memelototi Julian seolah benar-benar akan memukulnya. Menyadari hal tersebut Julian segera turun dari kasur dan berdiri di depan ayahnya tersebut sambil tertunduk.

Russel memberikan sebuah kode kepada Edward untuk segera membawa Theodore keluar dari kamar putranya. Edward pun menggendongnya dan membawa ke kamar si nenek untuk menitipkan Theodore sementara disana, ia menjelaskan kepada si nenek tentang apa yang terjadi.

Di dalam kamar Julian, Russel berdiri di hadapan putranya tersebut dengan tangan dibelakang pinggang sambil menatap putranya itu dengan tajam.

"Julian.. Apa yang kau inginkan?" Ucap Russel sambil menahan segala kemarahannya.

".............."

Julian tidak mengerti apa yang sedang dimaksud oleh ayahnya tersebut, ia hanya mendongak keatas menatap wajah sang Ayah tanpa mengatakan apapun. Russel pun menarik nafas panjangnya ...

"Julian, harus berapa kali lagi aku harus terus meminta maaf seperti orang bodoh kepada keluarga bangsawan itu karena dirimu?!!! Aku harus memecatnya, meminta maaf kepada keluarga mereka, menunduk, memberikan hadiah, harus berapa kali lagi aku melakukan itu Julian!!!??!"

Mendengar kata "memecat", Julian pun menyadari jika pembicaraan yang yang sedang ayahnya maksud adalah perihal guru private yang selama 2 minggu ini Julian beri penolakan.

"Apa yang mereka lakukan padamu? Apakah mereka memukulmu saat mengajarimu???! Tidak kan? Lalu mengapa kau memberiku banyak masalah!!!!" Russel semakin meninggikan suaranya di hadapan putranya tersebut.

Julian memberanikan diri untuk mendongak menatap wajah ayahnya dengan tatapan kosong sambil mengatakan jika para guru itu bukanlah orang yang baik.

"Mereka bukanlah orang yang baik, mereka memiliki 2 orang murid,

tetapi hanya melihat kearahku dan bersikap baik terhadapku, tak sedikit dari mereka yang memerintah Theodore untuk mengambilkan makanan dan minuman untuk mereka, memanggil Theodore dengan sebutan 'anak yatim piatu', ayah.. bukankah aku juga seorang piatu? Mengapa mereka begitu bodoh mengucapkan kalimat seperti itu dihadapanku? Bukankah Theodore juga seorang muridnya? Mengapa mereka tidak menganggapnya dan justru memerintah dirinya bagai seorang pelayan? Bukankah mereka dibayar untuk mengajar 2 orang anak?"

"..................."

"Mengapa kau mempermasalahkan persoalan ini dan meminta maaf kepada keluarga bangsawan? Ayah adalah seorang Raja, mengapa membungkuk kepada bangsawan?"

"JULIANNNNN!!!!!" Russel menarik kerah baju Julian dan bersiap untuk mendorong nya jatuh dengan kuat.

"Grab!"

"Russel........" Edward menghentikan Russel dari belakang dan memegang tangan dari teman sekaligus orang yang dilayaninya itu. Tak tanggung, Bahkan Edward menghilangkan gelar kehormatan saat memanggil namanya, tanpa Yang Muliadan hanyan menyebut Russel.

Russel menoleh kebelakang dan melihat Edward tengah memegangi tangannya.

"Put him down Russel..its time for you go to bed" Ucap Edward.

Seolah terhipnotis dengan apa yang Edward ucapkan, Russel segera melepaskan kerah baju dari putranya tersebut. Ia menatap Julian dengan wajah yang sedikit kebingungan seolah telah menyadari apa yang baru saja ia lakukan. Tetapi.. Ia tidak meminta maaf dan segera kembali ke kamarnya begitu saja.

Kalimat terakhir dari Julian membuat Russel hilang akal. Ia merasa tidak terima jika Julian yang statusnya masih berumur 7 tahun itu mengajari dirinya seperti itu.

Julian masih belum tahu kenyataan bahwa di Kerajaan Rose ini mencari masalah dengan keluarga bangsawan bukanlah suatu hal yang baik karena mereka adalah support nomor 1 bagi kerajaan dan tahta yang dimilikinya saat ini. Julian tidak tahu jika diluar, ayahnya memang seperti itu, demi mempertahankan tahta yang ia miliki ia tidak segan untuk bermulut manis dan bahkan menuruti segala kemauan mereka agar para bangsawan itu tidak berpindah untuk mendukung kakak dari Russel yang seharusnya menjadi menjadi pemimpin dari Rose.

Ya.. Masih banyak hal yang Julian tidak ketahui dan masih banyak hal yang Russel tutupi.

#####################

Terpopuler

Comments

Firenia

Firenia

memang pahit, tapi begitulah realitanya 😥

2024-01-15

0

Firenia

Firenia

lah kok bisa pakek baju pangeran 😭😭 maling di mana kau dekk

2024-01-15

0

princess shaa (=v=)✨

princess shaa (=v=)✨

semangat thor moga sukses

2024-01-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!