4. Minuman Sialan

"Katakan jika aku benar, Luc. Aku benarkan? Jika kam masih mencinta aku?"

Lucas menghela napasnya pelan. Pria itu menarik tangannya genggaman tangan Stella.

"Sadarlah, Stella, kamu itu sudah menjadi tunangan orang lain," ujar Lucas dan berlalu meninggalkan Stella.

"Tapi aku tidak mencintai dia, Luc. Aku tidak mencintai dia." Suara Stella terdengar bergetar, menandakan jika wanita itu sedang menangis.

Lucas menghentikan langkahnya, berbalik dan menoleh kembali ke arah Stella.

"Aku tidak mencintainya, Luc. Aku tidak mencintai dia. Aku hanya mencinta kamu. Hanya kamu yang ada di dalam hatiku."

Lucas tersenyum miring. "Jika kamu tidak mencintainya, kenapa kamu mau menjadi tunangan pria itu?" tanya Lucas sinis.

"Karena aku butuh uang. Dan siapa pun tahu, Luc, cinta tidak di perlukan untuk meraih impiannya," jelas Stella.

"Jika cinta tidak perlu, untuk apa kamu mengatakan jika kamu masih mencintai aku, Stella? Apa kamu tidak punya malu?" geram Lucas.

"Malu?" Stella tertawa kecil. "Jangan pernah tanyakan itu kepadaku, Luc. Aku mengubur rasa malu ku hanya untuk bertahan hidup."

Lucas mengernyitkan keningnya. Memangnya sesusah apa hidup Stella? Sehingga dia berkata seperti itu.

"Kamu tahu, Luc, semenjak kita putus dulu, karena aku lebih ingin mengejar cita-citaku. Pada kenyatannya aku kalah dalam kontes itu," ungkap Stella sambil tertawa miris.

"Aku kalah, Luc. Aku kalah. Saat itu juga, aku teringat kepada semua ucapan kamu. Aku menyesal karena sudah memilih untuk mengejar mimpiku, dari pada menjadi istrimu, Luc, aku menyesal. Tapi, saat aku kembali---" Stellah menarik napasnya panjang.

"Aku kembali saat menyadari jika aku salah. Tapi, aku melihat kamu bersama wanita lain. Dia memeluk lenganmu dengan begitu mesra, sehingga membuat aku merasa cemburu," ujar Stella.

"Saat itu aku berpikir, jika wanita itu adalah kekasih barumu." Stella tertawa, menertawakan dirinya sendiri.

"Aku pikir hanya aku yang dapat menyentuh kamu. Ternyata?" Lagi-lagi Stella tertawa, membuat Lucas mengernyitkan keningnya.

Lucas sedang berpikir, wanita mana yang pernah memeluk lengannya. Seingatnya, tidak ada seorang wanita pun yang pernah memeluk lengannya, kecuali Quin. Apa wanita yang di maksud oleh Stella adalah Quin?

"Kamu tahu, Luc, saat itu aku benar-benar merasa menjadi wanita yang bodoh. Aku baru menyadari, betapa tidak pentingnya aku di hidup kamu, sehingga kamu tidak pernah mengenalkan aku kepada keluargamu, sedangkan aku telah mengenalkan kamu kepada keluargaku." Stella tersenyum miris, menertawakan kebodohannya yang selama ini berpikir, jika Lucas tidak pernah menutup identitas diri pria itu.

"Kenapa kamu tidak mengatakan dari awal? Jika kamu adalah salah satu keturunan Moza, Luc? Kenapa kamu tidak mengatakanya kepadaku?" pekik Stella.

"Aku pikir, kamu percaya denganku, ternyata?" Stella kembali tertawa sambil mengusap air matanya.

Stella menarik napasnya panjang dan dalam. "Semua sudah terlambat, Luc. Hidupku sudah hancur," lirih Stella. "Dan kamu adalah penyebabnya."

"Ya, kamu adalah penyebab dari kehancuran hidupku, Lucas. Kamu lah penyebab aku menghancurkan harga diriku sendiri. Semua itu salah kamu. Andai saja sejak awal kamu berkata jujur, mungkin aku tidak akan pernah---"

Stella terlihat tidak lagi sanggup menahan tangisnya. Wanita itu berjalan mendekat ke arah Lucas, membenarkan jas yang di pakai oleh pria itu dengan tangan lembutnya.

"Masih pantaskah aku untuk kamu, Luc?" tanya Stella. "Jika 'ya', maka bantu aku keluar dari kehidupan ini. Aku mohon."

Lucas memandang ke dalam mata Stella, di mana terlihat banyak luka yang terlintas di sana. Stella terlihat tegar, tapi siapa yang menyangka jika wanita itu ternyata rapuh.

Selama ini, Lucas selalu mendapatkan kabar jika Stella sudah menjadi model yang terkenal. Dia sudan mencapai cita-cita dan impiannya selama ini, sehingga akhirnya Lucas berpikir jika Stella lupa untuk kembali kepadanya.

Ya, pesan Lucas hanya satu di saat Stella memutuskan hubungan mereka. Lucas hanya meminta wanita itu untuk kembali kepadanya.

Tapi, semenjak Lucas melihat berita, di mana Stella kedapatan sedang berciuman dengan seorang pria, membuat Lucas menarik kembali tawarannya kepada Stella untuk kembali.

"Bantu aku untuk keluar dari kehidupan ini, Luc. Hanya kamu yang dapat menolong aku. Aku mohon," pinta Stella dengan tatapan matanya yang terluka.

Lucas mengangkat tangannya, menggenggam tangan Stella yang ada di dadanya. Pria itu pun menurunkan tangan Stella dari dadanya.

"Kamu sudah terlalu mabuk, Stella. Sebaiknya kamu kembali ke kamar kamu." Lucas pun meminta seorang waiters perempuan untuk mengantarkan Stella kembali ke kamarnya.

Di sisi lain.

Seorang pria dan wanita sedang memandang ke arah Lucas dengan penuh tatapan kemarahan.

"Dasar pria sok suci," geram wanita itu.

"Kamu menginginkannya?" tanya pria yang sedang bersama dengan wanita itu.

"Apa kamu punya ide?"

"Tentu saja." Pria itu mengeluarkan sesuatu dari dalam jasnya. Sebuah botol berukuran kecil dan memberikannya kepada wanita yang ada di sampingnya saat ini.

"Sebotol penuh, akan membuatnya menjadi gila," ucap pria itu dengan tersenyum penuh arti.

"Aku suka jika dia menjadi gila."

*

Lucas sedang berbalas pesan kepada Fatih, di mana pria itu bertanya apakah dia bertemu dengan Stella.

Agar tidak menjadi bahan bullyan dari sahabat-sahabatnya, Lucas pun memilih untuk berbohong.

"Untuk malam ini tidak, entah kalau esok." send.

Lucas menghela napasnya pelan, kemudian tersenyum kecil di saat seorang waiters mengantarkan cemilan untuknya.

"Silahkan di nikmati, Tuan."

Lucas mengangguk dan meminta waiters itu pergi meninggalkannya sendiri. Berada di luar ruangan dan sambil menghirup aroma laut yang sangat kuat, dapat menenangkan perasaan Lucas saat ini.

Satu porsi kentang goreng dan gyeran mari membuat perut Lucas terasa kenyang untuk saat ini. Namun, beberapa detik selanjutnya pria itu merasa sangat pusing sekali pada kepalanya.

"Akkh, apa yang terjadi?" gumam Lucas pelan.

Tak butuh waktu lama, Lucas merasa sangat kepanasan. Pria itu sampai menarik dasi dan membuka kancing kemejanya yang paling atas.

"Kenapa terasa sangat panas? Padahal sebelumnya udaranya cukup sejuk," lirihnya lagi.

Tak tahan dengan rasa panas yang menggerayang tubuhnya, Lucas pun membuka jas yang dia kenakan.

"Akkhh ... Apa yang sebenarnya sedang terjadi?"

Seketika Lucas menyadari, jika sesuatu yang berada di balik celananya terasa mengeras. Pria itu memaki pelan waiters yang sudah mengantarkan makanan untuknya. Tidak ingin hal buruk terjadi, Lucas pun bergegas pergi menuju kamarnya.

Wanita yang memberikan obat perangsang kepada Lucas pun, berjalan dengan tersenyum lebar ke arah di mana Lucas duduk tadi.

"Loh, di mana dia?" tanya wanita itu.

Seseorang pun berlari ke arah wanita itu dan mengatakan jika Lucas sedang berjalan menuju kamarnya.

"Sial, jangan sampai aku kehilangan dia." Wanita itu pun bergegas untuk mengejar Lucas.

Di sisi lain.

Nia merasa kepalanya sangat pusing dan berputar. Rekan kerjanya benar-benar brengsek. Mereka ingin membuat nama Nia sebagai seorang model menjadi rusak, sehingga membuat gadis itu mabuk dan kehilangan kesadarannya.

Untungnya Gopi--asisten Nia cepat membawa Nia pergi dari tempat itu, sebelum ada seseorang yang mengambil kesempatan emas untuk merusak nama Nia.

"Ughhh ..." Nia menggeram, kepalanya benar-benar terasa sangat pusing sekali.

"Duh, mana lagi kunci kamarnya?" geram Gopi yang terus merogoh isi di dalam tasnya.

"Mbak Nia tunggu di sini dulu, ya. Jangan ke mana-mana. Saya akan meminta kepada kaptennya untuk membuka kan pintu kamar Mbak Nia." Gopi pun pergi meninggakan Nia yang bersandar di dinding, dekat kamar wanita itu.

"Dasar Gopi bodoh. Minta kunci kamar kok sama kapten," kekehnya sambil memegangi kepalanya.

Nia pun mencoba untuk berjalan semakin mendekat ke arah pintu kamarnya, hingga seseorang menabrak tubuhnya dari belakang.

"Hmmpp ...."

Terpopuler

Comments

Anik Trisubekti

Anik Trisubekti

apakah akan terjadi sesuatu antara Nia dan Lucas🤔

2023-12-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!