Tak sulit bagi keluarga Moza untuk mendapatkan bukti, siapa yang telah menjebak Lucas.
"Lo kenal, Luc?" tanya Fatih sambil menunjuk ke arah wanita yang memberikan sebuah botol kecil kepada waiters.
"Tidak," jawab Lucas dengan penuh keyakinan.
Tapi, detik selanjutnya pria itu terlihat mengernyitkan keningnya.
"Tunggu, sepertinya aku tidak asing dengan wajah itu." Lucas pun memperhatikan wajah wanita yang ada di layar komputer.
"Coba Lo ingat-ingat, mungkin itu salah satu mantan Lo," ledek Lana.
"Diam, brengsek," maki Lucas kesal.
Lucas seolah mendapatkan ingatannya, dia pun meminta kepada pria yang bertugas untuk mengecek cctv, memeriksa pada bagian di mana dirinya berada di dalam pesta. Terlihat Lucas sedang menikmati minumannya. (bukan alkohol ya). Hingga sekarang wanita menghampiri dirinya.
"Tahan!" titah Lucas.
Video yang sedang berjalan pun langsung berhenti. Lucas minta agar video video yang sedang berhenti itu di perbesar.
"Bukankah ini wanita yang sama?" cetus Fatih.
"Ya, mereka memang orang yang sama," gumam Lucas merasa kesal.
"Aku akan mencari tahu tentang wanita itu. Sebaiknya, kamu hari ini fokus dengan lamaran nanti malam," ujar Fatih mengingatkan yang mana Lucas menoleh ke arahnya.
"Apa? Lamaran?" tanyanya dengan kening mengkerut.
Fatih menaikkan alisnya sebelah. "Jangan bilang kalau lo gak ingat," tebaknya. "Atau, lo beneran tidak tahu?" sambung Fatih di saat melihat ekspresi Lucas kebingungan.
"Sebaiknya lo pulang sekarang. Banyak hal yang harus lo persiapkan,"' titah Fatih.
Lucas menghela napasnya pelan. Dia benar-benar tidak tahu, jika acara lamaran dirinya untuk Nia akan diselenggarakan malam ini.
*
Lucas baru saja tiba di rumah. Dia melihat Mami Anggun yang sedang disibukkan dengan seserahan yang akan di bawa saat acara lamaran nanti.
"Eh, kamu sudah pulang, Luc," tegur Mami Anggun.
"Kenapa banyak sekali, Mi?" tanya Lucas bingung.
Mami Anggun menoleh ke arah sang putra. "Kamu itu mau menikah, sudah sewajarnya juga banyak begini seserahannya," sahut Mami Anggun. "Sekarang, mending kamu berendam dulu deh, biar badan dan pikiran kamu rileks. Mami gak mau ya, kamu bikin malu Mami dan papi entar malam," ujar Mami Anggun memperingatkan.
"Iya, Mi." Malas berdebar, Lucas pun memilih untuk masuk ke dalam kamarnya.
Ah ya, semenjak kakek Farel meninggal dunia, Lucas 'lah yang menempati rumah bak istana tersebut. Memang tidak setiap hari dia tinggal di sana, tapi kebanyakan waktu pulang Lucas ke rumah besar tersebut.
Lucas menanggalkan semua pakaiannya. Dia pun masuk ke dalam bath up dan merendamkan tubuhnya di air hangat yang sudah di tambah dengan aroma terapi. Dia menyandarkan tubuhnya, memejamkan mata dan menikmati aroma terapi yang memanjakan hidungnya saat ini.
"Tolong aku, Luc. Tolong lepaskan aku dari dunia ini."
Lucas membuka matanya, di saat dia kembali mengingat sepenggal ucapan Stella kepadanya.
Lucas menghela napasnya pelan. Tiga tahun putus dengan Stella, dia pikir jika selama ini dirinya sudah melupakan wanita yang satu-satunya ada di dalam hati. Tapi pada kenyatannya, Lucas masih mencintai Stella.
Selama ini, Lucas berpikir jika sudah tak ada lagi cinta untuk Stella. Dan ternyata dirinya telah salah. Cinta itu masih tumbuh subur di dalam hatinya. Hanya saja, selama ini cinta itu membeku, bersama dengan dinginnya sifat Lucas.
Namun, saat Stella menyentuh tangan Lucas, berkata jika dia menyesal dan ingin kembali, saat itu juga es yang menutupi cinta di dalam hati Lucas mencari.
Tapi bagaimana sekarang? Lucas saat ini dalam masalah yang serius. Masalah yang benar-benar serius.
Ya, Lucas sudah meniduri seorang wanita yang tidak di kenali. Yang lebih parahnya, wanita itu masih perawan saat Lucas menggagahinya.
"Akkhh ..." Lucas menggeram kesal, di saat mengingat kejadian pada hari itu.
Di tempat lain.
"Mas, apa harus Nia menikah dengannya?" tanya Nia memastikan. "Bukankah dia tidak sengaja melakukannya, Mas?"
"Nia, sengaja atau pun tidak, tetap saja Dokter Lucas harus bertanggung jawab atas perbuatannya kepada kamu, Nia. Dia harus bertanggung jawab karena sudah me---" Devan pun tidak sanggup melanjutkan ucapannya.
"Tapi, Mas. Nia sudah punya kekasih. Dia pria yang baik dan bertanggung jawab, Mas. Bagaimana mungkin Nia bisa menikah dengan orang asing yang ti---"
"Nia, bagaimana jika kamu hamil?" potong Devan.
"Bagaimana jika kamu hamil anak dari Dokter Lucas. Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Devan.
Nia menarik napas dan menghelanya secara perlahan. "Nia akan menggugurkannya."
"Nia!" bentak Devan, yang mana membuat Nia terkejut. "Kamu sadar dengan apa yang sudah kamu ucapkan?"
"Mas, jika Nia hamil. Anak yang ada di kandungan Nia saat ini tidaklah pernah di harapkan kehadirannya. Lagi pula, jika dia lahir di dunia, maka dia akan hidup sengsara, Mas. Dia akan memiliki orang tua yang tidak saling mencintai," jelas Nia.
"Tetap saja, Nia, kamu tidak boleh menggugurkannya. Lagi pula, Mas yakin sekali, jika keluarga Moza tidak akan pernah setuju dengan ide kamu itu."
"Setuju atau tidak, mereka harus tetap menerima keputusan Nia, jika Nia---"
"Niaa ..aakkhh .." Devan memegang dadanya yang terasa nyeri. Jantungnya berdenyut karena melihat tingkah sang adik yang keras kepala.
Ah, wajar saja jika Nia keras kepala. Lagi pula, dirinya pun juga memiliki sifat yang hampir sama dengan sang adik.
"M-maas ... Mas baik-baik saja?" tanya Nia dengan gugup.
Nia sangat menyayangi Devan, dia tidak ingin abangnya itu sakit karena dirinya.
"Mbaak ... Tolong, hiks ... Mbaakk .." pekik Nia, sehingga seorang wanita masuk ke dalam kamar.
"Mas Devan." Tasya segera berlari menghampiri sang suami.
"Nia, ada apa?" tanya Tasya.
"I-itu---"
"Sebaiknya kamu panggil dokter, cepat," pinta Tasya dengan lembut.
Nia menganggukkan kepalanya, dia pun meraih ponsel dan menghubungi ddokter pribadi sang abang.
Nia memandang wajah Devan yang terkulai lemas di atas tempat tidurnya. Sebenarnya dia merasa menyesal, karena sudah membuat sang abang merasa kesakitan. Tapi, Nia juga tidak bisa menerima kenyataan jika dirinya tengah menangdung. Apa lagi, anak yang di kandungnya adalah dari pria yang tidak dia kenal dan juga tidak dia cintai.
Saat ini, Nia sedang menjalin sebuah hubungan dengan seorang pria bule. Memang, umur mereka terbilang terpaut cukup juah. Tapi, bagi Nia itu bukanlah masalah, karena dia merasa sangat nyaman sekali berada di dekat dengan sang kekasih. Bahkan, Nia sudah membicarakan hubungan yang serius dengan pacarnya. Mereka sudah berencana untuk menikah, hanya tinggal tunggu waktu yang tepat untuk membicarakan ini semua.
"Bagaimana ini? Aku tidak mungkin bisa membatalkan pernikahan ini," batin Nia yang gagal membujuk sang abang.
"Atau? Aku coba membuat perjanjian dengan pria mesum itu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sunani Nani
ko lama banget up nya Thor....sampe jamuran nih nunggu up nya.....🤭
pokoknya semangat buat author 💪🥰
2023-12-28
0
Anik Trisubekti
up nya jangan lama2 mak Rira 😊
2023-12-17
0
Riasusi
lanjut lgi emaak 💪😅😁😘🥰🙏
2023-12-17
0