2. Kuman

Lucas menatap penampilannya di cermin. Pria itu terlihat begitu sempurna di mata para kaum hawa. Bisa Lucas jamin, jika akan banyak pasang mata yang mencuri pandang, bahkan menatapnya dengan lapar di pertemuan nanti.

Cling ...

Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya, membuat Lucas meraih benda pipih yang yang ada di atas tempat tidur.

"Hanya sekedar info, jika Stella berasa di kapal pesiar yang sama dengan Lo."

Lucas mengernyitkan keningnya, di saat membaca pesan yang dikirimkan oleh Bang Fatih.

"Apa maksudnya?"

Lucas mengulang kembali membaca pesan yang dikirimkan oleh Bang Fatih, hingga akhirnya dia menutup mata sambil memicit keningnya.

"Ya Allah, cobaan apa lagi ini!" gumamnya sambil menggeram.

Lucas kembali menghela napasnya pelan entah untuk yang ke berapa kalinya.

"Hufff ..." Lucas memeriksa kantong jasnya, memastikan jika hand sanitizer tidak lupa dia bawa.

"Baiklah." Lucas pun kembali merapikan rambutnya, setelah yakin dan siap untuk keluar dari kamarnya.

"Tidak mungkin aku bertemu dengannya. Kapal ini besar, lagi pula kami terjun dalam bisnis yang berbeda," gumam Lucas sambil berjalan melewati koridor kamar.

Cling ...

Ponsel Lucas kembali berdenting, pria itu pun meraih benda pipih yang ada di saku celananya.

"Jangan baper entar, ya. Hahaha ..."

"Tunjukkan kalau Lo udah move on dari dia!"

Pesan-pesan ledekan pun masuk dari para sahabat yang merangkap sebagai saudaranya itu.

"Sialan," geram Lucas saat membaca pesan-pesan terbuat, sehingga membuat dirinya tidak memperhatikan jalan yang ada di depan.

Brukk ...

"Awww ...." seorang wanita pun terjatuh karena Lucas tanpa sengaja menabraknya.

"Maaf," ujar Lucas merasa bersalah.

Terlihat wajah gadis itu kesal saat menatap ke arah Lucas.

"Apa anda tidak punya mata?" kesalnya.

Lucas mengernyitkan keningnya, dia mengenali suara itu.

Tunggu, bukankah wanita yang saat ini terduduk di lantai adalah wanita yang tadi pagi menabrak dirinya. Lucas pun merubah kembali ekspresi wajahnya yang merasa bersalah menjadi dingin.

"Maaf, siapa yang tidak punya mata?" tanya Lucas balik.

Gadis cantik yang saat ini sedang terduduk di depan Lucas pun membulatkan matanya. Yang benar saja, bukannya membantu dirinya untuk berdiri, tetapi pria yang ada di hadapannya saat ini malah memasang wajah dingin?

"Hei! Siapa yang salah ini sebenarnya? Kenapa nih cowok nyebelin malah menatap tajam ke arah gue?" batin Nia--gadis yang tidak sengaja di tabrak oleh Lucas.

"Heh, Anda yang sudah menabrak saya, seharusnya Anda meminta maaf kepada saya," ketus Nia. "Pakaiannya aja yang terlihat berwibawa, tapi sifatnya tidak ada sopan santun sediki pun," cibir Nia.

Lucas menaikkan alisnya sebelah. "Benarkah? Bukankah Anda yang tidak memiliki sopan santun?" tuduh Lucas.

"Enak saja. Kamu yang sudah menabrak saya, kok malah nuduh saya yang tidak punya sopan santun? Dasar cowok aneh. Tidak bermoral," maki Nia dengan menggeram kesal.

"Apa kamu tidak ingat kejadian tadi pagi? Di mana kamu yang duluan menabrak saya dan pergi begitu saja?" ujar Lucas sambil tersenyum miring.

Nia mengernyitkan keningnya, mengingat kejadian yang di ucapkan oleh Lucas barusan.

"Jadi pria yang saya tabrak tadi pagi itu Anda?" tanya Nia. Nia pun berdecih pelan. "Oh, jadi sekarang kamu ingin membalas dendam?"

Lucas sedikit mengernyitkan keningnya. "Bukan sifat saya yang suka membalas dendam."

"Haha ..haha .. Haha ... " Nia tertawa terbahak-bahak. "Benarkah? Lalu buktinya apa ini?" tanya Nia sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri yang masih terduduk di lantai.

Untungnya lantai yang dia duduki beralaskan karpet berwarna hijau.

Lucas menaikkan alisnya sebelah.

"Heh, dengar ya, kalau Anda mau balas dendam, setidaknya Anda harus meminta maaf kepada saya. Seperti apa yang saya lakukan kepada Anda tadi pagi," ujar Nia menatap kesa ke arah Lucas.

"Lagi pula, saya sudah meminta maaf kepada Anda, hanya saja saya tidak membantu Anda untuk mengangkat barang yang terjatuh, di karenakan saya yang sedang terburu-buru," jelas Nia. "Jadi, bukankah Anda seharusnya meminta maaf kepada saya?"

Lucas mendengus pelan, merasa lucu dan aneh dengan gadis yang ada di hadapannya saat ini.

"Baiklah, jika Anda tidak mau meminta maaf, setidaknya bantu saya untuk berdiri," pinta Nia sambil mengulurkan tangannya ke arah Lucas.

"Kenapa anda tidak mencoba untuk berdiri sendiri?" ujar Lucas yang enggan untuk membantu Nia.

Nia menatap kesal ke arah pria yang berdiri di hadapannya saat ini. Apakah pria yang tidak punya sopan santun itu tidak tahu? Jika saat ini Nia sedang menggunakan highheels? Jadi, sudah jelas kan jika Nia sulit untuk berdiri tanpa berpegangan!

"Apa anda tidak melihat sepatu yang saya kenakan? Sepatu ini membuat saya sulit untuk berdiri. Jadi, cepat bantu saya," titah Nia lagi yang masih mengulurkan tangannya ke arah Lucas.

"Maaf, saya tidak bisa. Saran saya, sebaiknya anda mengesot ke arah dinding, agar bisa berpegangan," saran Lucas. "Dan saya minta maaf karena sudah menabrak anda," ujarnya sebelum berlalu.

"Dasar brengsek," maki Nia pelan.

Manik mata Nia pun mengikuti gerak tubuh Lucas yang berjalan melewatinya, sehingga di saat Lucas berjalan melewatinya, Nia meraih tangan Lucas dan mencengkramnya dengan erat.

Lucas yang terkejut dan tidak menyeimbangkan tubuhnya pun, terjatuh ke arah Nia, menimpa tubuh gadis itu.

Nia membulatkan matanya. Bukan ini rencananya. Nia hanya bermaksud untuk menarik tangan Lucas, agar pria itu membantunya berdiri. Tapi, bagaimana bisa tubuh pria itu sangat lemah, sehingga terjatuh di atasnya?

"Awww ..." ringin Nia, di saat merasa keberatan dengan tubuh Lucas yang ada di atas tubuhnya.

Lucas membulatkan matanya di saat menyadari posisi tubuhnya saat ini. Dengan cepat, dia berdiri dan menjauh dari Nia.

"Apa yang sudah kamu lakukan?" bentak Lucas. "Berani-beraninya kamu menyentuh saya!" Lucas sangat marah, bahkan wajah putih pria itu terlihat memerah.

Nia mengernyitkan keningnya, kenapa pria yang sudah menabraknya itu terlihat sangat marah sekali? Lagi pula, siapa yang tahu jika dia akan jatuh ke arah Nia? Nia tidak bermaksud agar pria itu jatuh ke atasnya. Nia hanya berharap agar pria itu bisa membantunya berdiri.

"Kenapa anda malah membentak saya?" kesal Nia.

"Mbak Nia!" Seorang gadis lain terlihat berlari ke arah Nia, membantu gadis itu untuk berdiri.

"Mbak Nia gak kenapa-napa 'kan?" tanyanya sambil memperhatikan kondisi tubuh atasannya itu.

Nia semakiin membulatkan mata, bersamaan dengan mulut yang terbuka, di saat melihat Lucas mengeluarkan hand sanitizer dan membersihkan semua permukaan kulit yang ada tubuhnya. Dari tangan, leher, hingga ke wajah. Bukankah pria itu sungguh keterlaluan? Memangnya Nia ini kuman apa?

"Heh, anda pikir saya ini kuman, apa? Bisa-bisanya anda menghina saya seperti itu," marah Nia.

Lucas menoleh ke arah Nia, pria itu pun tersenyum licik.

"Baguslah kalau anda sadar," sahut Lucas dan kembali menuju kamarnya. Pria itu harus mengganti semua pakaian yang dia pakai saat ini dengan yang belum tersentuh oleh siapa pun.

Atau! Haruskah Lucas menyemprot seluruh tubuhnya dengan disinfektan?

Terpopuler

Comments

Miasell Tea

Miasell Tea

terus dia kan dokter Otomatis bersentuhan langsung dong dengan pasien itu gimana,,, cara mengatasi OCD ny

2024-02-11

0

Anik Trisubekti

Anik Trisubekti

OCD ini dokter Lucas

2023-12-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!