Nia benar-benar terkejut, di saat Tasya mengatakan jika pernikahan Nia di percepat. Itu semua atas permintaan dari Omanya Lucas, yang ingin melihat cucu kesayangannya itu menikah.
Oma Laura tidak ingin menunda-nunda atau pun menunggu lama pernikahan Lucas dan Nia, apa lagi pernikahan mereka terjadi karena sebuah kecelakaan. Oma Laura takut, jika ternyata Nia positif hamil dan membuat tanggal pernikahan serta usia kandungan Nia tidak sesuai. Ini semua demi menjaga nama baik dua keluarga.
"Kamu hanya punya waktu empat hari, terhitung dari hari ini, Nia," ucap Tasya yang mana membuat Nia semakin kalang kabut.
"Mbak, tapi lusa aku harus ke Singapur. bagaimana bisa aku---"
"Mas Devan sudah mengatur semua jadwal kamu, bersama manager kamu, Nia," potong Tasya.
Nia meremas rambutnya, merasa semakin frustasi mendengar kabar yang mengejutkan ini. Jadwal pernikahannya yang seharusnya dua Minggu lagi, malah di percepat dalam hitungan hari.
Seharusnya dia meminta konsep pernikahan yang sulit, sehingga membuat keluarga Moza tidak bisa menyiapkan semua sesuai dengan keinginannya, dan itu akan menjadi alasan bagi Nia untuk menolak pernikahan ini dipercepat.
"Tunggu, apa yang Mas Devan katakan kepada manager ku, Mbak?" tanya Nia yang baru saja menyadari jika Tasya mengatakan kalau Devan sudah berbicara dengan managernya.
"Mbak tidak tahu pasti apa yang dikatakan oleh mas kamu. Tapi, yang jelas Mas Devan tidak akan pernah mengatakan tentang pernikahan ini," jelas Tasya.
Nia terlihat bernapas lega. Cukup Gopi saja yang tahu masalah ini, jangan sampai managernya juga sampai tahu. Kalau manager Nia bisa sampai tahu, bisa ribet urusannya.
"Nia, sebaiknya kita pergi sekarang. Calon mertua kamu sudah menunggu di butik," ajak Tasya.
"Hah? Apa?"
Nia tidak bisa berpikir jernih, sehingga dirinya pun terpaksa ikut dengan Tasya.
"Mbak, apa harus ini fitting nya?" tanya Nia memastikan.
"Tidak ada waktu lain lagi, Nia. Ingat, tinggal empat hari lagi, dan terhitung dari hari ini," ujar Tasya mengingatkan.
Sesampainya di butik, kedatangan Nia dan Tasya langsung di sambut hangat oleh Mami Anggun dan Oma Laura. Ini adalah pertama kalinya Nia bertemu dengan Oma Laura.
Ya, wajar saja jika baru pertama kali kan, secara saat lamaran Oma Laura tidak ikut.
Nia menelan ludahnya dengan kasar, dia takut jika Oma Laura membenci dirinya, karena sudah berzina dengan Lucas. Tapi, itu kan bukan salah dirinya!
Melihat tatapan mata Oma Laura yang menatap lurus ke arahnya, membuat Nia merasa terintimidasi. Dalam bayangan Nia, Oma Laura sama seperti ibunya yang selalu menilai seseorang dari penampilannya saja.
Ngomong-ngomong soal ibu, Nia menjadi rindu dengan sosok wanita yang telah melahirkannya ke dunia. Akankah sang ibu hadir dalam pernikahannya nanti?
"Ini yang namanya Nia?" tanya Oma Laura dengan kewibawaannya sebagai seorang wanita yang memilik tahta tertinggi di keluarga Moza.
Nia menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban.
"Cantik sekali calon istrinya Lucas," puji Oma Laura.
"Jadi ragu Oma, kalau Lucas khilaf," sambungnya lagi sambil tertawa.
Nia mengerjapkan matanya beberapa kali. Wanita paruh baya yang terlihat sangat anggun itu ternyata tidak seperti yang ja bayangkan.
Oma Laura terlihat sangat ramah dan langsung terasa akrab dengan Nia. Apa lagi, saat ini Oma Laura sedang merangkul dirinya. Bisa di katakan, jika Oma Laura dan Mami Anggun, sungguh sangat berbeda. Bukan dalam artian Mami Anggun itu sombong, bukan. Tapi, Mami Anggun terlihat sebagai sosok yang pendiam.
"Ini Omanya Lucas, Nia. Oma Laura namanya," ujar Mami Anggun memperkenalkan.
"Ah ya, Oma Laura," sapa Nia dan mencium punggung tangan Oma Laura.
Oma Laura tersenyum, siapa yang menyangka jika Nia memiliki adab yang sangat sopan, tidak seperti apa yang Lucas katakan.
"Dan ini, kakak iparnya Nia. Tasya namanya." Mami Anggun pun memperkenalkan Tasya juga.
"Tasya, Oma," ujar Tasya dan mencium punggung tangan Oma Laura.
"Apa kalian bersahabat?" tebak Oma Laura.
Nia dan Tasya pun saling memandang.
"Maksud Oma, apa kalian ini teman sebaya? Terus kamu jatuh cinta dengan abangnya Nia, kemudian menikah?" jelas Oma Laura.
"Oh, tidak, Oma. Kamu tidak sebaya," jawab Tasya. "Saya lebih tua enam tahun dari Nia."
"Oh ya? Waah, wajah kamu benar-benar sangat imut ya, baby face banget," puji Oma Laura.
"Terima kasih, Oma." Tasya pun tersenyum malu.
"Calon pengantin perempuannya sudah tiba, ya?" tanya Tante Ara si pemilik butik.
"Iya, Nih."
"Gimana kalau kita langsung coba saja gaunnya?" saran Tante Ara.
"Ah ya, Oma sudah pilihkan beberapa gaun untuk kamu. Semoga kamu suka salah satunya, ya," ujar Oma Laura sambil merangkul Nia menuju ke ruang ganti yang besar dan spesial.
"Iya, Oma." Nia memiliki firasat buruk, karena pastinya pilihan Oma Laura akan sangat jauh berbeda dengannya.
Memang, pernikahan jnj bukanlah pernikahan yang dia inginkan. Akan tetapi, jika apa yang dikatakan oleh Devan benar adanya, makanya Nia ingin yang terbaik dalam pernikahannya.
Nia berharap, jika salah satu pilihan Oma Laura, ada yang sesuai dengan seleranya.
"Ini ada enam pilihan dari Oma Laura. Bagaimana? Apa ada yang kamu suka?" tanya Tante Ara sambil menunjuk enam gaun yang berada di manekin.
Nia menatap takjub dengan enam gaun yang ada di hadapannya saat ini. Di mana pakaian-pakaian itu terlihat sangat indah sekali.
"Bagaimana? Kamu suka?" tanya Oma Laura.
Nia menoleh ke arah Oma Laura dan menganggukkan kepalanya. "Iya, Oma, Nia suka."
"Syukurlah kalau kamu suka. Sekarang cobain deh satu persatu gaunnya, nanti pilih yang mana menurut kamu paling cocok dan bagus," titah Oma Laura.
"Baik, Oma."
Nia pun memilih satu gaun pengantin yang akan dia coba untuk pertama kalinya. Gaun yang indah, pilihan pertamanya.
Setelah mengenakan gaun pernikahan, Nia keluar dari ruang ganti untuk menunjukkannya kepada semua orang.
"Bagaimana?" tanya Nia malu-malu.
"Waah, kamu sangat cantik, Nia," puji Tasya yang begitu kagum dengan kecantikan Nia saat ini.
"Kamu benar, Tasya. Nia sangat cantik sekali, persis seperti boneka," Oma Laura pun setuju dengan penilaian Tasya.
"Oma, Mi," sapa Lucas yang baru saja tiba.
Mami Anggun pun mengernyitkan keningnya. Bagaimana Lucas bisa datang secepat ini? Bukannya tadi sang anak mengatakan jika akan terlambat datang? Karena ban mobilnya yang bocor.
Entah itu hanya sebuah alasan saja, atau memang benar bocor.
"Loh, katanya kamu bakal fitting sendiri? Karena ban mobil kamu bocor?" tanya Mami Anggun.
"Iya, Mi. Tadi di jalan ketemu sama Martin. Jadi, dia memberikan tumpangan ke sini dan menyuruh supirnya untuk menunggu mobil Lucas," jawabnya.
Dan alasan lainnya, Lucas tidak ingin membuat sang mami dan Oma kecewa, karena dirinya tidak ikut melakukan fitting baju pernikahan dirinya.
"Lalu, mana Martin?" tanya Oma Laura.
"Oh, dia langsung pergi, karena ada pekerjaan yang harus dia kerjakan," jawab Lucas.
Nia yang mendengar nama Martin pun, mengernyitkan keningnya.
"Martin?" batinnya. "Ah, yang namanya Martin kan banyak di Jakarta, mana mungkin orangnya sama."
Ya, kekasih Nia yang sangat perhatian dan selalu membuatnya merasa nyaman pun, juga bernama Martin.
"Oh ya, menurut kamu bagaimana Nia? Cantik 'kan?" tanya Mami Anggun.
Lucas pun menatap ke arah Nia, di mana wanita itu juga menatap ke arahnya.
"Biasa aja," jawab Lucas dengan nada suara yang sangat dan dingin.
"Lucaass ... Kamu ini, seharusnya kamu memuji dengan benar," gemas Mami Anggun
"Lucas sudah berkata jujur, Mi. Mami tahu itu," jawabnya dan berlalu melewati Nia menuju ke ruang ganti pria.
"Dasar pria sombong," geram Nia dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Anik Trisubekti
dia Martin yang sama Mia
2024-01-05
0