ATOTFS 18: Pacar Ares

"Jadi, beneran udah ada pacar?"

"Patah hati, deh! Padahal aku udah berharap banget kalau dia nggak punya pacar, walaupun nggak bisa jadi pacarnya, tapi tetap saja rasanya sakit bayangin dia mesra-mesraan sama yang lain."

Yang lain menyahuti dengan canda, "Emangnya kamu siapanya sampai berhak gitu. Gimanapun, cowok seganteng dia emang nggak mungkin masih jomblo."

"Iya sih. Masuk akal banget."

"Malahan kalau belum punya pacar, aneh banget, kan?"

"Oh, jangan-jangan dia selalu dingin dan cuek begitu sama cewek karena dia nggak mau pacarnya mikir dia bakalan selingkuh, lagi?"

Yang lain mendengarkan ucapannya dan kemudian segera mengangguk setuju. Yang berambut pendek membuat pose seolah ia tengah mendekap sesuatu di dadanya dan pipinya bersemu merah muda cerah. "Ahh! Aku juga mau cowok kaya dia, yang bisa jaga diri dari wanita lain dan cuma cinta sama aku."

Suara kikikan mereka cukup keras, dan Ivana yang sejak tadi ada di samping mereka kala ia duduk di bangkunya mengerutkan keningnya dengan samar. Ia menoleh kepada Evie dan bertanya dengan nada penasaran. "Vie, mereka ngomongin soal apa, sih?"

Evie menggelengkan kepalanya saat dia mengalihkan tatapannya dari buku bacaannya. "Eh, aku ga tau Na. Kayanya ngomongin cowok, kan?"

Ivana mengangguk karena apa yang dia dengar memang nampaknya tengah membicarakan soal laki-laki. Tentu saja dilihat juga dari bagaimana pipi mereka bersemu merah muda dan bagaimana mereka semua berbincang dengan sangat semangat.

"Eh, ngomong-ngomong nanti pulang sekolah mau nggak temenin aku beli buku?"

Tidak ingin berlarut dalam masalah apa yang diperbincangkan oleh teman-teman perempuan sekelasnya, Ivana mengalihkan permbicaraan ke topik lain yang membuat semangat Evie segera terangkat juga. Pasalnya, gadis berdarah campuran itu suka sekali jika harus berada di tempat yang banyak buku seperti perpustakaan atau toko buku. Satu-satunya tempat dimana Evie bisa berselam dalam lautan ilmu atau setidaknya, lautan imajinasi.

"Mau!"

Ivana hendak melanjutkan perkataannya kembali ketika Ivana mendengar sebuah nama yang akrab disekitarnya, terdengar lebih berbisik.

"Menurut kalian, pacar Ares dari sekolah ini atau bukan, ya?"

"Sayang banget yang di forum sekolah fotonya cuma dari belakang, jadi nggak kelihatan mukanya."

Ivana menoleh dan memandang mereka yang masih berbisik sebelum menaikkan sebelah alisnya. Ia meraih ponselnya begitu mendengar mereka mengatakan sesuatu tentang forum sekolah. Ivana membuka forum sekolah dan melihat topik terhangat yang ada. Ada sebuah tautan yang menunjukkan sebuah postingan, dengan sebuah foto yang terlampir.

Merasa penasaran dan aneh begitu melihat judul postingan-Apa Benar Ares Sudah Punya Pacar?-Ivana mengklik postingan itu dan detik berikutnya melebarkan matanya.

Ada sebuah foto berlatar belakang restoran mewah didalamnya. Dan objek utama di dalam foto itu tentu saja Ares, dan yang satu lagi, adalah seorang gadis bersurai coklat yang tampak dari belakang. Ivana dapat dengan jelas mengenali sosok itu, karena gadis itu adalah dirinya sendiri. Bukan hanya itu, nampaknya foto itu didapat tepat pada saat dia memberikan hadiah kepada Ares. Karena pencahayaan restoran yang cukup hangat dan remang pada saat itu, kontur wajah Ares nampak melembut, seolah membuat gambaran bahwa dia memasang wajah lembut dan penuh kasih sayang kepada kekasihnya.

Padahal Ivana yang ada disana dengan jelas tahu bahwa Ares bahkan tidak memiliki ekspresi apalagi tatapan lembut!

Ivana menggelengkan kepalanya dan menatap pemandangan ponselnya dengan gugup.

Masalahnya adalah, bagaimana seseorang bisa menebarkan foto seperti itu?

Ivana menoleh kesekitarnya dengan samar dan mengamati situasi selama beberapa waktu. Nampaknya tidak ada yang menyadari bahwa gadis itu adalah dirinya. Bagaimanapun hanya tampak dari belakang, cukup sulit untuk mengetahui seseorang hanya dari siluet belakang.

"Tampaknya aku masih selamat." Batin Ivana.

Jika sampai ketahuan para penggemar Ares, bahkan meskipun dia bukan kekasih Ares, Ivana tidak tahu apa yang akan terjadi kepadanya dimasa depan!

Disisi lain disaat yang hampir bersamaan, Ares melangkah memasuki kelasnya ketika hampir seluruh penghuni kelas menoleh untuk memandangnya. Namun seperti biasanya, Ares hampir tidak memandang mereka dan dengan tenang melangkahkan kakinya menuju bangkunya. Berbeda dengan beberapa kelas lain yang dapat memilih teman sebangkunya, kelas dengan wali kelas seorang guru killer itu membagi tempat duduk sesuai dengan undian. Dan karena kolom tempat duduk sudah dipasang di belakang, mereka tidak bisa mengubah tempat duduk atau mereka akan berakhir mendapatkan hukuman.

Kebetulannya, Ares yang tidak suka banyak bicara atau memang hampir tidak pernah bicara ditempatkan satu meja dengan Joanna.

Gadis yang memang memiliki pembawaan tenang dan tidak berbicara jika tidak penting itu cukup membuat Ares tidak terganggu dengan kehadirannya, ya, kecuali beberapa hal seperti aroma parfumnya yang bagaimanapun cukup menyengat di hidung Ares yang sensitif. Tapi lebih dari itu, bagi Ares, nampaknya lebih baik duduk dengan Joanna daripada yang lain, apalagi Januar-sang sahabat yang luar biasa berisik.

Melihat kedatangan Ares yang segera duduk disebelahnya tanpa kata membuat Joanna meliriknya selama beberapa detik sebelum menarik tatapannya dan kemudian menunduk untuk melanjutkan pekerjaannya di mata pelajaran matematika dan kimia.

"Ares!"

Suara Januar terdengar menggema dikelas begitu Ares mendaratkan pantatnya ke bangku. Sepasang manik hitamnya yang dingin melirik Januar tanpa ekspresi. Sementara Januar segera mengeluarkan serangkaian kalimat sepanjang kereta yang membuat suasana menjadi riuh. "Jelasin ke aku! Kau sudah punya pacar kenapa nggak bilang? Nggak bilang ke orang lain aku bisa maklum, tapi aku sahabatmu dari bayi lho, Res! Wah! Tega banget main rahasia-rahasiaan!"

Januar masuk ke kelas X IPA 1 bukan karena dia begitu pintar, bukan juga karena prestasi akademik dalam mata pelajaran tertentu, namun karena dia punya koneksi.

Orangtuanya berteman dekat dengan kepala sekolah, yang tepatnya bisa dibilang sahabat orangtuanya. Sehingga karena koneksi, Januar bisa mendapatkan lingkungan kelas yang nyaman karena permintaan ayahnya.

Bagaimanapun, Januar juga senang karena bisa sekelas dengan Ares. Tentu saja dengan tujuan menyalin semua pekerjaan rumahnya dan menanyakan gosip terbaru tentangnya.

"Januar, maaf. Boleh tolong dikecilkan suaranya? Aku lagi ngerjain soal dan suara keras kamu agak ganggu."

Bukannya Ares yang menjawab, namun Joanna yang merespon. Suasana kelas X IPA 1 memang selalu tenang karena memang biasanya hampir sebagian besar dari mereka belajar agar dapat mempertahankan diri tetap berada di kelas tersebut. Namun juga ada beberapa pembuat kebisingan, salah satunya adalah Januar.

Kebanyakan orang yang sedang belajar terkadang terganggu dengan kebisingan yang dibuat oleh beberapa orang, namun mereka tidak berani menegur dan diam-diam menggerutu marah didalam hati. Namun Joanna adalah tipe yang diajarkan untuk berterus terang untuk sesuatu yang salah. Makanya Joanna dengan berani menegur Januar yang berisik.

"Oh, maaf! Aku nggak maksud buat berisik."

Januar mengatupkan tangannya dan tersenyum malu. "Aku bakalan ngomong lebih pelan."

Joanna menatapnya selama dua detik, menaikkan kacamatanya dan kembali menunduk untuk menenggelamkan dirinya pada soal-soal.

Memastikan bahwa Joanna nampaknya tidak marah atau terganggu lagi, Januar mendekat ke Ares dan berkata dengan suara rendah. "Jangan pikir aku lupa ya, Res. Jadi gimana? Sejak kapan kau punya pacar? Kenapa nggak bilang-bilang?"

"Dari sekolah ini, kah? Dari kelas ini bukan? Atau kelas lain?"

Tidak mendapatkan respon dari Ares, Januar berdecak kesal dan hendak bertanya lagi ketika Ares menatapnya tajam dan berucap, "Kalau kau sudah tau, mau apa?"

Mendengar pertanyaan Ares, Januar segera memikirkannya. Mau apa? Ya mau menebarkan gosip dan menebarkan berita tentang kekasih Ares, lah! Bukannya luar biasa jika bisa tahu gadis seperti apa yang bisa membuat kulkas dua pintu itu luluh?!

"Ya pasti ngasih tahu orang lain, lah!"

"Terus?" tanya Ares dingin.

Terus?

Ya terus ... terus apa?

Januar mendengus dan bergumam pada akhirnya. "Pelit banget, huh!"

Episodes
1 A TALE OF THE FOUR SEASON
2 ATOTFS 1: Tetangga Baru
3 ATOTFS 2: Ares Dan Ardila
4 ATOTFS 3: Bekal Makan Siang
5 ATOTFS 4: Gerak Gerik Mencurigakan
6 ATOTFS 5: Si Kelinci Aneh
7 ATOTFS 6: Berangkat Bareng Ares
8 ATOTFS 7: Kenapa Harus Ares?
9 ATOTFS 8: Memang Layak
10 ATOTFS 9: Telpon Dan Permen
11 ATOTFS 10: Ares Dipalak?
12 ATOTFS 11: Plester Kelinci Dan Kelas
13 ATOTFS 12: Pura-Pura Tidak Kenal
14 ATOTFS 13: Rumor Baru Soal Ares
15 ATOTFS 14: Takut Anjing?
16 ATOTFS 15: Pertunangan?
17 ATOTFS 16: Jam Tangan
18 ATOTFS 17: Ivana Kecewa
19 ATOTFS 18: Pacar Ares
20 ATOTFS 19: Aira Dihukum
21 ATOTFS 20: Kemarahan Aira
22 ATOTFS 21: Apartement Asing
23 ATOTFS 22: Janjian Pulang Bareng
24 ATOTFS 23: Uang Pacar
25 ATOTFS 24: Pertengkaran
26 ATOTFS 25: Tidak Suka Diabaikan
27 ATOTFS 26: Lihat Pacarnya Ares
28 ATOTFS 27: Ketegangan Di Rumah
29 ATOTFS 28: Dibalik Senyuman
30 ATOTFS 29: Setelah Pulang Sekolah
31 ATOTFS 30: Mereka Mafia?
32 ATOTFS 31: Keputusan Dadakan
33 ATOTFS 32: Ke Pantai Sama Tetangga
34 ATOTFS 33: Tawa Yang Lama Hilang
35 ATOTFS 34: Foto Bertiga
36 ATOTFS 35: Joanna Juga Mau
37 ATOTFS 36: Apa Hubungan Kalian?
38 ATOTFS 37: Jeda Acara Makan
39 ATOTFS 38: Ares, Aku Takut!
40 ATOTFS 39: Percaya Dan Setipis Tali
41 ATOTFS 40: Tugas Pertama
42 ATOTFS 41: Godaan
43 ATOTFS 42: Pernyataan Cinta
44 ATOTFS 43: Ciuman Tidak Langsung
45 ATOTFS 44: Roan
46 ATOTFS 45: Aku Peduli
47 ATOTFS 46: Aku Ingin Melihatnya
48 ATOTFS 47: Seperti Pangeran
49 ATOTFS 48: Kecelakaan Lomba
50 ATOTFS 49: Kamu Menangis?
51 ATOTFS 50: Target Baru?
52 ATOTFS 51: Pasangan Ivana
53 ATOTFS 52: Hanya Aira
54 ATOTFS 53: Hadiah Dari Ardila
55 ATOTFS 54: Bos Yang Baik
56 ATOTFS 55: Datang Bersama
57 ATOTFS 56: Jangan Takut
58 ATOTFS 57: Ga Peka
59 ATOTFS 58: Uwu Sampai Kabur
60 ATOTFS 59: Joanna Ingin Perubahan
61 ATOTFS 60: Membawamu Kebanyak Tempat
62 ATOTFS 61: Tak Mau Pulang
63 ATOTFS 62: Cantik Yang Mana?
64 ATOTFS 63: Ayo Ikut
65 ATOTFS 64: Pertama Kali Bolos
66 ATOTFS 65: Suka Dan Tutor
67 ATOTFS 66: Joanna Kenapa?
68 ATOTFS 67: Rencana Jenguk
69 ATOTFS 68: Orang Tua Yang Ketat
70 ATOTFS 69: Akan Aku Gendong
71 ATOTFS 70: Masalah Yang Menanti
72 ATOTFS 71: Ajakan Kemah
73 ATOTFS 72: Bertemu Kenalan Di Club
74 ATOTFS 73: Hutang Budi
75 ATOTFS 74: Ada Aku
76 ATOTFS 75: Sampai Di Tempat Kemah
77 ATOTFS 76: Mau Aku Pijat?
78 ATOTFS 77: Bukan Anak Bermasalah
79 ATOTFS 78: Jangan Menutupi Isak Tangismu
Episodes

Updated 79 Episodes

1
A TALE OF THE FOUR SEASON
2
ATOTFS 1: Tetangga Baru
3
ATOTFS 2: Ares Dan Ardila
4
ATOTFS 3: Bekal Makan Siang
5
ATOTFS 4: Gerak Gerik Mencurigakan
6
ATOTFS 5: Si Kelinci Aneh
7
ATOTFS 6: Berangkat Bareng Ares
8
ATOTFS 7: Kenapa Harus Ares?
9
ATOTFS 8: Memang Layak
10
ATOTFS 9: Telpon Dan Permen
11
ATOTFS 10: Ares Dipalak?
12
ATOTFS 11: Plester Kelinci Dan Kelas
13
ATOTFS 12: Pura-Pura Tidak Kenal
14
ATOTFS 13: Rumor Baru Soal Ares
15
ATOTFS 14: Takut Anjing?
16
ATOTFS 15: Pertunangan?
17
ATOTFS 16: Jam Tangan
18
ATOTFS 17: Ivana Kecewa
19
ATOTFS 18: Pacar Ares
20
ATOTFS 19: Aira Dihukum
21
ATOTFS 20: Kemarahan Aira
22
ATOTFS 21: Apartement Asing
23
ATOTFS 22: Janjian Pulang Bareng
24
ATOTFS 23: Uang Pacar
25
ATOTFS 24: Pertengkaran
26
ATOTFS 25: Tidak Suka Diabaikan
27
ATOTFS 26: Lihat Pacarnya Ares
28
ATOTFS 27: Ketegangan Di Rumah
29
ATOTFS 28: Dibalik Senyuman
30
ATOTFS 29: Setelah Pulang Sekolah
31
ATOTFS 30: Mereka Mafia?
32
ATOTFS 31: Keputusan Dadakan
33
ATOTFS 32: Ke Pantai Sama Tetangga
34
ATOTFS 33: Tawa Yang Lama Hilang
35
ATOTFS 34: Foto Bertiga
36
ATOTFS 35: Joanna Juga Mau
37
ATOTFS 36: Apa Hubungan Kalian?
38
ATOTFS 37: Jeda Acara Makan
39
ATOTFS 38: Ares, Aku Takut!
40
ATOTFS 39: Percaya Dan Setipis Tali
41
ATOTFS 40: Tugas Pertama
42
ATOTFS 41: Godaan
43
ATOTFS 42: Pernyataan Cinta
44
ATOTFS 43: Ciuman Tidak Langsung
45
ATOTFS 44: Roan
46
ATOTFS 45: Aku Peduli
47
ATOTFS 46: Aku Ingin Melihatnya
48
ATOTFS 47: Seperti Pangeran
49
ATOTFS 48: Kecelakaan Lomba
50
ATOTFS 49: Kamu Menangis?
51
ATOTFS 50: Target Baru?
52
ATOTFS 51: Pasangan Ivana
53
ATOTFS 52: Hanya Aira
54
ATOTFS 53: Hadiah Dari Ardila
55
ATOTFS 54: Bos Yang Baik
56
ATOTFS 55: Datang Bersama
57
ATOTFS 56: Jangan Takut
58
ATOTFS 57: Ga Peka
59
ATOTFS 58: Uwu Sampai Kabur
60
ATOTFS 59: Joanna Ingin Perubahan
61
ATOTFS 60: Membawamu Kebanyak Tempat
62
ATOTFS 61: Tak Mau Pulang
63
ATOTFS 62: Cantik Yang Mana?
64
ATOTFS 63: Ayo Ikut
65
ATOTFS 64: Pertama Kali Bolos
66
ATOTFS 65: Suka Dan Tutor
67
ATOTFS 66: Joanna Kenapa?
68
ATOTFS 67: Rencana Jenguk
69
ATOTFS 68: Orang Tua Yang Ketat
70
ATOTFS 69: Akan Aku Gendong
71
ATOTFS 70: Masalah Yang Menanti
72
ATOTFS 71: Ajakan Kemah
73
ATOTFS 72: Bertemu Kenalan Di Club
74
ATOTFS 73: Hutang Budi
75
ATOTFS 74: Ada Aku
76
ATOTFS 75: Sampai Di Tempat Kemah
77
ATOTFS 76: Mau Aku Pijat?
78
ATOTFS 77: Bukan Anak Bermasalah
79
ATOTFS 78: Jangan Menutupi Isak Tangismu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!