ATOTFS 10: Ares Dipalak?

Ivana melajukan motornya disepanjang jalan menuju perumahannya. Karena mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran yang dia suka dan dia kuasai dengan baik, Ivana mengerjakan ujian dengan cepat dan tanpa ragu, sehingga setelah Ares yang selalu pertama keluar, Ivana juga keluar.

Ivana hendak melewati tikungan di dekat area pertokoan ketika manik Ivana menangkap sesuatu yang membuatnya tanpa sadar menghentikan motornya dipinggir jalan. Ivana menyipitkan matanya untuk memandang pemandangan didepannya lebih jelas, sebelum maniknya melebar dengan penuh kejutan.

Di dekat sebuah gang diantara dua toko yang pada saat itu sedang sepi pelanggan, Ivana melihat seorang pemuda tengah berdiri didekat dinding. Dihadapannya, ada lima atau enam orang yang memiliki penampilan mirip seperti preman.

"Beneran Ares, dong!" gumam Ivana.

Ivana turun dari motornya selepas mencabut kunci dan meletakan helm diatas spion. Ivana diam-diam mendekati gang dimana Ares tengah berhadapan dengan tiga preman yang nampaknya tidak berniat baik-baik. Dengan penampilan Ares yang memang sangat kentara aura orang kayanya, Ivana dapat dengan mudah meyakini jika para preman itu ingin memalak Ares yang mungkin sedang mampir untuk membeli sesuatu di toko yang ada di dekat gang.

Ivana hendak memikirkan bagaimana ia bisa membantu Ares, ketika detik berikutnya ia tertegun saat melihat Ares mengayunkan kakinya dan menendang perut salah satu preman yang ada didekatnya hingga membuat preman itu terdorong kebelakang dan menabrak tempat sampah hingga terbalik. Bukan hanya Ivana yang terkejut, sekelompok preman itu juga terkejut bukan main. Ketika mereka mencegat pemuda yang diberitahu untuk diberi pelajaran, mereka berpikir bahwa dengan penampilan mereka yang sangar, Ares akan ketakutan dan berlutut sembari memohon pengampunan, kemudian mereka mengirimkan video tersebut kepada orang yang menyuruh mereka dan mendapatkan uang setelahnya.

Namun, perkembangan apa ini?

Memandang sekumpulan preman yang linglung didepannya, Ares dengan tenang menurunkan kakinya. Tatapannya dingin dan tanpa ekspresi.

Mendapati rekan mereka di lemparkan dengan tendangan begitu saja, mereka menjadi marah dan bergegas menyerang Ares bersamaan. Ivana yang memperhatikan dengan cemas dari balik dinding merasa bahwa apa yang dilihatnya benar-benar merupakan pertarungan yang seharusnya tidak adil, namun ajaibnya, bukannya pihak bertangan banyak yang menang, namun pihak bertangan dua yang lebih unggul dan bahkan mendominasi.

Karena bertarung menggunakan insting, Ares mengayunkan tinjunya dan kakinya dengan agresif. Gerakannya tidak teratur, namun setiap ayunannya memiliki kekuatan maksimal sehingga membuat korban yang terkena serangannya langsung ambruk ditanah. Kendati demikian, dengan hanya mengandalkan dua tangan ditengah pertempuran melawan banyak lawan, tentu saja tidak terhindarkan bagi Ares untuk mendapatkan pukulan di beberapa bagian tubuhnya, bahkan juga wajahnya.

Salah satu dari antara preman yang terbaring di tanah perlahan bangkit berdiri. Ia menggelengkan kepalanya sesaat untuk mengusir rasa pusing. Melihat bahwa rekannya yang lain masih berusaha keras untuk mengalahkan Ares, pria yang sekiranya berusia diatas dua puluh tahun itu mengambil sebatang kayu dari tempat sampah disampingnya dan hendak berlari kearah Ares.

Ivana menyaksikan krisis itu dan sebelum otaknya bereaksi, tubuhnya terlebih dahulu bergerak. Ia mengulurkan tangannya, menahan kaki pria itu sehingga membuat pria itu tersandung dan terjatuh tengkurap dengan wajah menghantam tanah keras.

Ada suara retakan diiringi suara jeritan yang membuat Ivana tertegun ditempatnya.

Sepertinya dia berhasil mematahkan hidung seseorang.

Dua orang yang masih berurusan dengan Ares terhenti kala mendengar lolongan penuh kesakitan itu. Mereka menoleh setelah memberi jarak pada Ares dan tersentak marah mendapati sosok Ivana memegangi sebelah kaki pria yang berguling-guling ditanah sembari memegangi hidungnya yang mengeluarkan hampir seliter darah. Melihat tatapan yang diarahkan padanya, Ivana bangkit berdiri setelah melepaskan kaki pria itu dan memandang mereka dengan senyuman canggung.

"Anu, aku ... aku tidak sengaja lewat."

"Kau pikir kami bodoh, hah?"

Salah satu dari mereka dengan marah tersenyum dan hendak mendekati Ivana ketika sebuah kekuatan dari belakang menyeret kerah bajunya dan melemparkannya ke sudut dengan kasar, bahkan sebelum ia bisa bereaksi.

Ivana memandang Ares yang nyaris seperti melakukan pembantaian. Ivana meneguk ludahnya dengan kasar dan dengan sadar diri mundur, mencari tempat aman, sampai lima menit kemudian, Ares menyeka darah yang terciprat diwajahnya dengan punggung tangannya dan melihat dengan dingin preman terakhir yang dijatuhkannya.

Melihat pertarungan sudah selesai, Ivana memberanikan diri bertanya, "Itu .... kamu gapapa?"

Ares melirik Ivana dan mengerutkan keningnya.

"Kenapa disini?"

"Hah?"

Ivana membeo terkejut mendengar pertanyaan balik Ares. Ivana segera berkata, "Aku lihat kamu di gang, aku pikir kamu mau dipalak."

Ares hendak mengatakan sesuatu ketika samar ia mendengar sesuatu dari jauh. Sirine mobil polisi. Ares menoleh bersamaan dengan Ivana yang dengan sadar diri menjelaskan. "Aku tadi sempat telpon polisi."

Ares tidak mengatakan apapun lagi dan dengan tenang meraih tasnya yang teronggok ditanah. Ia melirik Ivana sembari berjalan keluar dari gang. "Ayo."

"Oh, iya."

Ivana mengikutinya dibelakangnya sembari menoleh kekanan dan kekiri. "Motor kamu kemana?"

"Dicuri."

"Oh, dicuri." Detik berikutnya, manik Ivana melebar. "Dicuri?!"

Maksudnya motornya yang super mahal itu dicuri, dan nada bicara bahkan ekspresinya bahkan tidak berubah? Ivana memandang Ares dengan sedikit tidak percaya dan tertekan. Ivana cukup tahu bahwa Ares berasal dari keluarga kaya raya, dilihat bagaimana penampilannya dan Ardila yang selalu tampil dengan pakaian dan barang-barang branded, belum lagi rumah yang direnovasi semewah dan semegah itu.

"Kunci."

Ivana tertegun dan tanpa sadar menyerahkan kunci motornya kepada Ares. Saat dia menyadari tindakannya, Ares sudah duduk di motor matic miliknya. Ivana terdiam selama beberapa detik dan memikirkan apa yang terjadi. Jarak dari rumahnya dan lingkungan pertokoan ini masih cukup jauh. Menggunakan kendaraan bisa memakan waktu tujuh menit, namun berjalan kaki bisa memakan waktu lebih lama.

Tentu saja jelas bahwa Ares menumpang. Lagipula, rumah mereka juga jelas berseberangan.

Dan, Ares sudah pernah memberinya tumpangan, cukup adil bahwa Ares bisa menumpang balik kepadanya.

Namun, melihat sosok tinggi tegap yang duduk diatas motor matic yang memang ukurannya didesain kecil dan feminim itu membuat Ivana merasa geli didalam hatinya. Dilihat dari sudut manapun, nampak lucu saja melihat Ares menaiki motornya. Kakinya yang panjang bahkan benar-benar menapak di tanah dan lututnya menekuk.

"Pakai."

"Oke."

Menerima helm yang diserahkan oleh Ares yang sebenarnya adalah helm-nya sendiri, Ivana mengenakannya dan kemudian duduk di bagian belakang jok motor. Setelahnya, Ares mulai mengendarai motor milik Ivana melewati jalan lenggang untuk menuju perumahaan dimana keduanya tinggal.

Disisi lain, polisi yang meringkus para pereman itu dengan segera melakukan interogasi kepada para pelaku, yang diduga melakukan tindakan intimidasi dan kekerasan kepada seorang siswa sekolah menengah atas laporan dari Ivana. Petugas yang duduk diseberang memukul meja dengan wajah marah yang membuat para preman tersentak kaget dan takut. Bagaimanapun, meskipun mereka berpura-pura menjadi harimau di luaran sana, di hadapan para polisi, mereka tidak lebih dari tikus yang penakut.

"Jelaskan alasannya!"

"Ka-kami hanya disuruh, pak! Kami disuruh untuk memberi pelajaran kepada seorang siswa SMA dan kami akan diberi imbalan jika berhasil mendapatkan video anak itu memohon ampun."

Seorang dari mereka yang terlampau pengecut segera menjawab. Polisi mengerutkan keningnya dan bertanya, "Siapa yang menyuruh?!"

Para preman memandang dengan ragu, namun kembali tersentak saat polisi memukul meja dan berteriak dengan marah. "Jawab!"

Pada akhirnya, mereka membuka suaranya dan menjelaskan situasi dan kronologi yang terjadi sebelum mereka melancarkan aksi mereka untuk mencoba mengintimidasi Ares, yang justru berujung dengan kekalahan telak mereka, bahkan bisa terancam menerima hukuman penjara atau denda.

Episodes
1 A TALE OF THE FOUR SEASON
2 ATOTFS 1: Tetangga Baru
3 ATOTFS 2: Ares Dan Ardila
4 ATOTFS 3: Bekal Makan Siang
5 ATOTFS 4: Gerak Gerik Mencurigakan
6 ATOTFS 5: Si Kelinci Aneh
7 ATOTFS 6: Berangkat Bareng Ares
8 ATOTFS 7: Kenapa Harus Ares?
9 ATOTFS 8: Memang Layak
10 ATOTFS 9: Telpon Dan Permen
11 ATOTFS 10: Ares Dipalak?
12 ATOTFS 11: Plester Kelinci Dan Kelas
13 ATOTFS 12: Pura-Pura Tidak Kenal
14 ATOTFS 13: Rumor Baru Soal Ares
15 ATOTFS 14: Takut Anjing?
16 ATOTFS 15: Pertunangan?
17 ATOTFS 16: Jam Tangan
18 ATOTFS 17: Ivana Kecewa
19 ATOTFS 18: Pacar Ares
20 ATOTFS 19: Aira Dihukum
21 ATOTFS 20: Kemarahan Aira
22 ATOTFS 21: Apartement Asing
23 ATOTFS 22: Janjian Pulang Bareng
24 ATOTFS 23: Uang Pacar
25 ATOTFS 24: Pertengkaran
26 ATOTFS 25: Tidak Suka Diabaikan
27 ATOTFS 26: Lihat Pacarnya Ares
28 ATOTFS 27: Ketegangan Di Rumah
29 ATOTFS 28: Dibalik Senyuman
30 ATOTFS 29: Setelah Pulang Sekolah
31 ATOTFS 30: Mereka Mafia?
32 ATOTFS 31: Keputusan Dadakan
33 ATOTFS 32: Ke Pantai Sama Tetangga
34 ATOTFS 33: Tawa Yang Lama Hilang
35 ATOTFS 34: Foto Bertiga
36 ATOTFS 35: Joanna Juga Mau
37 ATOTFS 36: Apa Hubungan Kalian?
38 ATOTFS 37: Jeda Acara Makan
39 ATOTFS 38: Ares, Aku Takut!
40 ATOTFS 39: Percaya Dan Setipis Tali
41 ATOTFS 40: Tugas Pertama
42 ATOTFS 41: Godaan
43 ATOTFS 42: Pernyataan Cinta
44 ATOTFS 43: Ciuman Tidak Langsung
45 ATOTFS 44: Roan
46 ATOTFS 45: Aku Peduli
47 ATOTFS 46: Aku Ingin Melihatnya
48 ATOTFS 47: Seperti Pangeran
49 ATOTFS 48: Kecelakaan Lomba
50 ATOTFS 49: Kamu Menangis?
51 ATOTFS 50: Target Baru?
52 ATOTFS 51: Pasangan Ivana
53 ATOTFS 52: Hanya Aira
54 ATOTFS 53: Hadiah Dari Ardila
55 ATOTFS 54: Bos Yang Baik
56 ATOTFS 55: Datang Bersama
57 ATOTFS 56: Jangan Takut
58 ATOTFS 57: Ga Peka
59 ATOTFS 58: Uwu Sampai Kabur
60 ATOTFS 59: Joanna Ingin Perubahan
61 ATOTFS 60: Membawamu Kebanyak Tempat
62 ATOTFS 61: Tak Mau Pulang
63 ATOTFS 62: Cantik Yang Mana?
64 ATOTFS 63: Ayo Ikut
65 ATOTFS 64: Pertama Kali Bolos
66 ATOTFS 65: Suka Dan Tutor
67 ATOTFS 66: Joanna Kenapa?
68 ATOTFS 67: Rencana Jenguk
69 ATOTFS 68: Orang Tua Yang Ketat
70 ATOTFS 69: Akan Aku Gendong
71 ATOTFS 70: Masalah Yang Menanti
72 ATOTFS 71: Ajakan Kemah
73 ATOTFS 72: Bertemu Kenalan Di Club
74 ATOTFS 73: Hutang Budi
75 ATOTFS 74: Ada Aku
76 ATOTFS 75: Sampai Di Tempat Kemah
77 ATOTFS 76: Mau Aku Pijat?
78 ATOTFS 77: Bukan Anak Bermasalah
79 ATOTFS 78: Jangan Menutupi Isak Tangismu
Episodes

Updated 79 Episodes

1
A TALE OF THE FOUR SEASON
2
ATOTFS 1: Tetangga Baru
3
ATOTFS 2: Ares Dan Ardila
4
ATOTFS 3: Bekal Makan Siang
5
ATOTFS 4: Gerak Gerik Mencurigakan
6
ATOTFS 5: Si Kelinci Aneh
7
ATOTFS 6: Berangkat Bareng Ares
8
ATOTFS 7: Kenapa Harus Ares?
9
ATOTFS 8: Memang Layak
10
ATOTFS 9: Telpon Dan Permen
11
ATOTFS 10: Ares Dipalak?
12
ATOTFS 11: Plester Kelinci Dan Kelas
13
ATOTFS 12: Pura-Pura Tidak Kenal
14
ATOTFS 13: Rumor Baru Soal Ares
15
ATOTFS 14: Takut Anjing?
16
ATOTFS 15: Pertunangan?
17
ATOTFS 16: Jam Tangan
18
ATOTFS 17: Ivana Kecewa
19
ATOTFS 18: Pacar Ares
20
ATOTFS 19: Aira Dihukum
21
ATOTFS 20: Kemarahan Aira
22
ATOTFS 21: Apartement Asing
23
ATOTFS 22: Janjian Pulang Bareng
24
ATOTFS 23: Uang Pacar
25
ATOTFS 24: Pertengkaran
26
ATOTFS 25: Tidak Suka Diabaikan
27
ATOTFS 26: Lihat Pacarnya Ares
28
ATOTFS 27: Ketegangan Di Rumah
29
ATOTFS 28: Dibalik Senyuman
30
ATOTFS 29: Setelah Pulang Sekolah
31
ATOTFS 30: Mereka Mafia?
32
ATOTFS 31: Keputusan Dadakan
33
ATOTFS 32: Ke Pantai Sama Tetangga
34
ATOTFS 33: Tawa Yang Lama Hilang
35
ATOTFS 34: Foto Bertiga
36
ATOTFS 35: Joanna Juga Mau
37
ATOTFS 36: Apa Hubungan Kalian?
38
ATOTFS 37: Jeda Acara Makan
39
ATOTFS 38: Ares, Aku Takut!
40
ATOTFS 39: Percaya Dan Setipis Tali
41
ATOTFS 40: Tugas Pertama
42
ATOTFS 41: Godaan
43
ATOTFS 42: Pernyataan Cinta
44
ATOTFS 43: Ciuman Tidak Langsung
45
ATOTFS 44: Roan
46
ATOTFS 45: Aku Peduli
47
ATOTFS 46: Aku Ingin Melihatnya
48
ATOTFS 47: Seperti Pangeran
49
ATOTFS 48: Kecelakaan Lomba
50
ATOTFS 49: Kamu Menangis?
51
ATOTFS 50: Target Baru?
52
ATOTFS 51: Pasangan Ivana
53
ATOTFS 52: Hanya Aira
54
ATOTFS 53: Hadiah Dari Ardila
55
ATOTFS 54: Bos Yang Baik
56
ATOTFS 55: Datang Bersama
57
ATOTFS 56: Jangan Takut
58
ATOTFS 57: Ga Peka
59
ATOTFS 58: Uwu Sampai Kabur
60
ATOTFS 59: Joanna Ingin Perubahan
61
ATOTFS 60: Membawamu Kebanyak Tempat
62
ATOTFS 61: Tak Mau Pulang
63
ATOTFS 62: Cantik Yang Mana?
64
ATOTFS 63: Ayo Ikut
65
ATOTFS 64: Pertama Kali Bolos
66
ATOTFS 65: Suka Dan Tutor
67
ATOTFS 66: Joanna Kenapa?
68
ATOTFS 67: Rencana Jenguk
69
ATOTFS 68: Orang Tua Yang Ketat
70
ATOTFS 69: Akan Aku Gendong
71
ATOTFS 70: Masalah Yang Menanti
72
ATOTFS 71: Ajakan Kemah
73
ATOTFS 72: Bertemu Kenalan Di Club
74
ATOTFS 73: Hutang Budi
75
ATOTFS 74: Ada Aku
76
ATOTFS 75: Sampai Di Tempat Kemah
77
ATOTFS 76: Mau Aku Pijat?
78
ATOTFS 77: Bukan Anak Bermasalah
79
ATOTFS 78: Jangan Menutupi Isak Tangismu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!