ATOTFS 12: Pura-Pura Tidak Kenal

Melangkah turun dari mobil hitam itu, Joanna melangkah memasuki gerbang rumah mewahnya. Bangunan bertingkat yang didominasi warna pasir itu berdiri menjulang ditengah taman luar yang nyaris mengepungnya, dan tak lengkap tanpa air mancur besar di depan rumah. Daripada rumah, bangunan itu hampir terlihat cocok disebut mansion.

Joanna membenarkan letak kacamatanya dan membenahi rambutnya, memastikan penampilannya sempurna tanpa cacat.

"Bagaimana hasilnya?"

Begitu memasuki ruang keluarga yang merupakan ruang yang seharusnya menjadi ruang santai, Joanna langsung disambut pertanyaan dari sang ayah yang bahkan tak mengalihkan tatapannya dari koran di tangannya. Joanna melihatnya dan dengan tenang berkata, "Kelas X IPA 1, pa."

"Bagus."

Pria yang nampaknya sudah setengah baya lebih itu menoleh dan bertanya lagi. "Peringkat?"

"Dua."

Ucapan Joanna membuat pria itu terdiam. Wanita yang sedari tadi duduk disamping pria itu menoleh dan mengerutkan keningnya dengan samar, namun tidak mengatakan apapun dan membiarkan sang suami yang mengambil alih.

Agra memandang putrinya dengan datar. "Sepertinya kamu kurang belajar. Minggu lalu sepertinya kamu masih sempat bermain dengan teman-temanmu daripada belajar lebih. Dan lihat hasilnya, sekarang kamu berada di peringkat kedua yang tidak ada bedanya dengan tidak mendapatkan peringkat apapun."

Ia menarik tatapannya dan berkata dengan tegas. "Pergilah ke kamarmu dan renungkan kesalahanmu."

"Baik, pa."

Joanna menjawab dengan ringan sebelum melangkah menuju kamarnya. Joanna meletakkan tasnya di atas meja, menarik sebuah bangku menuju kedepan rak yang dipenuhi dengan piala dan medali serta sertifikat yang nampak di pajang di dinding. Joanna mendudukkan dirinya dan memandang kearah rak mengkilat itu dalam diam.

Orangtuanya adalah orangtua yang berasal dari keluarga berada dan berpendidikan tinggi. Pikiran mereka selalu tertutup dan mereka memiliki ambisi untuk menghasilkan keturunan yang berkualitas. Terlebih, Agra dan Mayra adalah pasangan yang telat dikaruniai momongan, sehingga begitu mendapatkan buah hati pertama kali dan terakhir kalinya, keduanya telah membuat Joanna memikul harapan besar dibahunya yang rapuh. Karena berpendidikan, keduanya secara alami tidak pernah menghukum Joanna dengan kekerasan atau bentakan seperti kebanyakan orangtua lainnya, namun mereka hanya menyuruh Joanna untuk merenungkan kesalahannya dengan menghadapi keberhasilannya, sehingga Joanna bisa merasa malu atas kegagalannya dan memikirkan dimana letak kesalahannya sehingga ia bisa gagal.

Joanna mungkin terlihat tegar dan kuat di luar, namun sebenarnya jauh di lubuk hatinya, Joanna selalu mendapatkan tekanan berat dari orangtuanya untuk selalu menjadi sempurna.

Joanna memandang kosong ke arah kumpulan medali dan piala yang telah ia dapatkan sejak kecil atas usaha dan kerja kerasnya selama ini.

Pada akhirnya, Joanna tidak bergerak sampai ia merenungkan kesalahannya.

...***...

Hari Senin datang kembali dengan cepat. Sinar matahari menyorot langsung ke setengah sisi bumi, menyapa dan memberitahu untuk segera mengawali hari. Duduk di bangku di meja makan, Ivana menikmati sepiring nasi dan lauk pauk yang biasa ia gunakan sebagai sarapan, ditemani celotehannya mengenai sekolah kepada Miranda yang mendengarkan dengan tenang, sementara sang kakak dan sang adik seringkali menyahuti perkataannya dengan cibiran dan ledekan.

"Vana berangkat dulu!"

Berpamitan, Ivana dengan segera meraih cardigan hitamnya.

Mengenakan helm warna cream-nya, Ivana menaiki motor maticnya dan keluar dari gerbang ketika dia berpapasan dengan Ares yang kebetulan juga baru mengeluarkan motornya dari gerbang. Ngomong-ngomong soal motor, sepertinya Ares segera membeli motor baru begitu motornya dicuri. Motor itu tiba kemarin, dibawa oleh mobil box.

Ivana melirik motor yang sama kerennya dengan yang lalu dan tidak bisa membayangkan berapa uang yang dikelurkan Ares untuk itu.

Keduanya berhenti selama beberapa waktu sebelum Ivana dengan ragu menyapa Ares.

"Pagi, Ares!"

Setelahnya, Ivana melajukan motornya menjauh tanpa mendengar balasan dari Ares. Ya, yang penting dia sudah bersikap ramah.

Ares melihat kepergian Ivana dan dengan tenang memutar pegas motornya dan melajukannya tak jauh dibelakang Ivana.

Kedua motor berbeda jenis itu bersamaan melaju dijalan yang sama, dengan kecepatan yang hampir sama. Ivana sesekali melirik spion dan membatin tentang apakah Ares biasanya naik motor memang dengan kecepatan yang sangat rata-rata sepertinya juga.

Dua puluh menit lebih, kedua motor itu akhirnya tiba di parkiran yang tentu saja pada pagi itu sudah ramai. Bukan hanya oleh murid baru, namun juga dipenuhi oleh para senior kelas dua atau tiga yang membawa kendaraan sendiri, entah itu mobil atau sepeda motor. Motor Ivana dan Ares yang datang hampir bersamaan bisa dibilang diparkiran berdekatan. Dan hanya berjarak dua atau tiga motor. Ivana meletakkan helmnya, melepas cardigan ditubuhnya dan merapihkan rambutnya selama beberapa waktu sebelum dengan tenang melangkah turun.

Karena kelas Ivana dan Ares bisa dikatakan berdekatan, keduanya secara otomatis berjalan di jalur yang sama. Ivana sedikit melirik Ares saat ia baru keluar dari parkiran, namun tidak mengatakan apapun dan dengan tenang menggerakkan kakinya bergiliran menjauh dari area itu, seolah dia memang tidak ada hubungannya dengan Ares.

"Pura-pura tidak kenal saja. Toh sepertinya Ares juga tidak berniat terlihat kenal denganku." Batin Ivana.

Namun meskipun mereka berjalan di jalur yang sama dan bahkan bisa dikatakan hampir berdekatan, baik Ivana dan Ares sama-sama tidak saling berbicara dan hanya berjalan lurus kedepan. Bagi Ares, mungkin karena tidak suka berbicara, namun bagi Ivana, karena Ivana tidak ingin fans fanatik Ares melihat ia berbicara dengan Ares.

Kelas Ivana lebih dahulu terlihat. Tanpa menoleh kebelakang, Ivana berbelok dan segera memasuki ruang kelasnya.

Sementara Ares dibelakangnya, sedikit memelankan langkahnya, melirik punggungnya yang menghilang dibalik pintu.

Pada detik berikutnya, Ares menarik tatapannya dan melangkah menuju kelasnya sendiri sementara Ivana mencari-cari kenalan yang ada di kelas X IPA 3.

"Na! Sini!"

Mendengar suara Evie, Ivana segera menoleh dan menemukan sosok Evie duduk di barisan depan deret samping kelas. Ivana menghampiri Evie. Evie segera memberikan akses Ivana untuk duduk di sampingnya, yang secara otomatis adalah bangku disamping jendela. Bangku disamping jendela di deretnya bukan menghadap lapangan yang rindang, namun menghadap lorong yang merupakan jalur untuk menuju kelas lain.

Jendela yang sebatas bahunya membuat Ivana dapat dengan mudah melihat situasi yang ada di luar, dan sama halnya dengan orang luar yang bisa melihat situasi didalam kelas dengan mudah.

"Jam berapa kamu berangkat, Vie?" tanya Ivana.

"Jam enam lebih sedikit. Aku mau duduk didepan, jadi berangkatnya harus pagi."

Evie sengaja bangun lebih awal daripada biasanya karena ia ingin mendapatkan tempat nyaman dikelas yang bisa membantunya belajar lebih baik. Duduk dibangku depan menjadi pilihan terbaik bagi mereka yang suka belajar seperti Evie, dan terlebih lagi, ia dapat dengan mudah melihat papan tulis tanpa harus terhalang murid lainnya.

Ivana tertawa dan berkata, "Dan untungnya aku punya bestie yang bisa diandalkan buat urusan kaya gini."

"Pamer ke Joa sama Ai, yuk!"

Kemudian, Evie dengan tenang melakukan selfie bersama dengan ivana dan memposting foto keduanya di grup mereka yang terdiri dari empat orang.

Episodes
1 A TALE OF THE FOUR SEASON
2 ATOTFS 1: Tetangga Baru
3 ATOTFS 2: Ares Dan Ardila
4 ATOTFS 3: Bekal Makan Siang
5 ATOTFS 4: Gerak Gerik Mencurigakan
6 ATOTFS 5: Si Kelinci Aneh
7 ATOTFS 6: Berangkat Bareng Ares
8 ATOTFS 7: Kenapa Harus Ares?
9 ATOTFS 8: Memang Layak
10 ATOTFS 9: Telpon Dan Permen
11 ATOTFS 10: Ares Dipalak?
12 ATOTFS 11: Plester Kelinci Dan Kelas
13 ATOTFS 12: Pura-Pura Tidak Kenal
14 ATOTFS 13: Rumor Baru Soal Ares
15 ATOTFS 14: Takut Anjing?
16 ATOTFS 15: Pertunangan?
17 ATOTFS 16: Jam Tangan
18 ATOTFS 17: Ivana Kecewa
19 ATOTFS 18: Pacar Ares
20 ATOTFS 19: Aira Dihukum
21 ATOTFS 20: Kemarahan Aira
22 ATOTFS 21: Apartement Asing
23 ATOTFS 22: Janjian Pulang Bareng
24 ATOTFS 23: Uang Pacar
25 ATOTFS 24: Pertengkaran
26 ATOTFS 25: Tidak Suka Diabaikan
27 ATOTFS 26: Lihat Pacarnya Ares
28 ATOTFS 27: Ketegangan Di Rumah
29 ATOTFS 28: Dibalik Senyuman
30 ATOTFS 29: Setelah Pulang Sekolah
31 ATOTFS 30: Mereka Mafia?
32 ATOTFS 31: Keputusan Dadakan
33 ATOTFS 32: Ke Pantai Sama Tetangga
34 ATOTFS 33: Tawa Yang Lama Hilang
35 ATOTFS 34: Foto Bertiga
36 ATOTFS 35: Joanna Juga Mau
37 ATOTFS 36: Apa Hubungan Kalian?
38 ATOTFS 37: Jeda Acara Makan
39 ATOTFS 38: Ares, Aku Takut!
40 ATOTFS 39: Percaya Dan Setipis Tali
41 ATOTFS 40: Tugas Pertama
42 ATOTFS 41: Godaan
43 ATOTFS 42: Pernyataan Cinta
44 ATOTFS 43: Ciuman Tidak Langsung
45 ATOTFS 44: Roan
46 ATOTFS 45: Aku Peduli
47 ATOTFS 46: Aku Ingin Melihatnya
48 ATOTFS 47: Seperti Pangeran
49 ATOTFS 48: Kecelakaan Lomba
50 ATOTFS 49: Kamu Menangis?
51 ATOTFS 50: Target Baru?
52 ATOTFS 51: Pasangan Ivana
53 ATOTFS 52: Hanya Aira
54 ATOTFS 53: Hadiah Dari Ardila
55 ATOTFS 54: Bos Yang Baik
56 ATOTFS 55: Datang Bersama
57 ATOTFS 56: Jangan Takut
58 ATOTFS 57: Ga Peka
59 ATOTFS 58: Uwu Sampai Kabur
60 ATOTFS 59: Joanna Ingin Perubahan
61 ATOTFS 60: Membawamu Kebanyak Tempat
62 ATOTFS 61: Tak Mau Pulang
63 ATOTFS 62: Cantik Yang Mana?
64 ATOTFS 63: Ayo Ikut
65 ATOTFS 64: Pertama Kali Bolos
66 ATOTFS 65: Suka Dan Tutor
67 ATOTFS 66: Joanna Kenapa?
68 ATOTFS 67: Rencana Jenguk
69 ATOTFS 68: Orang Tua Yang Ketat
70 ATOTFS 69: Akan Aku Gendong
71 ATOTFS 70: Masalah Yang Menanti
72 ATOTFS 71: Ajakan Kemah
73 ATOTFS 72: Bertemu Kenalan Di Club
74 ATOTFS 73: Hutang Budi
75 ATOTFS 74: Ada Aku
76 ATOTFS 75: Sampai Di Tempat Kemah
77 ATOTFS 76: Mau Aku Pijat?
78 ATOTFS 77: Bukan Anak Bermasalah
79 ATOTFS 78: Jangan Menutupi Isak Tangismu
Episodes

Updated 79 Episodes

1
A TALE OF THE FOUR SEASON
2
ATOTFS 1: Tetangga Baru
3
ATOTFS 2: Ares Dan Ardila
4
ATOTFS 3: Bekal Makan Siang
5
ATOTFS 4: Gerak Gerik Mencurigakan
6
ATOTFS 5: Si Kelinci Aneh
7
ATOTFS 6: Berangkat Bareng Ares
8
ATOTFS 7: Kenapa Harus Ares?
9
ATOTFS 8: Memang Layak
10
ATOTFS 9: Telpon Dan Permen
11
ATOTFS 10: Ares Dipalak?
12
ATOTFS 11: Plester Kelinci Dan Kelas
13
ATOTFS 12: Pura-Pura Tidak Kenal
14
ATOTFS 13: Rumor Baru Soal Ares
15
ATOTFS 14: Takut Anjing?
16
ATOTFS 15: Pertunangan?
17
ATOTFS 16: Jam Tangan
18
ATOTFS 17: Ivana Kecewa
19
ATOTFS 18: Pacar Ares
20
ATOTFS 19: Aira Dihukum
21
ATOTFS 20: Kemarahan Aira
22
ATOTFS 21: Apartement Asing
23
ATOTFS 22: Janjian Pulang Bareng
24
ATOTFS 23: Uang Pacar
25
ATOTFS 24: Pertengkaran
26
ATOTFS 25: Tidak Suka Diabaikan
27
ATOTFS 26: Lihat Pacarnya Ares
28
ATOTFS 27: Ketegangan Di Rumah
29
ATOTFS 28: Dibalik Senyuman
30
ATOTFS 29: Setelah Pulang Sekolah
31
ATOTFS 30: Mereka Mafia?
32
ATOTFS 31: Keputusan Dadakan
33
ATOTFS 32: Ke Pantai Sama Tetangga
34
ATOTFS 33: Tawa Yang Lama Hilang
35
ATOTFS 34: Foto Bertiga
36
ATOTFS 35: Joanna Juga Mau
37
ATOTFS 36: Apa Hubungan Kalian?
38
ATOTFS 37: Jeda Acara Makan
39
ATOTFS 38: Ares, Aku Takut!
40
ATOTFS 39: Percaya Dan Setipis Tali
41
ATOTFS 40: Tugas Pertama
42
ATOTFS 41: Godaan
43
ATOTFS 42: Pernyataan Cinta
44
ATOTFS 43: Ciuman Tidak Langsung
45
ATOTFS 44: Roan
46
ATOTFS 45: Aku Peduli
47
ATOTFS 46: Aku Ingin Melihatnya
48
ATOTFS 47: Seperti Pangeran
49
ATOTFS 48: Kecelakaan Lomba
50
ATOTFS 49: Kamu Menangis?
51
ATOTFS 50: Target Baru?
52
ATOTFS 51: Pasangan Ivana
53
ATOTFS 52: Hanya Aira
54
ATOTFS 53: Hadiah Dari Ardila
55
ATOTFS 54: Bos Yang Baik
56
ATOTFS 55: Datang Bersama
57
ATOTFS 56: Jangan Takut
58
ATOTFS 57: Ga Peka
59
ATOTFS 58: Uwu Sampai Kabur
60
ATOTFS 59: Joanna Ingin Perubahan
61
ATOTFS 60: Membawamu Kebanyak Tempat
62
ATOTFS 61: Tak Mau Pulang
63
ATOTFS 62: Cantik Yang Mana?
64
ATOTFS 63: Ayo Ikut
65
ATOTFS 64: Pertama Kali Bolos
66
ATOTFS 65: Suka Dan Tutor
67
ATOTFS 66: Joanna Kenapa?
68
ATOTFS 67: Rencana Jenguk
69
ATOTFS 68: Orang Tua Yang Ketat
70
ATOTFS 69: Akan Aku Gendong
71
ATOTFS 70: Masalah Yang Menanti
72
ATOTFS 71: Ajakan Kemah
73
ATOTFS 72: Bertemu Kenalan Di Club
74
ATOTFS 73: Hutang Budi
75
ATOTFS 74: Ada Aku
76
ATOTFS 75: Sampai Di Tempat Kemah
77
ATOTFS 76: Mau Aku Pijat?
78
ATOTFS 77: Bukan Anak Bermasalah
79
ATOTFS 78: Jangan Menutupi Isak Tangismu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!