ATOTFS 8: Memang Layak

Ivana menarik napas dengan tenang dan kemudian melangkah menuju bangku yang seharusnya adalah bangkunya. Mendudukkan dirinya disebelah Ares, Ivana melirik Ares, hanya untuk menemukan pemuda tampan itu bahkan tidak melirik kearahnya dan hanya memandang lurus kearah papan tulis yang menuliskan dua kata, "Semangat Ujiannya."

Ivana menarik tatapannya dan kemudian menunduk untuk mengeluarkan tempat pensil dari dalam tasnya.

Beberapa menit setelah semua bangku diruangan itu penuh, seorang guru melangkah masuk disusul dengan dua anggota OSIS dibelakangnya. Salah satu anggota OSIS memegang sebuah kardus yang kecil, yang Ivana yakini sebagai tempat ponsel. Benar saja, setelah guru tersebut menyapa dan berbasa-basi sebentar, ia memberitahu bahwa ponsel wajib dikumpulkan, dan tentu saja bila ketahuan tidak menyerahkan ponselnya, akan ada konsekuensi sendiri.

Anggota OSIS di depan sana segera memutar kardus untuk menyimpan ponsel murid-muridnya. Ivana dengan tenang menyerahkan ponselnya kepada anggota OSIS itu. Siswi bersurai panjang itu mengulurkan tangannya kearah Ares untuk menerima ponselnya, ketika Ares dengan dingin meletakkan ponselnya diatas meja dan menarik kembali tangannya yang artinya anggota OSIS itu harus mengambil sendiri ponsel itu.

Siswi itu tertegun sebentar, sebelum mengulurkan tangannya mengambil Iphone mahal Ares.

Siswi itu melirik Ares dan dalam sekejab wajahnya memerah dengan tidak wajar.

"Silakan kerjakan ujian dengan tenang dan jangan berisik."

Begitu suara pengawas jatuh, semua orang segera menunduk untuk memfokuskan diri pada kertas ujian. Ivana membalik kertas ujian. Hari ini dua mata pelajaran yang diujikan adalah Matematika dan Bahasa Indonesia, yang merupakan pelajaran wajib disemua jurusan. Ivana pertama membalik halaman soal dan setelah memastikan bahwa soal benar sesuai urutan, Ivana mulai mengambil pulpennya dan mengerjakan soal dalam diam.

Setiap mata pelajaran memiliki satu setengah jam untuk mengerjakan soal, namun pada menit ke tiga puluh, gerakan disampingnya membuat Ivana menoleh dan tertegun melihat Ares telah berdiri dan sembari memegang kertas jawabannya.

Bukan hanya Ivana yang tertegun, namun orang lain secara alami terkejut begitu melihat Ares dan bertanya-tanya apa yang akan dilakukannya.

Sampai Ares maju kedepan dan menyerahkan lembar jawabannya sembari berucap, "Kumpul."

Guru pengawas yang menerima pekerjaan Ares tertegun dan menerimanya tanpa sadar. Begitu guru merespon, ia mengerutkan keningnya dan menatap kertas ditangannya. "Apa sudah yakin dengan jawabannya?"

"Masih ada satu jam sebelum waktu berakhir."

Guru pengawas ingin lanjut berkata untuk tidak terburu-buru dan mengecek kembali jawaban ketika ia tertegun. Guru pengawas secara kebetulan adalah guru matematika yang juga membuat soal tersebut. Jawaban soal pilihan ganda sudah ia hafal diluar kepala, dan melihat deretan bulatan hitam dibawahnya membuat guru tersebut tidak bisa menahan keterkejutannya.

Benar semua.

Guru itu segera membaca jawaban essai Ares dan lagi-lagi tertegun, karena jawabannya juga sempurna, tanpa cacat.

"Boleh saya keluar?"

Mendengar suara dingin Ares, guru matematika mengangguk tanpa sadar. "Oh, ya. Silakan."

Setelahnya, dibawah tatapan terkejut penghuni ruang kelas tersebut, Ares melangkah keluar tanpa ekspresi. Ivana memandang pintu kosong selama beberapa saat sebelum menghela napas dengan tenang dan menundukkan kepalanya. Dari reaksi gurunya, nampaknya jawabannya benar semua.

Ivana mau tak mau memikirkan bahwa Ares memang pantas menjadi peringkat pertama karena nilainya.

...***...

"Gimana ujiannya hari ini, Na?"

Miranda bertanya kepada Ivana yang baru melepas sepatunya di dekat pintu masuk. Meletakkan sepatunya di rak, Ivana menjawab, "Baik ma. Ada beberapa soal yang Vana nggak ngerti, jadi Vana jawab asal deh."

Miranda hanya mengangguk mendengar penuturan Ivana. Miranda bukanlah sosok yang begitu mengekang anaknya pada prestasi yang baik. Miranda sendiri menganggap bahwa nilai bukanlah tolok ukur dari segalanya. Miranda membebaskan Ivana memilih pendidikan yang dia suka, baik IPA maupun IPS atau bahkan Bahasa. Miranda membebaskan Ivana memilih mata pelajaran favoritnya dan tidak menekannya untuk menaikkan nilainya di mata pelajaran yang Ivana tidak kuasai. Namun meskipun dibilang membebaskan, Miranda juga tidak akan lupa mengingatkan Ivana untuk belajar jika Ivana terlampau lalai karena terlalu dibebaskan.

"Mama masak tumis udang kesukaan kamu. Ayo makan."

Ivana menganggukkan kepalanya. Ia mandi dan kemudian makan siang bersama dengan sang mama, karena keluarganya yang lain sedang tidak ada di rumah.

Selesai makan, Ivana kembali ke kamarnya.

Ivana dengan tenang membongkar sesuatu dari samping meja belajarnya. Sebuah gitar akustik kini Ivana pegang ditangannya. Ivana membuka pintu balkon kamarnya dan mendudukkan dirinya di bangku kecil yang menghadap pemandangan taman kecil depan rumahnya dan jalanan beserta rumah-rumah tetangga.

Mengenakan headset bluetooth disebelah telinganya, Ivana menyetel gitarnya sebelum memetiknya dengan santai.

Goresan pick gitar dan senar gitar menghasilkan melodi lembut yang nyaman didengar. Ivana dengan tenang bermain gitarnya sembari menyenandungkan lagu-lagu kecil yang dia hafal didalam kepalanya. Beberapa kali, Ivana berhenti untuk mengatur suara gitarnya, sebelum kembali bermain dengan ringan, untuk bersantai sembari menghabiskan waktu sebelum ia belajar untuk ujian besok.

...***...

Ares melangkah keluar dari kamar mandi. Tubuh bagian atasnya polos, memperlihatkan dengan jelas kulitnya yang putih dengan lapisan otot halus yang membuat garis tubuhnya indah. Otot perut yang kencang meregang ketika ia meletakkan handuk di gantungan lemari. Ares mengambil gelas air diatas meja dan menegaknya sembari mengulurkan tangan, hendak mengambil ponselnya yang berada di sofa sebelum terhenti ketika telinganya menangkap samar suara petikan gitar.

Ares menolehkan kepalanya dan memandang keluar kearah balkon kamarnya. Ares bergerak membuka pintu balkon kamarnya yang terbuat dari kaca dan berhenti di tepi balkon kamarnya yang dibatasi teralis kaca sebatas dadanya.

Dari lantai tiga, Ares dapat dengan jelas melihat sosok dibalkon lantai dua rumah seberang.

Entah apa yang dipikirkannya, namun Ares bersandar di pagar balon sembari menyesap minumannya dan mendengarkan lantunan melodi gitar Ivana selama dua jam penuh, sebelum suara itu menghilang berbarengan dengan suara pintu yang bergeser.

Menurunkan tatapannya, balkon yang semula berisi satu orang menjadi kosong. Pintu balkon yang semula terbuka tertutup.

Ares melihatnya selama beberapa waktu sebelum dengan tenang melangkah memasuki kamarnya kembali dan menutup pintu balkonnya.

Episodes
1 A TALE OF THE FOUR SEASON
2 ATOTFS 1: Tetangga Baru
3 ATOTFS 2: Ares Dan Ardila
4 ATOTFS 3: Bekal Makan Siang
5 ATOTFS 4: Gerak Gerik Mencurigakan
6 ATOTFS 5: Si Kelinci Aneh
7 ATOTFS 6: Berangkat Bareng Ares
8 ATOTFS 7: Kenapa Harus Ares?
9 ATOTFS 8: Memang Layak
10 ATOTFS 9: Telpon Dan Permen
11 ATOTFS 10: Ares Dipalak?
12 ATOTFS 11: Plester Kelinci Dan Kelas
13 ATOTFS 12: Pura-Pura Tidak Kenal
14 ATOTFS 13: Rumor Baru Soal Ares
15 ATOTFS 14: Takut Anjing?
16 ATOTFS 15: Pertunangan?
17 ATOTFS 16: Jam Tangan
18 ATOTFS 17: Ivana Kecewa
19 ATOTFS 18: Pacar Ares
20 ATOTFS 19: Aira Dihukum
21 ATOTFS 20: Kemarahan Aira
22 ATOTFS 21: Apartement Asing
23 ATOTFS 22: Janjian Pulang Bareng
24 ATOTFS 23: Uang Pacar
25 ATOTFS 24: Pertengkaran
26 ATOTFS 25: Tidak Suka Diabaikan
27 ATOTFS 26: Lihat Pacarnya Ares
28 ATOTFS 27: Ketegangan Di Rumah
29 ATOTFS 28: Dibalik Senyuman
30 ATOTFS 29: Setelah Pulang Sekolah
31 ATOTFS 30: Mereka Mafia?
32 ATOTFS 31: Keputusan Dadakan
33 ATOTFS 32: Ke Pantai Sama Tetangga
34 ATOTFS 33: Tawa Yang Lama Hilang
35 ATOTFS 34: Foto Bertiga
36 ATOTFS 35: Joanna Juga Mau
37 ATOTFS 36: Apa Hubungan Kalian?
38 ATOTFS 37: Jeda Acara Makan
39 ATOTFS 38: Ares, Aku Takut!
40 ATOTFS 39: Percaya Dan Setipis Tali
41 ATOTFS 40: Tugas Pertama
42 ATOTFS 41: Godaan
43 ATOTFS 42: Pernyataan Cinta
44 ATOTFS 43: Ciuman Tidak Langsung
45 ATOTFS 44: Roan
46 ATOTFS 45: Aku Peduli
47 ATOTFS 46: Aku Ingin Melihatnya
48 ATOTFS 47: Seperti Pangeran
49 ATOTFS 48: Kecelakaan Lomba
50 ATOTFS 49: Kamu Menangis?
51 ATOTFS 50: Target Baru?
52 ATOTFS 51: Pasangan Ivana
53 ATOTFS 52: Hanya Aira
54 ATOTFS 53: Hadiah Dari Ardila
55 ATOTFS 54: Bos Yang Baik
56 ATOTFS 55: Datang Bersama
57 ATOTFS 56: Jangan Takut
58 ATOTFS 57: Ga Peka
59 ATOTFS 58: Uwu Sampai Kabur
60 ATOTFS 59: Joanna Ingin Perubahan
61 ATOTFS 60: Membawamu Kebanyak Tempat
62 ATOTFS 61: Tak Mau Pulang
63 ATOTFS 62: Cantik Yang Mana?
64 ATOTFS 63: Ayo Ikut
65 ATOTFS 64: Pertama Kali Bolos
66 ATOTFS 65: Suka Dan Tutor
67 ATOTFS 66: Joanna Kenapa?
68 ATOTFS 67: Rencana Jenguk
69 ATOTFS 68: Orang Tua Yang Ketat
70 ATOTFS 69: Akan Aku Gendong
71 ATOTFS 70: Masalah Yang Menanti
72 ATOTFS 71: Ajakan Kemah
73 ATOTFS 72: Bertemu Kenalan Di Club
74 ATOTFS 73: Hutang Budi
75 ATOTFS 74: Ada Aku
76 ATOTFS 75: Sampai Di Tempat Kemah
77 ATOTFS 76: Mau Aku Pijat?
78 ATOTFS 77: Bukan Anak Bermasalah
79 ATOTFS 78: Jangan Menutupi Isak Tangismu
Episodes

Updated 79 Episodes

1
A TALE OF THE FOUR SEASON
2
ATOTFS 1: Tetangga Baru
3
ATOTFS 2: Ares Dan Ardila
4
ATOTFS 3: Bekal Makan Siang
5
ATOTFS 4: Gerak Gerik Mencurigakan
6
ATOTFS 5: Si Kelinci Aneh
7
ATOTFS 6: Berangkat Bareng Ares
8
ATOTFS 7: Kenapa Harus Ares?
9
ATOTFS 8: Memang Layak
10
ATOTFS 9: Telpon Dan Permen
11
ATOTFS 10: Ares Dipalak?
12
ATOTFS 11: Plester Kelinci Dan Kelas
13
ATOTFS 12: Pura-Pura Tidak Kenal
14
ATOTFS 13: Rumor Baru Soal Ares
15
ATOTFS 14: Takut Anjing?
16
ATOTFS 15: Pertunangan?
17
ATOTFS 16: Jam Tangan
18
ATOTFS 17: Ivana Kecewa
19
ATOTFS 18: Pacar Ares
20
ATOTFS 19: Aira Dihukum
21
ATOTFS 20: Kemarahan Aira
22
ATOTFS 21: Apartement Asing
23
ATOTFS 22: Janjian Pulang Bareng
24
ATOTFS 23: Uang Pacar
25
ATOTFS 24: Pertengkaran
26
ATOTFS 25: Tidak Suka Diabaikan
27
ATOTFS 26: Lihat Pacarnya Ares
28
ATOTFS 27: Ketegangan Di Rumah
29
ATOTFS 28: Dibalik Senyuman
30
ATOTFS 29: Setelah Pulang Sekolah
31
ATOTFS 30: Mereka Mafia?
32
ATOTFS 31: Keputusan Dadakan
33
ATOTFS 32: Ke Pantai Sama Tetangga
34
ATOTFS 33: Tawa Yang Lama Hilang
35
ATOTFS 34: Foto Bertiga
36
ATOTFS 35: Joanna Juga Mau
37
ATOTFS 36: Apa Hubungan Kalian?
38
ATOTFS 37: Jeda Acara Makan
39
ATOTFS 38: Ares, Aku Takut!
40
ATOTFS 39: Percaya Dan Setipis Tali
41
ATOTFS 40: Tugas Pertama
42
ATOTFS 41: Godaan
43
ATOTFS 42: Pernyataan Cinta
44
ATOTFS 43: Ciuman Tidak Langsung
45
ATOTFS 44: Roan
46
ATOTFS 45: Aku Peduli
47
ATOTFS 46: Aku Ingin Melihatnya
48
ATOTFS 47: Seperti Pangeran
49
ATOTFS 48: Kecelakaan Lomba
50
ATOTFS 49: Kamu Menangis?
51
ATOTFS 50: Target Baru?
52
ATOTFS 51: Pasangan Ivana
53
ATOTFS 52: Hanya Aira
54
ATOTFS 53: Hadiah Dari Ardila
55
ATOTFS 54: Bos Yang Baik
56
ATOTFS 55: Datang Bersama
57
ATOTFS 56: Jangan Takut
58
ATOTFS 57: Ga Peka
59
ATOTFS 58: Uwu Sampai Kabur
60
ATOTFS 59: Joanna Ingin Perubahan
61
ATOTFS 60: Membawamu Kebanyak Tempat
62
ATOTFS 61: Tak Mau Pulang
63
ATOTFS 62: Cantik Yang Mana?
64
ATOTFS 63: Ayo Ikut
65
ATOTFS 64: Pertama Kali Bolos
66
ATOTFS 65: Suka Dan Tutor
67
ATOTFS 66: Joanna Kenapa?
68
ATOTFS 67: Rencana Jenguk
69
ATOTFS 68: Orang Tua Yang Ketat
70
ATOTFS 69: Akan Aku Gendong
71
ATOTFS 70: Masalah Yang Menanti
72
ATOTFS 71: Ajakan Kemah
73
ATOTFS 72: Bertemu Kenalan Di Club
74
ATOTFS 73: Hutang Budi
75
ATOTFS 74: Ada Aku
76
ATOTFS 75: Sampai Di Tempat Kemah
77
ATOTFS 76: Mau Aku Pijat?
78
ATOTFS 77: Bukan Anak Bermasalah
79
ATOTFS 78: Jangan Menutupi Isak Tangismu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!