ATOTFS 3: Bekal Makan Siang

Hari Senin yang cerah, suara burung berkicau samar, penanda aktivitas pagi dimulai. Cahaya matahari secara otomatis menggantikan lampu yang telah dipadamkan sejak beberapa waktu yang lalu.

"Mama, Vana berangkat!"

Mengenakan seragam olahraga SMP lamanya untuk mengikuti kegiatan pelatihan murid baru di SMA Galatia, Ivana menggendong ransel hitam dipunggungnya. Surai panjangnya diikat kuda dengan anak poni yang jatuh didahinya. Wajahnya alami tanpa polesan selain lipbalm agar bibirnya terlihat tidak pucat.

Miranda melangkah keluar mengikuti Ivana dengan membawa selang air yang biasanya ia gunakan untuk menyiram tanaman di kebun didepan rumahnya. "Bekalnya sudah dibawa, kan? Katanya tidak boleh jajan diluar dan hanya boleh makan bekal. Jangan sampai kelupaan, lho."

Ivana menganggukkan kepalanya. "Sudah kok, ma. Sudah ada di tas Vana."

Miranda menganggukkan kepalanya dan membiarkan Ivana menaiki motornya. Ivana hendak berpamitan ketika Ardila muncul dari balik gerbang rumahnya dan mendekati keduanya dengan wajah penuh kelegaan ketika melihat Ivana.

"Ivana, syukur sekali kamu belum berangkat!"

"Tante Ardila?" beo Ivana samar.

"Lho, ada apa dek?" tanya Miranda sembari mendekati keduanya.

"Begini mbak. Bekal makan siang Ares tertinggal. Tadi saya lupa taruh bekal makan siang Ares di tasnya, dan saya malah bilang sudah sama Ares." Kata Ardila.

Ia menatap Ivana dan tersenyum. "Tante boleh titip bekal makan siang Ares tidak, Ivana? Kata Ares tidak diperbolehkan makan makanan lain selain bekal selama pelatihan. Takutnya Ares lapar. Dan kalau tante mau mengantarkan, masih ada orang yang berbenah di rumah, takutnya tidak enak jika ditinggal."

"Boleh ya, nak?"

Bukannya Ivana yang menjawab, Miranda dengan santai berkata, "Oh, ternyata begitu. Iya, titipkan aja ke Vana, dek. Toh, satu sekolah juga."

Ivana membuka suara. "Tapi ma, Vana tidak tahu seperti apa anaknya tante Ardila."

"Ini, tante ada fotonya Ares."

Mendengar perkataan Ivana, Ardila dengan sigap mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto kepada Ivana. Foto Ares, dimana pemuda itu berdiri tegap dengan wajah datar dan memandang lurus ke arah kamera. Ivana memandang pemuda yang ada di foto dan sedikit tertegun melihat betapa tampannya remaja itu. Ivana melirik Ardila yang memiliki paras cantik dan mau tak mau memikirkan seperti apa wajah suami Ardila.

Pasti sama-sama rupawannya.

Ivana mengingat didalam benaknya wajah Ares dan menerima permintaan tolong Ardila. Setelah berpamitan kepada keduanya dan setelah menerima ucapan terimakasih dari Ardila, Ivana melajukan motor maticnya menuju sekolah barunya dengan membawa dua bekal didalam tasnya. Bekal miliknya sendiri dan satu lagi, bekal milik Ares.

Sepuluh menit perjalanan menggunakan motor, Ivana akhirnya sampai di SMA Galatia. Memarkirkan motornya diantara motor-motor lain di parkiran SMA Galatia, Ivana menyampirkan helm hitamnya ke motor dan bergegas menuju halaman SMA Galatia bersama dengan para murid baru yang juga baru tiba di SMA Galatia.

...***...

"Gila! Aku capek banget!"

Aira tanpa malu berbaring dibawah pohon yang ditanam disekeliling halaman belakang SMA Galatia yang luasnya hampir sama dengan lapangan bola. Evie dengan tenang mendudukkan dirinya disebelah Aira, mengeluarkan kipas bundar dari dalam tasnya dan menyalakannya. Angin dingin segera berhembus, menyapa kulit kemerahan Evie setelah terpapar sinar matahari selama beberapa jam lamanya.

"Pinjam!" pekik Aira sembari menyambar kipas listrik milik Evie.

Yang dipalak dengan tenang menghela napas dan membiarkan temannya yang hampir sekarat itu disembuhkan oleh kipasnya. Evie berkata, "Mau makan sekarang atau agak nanti?"

Setelah melakukan pelatihan baris berbaris selama setengah hari lamanya, mereka kemudian diberi waktu istirahat selama satu jam untuk melakukan kegiatan pribadi, entah makan siang, bermain ponsel, ke kamar mandi atau bahkan tidur. Karena jam istirahat masih lama, mereka tidak terburu-buru untuk makan.

Joanna yang tengah menyeka wajahnya dengan tissue basah berkata, "Aku sebentar lagi."

"Kalau begitu aku makan duluan ya. Udah laper. Aku tadi belum sempat sarapan soalnya."

"Oke, makan aja."

Evie kemudian mengeluarkan bekal makan siangnya dan mulai menyantapnya sembari bermain ponsel. Sementara Ivana sejak tadi menatap sekeliling guna menemukan sosok Ares. Melihat gerak-gerik sahabatnya yang aneh, Joanna bertanya, "Cari apa sih, Na?"

Ivana memandang sahabat-sahabatnya dan menggelengkan kepalanya. Berkata pun, bukannya mereka akan tahu siapa Ares itu. Lagipula, jika dia memberitahu mereka, mereka terutama Aira hanya akan menjadi penasaran dan melontarkan segala pertanyaan yang pastinya tidak akan berakhir hanya dalam beberapa menit. Apalagi jika berhubungan dengan laki-laki.

"Gapapa, cuma lihat-lihat."

Joanna tidak lagi bertanya, hanya mengangguk dan kemudian melanjutkan menyeka kulitnya yang terbuka dengan tissue basah.

Ivana mengalihkan tatapannya kembali, hanya untuk mendengar suara-suara disekelilingnya.

"Itu yang peringkat pertama, kan?"

"Katanya nilai masuknya benar-benar sempurna. Nilai penuh."

"Seriusan? Wah, udah ganteng, pintar lagi."

Ivana menolehkan kepalanya untuk menemukan segerombol anak perempuan tengah membicarakan sesuatu, atau lebih tepatnya seseorang. Seseorang yang diterima di SMA Galatia dengan nilai paling sempurna yang bahkan mengalahkan nilai Joanna yang selalu rangking satu di SMP lamanya. Ivana pernah mendengarnya, namun Ivana lupa. Sebenarnya beritanya yang mendapatkan nilai sempurna di ujian masuk itu benar-benar sudah tersebar ke seluruh lingkungan sekolah bahkan sampai kepada para senior tahun kedua dan tahun ketiga.

Bagaimanapun, siswa cerdas seperti itu adalah yang membuat semua orang tentu saja penasaran.

Ia hendak mengalihkan perhatiannya ketika dia mendengar suara mereka lagi, menyebutkan nama seseorang.

"Namanya Ares, kan?"

"Iya, dia satu SMP denganku dulu. Penggemarnya sangat banyak, tapi sayangnya dia terlalu dingin dan acuh. Bahkan dia hampir bisa dikatakan tidak punya teman lain."

Ivana menoleh kembali dan mengangkat telinganya.

"Eh, lihat deh. Lagi-lagi dia duduk disana sendirian."

Itu adalah kata-kata yang ditunggu Ivana. Ivana mengikuti arah jari gadis yang tengah bergosip dengan temannya dan melihat sosok yang sama persis dengan yang ada di foto tengah duduk di bawah pohon seorang diri. Memandang lurus kedepan dengan dingin dan tanpa ekspresi yang membuat orang lain takut dan ragu untuk mendekatinya.

Ivana berdiri dengan membawa paper bag berisi kotak makan siang ditangannya dan hendak melangkah pergi ketika sebuah percakapan singkat masuk ke telinganya.

"Bukan cuma karena sikap dinginnya yang bikin Ares ditakuti. Tapi rumornya, mereka yang berusaha deketin Ares nggak akan berakhir baik, karena penggemar Ares termasuk penggemar yang anarkis."

"Maksudnya?"

"Maksudnya jangan pernah terlihat dekat sama Ares kalau nggak mau berakhir jadi bulan-bulanannya fangirl Ares. Paham sayangku?"

Yang disebelahnya segera berkata, "Benar. Kudengar teman sebangku Ares, yang kebetulan perempuan jatuh dari tangga tanpa alasan dan menderita patah tulang. Waktu dia sembuh, dia pindah langsung dari tempat duduknya."

Seketika, langkah Ivana terhenti.

Ivana memandang bekal makan siang ditangannya dan memandang samar Ares yang duduk disana dengan puluhan pasang mata yang sadar tidak sadar terarah kepada pemuda itu. Ivana meneguk ludahnya dengan kasar. Jika yang mendapatkan pembagian kursi disebelahnya saja bisa mengalami patah tulang karena jatuh dari tangga, bagaimana dengan dirinya yang bisa dianggap mengirimkan bekal makan siang untuk Ares?

Ivana menciutkan bahunya.

Patah tulang, tidak begitu sakit kan, ya?

Episodes
1 A TALE OF THE FOUR SEASON
2 ATOTFS 1: Tetangga Baru
3 ATOTFS 2: Ares Dan Ardila
4 ATOTFS 3: Bekal Makan Siang
5 ATOTFS 4: Gerak Gerik Mencurigakan
6 ATOTFS 5: Si Kelinci Aneh
7 ATOTFS 6: Berangkat Bareng Ares
8 ATOTFS 7: Kenapa Harus Ares?
9 ATOTFS 8: Memang Layak
10 ATOTFS 9: Telpon Dan Permen
11 ATOTFS 10: Ares Dipalak?
12 ATOTFS 11: Plester Kelinci Dan Kelas
13 ATOTFS 12: Pura-Pura Tidak Kenal
14 ATOTFS 13: Rumor Baru Soal Ares
15 ATOTFS 14: Takut Anjing?
16 ATOTFS 15: Pertunangan?
17 ATOTFS 16: Jam Tangan
18 ATOTFS 17: Ivana Kecewa
19 ATOTFS 18: Pacar Ares
20 ATOTFS 19: Aira Dihukum
21 ATOTFS 20: Kemarahan Aira
22 ATOTFS 21: Apartement Asing
23 ATOTFS 22: Janjian Pulang Bareng
24 ATOTFS 23: Uang Pacar
25 ATOTFS 24: Pertengkaran
26 ATOTFS 25: Tidak Suka Diabaikan
27 ATOTFS 26: Lihat Pacarnya Ares
28 ATOTFS 27: Ketegangan Di Rumah
29 ATOTFS 28: Dibalik Senyuman
30 ATOTFS 29: Setelah Pulang Sekolah
31 ATOTFS 30: Mereka Mafia?
32 ATOTFS 31: Keputusan Dadakan
33 ATOTFS 32: Ke Pantai Sama Tetangga
34 ATOTFS 33: Tawa Yang Lama Hilang
35 ATOTFS 34: Foto Bertiga
36 ATOTFS 35: Joanna Juga Mau
37 ATOTFS 36: Apa Hubungan Kalian?
38 ATOTFS 37: Jeda Acara Makan
39 ATOTFS 38: Ares, Aku Takut!
40 ATOTFS 39: Percaya Dan Setipis Tali
41 ATOTFS 40: Tugas Pertama
42 ATOTFS 41: Godaan
43 ATOTFS 42: Pernyataan Cinta
44 ATOTFS 43: Ciuman Tidak Langsung
45 ATOTFS 44: Roan
46 ATOTFS 45: Aku Peduli
47 ATOTFS 46: Aku Ingin Melihatnya
48 ATOTFS 47: Seperti Pangeran
49 ATOTFS 48: Kecelakaan Lomba
50 ATOTFS 49: Kamu Menangis?
51 ATOTFS 50: Target Baru?
52 ATOTFS 51: Pasangan Ivana
53 ATOTFS 52: Hanya Aira
54 ATOTFS 53: Hadiah Dari Ardila
55 ATOTFS 54: Bos Yang Baik
56 ATOTFS 55: Datang Bersama
57 ATOTFS 56: Jangan Takut
58 ATOTFS 57: Ga Peka
59 ATOTFS 58: Uwu Sampai Kabur
60 ATOTFS 59: Joanna Ingin Perubahan
61 ATOTFS 60: Membawamu Kebanyak Tempat
62 ATOTFS 61: Tak Mau Pulang
63 ATOTFS 62: Cantik Yang Mana?
64 ATOTFS 63: Ayo Ikut
65 ATOTFS 64: Pertama Kali Bolos
66 ATOTFS 65: Suka Dan Tutor
67 ATOTFS 66: Joanna Kenapa?
68 ATOTFS 67: Rencana Jenguk
69 ATOTFS 68: Orang Tua Yang Ketat
70 ATOTFS 69: Akan Aku Gendong
71 ATOTFS 70: Masalah Yang Menanti
72 ATOTFS 71: Ajakan Kemah
73 ATOTFS 72: Bertemu Kenalan Di Club
74 ATOTFS 73: Hutang Budi
75 ATOTFS 74: Ada Aku
76 ATOTFS 75: Sampai Di Tempat Kemah
77 ATOTFS 76: Mau Aku Pijat?
78 ATOTFS 77: Bukan Anak Bermasalah
79 ATOTFS 78: Jangan Menutupi Isak Tangismu
Episodes

Updated 79 Episodes

1
A TALE OF THE FOUR SEASON
2
ATOTFS 1: Tetangga Baru
3
ATOTFS 2: Ares Dan Ardila
4
ATOTFS 3: Bekal Makan Siang
5
ATOTFS 4: Gerak Gerik Mencurigakan
6
ATOTFS 5: Si Kelinci Aneh
7
ATOTFS 6: Berangkat Bareng Ares
8
ATOTFS 7: Kenapa Harus Ares?
9
ATOTFS 8: Memang Layak
10
ATOTFS 9: Telpon Dan Permen
11
ATOTFS 10: Ares Dipalak?
12
ATOTFS 11: Plester Kelinci Dan Kelas
13
ATOTFS 12: Pura-Pura Tidak Kenal
14
ATOTFS 13: Rumor Baru Soal Ares
15
ATOTFS 14: Takut Anjing?
16
ATOTFS 15: Pertunangan?
17
ATOTFS 16: Jam Tangan
18
ATOTFS 17: Ivana Kecewa
19
ATOTFS 18: Pacar Ares
20
ATOTFS 19: Aira Dihukum
21
ATOTFS 20: Kemarahan Aira
22
ATOTFS 21: Apartement Asing
23
ATOTFS 22: Janjian Pulang Bareng
24
ATOTFS 23: Uang Pacar
25
ATOTFS 24: Pertengkaran
26
ATOTFS 25: Tidak Suka Diabaikan
27
ATOTFS 26: Lihat Pacarnya Ares
28
ATOTFS 27: Ketegangan Di Rumah
29
ATOTFS 28: Dibalik Senyuman
30
ATOTFS 29: Setelah Pulang Sekolah
31
ATOTFS 30: Mereka Mafia?
32
ATOTFS 31: Keputusan Dadakan
33
ATOTFS 32: Ke Pantai Sama Tetangga
34
ATOTFS 33: Tawa Yang Lama Hilang
35
ATOTFS 34: Foto Bertiga
36
ATOTFS 35: Joanna Juga Mau
37
ATOTFS 36: Apa Hubungan Kalian?
38
ATOTFS 37: Jeda Acara Makan
39
ATOTFS 38: Ares, Aku Takut!
40
ATOTFS 39: Percaya Dan Setipis Tali
41
ATOTFS 40: Tugas Pertama
42
ATOTFS 41: Godaan
43
ATOTFS 42: Pernyataan Cinta
44
ATOTFS 43: Ciuman Tidak Langsung
45
ATOTFS 44: Roan
46
ATOTFS 45: Aku Peduli
47
ATOTFS 46: Aku Ingin Melihatnya
48
ATOTFS 47: Seperti Pangeran
49
ATOTFS 48: Kecelakaan Lomba
50
ATOTFS 49: Kamu Menangis?
51
ATOTFS 50: Target Baru?
52
ATOTFS 51: Pasangan Ivana
53
ATOTFS 52: Hanya Aira
54
ATOTFS 53: Hadiah Dari Ardila
55
ATOTFS 54: Bos Yang Baik
56
ATOTFS 55: Datang Bersama
57
ATOTFS 56: Jangan Takut
58
ATOTFS 57: Ga Peka
59
ATOTFS 58: Uwu Sampai Kabur
60
ATOTFS 59: Joanna Ingin Perubahan
61
ATOTFS 60: Membawamu Kebanyak Tempat
62
ATOTFS 61: Tak Mau Pulang
63
ATOTFS 62: Cantik Yang Mana?
64
ATOTFS 63: Ayo Ikut
65
ATOTFS 64: Pertama Kali Bolos
66
ATOTFS 65: Suka Dan Tutor
67
ATOTFS 66: Joanna Kenapa?
68
ATOTFS 67: Rencana Jenguk
69
ATOTFS 68: Orang Tua Yang Ketat
70
ATOTFS 69: Akan Aku Gendong
71
ATOTFS 70: Masalah Yang Menanti
72
ATOTFS 71: Ajakan Kemah
73
ATOTFS 72: Bertemu Kenalan Di Club
74
ATOTFS 73: Hutang Budi
75
ATOTFS 74: Ada Aku
76
ATOTFS 75: Sampai Di Tempat Kemah
77
ATOTFS 76: Mau Aku Pijat?
78
ATOTFS 77: Bukan Anak Bermasalah
79
ATOTFS 78: Jangan Menutupi Isak Tangismu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!