ATOTFS 2: Ares Dan Ardila

Motor sport hitam itu berhenti tepat dihalaman rumah bertingkat tiga yang beberapa jam lalu didatangi oleh Ivana dan Miranda. Pemuda itu tinggi dan ramping., tubuh dibalik hoodie hitam itu jelas menyimpan otot halus khas remaja atletik. Melepas helm hitam dikepalanya, helaian surai hitam jatuh didahinya yang sedikit basah karena keringat. Sepasang maniknya turun dan bulu mata panjangnya sedikit berkibar kala ia berkedip samar.

"Ares, baru pulang?"

Ares mengalihkan tatapannya pada Ardila yang melangkah keluar sembari membawa pot tanaman ditangannya. Ares meletakkan helm di tangannya dan tanpa kata meraih pot ditangan sang mama sebelum membawanya menuju rak pot dan menaruhnya diantara pot-pot lain yang merupakan tanaman kesayangan Ardila.

Melihat sang putra yang meski tanpa kata membantunya, Ardila tersenyum dan berucap, "Tadi banyak tetangga yang mampir dan menyapa. Sayang sekali kamu nggak bisa ikut menyapa mereka. Semuanya baik-baik dan ramah-ramah."

"Oh iya, kak Miranda dari rumah seberang punya anak perempuan yang seumuran sama kamu, dan katanya satu sekolah dengan kamu. Mama harap kalian bisa berteman dan saling membantu di sekolah nanti. Bagaimanapun, di lingkungan baru, kamu juga butuh teman."

"Tidak perlu."

Hanya itu yang diucapkan Ares untuk membalas perkataan sang mama. Suaranya dingin dan dalam, seolah ia tengah menelan sebongkah es yang bisa membekukan hanya dengan sapuan nafasnya. Ares dengan tenang melangkah melewati Ardila dan berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai dua, meninggalkan Miranda yang berdiri memandang arah kepergian putranya dengan helaan nafas lembut.

"Ares." Ardila berbisik pada dirinya sendiri dalam keheningan. "Kapan kamu akan membuka hatimu, nak?"

Melangkah memasuki kamarnya, Ares mengulurkan tangannya untuk menyampirkan hoodie yang dikenakannya ke kursi belajar sebelum ia merebahkan dirinya disofa. Sandaran sofa yang keras menahan punggungnya yang nampak kesepian. Sepasang maniknya yang dingin memandang keluar balkon kamarnya dengan acuh tak acuh.

Tidak ada emosi di wajahnya yang dengan tegar menampilkan ekspresi dingin dan tak tersentuh.

Drt... Drt...

Iphone hitam diatas meja berkedip dan menampilkan serentet kalimat dilayarnya. Sebelum lima detik kemudian kembali menjadi layar gelap. Ares menatapnya dan dengan acuh mengabaikannya dan kembali memandang keluar balkon kamarnya sekali lagi, tidak tahu apa yang dia pikirkan.

...***...

"Ma, aku main keluar sebentar, ya?"

Lengkap dengan pakaian casualnya, Ivana menghampiri sang mama untuk berpamitan. Miranda menoleh kearah Ivana dan bertanya dengan santai. "Main kemana?"

"Ke caffe, ma. Sama Ai, Vie dan Joa."

Mendengar jawaban Ivana, Miranda menganggukkan kepalanya. Merogoh sakunya, Miranda mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dan memberikannya kepada Ivana sembari berkata, "Jangan terlalu lama pulangnya. Kalau ada sesuatu, ingat untuk mengabari orang rumah. Mengerti?"

Ivana menerima uang saku dari sang mama dan mengangguk dengan senang hati. "Iya, ma. Vana berangkat dulu ya."

Setelah berpamitan, Ivana melangkah keluar. Mengenakan baju putih dan cardigan semi ungu sementara bawahannya mengenakan jeans hitam, Ivana mengenakan helm dan menaiki motor matic-nya menuju tempat yang dimaksudkan oleh para sahabat untuk bertemu. Dua puluh menit kemudian, Ivana memarkirkan motor matic-nya di parkiran depan sebuah caffe bertingkat dua.

Memasuki bangunan yang didominasi kaca itu, Ivana melirik ponselnya yang menampilkan grup chat, yang memberitahu bahwa sahabat-sahabatnya berada di meja nomor delapan belas yang ada di sudut caffe. Mengikuti urutan meja, Ivana dengan cepat menemukan keberadaan sahabat-sahabatnya.

Tiga orang itu duduk dimeja kecil. Sebuah meja bundar dengan empat bangku di sekitarnya. Tiga bangku sudah terisi, dan tersisa satu bangku yang jelas menjadi tempat dimana dia akan duduk.

"Vana! Sini!"

Gadis berambut pirang itu melambaikan tangannya memanggil Ivana begitu ia menyadari keberadaannya. Dua temannya yang lain segera menoleh sementara Ivana melangkah menuju mereka sebelum mendaratkan pantatnya diatas bangku.

"Tumben nih, si anak rumahan mau datang."

Sindiran yang sebenarnya juga bukan sindiran itu diucapkan oleh gadis bersurai hitam sebahu disebelah Evie—yang berambut pirang. Dandanannya yang nyaris seperti preman membuatnya nampak kontras dengan wajahnya yang cantik dan bisa dibilang manis. Seringaian terpampang dibibirnya yang merekah berwarna merah cerah, alami tanpa ada polesan apapun.

"Hari ini kan kamu yang traktir. Aku nggak bisa dong, menyia-nyiakan kesempatan jajan gratis sepuasnya." Balas Ivana dengan santai.

"Sialan!"

Aira hanya mengumpat karena kebiasaan, namun dia tidak benar-benar bermaksud mengumpati Ivana. Aira tertawa dan kemudian berucap, "Kamu mau nguras dompet aku ceritanya?"

Ivana menggelengkan kepalanya dengan polos dan tersenyum. "Setengahnya aja."

"Ngomong-ngomong, dari kita yang masuk jurusan IPS cuma Aira, ya?" tanya Ivana.

Aira mengangguk dengan santai, sementara Evie disampingnya berkata, "Sayang banget nggak bisa kumpul satu jurusan apalagi satu kelas."

"Ya, yang penting kita masih bisa satu sekolah, kan?"

Aira menghela napas dan memandang mereka dengan jijik. "Aku bukan anak yang suka belajar kaya kalian. Bisa masuk ke SMA Galatia yang katanya super ketat sama nilai, masih untung-untungan. Udah, disyukurin aja."

Evie hanya bisa menganggukkan kepalanya meski ia masih merasa berat karena satu sahabatnya tidak bisa satu jurusan dengannya. Bagaimanapun keempatnya sudah bersama sejak sekolah dasar, dan sekarang akan terpisah karena jurusan. Rasanya, Evie merasa kurang. Namun memikirkan apa yang dikatakan oleh Aira membuat Evie mau tak mau merasa lega. Benar, setidaknya syukur mereka masih bisa bersama.

"Untung kamu masih ada kelebihan prestasi non akademik."

Joanna yang sedari tadi diam akhirnya membuka suaranya. "Soalnya nilai akademik kamu benar-benar mengerikan untuk dilihat."

Aira menyunggingkan senyuman miring dan mengedikkan bahunya, nampak acuh dan tak peduli dengan nilainya. "Yang penting masih lebih dari angka satu."

Ivana tertawa dan menimpali. "Iya, dua kan juga lebih dari satu."

Ketiganya bercanda dan saling bertukar kata sampai tiga jam kemudian, Ivana tiba dirumahnya kembali. Menyimpan motor di garasi, Ivana melangkah masuk ke rumahnya dan berpapasan dengan adik laki-lakinya yang tengah bermain game bersama dengan anak tetangga sebelah di ruang santai disebelah taman samping rumah.

"Game terus, ga bosen apa?"

Suaranya mengalihkan kedua anak laki-laki berusia dua belas atau tiga belas tahun itu. Melihat kedatangan Ivana. anak laki-laki yang duduk di bangku sebelah kanan menyapa dengan sopan namun akrab. "Halo, kak Vana."

"Halo, Ren. Gimana kabarnya? Udah seminggu nggak kelihatan main sama Desta."

Ren menjawab seadanya. "Ada les tambahan disekolah, kak. Pulangnya biasanya agak sore. Kalau udah sore, kan, nggak boleh main kemana-mana lagi."

Ivana menganggukkan kepalanya. "Ya udah, lanjut sana."

Ren menganggukkan kepalanya dan kembali mengubur dirinya dalam permainan. Sementara Ivana dengan jahil mencubit pipi Desta sebelum pergi, yang tentu saja menimbulkan jeritan kesal dari korban cubitan yang ditinggalkan begitu saja.

🔸

Episodes
1 A TALE OF THE FOUR SEASON
2 ATOTFS 1: Tetangga Baru
3 ATOTFS 2: Ares Dan Ardila
4 ATOTFS 3: Bekal Makan Siang
5 ATOTFS 4: Gerak Gerik Mencurigakan
6 ATOTFS 5: Si Kelinci Aneh
7 ATOTFS 6: Berangkat Bareng Ares
8 ATOTFS 7: Kenapa Harus Ares?
9 ATOTFS 8: Memang Layak
10 ATOTFS 9: Telpon Dan Permen
11 ATOTFS 10: Ares Dipalak?
12 ATOTFS 11: Plester Kelinci Dan Kelas
13 ATOTFS 12: Pura-Pura Tidak Kenal
14 ATOTFS 13: Rumor Baru Soal Ares
15 ATOTFS 14: Takut Anjing?
16 ATOTFS 15: Pertunangan?
17 ATOTFS 16: Jam Tangan
18 ATOTFS 17: Ivana Kecewa
19 ATOTFS 18: Pacar Ares
20 ATOTFS 19: Aira Dihukum
21 ATOTFS 20: Kemarahan Aira
22 ATOTFS 21: Apartement Asing
23 ATOTFS 22: Janjian Pulang Bareng
24 ATOTFS 23: Uang Pacar
25 ATOTFS 24: Pertengkaran
26 ATOTFS 25: Tidak Suka Diabaikan
27 ATOTFS 26: Lihat Pacarnya Ares
28 ATOTFS 27: Ketegangan Di Rumah
29 ATOTFS 28: Dibalik Senyuman
30 ATOTFS 29: Setelah Pulang Sekolah
31 ATOTFS 30: Mereka Mafia?
32 ATOTFS 31: Keputusan Dadakan
33 ATOTFS 32: Ke Pantai Sama Tetangga
34 ATOTFS 33: Tawa Yang Lama Hilang
35 ATOTFS 34: Foto Bertiga
36 ATOTFS 35: Joanna Juga Mau
37 ATOTFS 36: Apa Hubungan Kalian?
38 ATOTFS 37: Jeda Acara Makan
39 ATOTFS 38: Ares, Aku Takut!
40 ATOTFS 39: Percaya Dan Setipis Tali
41 ATOTFS 40: Tugas Pertama
42 ATOTFS 41: Godaan
43 ATOTFS 42: Pernyataan Cinta
44 ATOTFS 43: Ciuman Tidak Langsung
45 ATOTFS 44: Roan
46 ATOTFS 45: Aku Peduli
47 ATOTFS 46: Aku Ingin Melihatnya
48 ATOTFS 47: Seperti Pangeran
49 ATOTFS 48: Kecelakaan Lomba
50 ATOTFS 49: Kamu Menangis?
51 ATOTFS 50: Target Baru?
52 ATOTFS 51: Pasangan Ivana
53 ATOTFS 52: Hanya Aira
54 ATOTFS 53: Hadiah Dari Ardila
55 ATOTFS 54: Bos Yang Baik
56 ATOTFS 55: Datang Bersama
57 ATOTFS 56: Jangan Takut
58 ATOTFS 57: Ga Peka
59 ATOTFS 58: Uwu Sampai Kabur
60 ATOTFS 59: Joanna Ingin Perubahan
61 ATOTFS 60: Membawamu Kebanyak Tempat
62 ATOTFS 61: Tak Mau Pulang
63 ATOTFS 62: Cantik Yang Mana?
64 ATOTFS 63: Ayo Ikut
65 ATOTFS 64: Pertama Kali Bolos
66 ATOTFS 65: Suka Dan Tutor
67 ATOTFS 66: Joanna Kenapa?
68 ATOTFS 67: Rencana Jenguk
69 ATOTFS 68: Orang Tua Yang Ketat
70 ATOTFS 69: Akan Aku Gendong
71 ATOTFS 70: Masalah Yang Menanti
72 ATOTFS 71: Ajakan Kemah
73 ATOTFS 72: Bertemu Kenalan Di Club
74 ATOTFS 73: Hutang Budi
75 ATOTFS 74: Ada Aku
76 ATOTFS 75: Sampai Di Tempat Kemah
77 ATOTFS 76: Mau Aku Pijat?
78 ATOTFS 77: Bukan Anak Bermasalah
79 ATOTFS 78: Jangan Menutupi Isak Tangismu
Episodes

Updated 79 Episodes

1
A TALE OF THE FOUR SEASON
2
ATOTFS 1: Tetangga Baru
3
ATOTFS 2: Ares Dan Ardila
4
ATOTFS 3: Bekal Makan Siang
5
ATOTFS 4: Gerak Gerik Mencurigakan
6
ATOTFS 5: Si Kelinci Aneh
7
ATOTFS 6: Berangkat Bareng Ares
8
ATOTFS 7: Kenapa Harus Ares?
9
ATOTFS 8: Memang Layak
10
ATOTFS 9: Telpon Dan Permen
11
ATOTFS 10: Ares Dipalak?
12
ATOTFS 11: Plester Kelinci Dan Kelas
13
ATOTFS 12: Pura-Pura Tidak Kenal
14
ATOTFS 13: Rumor Baru Soal Ares
15
ATOTFS 14: Takut Anjing?
16
ATOTFS 15: Pertunangan?
17
ATOTFS 16: Jam Tangan
18
ATOTFS 17: Ivana Kecewa
19
ATOTFS 18: Pacar Ares
20
ATOTFS 19: Aira Dihukum
21
ATOTFS 20: Kemarahan Aira
22
ATOTFS 21: Apartement Asing
23
ATOTFS 22: Janjian Pulang Bareng
24
ATOTFS 23: Uang Pacar
25
ATOTFS 24: Pertengkaran
26
ATOTFS 25: Tidak Suka Diabaikan
27
ATOTFS 26: Lihat Pacarnya Ares
28
ATOTFS 27: Ketegangan Di Rumah
29
ATOTFS 28: Dibalik Senyuman
30
ATOTFS 29: Setelah Pulang Sekolah
31
ATOTFS 30: Mereka Mafia?
32
ATOTFS 31: Keputusan Dadakan
33
ATOTFS 32: Ke Pantai Sama Tetangga
34
ATOTFS 33: Tawa Yang Lama Hilang
35
ATOTFS 34: Foto Bertiga
36
ATOTFS 35: Joanna Juga Mau
37
ATOTFS 36: Apa Hubungan Kalian?
38
ATOTFS 37: Jeda Acara Makan
39
ATOTFS 38: Ares, Aku Takut!
40
ATOTFS 39: Percaya Dan Setipis Tali
41
ATOTFS 40: Tugas Pertama
42
ATOTFS 41: Godaan
43
ATOTFS 42: Pernyataan Cinta
44
ATOTFS 43: Ciuman Tidak Langsung
45
ATOTFS 44: Roan
46
ATOTFS 45: Aku Peduli
47
ATOTFS 46: Aku Ingin Melihatnya
48
ATOTFS 47: Seperti Pangeran
49
ATOTFS 48: Kecelakaan Lomba
50
ATOTFS 49: Kamu Menangis?
51
ATOTFS 50: Target Baru?
52
ATOTFS 51: Pasangan Ivana
53
ATOTFS 52: Hanya Aira
54
ATOTFS 53: Hadiah Dari Ardila
55
ATOTFS 54: Bos Yang Baik
56
ATOTFS 55: Datang Bersama
57
ATOTFS 56: Jangan Takut
58
ATOTFS 57: Ga Peka
59
ATOTFS 58: Uwu Sampai Kabur
60
ATOTFS 59: Joanna Ingin Perubahan
61
ATOTFS 60: Membawamu Kebanyak Tempat
62
ATOTFS 61: Tak Mau Pulang
63
ATOTFS 62: Cantik Yang Mana?
64
ATOTFS 63: Ayo Ikut
65
ATOTFS 64: Pertama Kali Bolos
66
ATOTFS 65: Suka Dan Tutor
67
ATOTFS 66: Joanna Kenapa?
68
ATOTFS 67: Rencana Jenguk
69
ATOTFS 68: Orang Tua Yang Ketat
70
ATOTFS 69: Akan Aku Gendong
71
ATOTFS 70: Masalah Yang Menanti
72
ATOTFS 71: Ajakan Kemah
73
ATOTFS 72: Bertemu Kenalan Di Club
74
ATOTFS 73: Hutang Budi
75
ATOTFS 74: Ada Aku
76
ATOTFS 75: Sampai Di Tempat Kemah
77
ATOTFS 76: Mau Aku Pijat?
78
ATOTFS 77: Bukan Anak Bermasalah
79
ATOTFS 78: Jangan Menutupi Isak Tangismu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!