Nyonya itu terkejut dan berbagai pertanyaan muncul di benaknya. Dia diam sebentar memikirkannya. Tidak lama kemudian menjawab, “Dia adalah anak tukang kayu tuan, tidak penting. Tidak mempunyai kemampuan apa pun dan hanya datang untuk mengacau. Tapi, jika tuan benar-benar ingin bertemu dengannya, saya tidak keberatan mengantarkan anda ke rumahnya.”
“Anda sangat murah hati. Baiklah, Mohon pimpin jalan kami nyonya. Kami akan memberikan uang lebih dari panduan anda.”
“Anda juga sangat murah hati mau berkunjung di restoranku. Sebagai tuan rumah, tentu saja saya akan melayani anda dengan baik, karena di Restoran kami pelayanan sangat di utamakan.”
“Baiklah, nyonya, tolong antarkan.”
Nyonya itu mengangguk.
......................
Yi Ming selalu berlatih. Ketika matahari pagi bersinar, dia telah Push up beberapa kali, kemudian mengangkat beban kayu di punggungnya. Setelah itu, memukul-mukul pohon bunga sakura di halaman rumahnya.
Keringat mengalir deras dan wajahnya memerah karena panas. Tapi semangat Yi Ming semakin memanas. Dia tidak akan melewatkan kesempatan apa pun untuk latihannya.
Karena menyerap Qi bumi dan langit sangat sulit baginya, dia hanya bisa berlatih fisik seperti ini.
Tidak beberapa lama, dia mengusap dahinya yang di penuhi keringat, kemudian hendak berlatih lagi, tapi tiba-tiba dia mendengar suara seseorang.
“Tuan-tuan, sebelah sini. Ini adalah rumahnya.”
Ketika Yi Ming menoleh, Nyonya pemilik restoran Seafood itu datang membawa lima orang bangsawan di belakangnya. Mereka semua sangat menawan.
Yang paling depan, seorang pria paruh baya memakai jubah hitam, di belakangnya ada seorang wanita dan dua laki-laki, satu wanita.
Pria yang paling depan mengangguk dan berjalan memasuki halaman rumah Yi Ming.
Yi Ming heran dan bertanya mengapa nyonya itu datang. Tapi kemudian, muncul di ingatannya jika dia pernah memasang iklan untuk mencari kerja. Apa itu berkaitan dengan itu?
Dia kemudian berjalan mendekatinya.
Nyonya itu kemudian berkata setelah Yi Ming datang, “Tuan, dia adalah pemuda yang memasang iklan itu.”
Patriak keluarga Jiang memandangnya sebentar kemudian bertanya, “Apa kau benar orangnya?”
Yi Ming mengangguk.
Patriak itu tertawa gembira. “Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu.”
......................
Yi Ming kemudian membawanya masuk dan duduk di meja makan, menghidangkannya minuman lalu ikut duduk.
Setelah Patriak meminum sedikit minuman, dia kemudian berkata sambil mengangkat iklan yang di buat Yi Ming, “Aku tertarik denganmu setelah melihat iklan ini. Aku datang untuk merekrutmu. Sebelum itu, sekarang berapa usiamu?”
“16 tahun.”
“Kau masih muda. Sangat pantas untuk pekerjaan ini. Apa kau mau bekerja untukku?”
“Tuan, pekerjaan apa itu?”
“Hanya menangkap ikan. Setiap harinya, kau akan mendapatkan uang 20 koin perak setiap satu ikan yang didapatkan. Apa kau mau?”
“Tentu saja tuan!”
Patriak itu tersenyum kemudian memandang wanita di seberang kemudian mengangguk dan wanita itu membalasnya. Dia memandang yang lainnya dan mengangguk.
“Baiklah, besok kita akan berangkat.”
“Baik Tuan.”
......................
Yi Ming sangat gembira setelah mengetahui iklan yang di tempel di restoran itu membuahkan hasil. Dia sangat tidak menyangka jika iklan itu membawa keberuntungan untuknya. Juga hanya mendapatkan satu ikan saja di bayar 20 koin perak. Jika dia mendapatkan seratus ikan, dia akan mendapatkan 200 koin Perak. Itu membuat dirinya sangat bersemangat dan tergoda ingin pergi secepat mungkin.
Tapi memikirkannya, dia tiba-tiba teringat jika mustahil suatu pekerjaan di bayar tinggi tanpa kesulitan yang setara. Ada pengecualian di beberapa pekerjaan yang Yi Ming tahu, tapi itu memiliki persyaratan yang sulit dan di butuhkan bertahun-tahun. Seperti seorang pejabat yang harus mengenyam pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan itu.
Yi Ming mulai memikirkannya ketika dia mempersiapkan makanan untuk Wen Shuwan.
Namun dia tidak terlalu mempermasalahkannya, asalkan itu mampu membuatnya mendapatkan banyak uang dan dapat mengikuti ujian masuk sekte awan.
Setelah mempersiapkannya, kembali muncul di pikirannya, bagaimana dia akan menjelaskannya kepada ayah dan ibunya?
Pikirannya semakin banyak dan dia memutuskan untuk mengabaikannya kemudian pergi ke kamar.
Ketika dia tiba, Wen Shuwan duduk di sisi ranjang. Wajahnya terlihat sangat segar dan tubuhnya terlihat lebih baik dari sebelumnya. Dia sepertinya sudah sembuh dari penyakitnya.
Melihat Yi Ming datang, dia tidak mengubah ekspresi dinginnya. Dia mengambil makanan itu dan mulai memakannya tanpa berkata-kata.
Yi Ming mengamatinya sembari bersandar di dinding. Dia memperhatikan setiap makanan yang masuk dan menyadari Wen Shuwan makan dalam suapan yang sangat kecil, tapi intens. Apa yang membuatnya seperti itu? Apa dia terpaksa makan makanan itu?
Menyadari tatapannya, Wen Shuwan berhenti makan dan berkata dingin, “Jika kau mengamatiku bagaimana aku akan memakan makanan ini?”
Yi Ming terkejut dan tidak menyangka Wen Shuwan memperhatikannya. Jika menyadari tatapannya, dia ingin mengalihkannya, tapi sekarang sudah terlambat. Dengan terpaksa Yi Ming mengatakannya. “i-itu.... Kau makan sangat aneh. Apa makanannya tidak enak?”
“Tidak ada yang salah. Ini cara makan biasanya yang aku lakukan.”
“Aku kira kau tidak menyukai makanannya. Bagaimana rasanya?”
Wen Shuwan terdiam sebentar. “Terlalu biasa.”
“Memang itu sepantasnya.”
Yi Ming hendak pergi, tapi Wen Shuwan tiba-tiba bertanya, “Kau akan pergi?”
“Ya, besok. Kau, kau juga akan pergi?”
Wen Shuwan mengangguk.
......................
Ketika ayah dan ibunya pulang, Yi Ming telah membuatkan mereka makanan. Kemudian mereka makan bersama. Tidak lupa juga Yi Ming mengantarkan makanan untuk Wen Shuwan.
Saat suasananya sedang pas, Yi Ming mengutarakan kepergiannya besok.
Ayah dan ibunya yang hendak makan tiba-tiba berhenti setelah mendengarnya. Keheningan memenuhi ruangan itu beberapa saat.
“Pergi?” Tanya ibunya. “ke mana kamu akan pergi? Dan untuk apa?”
Yi Ming menjawab, “Tentu saja ibu, Sekte Awan melayang sangat jauh dari sini. Katanya pendaftaran telah di buka dan Koutanya terbatas.”
Provinsi Hainan merupakan tempat di mana Yi Ming berada sekarang. Provinsi ini cukup luas di bandingkan provinsi-provinsi lainnya. Jika seseorang ingin mengelilingi provinsi Hainan, maka di butuhkan dua bulan perjalanan menggunakan kereta kuda. Sementara letak Sekte awan melayang, seperti namanya, terletak di sebelah utara provinsi dan merupakan perbatasan.
Di sana serangkaian pegunungan hijau yang menjulang tinggi berbaris. Sepanjang tahun hujan turun dan pohon-pohon tumbuh subur. Ketika beberapa di pagi hari di puncak gunung, awan-awan tipis akan menutupi jarak pandang. Ketika musim hujan, kabut memenuhi tempat itu.
Tapi Yi Ming tentu akan pergi ke mana keluarga Jiang mempekerjakannya. Dia mengatakan itu karena merasa tidak ada waktu lagi untuk kembali pulang. Lalu dia takut ayah dan ibunya tidak mengizinkan.
“Apa ada pengumuman dari sekte?” Ayahnya bertanya.
“Tentu saja ayah.”
Dengan mengatakan itu, ayah dan ibunya setuju dan mengizinkannya.
Malam hari itu setelah makan, dia memasukkan dua set pakaian yang selalu dipakainya. Tidak lupa juga dia mengambil tabungannya secara diam-diam di tengah malam itu. Wen Shuwan sebenarnya sangat peka terhadap apa pun yang terjadi di sekitarnya, tapi dia memilih mengabaikannya.
Setelah semuanya selesai, Yi Ming memastikannya sekali lagi, kemudian tidur.
......................
Wen Shuwan terbangun. setelahnya dia lalu keluar. Karena dingin, dia mengeluarkan selimut yang selalu di bawanya.
Warna selimut itu telah memudar. Wen Shuwan sangat menyayanginya. Dia tidak pernah lupa membawanya di kantong penyimpanan. Itu adalah selimut yang di buat ibunya ketika masih kecil.
Ibu Wen Shuwan sampai bergadang membuatnya, agar Wen Shuwan tidak kedinginan pada saat musim dingin tiba. Mereka keluarga miskin. Karena kemiskinannya itu, ayah dan ibunya terkena penyakit, yang kemudian akhirnya meninggal.
Wen Shuwan memandang pemandangan putih salju di sekitarnya. Tiba-tiba dia teringat sensasi hangat bibirnya ketika di ciuman pertama kalinya. Dia tidak terlalu memikirkannya; hidupnya mulai memudarkan cinta. Tapi mengingat itu membuatnya merasa hangat. Entah apa karena dia merindukan musim panas atau ketika duduk di dekat api unggun, sementara ibunya memeluknya dengan selimut hangat.
Butiran-butiran salju berjatuhan pelan.
Tidak lama muncul kabut hitam dari tubuhnya, berputar-putar sebelum akhirnya berkata, “Tugasmu sudah selesai, kapan kau akan kembali?”
“Secepatnya.”
Kabut hitam itu kemudian bergerak pergi. Itu adalah jiwa jahat milik gurunya di Sekte gunung berkabut. Jiwa itu salah satu sesuatu yang sesat, tapi karena gurunya mampu mengendalikannya, dia memanfaatkan. Tentu saja banyak keuntungan yang di dapatnya.
Wen Shuwan kembali masuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments