Bab 2.1 : bagian dari awal pertarungan

Butiran-butiran salju berjatuhan begitu pelan, tapi butiran-butiran itu sangat banyak dan berwarna putih yang sangat indah. Langit di penuhi warna putih salju dan bahkan cahaya matahari sore tidak mampu menembus tebalnya butiran-butiran salju itu.

Di kota kecil itu, orang-orang memakai jaket tebal dan beraktivitas seperti biasanya, tetapi mereka tidak bisa bertani dan sebagai gantinya, mereka akan berburu berbagai hewan buas atau menebang pohon.

Di musim dingin ini, harga kayu sangat meningkat tajam, sehingga akan sangat sulit menemukan harga rendah seperti biasanya. Selain karena langka, kayu adalah kebutuhan dasar untuk menyalakan api, baik di gunakan untuk memasak atau sekedar memanaskan badan.

Orang-orang pada saat ini berusaha beraktivitas seperti biasanya, meski itu sulit.

Ketika mereka berjalan di jalan-jalan, mereka terlihat seperti titik-titik hitam yang bergerak. Ketika mereka menyapa satu sama lainnya, mereka sama seperti binatang-binatang kecil.

Gadis muda berpakaian ungu cerah itu sedang berdiri di salah satu atap rumah warga. Sejak dari tadi, dia berdiri di sana menunggu seseorang dan dia tidak berkedip sama sekali ketika memandang ke sekitarnya.

Satu tangannya memegang sebuah payung besar, sementara yang lainnya tidak memegang apa pun, dan dibiarkan melambai. Tapi sebuah pedang panjang berterbangan di sampingnya dan berputar-putar. Aura ungu dan hijau peka menyelimutinya seperti ular yang melilit. Aura itu sangat kuat dan memancarkan panas.

Gadis itu berdiri lama, dan membuat angin dingin menerpa tubuhnya, tetapi dia tidak peduli sama sekali.

Ketika dia melihat kereta kuda yang datang, kedua matanya yang sedikit kosong terlihat lebih bercahaya, kemudian aura pembunuh muncul di matanya. Dia kemudian berkata dingin, “Pergilah.”

Pedang yang melayang di udara kemudian tiba-tiba melesat ke bawah dan menargetkan kereta kuda itu. Lalu ledakan yang sangat kuat terjadi.

Ketika dia melihat ada pelindung yang melindungi kereta kuda itu, dia kemudian bergumam, “Ini akan menjadi pertarungan yang merepotkan.”

Setelah beberapa saat, dia kemudian melompat dan memutar-mutar tubuhnya di udara sembari tetap membawa payungnya. Gadis itu kemudian melompat dari satu atap ke atap lainnya dengan cepat dan mendekati kereta kuda itu. Saat gadis itu melakukannya, dia seperti sedang menari dengan sangat anggun dan unik.

Dia kemudian mendarat di depan kereta kuda. Sementara pedang itu kemudian kembali ke sisinya dan berubah menjadi kristal ungu yang bercahaya terang. Saat gadis itu membuka telapak tangannya, kristal itu masuk ke dalamnya dan menghilang.

Gadis itu kemudian memandang kereta kuda dengan tenang. “Aku telah datang, mengapa kamu tidak keluar untuk menyambutku?”

Jauh di dalam kereta kuda, suara tua yang penuh kekuatan terdengar, “Pak tua ini terlalu tidak layak melihat kecantikan surgawi seperti ini.”

Gadis itu kemudian tersenyum manis, seperti gula.

Jika di jejerkan di antara gadis-gadis cantik, gadis itu memiliki wajah yang sedikit bulat dengan hidung mancung dan bibir yang tipis. Yang tentunya dia juga memiliki kulit yang putih dan halus, bahkan salju-salju tidak dapat di bandingkan dengannya. Gadis itu memang sangat cantik dan memiliki tubuh yang elegan. Namun, di kalangan praktisi kultivasi, kecantikan seperti itu sudah wajar ada dan orang-orang sudah sering melihatnya.

Hanya dengan melihat kecantikannya, mereka bisa menebak tingkat kultivasi yang di milikinya.

Bagi gadis itu, pujian itu hanya basa-basi yang ingin di lakukan pria di kereta kuda itu, sehingga dia tidak terlalu peduli dengannya. Tapi, dia adalah seorang gadis, sehingga akan merasa senang jika di puji seperti itu. Meski pun dia tahu, dia sudah berumur setengah abad.

Setelah tersenyum, gadis itu kemudian mengangkat tangannya dan membuka lebar-lebar telapak tangannya. Dari sana, muncul kristal ungu itu lagi dan berputar-putar di atas telapak tangannya.

“Pak tua, terima kasih atas pujiannya. Aku akan sangat senang jika yang memujiku adalah seorang pria muda yang tampan, tetapi kau adalah seorang pria tua yang sudah rapuh. Agar penderitaanmu di masa tua ini tidak berlarut-larut, biarkan aku membantumu untuk meringankannya.”

Gadis itu kemudian melambaikan tangannya, dan Kristal itu kemudian berputar-putar dan melayang ke arah kereta kuda.

Kemudian saat tiba di depannya, sepuluh pedang muncul dari kristal itu dan bergerak ke segala arah, mengelilingi Kereta kuda itu. Kemudian pedang-pedang itu dengan cepat kembali menjadi kristal dan kembali ke tangan gadis itu. Dia kemudian dengan gembira berkata, “Pelindungmu bagiku tidak ada gunanya, oleh karena itu menyerahlah.”

Tiba-tiba kereta kuda itu di penuhi garis-garis retakan dan meledak ke segala arah, hingga menusuk-nusuk salju tebal di tanah. Yi Ming kemudian menunduk demi menyelamatkan diri.

Kemudian Yi Ming kembali melihat apa yang terjadi sembari bertanya-tanya, inikah pertarungan di antara abadi? Mereka mampu menghancurkan apa pun hanya gerakan tangan yang lemah dan mampu membunuh orang-orang seperti dirinya dengan mudah.

Jantung Yi Ming berdetak kencang antara senang dan takut. Dia akan sangat takut jika pertarungan di antara dua orang hebat itu akan melukainya, dan gembira, bisa melihat pertarungan dahsyat yang hanya bisa dia dengar dari kedua orang tuanya.

Ketika percikan-percikan ledakan menyebar, muncul seorang pria tua dengan rambut putih yang sangat menawan. Dia bersila di udara dan rambut putihnya yang panjang melambai-lambai. Ketika dia memejamkan matanya, dia terlihat sangat menawan dan tampan meski dia sudah terlihat tua.

Jubah hijaunya yang di kenakan terlihat penuh warna dan aura kehidupan. Dia kemudian membuka matanya. Pedang yang ada di punggungnya kemudian bergetar dan terangkat, lalu di udara menggandakan diri menjadi lima biji pedang. Kemudian pedang-pedang itu berputar-putar melesat ke arah gadis itu.

Gadis itu dengan cepat mengeluarkan pedangnya dan menghilang secepat kilat. Dia muncul di udara dan menyerang pedang-pedang itu. Pedang-pedang itu kemudian tertancap ke berbagai tempat. Kemudian pedang-pedang itu berterbangan dan kembali melesat menyerang gadis itu.

Episodes
1 Bab I : Kejadian menegangkan di perpustakaan pagoda
2 Bab 1.2 : kejadian menegangkan di perpustakaan pagoda
3 Bab 2 : Apa yang terjadi?
4 Bab 2.1 : bagian dari awal pertarungan
5 Bab : 2.2 pertengahan pertarungan
6 Bab : 2.3 pertarungan itu adalah akhirnya
7 Bab 2.4 : ciuman pertama
8 Bab 3 : Wen Shuwan
9 Bab 3.1 : Wen Shuwan
10 Bab 4 : Pertanyaan-pertanyaan
11 Bab 4.1 : pertanyaan-pertanyaan
12 Bab 4.2 : pertanyaan-pertanyaan
13 Bab 5 : Daiyu, gadis kulit hitam
14 Bab 5.1 : Daiyu, gadis kulit hitam
15 Bab 6 : Tamu penting
16 Bab 6.1 : Tamu penting
17 Bab 7 : pergi
18 Bab 7.1 : pergi
19 Bab 8 : Badai salju
20 Bab 8.1 : pengejaran
21 Bab 9 : tiba
22 Bab 9.1 : Malam yang menyeramkan
23 Bab 9.2 : malam yang menyeramkan
24 Bab 9.3 : malam yang menyeramkan
25 Bab 10 : menuju dermaga
26 Bab 10.1 : suara Zhiter berubah
27 Bab 10.2 : pembantaian di mulai
28 Bab 10.3 : menerobos
29 Bab 11 : pelarian
30 Bab 11.1 : hampir selesai
31 Bab 11.2 : selesai
32 Bab 11.3 : Nona Wang Xue
33 Bab 11.4 : tiba
34 Bab 12 : Laut
35 Bab 12.1 : monster
36 Bab 12.2 : keberuntungan bersamamu
37 Bab 12.3 : malam di pantai
38 Bab 13 : penyembuhan
39 Bab 13.1 : Tunangannya
40 Bab 13.2 : dia orang miskin
41 Bab 13.3 : Tercengang
42 Bab 14 : pertarungan!
43 Bab 14.1 : pertarungan!
44 Bab 14.2 : pertarungan!
45 Bab 14.3 : keterkejutan sebuah keluarga
46 Bab 14.4 : kembali ke keluarga itu
47 Bab 15 : ini benar-benar masalah!
48 Bab 15.1 : kepergian
49 Bab 15.2 : peristiwa berdarah
50 Bab 15.3 : racun
51 Bab 15.4 : sungguh pertunjukan yang indah
52 Bab 16 : mencari masalah
53 Bab 16.1 : Hukum ilusi
54 Bab 16.2 : kekecewaan
55 Bab 16.3 : ketua sekte puncak
56 Bab 16.4 : sosok yang muncul di pintu
57 Bab 16.5 : Zen dan Yizuan
58 Bab 16.6 : memori
59 Bab 16. 7 : bantuan
60 Bab 17 : Titik balik
61 Bab 17.1 : Titik balik
62 Bab 17. 2 : formasi
63 Bab 17.3 : Pulang, tempatmu bukan di sini
64 Bab 17.4 : tingkat sepuluh
65 Bab 18 : berusaha membunuh
66 Bab 19 : Kekasih masa lalu
67 Bab 19.1 : Wanita muda di rakit
68 Bab 20 : ikan belut
69 Bab 20.1 : memasuki gua
70 Bab 20.2 : tengkorak-tengkorak
71 Bab 20.3 : cerita dimulai
72 Bab 21 : Wu Gang
73 Bab 21.1 : panen
74 Bab 21.2 : rencana besar
75 Bab 21.3 : kedatangan Sekte besar
76 Bab 22 : kompetisi dimulai
77 Bab 22.1 : dua teknik kuat
78 Bab 22.2 : Dua gadis cantik
79 Bab 22.3 : membunuh di area
80 Bab 23 : Kau membunuh ibuku
81 Bab 23.1 : seratus tahun kemudian
82 Bab 23.2 : pengantin akhirnya muncul
83 Bab 23.3 : acara pernikahan
84 Bab 23.4 : pria berpakaian putih
85 Bab 23.5 : Anjing Chen
86 Bab 24 : Awal kehancuran
87 Bab 24.1 : awal kehancuran
88 bab 24.2: kehancuran keluarga
89 Bab 24.3 : Kehancuran sebuah keluarga
90 Bab 24.4 : kehancuran
91 Bab 24.5 : kedatangan musuh baru
92 Bab 24.6 : Pertarungan singkat
93 Bab 25 : perjalanan baru
94 Bab 25.1 : penghabisan
95 Bab 25.2 : Keakraban
96 Bab 25.3 : ilusi
97 Bab 25.4 : kakak perempuan
98 Bab 26 : kekacauan
99 Bab 26.1 : kemarahan Yi Ming
100 Bab 26.2 : pembantaian
101 Bab 26.3 : ujian masuk
102 Bab 26.4 : pemilihan puncak
103 Bab 26.5 : pemilihan puncak
104 Bab 27 : pedang bunga petir
105 Bab 27.1 : berusaha mengendalikannya
106 Bab 27.2 : bakat yang baik
107 Bab 27.3 : ancaman
108 Bab 27.4 : teknik pedang Yi Ming
109 Bab 27.5 : bertemu kembali
110 Bab 27.6 : memasuk pagoda
111 Bab 28 : hasil
112 Bab 28.1 : perebutan pil
113 Chapter 28.2 : pemandangan aneh
114 pengumuman
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Bab I : Kejadian menegangkan di perpustakaan pagoda
2
Bab 1.2 : kejadian menegangkan di perpustakaan pagoda
3
Bab 2 : Apa yang terjadi?
4
Bab 2.1 : bagian dari awal pertarungan
5
Bab : 2.2 pertengahan pertarungan
6
Bab : 2.3 pertarungan itu adalah akhirnya
7
Bab 2.4 : ciuman pertama
8
Bab 3 : Wen Shuwan
9
Bab 3.1 : Wen Shuwan
10
Bab 4 : Pertanyaan-pertanyaan
11
Bab 4.1 : pertanyaan-pertanyaan
12
Bab 4.2 : pertanyaan-pertanyaan
13
Bab 5 : Daiyu, gadis kulit hitam
14
Bab 5.1 : Daiyu, gadis kulit hitam
15
Bab 6 : Tamu penting
16
Bab 6.1 : Tamu penting
17
Bab 7 : pergi
18
Bab 7.1 : pergi
19
Bab 8 : Badai salju
20
Bab 8.1 : pengejaran
21
Bab 9 : tiba
22
Bab 9.1 : Malam yang menyeramkan
23
Bab 9.2 : malam yang menyeramkan
24
Bab 9.3 : malam yang menyeramkan
25
Bab 10 : menuju dermaga
26
Bab 10.1 : suara Zhiter berubah
27
Bab 10.2 : pembantaian di mulai
28
Bab 10.3 : menerobos
29
Bab 11 : pelarian
30
Bab 11.1 : hampir selesai
31
Bab 11.2 : selesai
32
Bab 11.3 : Nona Wang Xue
33
Bab 11.4 : tiba
34
Bab 12 : Laut
35
Bab 12.1 : monster
36
Bab 12.2 : keberuntungan bersamamu
37
Bab 12.3 : malam di pantai
38
Bab 13 : penyembuhan
39
Bab 13.1 : Tunangannya
40
Bab 13.2 : dia orang miskin
41
Bab 13.3 : Tercengang
42
Bab 14 : pertarungan!
43
Bab 14.1 : pertarungan!
44
Bab 14.2 : pertarungan!
45
Bab 14.3 : keterkejutan sebuah keluarga
46
Bab 14.4 : kembali ke keluarga itu
47
Bab 15 : ini benar-benar masalah!
48
Bab 15.1 : kepergian
49
Bab 15.2 : peristiwa berdarah
50
Bab 15.3 : racun
51
Bab 15.4 : sungguh pertunjukan yang indah
52
Bab 16 : mencari masalah
53
Bab 16.1 : Hukum ilusi
54
Bab 16.2 : kekecewaan
55
Bab 16.3 : ketua sekte puncak
56
Bab 16.4 : sosok yang muncul di pintu
57
Bab 16.5 : Zen dan Yizuan
58
Bab 16.6 : memori
59
Bab 16. 7 : bantuan
60
Bab 17 : Titik balik
61
Bab 17.1 : Titik balik
62
Bab 17. 2 : formasi
63
Bab 17.3 : Pulang, tempatmu bukan di sini
64
Bab 17.4 : tingkat sepuluh
65
Bab 18 : berusaha membunuh
66
Bab 19 : Kekasih masa lalu
67
Bab 19.1 : Wanita muda di rakit
68
Bab 20 : ikan belut
69
Bab 20.1 : memasuki gua
70
Bab 20.2 : tengkorak-tengkorak
71
Bab 20.3 : cerita dimulai
72
Bab 21 : Wu Gang
73
Bab 21.1 : panen
74
Bab 21.2 : rencana besar
75
Bab 21.3 : kedatangan Sekte besar
76
Bab 22 : kompetisi dimulai
77
Bab 22.1 : dua teknik kuat
78
Bab 22.2 : Dua gadis cantik
79
Bab 22.3 : membunuh di area
80
Bab 23 : Kau membunuh ibuku
81
Bab 23.1 : seratus tahun kemudian
82
Bab 23.2 : pengantin akhirnya muncul
83
Bab 23.3 : acara pernikahan
84
Bab 23.4 : pria berpakaian putih
85
Bab 23.5 : Anjing Chen
86
Bab 24 : Awal kehancuran
87
Bab 24.1 : awal kehancuran
88
bab 24.2: kehancuran keluarga
89
Bab 24.3 : Kehancuran sebuah keluarga
90
Bab 24.4 : kehancuran
91
Bab 24.5 : kedatangan musuh baru
92
Bab 24.6 : Pertarungan singkat
93
Bab 25 : perjalanan baru
94
Bab 25.1 : penghabisan
95
Bab 25.2 : Keakraban
96
Bab 25.3 : ilusi
97
Bab 25.4 : kakak perempuan
98
Bab 26 : kekacauan
99
Bab 26.1 : kemarahan Yi Ming
100
Bab 26.2 : pembantaian
101
Bab 26.3 : ujian masuk
102
Bab 26.4 : pemilihan puncak
103
Bab 26.5 : pemilihan puncak
104
Bab 27 : pedang bunga petir
105
Bab 27.1 : berusaha mengendalikannya
106
Bab 27.2 : bakat yang baik
107
Bab 27.3 : ancaman
108
Bab 27.4 : teknik pedang Yi Ming
109
Bab 27.5 : bertemu kembali
110
Bab 27.6 : memasuk pagoda
111
Bab 28 : hasil
112
Bab 28.1 : perebutan pil
113
Chapter 28.2 : pemandangan aneh
114
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!