Eternal Determination
Pada malam itu, Yi Ming bergegas mandi, kemudian pergi ke kamarnya. Dia lalu mengambil sekantong kain abu-abu tua di sudut terpencil kamarnya itu. Kemudian dia duduk dan menimang-nimang beratnya.
Dia lalu mengeluarkan semua isi dari kantong itu dan suara gerombolan perak berjatuhan memenuhi ruangan.
Yi Ming gembira dan wajahnya di penuhi kebahagiaan memandang tumpukan perak tersebar di meja. Dia kemudian mulai mengambil satu persatu dan memindahkannya ke tempat lain sebari menghitung berapa banyak uang yang telah di kumpulkannya.
Uang itu Yi Ming kumpulkan agar dapat mengikuti ujian masuk sekte awan melayang yang terkenal di kotanya. Sekte itu, merupakan salah satu sekte terbaik di kekaisaran dan merupakan salah satu kekuatan yang di perhitungkan sejak pendiriannya. Mereka akan menerima murid setiap tahunnya dengan biaya tertentu.
Bagi keluarga kaya yang ada di kota, biaya yang di perlukan tidak terlalu banyak, mereka mampu mengikuti ujian penerimaan murid sebanyak yang mereka bisa. Bagi golongan menengah, mereka mampu melakukan beberapa kali dan setelah itu harus mengumpulkan uang dengan sulit.
Tetapi, bagi keluarga Yi Ming, uang itu terlalu banyak dan sulit mendapatkannya. Namun, mereka tidak menyerah dan mulai mengumpulkan uang bersama.
Ayah Yi Ming, bekerja sebagai penebang kayu. Dia akan mendapatkan beberapa perak sehari, sementara ibunya hanya sebagai pedagang pengrajin pot, dan menghasilkan uang yang tidak menentu.
Di kota Yi Ming tinggal, orang-orang tidak banyak menyukai pot, sehingga akan sangat sulit pot-pot ibunya laku. Jika ada keberuntungan, maka satu pot terjual dalam sehari akan sangat beruntung bagi keluarga miskin itu.
Sementara Yi Ming yang baru berusia 16 tahun, hanya mampu membatu ayah dan ibunya untuk mendapatkan perak-perak itu.
Yi Ming sebenarnya tidak terlalu peduli dengan keabadian, tetapi ayah dan ibunya sangat menginginkan dia menjadi seorang abadi dan memiliki kekuatan.
Sejak berumur empat tahun, ayah dam ibunya mulai menceritakan tentang seorang abadi yang mampu mengangkat pohon dam meremasnya dengan mudah. Mampu terbang dengan mengendarai pedangnya dan mampu berumur panjang. Berbagai legenda di ceritakan ayah dan ibunya itu, hingga Yi Ming tumbuh besar.
Keinginan orang tua itu terlalu besar terhadapnya, sehingga dia tidak dapat menolak keinginannya dan berjanji akan menjadi seorang abadi. Tetapi, Yi Ming sangat mengenal bagaimana perjalanan seorang manusia menjadi abadi, mereka harus mengalami petualangan yang mengerikan dan nyawa mereka bisa terancam kapan saja.
Bagi Yi Ming, dia bisa hidup damai dan bahagia tanpa mengalami hal seperti itu. Tetapi, setelah seorang praktisi datang ke kotanya empat tahun yang lalu dan menghancurkan beberapa keluarga dengan mudah, membuat Yi Ming takut dan mulai serius menjadi abadi dan mulai menabung uang sebanyak mungkin.
Dia bahkan harus membatasi makanannya demi itu.
Yi Ming tahu, jika dia masih lemah ketika seorang datang menyerang keluarganya, dia tidak akan bisa melakukan apa-apa, kecuali menyaksikan kehancuran keluarganya itu. Oleh karena itu, tekadnya menjadi kuat setelah melihat kejadian itu.
......................
Setelah selesai menghitungnya, Yi Ming menghela nafas. Masih membutuhkan seribu perak atau 500 koin emas lagi untuknya mencapai nominal yang di perlukan untuk mengikuti ujian penerimaan murid. Tapi, nilai itu terlalu jauh dan sulit untuk di dapatkannya, dari waktu yang ada untuknya. Ujian penerimaan murid akan diadakan satu bulan dari sekarang. Dengan kemampuan keluarganya, itu sangat mustahil di capai dalam waktu singkat.
Dengan berat hati, Yi Ming kembali memasukkan koin-koin itu. Dia menggantungnya di sudut terpencil yang sulit di capai olehnya atau orang lain, dan kasat mata. Tujuannya, agar dia tidak mengambil koin-koin untuk berbelanja dan menghabiskannya.
Setelah itu, dia membuka jendela dan pohon-pohon terlihat membisu dan gelap. Warnanya sangat hitam tanpa bulan menyinarinya.
Saat Yi Ming membukanya, dia berharap akan melihat pemandangan yang indah atau sekedar bintang-bintang bercahaya. Tetapi, sepertinya bulan tidak memiliki cahaya dan kabut tebal menutupi langit.
Yi Ming memutuskan meniup lampu minyak, tetapi seseorang mengetuk pintu beberapa kali. “Ming’er apa kamu sudah tidur?”
“Ibu, belum ibu.”
Pintu kemudian terbuka dan seorang wanita paru baya yang kurus datang. Dia kemudian mendekati yi Ming.
“ibu.”
“Ming’er, apa uang itu sudah cukup?”
Dengan sedih, Yi Ming menggelengkan kepalanya.
Kedua selaput mata ibunya mulai menurun bersamaan dengan bulu-bulu matanya layu. Dia kemudian merapikan tempat tidur kemudian duduk. Setelah beberapa saat berpikir, ibunya bertanya tenang, “Kurang berapa?”
Yi Ming kemudian duduk. “Kurang lagi seribu koin perak atau 500 koin emas.”
“Ibu akan memberikannya nanti. Besok kamu harus pergi ke toko buku dan membeli berbagai buku-buku tentang praktisi kultivasi.”
“Tapi buku-buku itu terlalu mahal.” Terkejut, dan sedikit mengangkat wajahnya, Yi Ming berseru tidak percaya.
“Ming’er, ibu akan memberikannya nanti. Ayah dan ibumu ingin sekali kamu menjadi seorang abadi, kami telah mempersiapkan semuanya. Jika nanti kamu tidak menjadi abadi, kami akan tetap mendukungmu. Kamu mungkin bisa menjadi pejabat kekaisaran dan membanggakan ayah dan ibu.”
Yi Ming ragu-ragu mengangguk.
Menjadi seorang pejabat dengan pendidikannya saat ini, bukan sesuatu yang bisa di capai olehnya, bahkan jika dia terlahir di keluarga kaya, itu juga tidak mungkin. Yi Ming, sejak kecil selain belajar berhitung dan membaca, dia tidak belajar apa-apa lagi. Sehingga kemampuannya sangat rendah dalam bidang tersebut. Selain itu, dia menganggap kemampuannya sangat rendah. Mustahil baginya menjadi pejabat kekaisaran.
Ibunya kemudian berdiri. “Ming’er, persiapkan dirimu dari sekarang. Ayah dan ibu akan selalu mendukungmu.”
Melihat wajah penuh harapan ibunya, Yi Ming hanya bisa mengangguk.
Ibunya kemudian pergi. Setelah pintu tertutup, Yi Ming menghela nafas. Dia harus menjadi seorang abadi, jika tidak, seumur hidupnya dia tidak akan bisa membahagiakan ayah dan ibunya. Jika ayah dan ibunya tidak bahagia, dia merasa sangat berdosa dan tidak mampu membahagiakan orang-orang yang di sayanginya. Tapi, apakah dia bisa menjadi seorang praktisi kultivasi?
Dia kemudian berbaring dan menutup matanya lalu tertidur. Lebih baik sekarang baginya tidak perlu memikirkannya, biarkan nanti dia mencari cara untuk melakukannya.
......................
Butiran-butiran salju dari kemarin malam mulai berjatuhan. Pohon-pohon yang mungil itu mulai tertutup salju, dan membuatnya seperti pohon dengan daun-daun salju tebal. Kota pada musim ini di penuhi salju dan, kota itu sepenuhnya berwarna putih.
Di bagian selatan kota itu, ada sebuah pagoda tinggi. Orang-orang selalu bertanya-tanya beberapa banyak lantai yang ada di sana. Mereka menebak-nebak, tetapi hingga saat ini, hanya seorang praktisi yang memiliki kekuatan tinggi yang mampu mengetahuinya.
Para penjaga tidak akan memberitahu mereka berapa banyak jumlah lantai dan buku-buku apa saja yang ada di sana. Hingga membuat pagoda tua itu, yang selalu mendapatkan sinar matahari pertama menjadi salah satu tempat misterius.
Yi Ming tidak terlalu berharap akan mendapatkan buku yang dinginkannya, karena dia memiliki sedikit uang. Dan apa yang dia tahu selama bertahun-tahun, hanya akan mendapatkan buku bekas atau buku yang kurang bernilai dengan beberapa koin yang dimilikinya. Namun, demi membahagiakan orang tuanya, dia memilih pergi ke perpustakaan pagoda ini untuk membeli sebuah buku tentang keabadian.
Saat berdiri di depannya, dia mengangkat wajahnya dan perasaan kagum, serta memukau tumbuh dalam sekejap di hatinya. Bangunan itu sangat megah dan di hiasi lampion-lampion berwarna merah di setiap sudutnya.
Yi Ming berdiri menatapnya, sementara di sekitarnya, orang-orang berlalu lalang masuk ke dalam. Beberapa orang menggelengkan kepalanya saat melihat Yi Ming terdiam dengan ekspresi seperti itu. Mereka mengejeknya dan mengatakan orang rendahan.
Kemudian tiba-tiba terdengar derap langkah kaki kuda. Yi Ming kemudian berbalik menatapnya. Pada saat itu, orang-orang yang lalu lalang telah pergi, dan hanya meninggalkan dia sendiri.
Kereta kuda itu kemudian berhenti setelah sang kusir menarik tali dengan lembut. Ada dua kuda di kereta itu, dan mereka berkikik kemudian berhenti, lalu mendengus.
Yi Ming heran dan bertanya siapa yang ada di dalamnya. Dia menebak, orang yang ada di dalamnya seorang bangsawan atau anak dari saudara kaya. Maka dari itu, dia memusatkan perhatiannya kepada kereta kuda itu.
Jantung Yi Ming tiba-tiba berdetak kencang, saat satu kaki putih dan lembut keluar dari pintu. Kemudian sebuah tangan yang lembut dan putih muncul menyibak korden yang menutupi pintu kereta kuda. Setelahnya, seorang gadis cantik dengan pakaian warna merah muda keluar.
Saat melihat wajahnya, jantung yi Ming berdetak lebih kencang dan wajahnya bersemu merah. Gadis itu memiliki kecantikan surgawi yang bahkan mengorbankan apa pun setara dengan kecantikan itu. Tampilannya lembut, rambutnya berwarna hitam pekat, hidungnya mancung dan mungil, serta dia memiliki bibir yang kecil dan berwarna merah.
Ketika dia berkedip dan memandang Yi Ming, sepasang matanya seperti air yang paling menyegarkan dan paling sejuk yang pernah di rasakan Yi Ming. Dia kemudian bertanya, siapa gadis cantik itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Andalas 476
blum apa² udah lucu kalimatnya 🤣
sejak kpn PERAK disebut Gerombolan...emg mahkluk hidup apa !?? 🙄
2024-09-01
1
Zee
1000 perak setara 500 koin emas,,?? brarti klo 10 koin perak setara 5 koin emas donk?? yg bnar aja thor
2024-06-02
1
syarif ibrahim
awal yg menyakitkan... semoga menjadi abadi dalam waktu yg tidak terlalu lama.... 👍🏻
2024-03-08
1