Hari itu, dia hanya duduk membaca buku tentang Dantian, kemudian melatih otot-ototnya lalu makan dan mengantarkan makanan untuk Wen Shuwan kemudian kembali berlatih.
Hal pertama yang dia rasakan, tubuhnya semakin kuat dan luka-luka akibat serangan putri walikota Ji sembuh total. Dia kemudian memikirkannya, apakah karena Lautan Qi nya terbentuk? Atau karena fenomena aneh yang terjadi di bawah salju ketika Wen Shuwan bertarung itu.
Pada saat itu, dia merasa ada semacam energi yang sangat kuat masuk ke dalam tubuhnya dan malamnya dia bertemu dengan Paman berjubah hijau itu, apa ini ada hubungannya dengan pot itu?
Kemudian terpikir olehnya, apa yang mendorongnya saat menatap Wen Shuwan dan menciumnya. Apakah itu karena pot itu atau paman berjubah hijau itu yang melakukannya?
Jika dia pelakunya, Yi Ming akan memarahinya, oleh karenanya dia bertemu dengan Wen Shuwan, kemudian harus melayaninya sekarang dan tidak tau kapan dia akan pergi. Dia harus menanyakannya nanti jika ada kesempatan.
Ketika dia memikirkannya, dia duduk di bawah pohon Sakura dekat rumahnya yang sekarang hanya di penuhi salju-salju.
Pada saat siang ini, butiran-butiran salju itu seperti layang-layang ketika turun, mungkin itu karena angin yang meniupnya. Yi Ming merasa senang merasakannya.
Di depan rumahnya terlihat beberapa orang-orang lalu lalang dan kadang-kadang setiap sore akan ada beberapa orang yang akan pulang membawa barang-barang.
Setelah memandangnya beberapa saat, Yi Ming segera ingin bangkit, tapi kemudian dia kembali duduk.
Tidak jauh dari rumahnya, seorang gadis seumuran dengannya sedang berjalan mendekati rumahnya. Wajahnya di penuhi senyuman seperti bunga matahari mendapatkan sinar matahari pagi yang hangat. Dia bersenandung sembari memandang ke sekitarnya.
Ketika sudah dekat dan menyadari keberadaan Yi Ming, dia tersenyum. “Ah, Kakak Yi Ming! Aku akhirnya bertemu denganmu!”
Gadis itu tersenyum lebih lebar. Mengangkat gaun putih panjangnya, dia kemudian sedikit berlari mendekati Yi Ming. Wajahnya di penuhi kebahagiaan. Walaupun gadis itu tidak cantik, dengan sikap dan senyumannya, secara keseluruhan dia masih terlihat indah.
Di jalan, jejak-jejak kakinya terlihat dan meninggalkan bekas yang dalam.
Yi Ming merasa jengkel, tapi juga dia tidak bisa melakukan apa-apa terhadap situasi seperti ini. Gadis itu adalah Daiyu. Ketika kecil Yi Ming sering mengejeknya karena kulitnya sangat hitam dan kumal. Dia akan mengatakan, ‘Daiyu seperti kayu arang setelah pembakaran.’
Daiyu akan marah dan wajah hitamnya terlihat memerah, sama seperti arang. Kemarahannya akan meletus kemudian menyembur Yi Ming dengan kata-kata kasar. Tidak jarang juga dia akan mengambil rotan atau ranting kayu, berlari dan ingin memukul Yi Ming.
Yi Ming akan berlari ke arah kerumunan atau akan menaiki pohon demi menghindarinya.
Yi Ming sadar, Daiyu tidak akan bisa menemukannya di tempat-tempat seperti itu, sehingga dia akan aman.
Dengan keadaan seperti itu, Daiyu hanya bisa mengungkapkan kemarahannya dengan kata-kata.
Itu terjadi ketika Yi Ming berusia tujuh hingga 12 tahun. Selanjutnya, Daiyu di sekolahkan di akademi kota demi masa depan yang cerah. Dia akan belajar di asrama tentang berbagai bidang. Meski pun gadis itu sering mendapatkan julukan gadis arang oleh Yi Ming, dia memiliki otak yang encer dan dengan mudah masuk ke akademi lalu mendapatkan beasiswa.
Yi Ming pernah mendengarnya mendapatkan peringkat tertinggi di kelas dan juga pernah mewakili akademi dalam perlombaan menulis, sehingga Yi Ming merasa, gadis itu lebih hebat darinya.
Tapi dari sekian banyaknya prestasi yang di dapatnya, semakin Daiyu jauh dari Yi Ming, dia merasa kesepian, terlepas apakah Yi Ming seorang yang sering mengejeknya. Tumbuh untuk menyukainya dan akan memilihnya sebagai seorang pendamping hidup, Daiyu sangat menginginkannya. Ketika di akademi, dia akan mengirimkan banyak surat kepada Yi Ming dan di dalamnya di penuhi cerita-cerita kehidupannya di akademi. Kemudian di akhir dengan: Aku tidak sabar bertemu dengan kamu, dan mengungkapkan semua yang aku alami.
Pada dasarnya, Yi Ming menganggapnya sebagai teman, sehingga ketika dia merasa ada sesuatu yang penting dari surat-suratnya, dia merasa canggung dan malu. Dia tidak mau menyakiti gadis itu dan tidak mau juga menyukainya secara paksa. Oleh karena itu, dia memilikinya sebagai adik angkat dan terus menolongnya.
Untuk ke depannya, dia berharap gadis itu akan mendapatkan suami yang baik dan lebih baik dari pada dirinya yang miskin.
Setelah berlari, gadis itu kemudian melompat, lalu memeluknya erat. Tubuhnya terdorong sangat kuat sehingga menyebabkan Yi Ming terdorong hingga akhirnya terjatuh.
“Daiyu, kau terlalu bersemangat.”
“Bagaimana aku tidak bersemangat! Satu bulan lagi kakak akan pergi ke sekte dan aku tidak akan bertemu lagi dengan kakak! Aku tidak punya pilihan lagi selain harus mengirimkan surat-surat kepada kakak. Yi Ming tidak boleh meninggalkanku dan harus membalas semua surat-surat yang Daiyu kirim.”
Semakin lama, Daiyu memeluknya dengan erat dan Yi Ming tidak punya alasan untuk menolaknya. “Baiklah, aku akan membalas semua suratmu.”
Daiyu tersenyum kemudian berdiri dan mengulurkan tangannya. “Daiyu sangat senang mendengarnya.”
Yi Ming menerimanya dan berdiri. Bagi Yi Ming, bukan salahnya tidak membalas surat, tapi dia benar-benar tidak tahu apa yang harus di tulis, tidak ada hal yang menarik di rumahnya yang harus di tulis, selain itu, kemampuan berceritanya tidak sebaik Daiyu. Oleh karena itu, tidak mampu menulis, dia sering tidak membalasnya.
Yi Ming kemudian memandang Daiyu dari bawah ke atas. Kedua kaki gadis itu di balut dengan sepatu indah dan kulitnya terlihat sangat halus. Itu menandakan gadis itu mendapatkan kehidupan yang cukup baik di akademi. Selain itu, yang Yi Ming tahu, kehidupan di akademi selalu di penuhi aktivitas belajar, sehingga tidak ada pekerjaan kasar yang di lakukan gadis itu sama seperti dirinya.
Kulitnya masih hitam, tapi semakin gadis itu tumbuh, kulitnya semakin terlihat lebih bersih. Di atas kakinya, ada gaun warna putih bersih yang sangat indah. Gaun itu sangat baru; tidak ada jejak kepudaran. Kemudian di atasnya ada tangan kecoklatan yang bercahaya. Lalu di lehernya tidak ada apa pun, tapi itu masih terlihat bersih. Terakhir wajahnya yang bulat dan memiliki senyuman lebar.
“Kakak Ming, ada apa?” Dia tersenyum.
Yi Ming merasa malu memandangnya. Kehidupan mereka memiliki kesulitan yang sama, namun semakin mereka berkembang, kehidupan mereka semakin berubah. Daiyu melesat jauh dan memiliki kehidupan yang lebih baik dari Yi Ming, itu membuatnya merasa semakin iri dengan gadis itu. Selain itu, dia mungkin akan mendapatkan kehidupan yang sangat layak di dunia ini. Dan akan menikah dengan pria bangsawan yang sangat berpengaruh di kota.
Menyadarinya, dia merasa sangat kecil dan tidak pantas Daiyu menyukainya. Dia kemudian menjawab, “Tidak ada.”
Daiyu Kemudian menarik tangannya. Dan membawa duduk sembari berkata, “Aku membawa sesuatu untuk kakak. Ini adalah Hadiah perpisahanku denganmu. Sebentar lagi kakak akan pergi ke sekte dan menjadi pendekar hebat. Sebenarnya, aku tidak ingin memberikannya sekarang, tapi karena hari libur akademi tidak menentu, aku terpaksa memberikannya sekarang.”
Daiyu meletakkan bungkusan di meja dan membukanya.
Yi Ming merasa sangat senang dan menantikan apa yang di berikan gadis itu. Sebuah bungkusan berselimut kain putih dengan bunga berwarna merah muda. Sangat bersih dan baru. Yi Ming merasa tidak pantas menerimanya. Bungkusan itu sangat indah, sementara dirinya sangat kotor, bahkan dia hanya memiliki dua set pakaian yang selalu di pakainya. Dia benar-benar menyedihkan.
Setelah membuka kainnya, ada sebuah kota kayu yang sangat indah. Ketika Daiyu membukanya, di sana ada tiga kue bundar berwarna cokelat. Di atasnya ada lukisan daun-daun merah muda.
“Kue ketan!” Yi Ming terkejut dan kedua matanya terlihat bersemangat melihatnya, seolah itu adalah benda yang berharga.
Daiyu tersenyum. “Aku membawakan ini untuk kakak. Ayo coba satu.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Sofandsyah
Cerita kok muter2 gak karuan.
2024-02-09
1