Ledakan yang menggelegar pun terjadi begitu saja dan getaran yang hebat mengguncang kota kecil itu. Salju-salju yang memenuhi pohon-pohon berjatuhan, semua penduduk kemudian keluar dengan wajah ketakutan dan melihat apa yang sedang terjadi. Sementara pelindung yang di buat gadis itu semakin mengecil dan terus mengecil, hingga beberapa puluh meter dari tempatnya sekarang berada.
Para penduduk terkejut dan menunjuk-nunjuk dua aura pedang yang saling berbenturan di langit dengan ekspresi penuh ketakutan. Mereka bahkan lupa jika itu adalah kekuatan yang sangat berbahaya bagi kehidupan mereka. Namun karena ada pelindung yang melindungi dampak dari kekuatan itu, sehingga mereka hanya bisa merasakan gempa bumi yang hebat.
Sementara itu, Yi Ming tidak tahu harus berbuat apa. Dia kemudian telungkup di bawah meja pelindungnya, kemudian menutup kedua telinganya sembari berharap tidak ada yang terjadi dan dia selamat dari pertarungan yang hebat ini. Atap-atap rumahnya bergetar hebat seperti dalam beberapa detik saja akan runtuh. Atap-atap rumahnya menimbulkan suara pecah-pecah seperti kayu kering yang di pukul-pukul, kemudian muncul beberapa lubang-lubang di atasnya. Yi Ming semakin ketakutan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat ini. Lalu tidak beberapa lama, toko itu terangkat ke atas kemudian berputar-putar di udara hingga menjadi serpihan-serpihan kecil. Sementara Yi Ming masih bertahan di sana sembari terus mengucapkan doa kepada langit. Dengan kekuatan yang tersisa, dia bertahan agar tubuhnya tidak terangkat ke langit.
Tubuhnya perlahan-lahan di tutupi salju tebal dan dia kemudian terkubur hidup-hidup di dalam salju yang dingin itu.
Bangunan-bangunan dari puluhan meter dari pelindung itu kemudian hancur dan meledak, seperti ada energi yang begitu kuat keluar. Kemudian bangunan-bangunan itu terangkat dan hancur di udara dalam hitungan detik.
Sementara dua kekuatan besar itu masih terlihat seimbang. Aura ledakan-ledakan berwarna biru dan hijau keluar dari kedua aura pedang itu. Di sisi-sisinya butiran-butiran salju berterbangan dan berputar-putar seperti pusaran angin. Awalnya itu hanya setinggi rumah, tapi semakin lama itu semakin tinggi dan menjulang ke langit.
Fenomena itu seperti sebuah bencana alam yang begitu dahsyat. Gadis itu berdiri di atas pedang terbangnya berusaha menenangkan diri dan menjaga agar dirinya tidak terjatuh. Tatapannya sangat tajam dan memperlihatkan wajah penasaran akan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sementara pria itu juga masih melayang di udara sembari bersila. Di sekitarnya, salju-salju berterbangan dan bercampur aduk. Wajahnya terlihat tenang, tapi kemudian wajah itu semakin redup dan di penuhi ketidak sukaan. Perlahan-lahan aura pedangnya semakin melemah dan retakan-retakan bermunculan di bilahnya. Dia ingin melakukan sesuatu, tapi dengan cepat aura pedangnya hancur berkeping-keping dan meledak. Dia dengan cepat memuntahkan seteguk darah dan wajahnya terlihat pucat.
Sementara itu, salju-salju yang berputar-putar semakin lama semakin lemah dan perlahan-lahan aura yang kuat itu semakin tenang, yang kemudian pusaran salju-salju itu semakin pendek dan memendek, lalu akhirnya kembali ke tanah.
Setelah itu, tidak ada yang tersisa dalam puluhan meter di sekitar kecuali tumpukan salju tebal yang menumpuk. Pemandangan ini, seperti sebuah gurun salju yang begitu tebal dan bergunung-gunung. Tidak ada bangunan yang tersisa, kecuali reruntuhan-reruntuhan yang terlihat sebagian di atas salju.
Gadis itu masih berdiri di atas pedang terbangnya dan aura pedangnya masih terbentuk di sana.
Pria itu menyadari dirinya akan kalah dan tidak akan pernah menang melawan gadis dengan talenta yang sangat tinggi itu. Bahkan jika dia ingin lari, maka hal itu akan sia-sia, karena payung gadis itu masih melayang di atas sana dan sedikit bergetar, serta berputar pelan mengurungnya.
Tubuhnya yang sebelumnya sudah terluka, kini semakin terluka parah dan dia tidak bisa menyelamatkan dirinya lagi, kecuali, jika dia mampu memasuki tubuh seseorang. Tapi di sekitarnya tidak ada tubuh yang mampu di masukinya. Jiwa dan tubuhnya sekarang akan hancur lebur di tangan gadis itu.
Percuma saja dia lari dari klan itu, yang pada akhirnya akan mendapatkan nasib yang sama, yaitu kematian. Dia kemudian mengangkat wajahnya memandang payung yang indah itu di langit. Dia kemudian memuji keindahan payung itu. Kemudian memandang gadis cantik berpakaian ungu itu, yang sama seperti sebelumnya; tidak ada yang berubah dari penampilannya, sikapnya bahkan temperamennya yang angkuh. Dia kemudian tersenyum. senyuman itu penuh dengan kenangan-kenangan sebelumnya.
Dia tidak menyesal mengorbankan segalanya demi membunuh musuhnya. Dia juga tidak akan menyesal telah mengkhianati sektenya, kemudian pergi demi membalaskan dendam yang selama bertahun-tahun di pendamnya. Tapi yang paling dia sesali adalah tidak pernah ada seorang pun di dunia ini yang akan mengingatnya, bahkan keluarganya sendiri telah mati di tangan musuhnya. Sementara tunangannya telah di bunuhnya karena sering menghalangi kultivasinya. Pria itu menyesal karena itu. Di kehidupan selanjutnya, dia tidak akan melakukan kesalahan seperti itu.
Gadis itu sudah cukup memberinya waktu. Dia kemudian menjentikkan jarinya ke bawah dan aura pedang itu dengan ganas terayun bersamaan dengan hempasan angin yang sangat kencang.
Pria itu memandangnya penuh nanar dan kesedihan. Bilah pedang besar itu semakin mendekat dan angin bertiup semakin kencang. Jubah hijaunya terangkat tidak menentu.
Saat sudah berada 10 meter darinya, Pria itu memejamkan matanya. Tapi tiba-tiba dia merasa sesuatu dan tubuhnya tiba-tiba bercahaya. Sebelum pedang itu mengenai tubuhnya, ada sesuatu yang menariknya ke bawah salju dan kemudian menghilang begitu saja.
Bommmmm!!!!!!
Dataran salju terbelah menjadi retakan yang sangat panjang dan lebar. Retakan itu bagaikan sebuah jurang yang terbentuk begitu saja.
Gadis itu kemudian mendarat di tanah. Dia kemudian batuk-batuk dan akhirnya memuntahkan beberapa teguk darah. Melawan orang yang berada pada rana perfection limit Qi sesuatu yang terbilang mustahil baginya saat ini, tapi karena dia menggunakan pusaka dari gurunya, dia mampu melakukannya, meskipun cedera yang di alaminya sangat besar. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Ketika seseorang yang berada di perfection limit Qi itu masih terluka, mampu membuatnya terluka hingga seperti ini. Kekuatan orang itu benar-benar sangat kuat.
Dia kemudian menarik kembali payungnya. Payungnya itu bergetar di udara. Aksara-aksara itu kembali ke asalnya dan menghilang perlahan-lahan lalu payung itu kembali ke tangannya.
Gadis itu kemudian menyimpannya lalu terduduk dan menyembuhkan dirinya.
...----------------...
Sementara itu, tidak beberapa lama di salah satu tumpukan salju, perlahan-lahan mulai bergetar dan semakin lama semakin keras. Kemudian keluar sebuah tangan dan perlahan-lahan Yi Ming dengan susah payah merangkak keluar dari tumpukan salju.
Dia kemudian terlentang dan merasa senang dapat keluar hidup-hidup dari tumpukan salju itu, jika tidak, itu akan menjadi kuburannya. Sambil mengatur nafasnya, dia kemudian bergumam, “Ah... akhirnya aku bisa keluar...” dia kemudian menghela nafas lega.
Mengalami kegentingan antara hidup dan mati merupakan sesuatu yang sangat mengerikan terjadi, tetapi setelah keluar dari suasana tersebut, rasa lega yang tidak terbayangkan memenuhi hati Yi Ming.
Sambil menatap langit, dia kembali melanjutkan kata-katanya, “Jika aku tidak berhasil keluar, maka itu adalah akhir dari hidupku.”
Setelah merasa baikan, dia kemudian bangun dan terkejut melihat sekitarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments