Tiga hari berlalu dengan cepat, dan Yi Ming terus menyembuhkan luka-lukanya. Karena dia bukan seorang abadi, tubuhnya memerlukan banyak waktu untuk pulih. Selama itu, dia merasa bosan, dan hanya bisa sedikit membantu Ibunya. Kemudian dia akan beristirahat. Saat ayahnya datang, dia akan menghidangkannya beberapa makanan yang telah ibunya masak tadi pagi. Karena ibunya pulang tidak menentu, maka tugas itu dia yang menggantikannya.
Ayah Yi Ming akan duduk melepas lelah sambil menikmatinya, kemudian pergi mandi lalu bercakap dengan anaknya itu.
Ketika ayahnya mengetahui luka parah anaknya itu, dia sangat marah dan berseru, “Berani-beraninya memukuli anakku!”
Dia memukul lantai dan kemarahan memuncak di hatinya. Tetapi, seberapa besar kemarahannya, dia tidak bisa melakukan apa pun demi membela anaknya itu.
“Ayah, suatu hari nanti, aku akan membalas ini. Aku akan mempermalukan gadis itu di depan umum!”
Ayahnya mengangguk penuh percaya diri. “Setelah kamu lulus dan menjadi murid sekte awan melayang, maka hal itu bukan mustahil untukmu. Dengan kerja keras dan selalu berlatih, ayah yakin, kamu akan menjadi seorang abadi yang sangat kuat dan di ingat semua orang.”
“Benar ayah!”
Meski wajah Yi Ming di penuhi semangat yang membara, dia percaya, impian itu sangat sulit di capai, apalagi penerimaan murid itu terjadi setengah bulan lagi, sementara uang mereka belum cukup untuk membayarnya. Tapi dia tidak ingin mengungkapkan kepada kedua orang tuanya, karena dia yakin, dengan mencari pekerjaan tambahan, dia akan mendapatkan uang itu dengan cepat.
Dua hari kemudian, luka yi Ming mulai sembuh, tapi dia tidak boleh pergi dan melakukan kegiatan-kegiatan yang berat. Pada saat itu dia sudah mulai bosan. Karena itu, Yi Ming mengambil kertas dan menulis di sana, ‘Aku membutuhkan pekerjaan. Asalkan menghasilkan uang, aku akan menerimanya.’ Dan dia menulis namanya di bawah kertas itu.
Dia lalu pergi ke restoran terdekat. Bertemu dengan pemiliknya dan mengungkapkan tujuannya.
Saat mendengarnya, wajah nyonya gemuk yang penuh keriput itu sangat menyeramkan, yang membuatnya semakin besar di mata Yi Ming. Kemudian dia menyembur Yi Ming dengan kata-kata kasar, “Apa yang kau pikirkan bocah! Apa kau pikir restoranku tempatmu mencari pekerjaan!? Jika kau ingin mencari pekerjaan, kau hanya perlu bertanya ke orang-orang atau membuat lapangan pekerjaan sendiri! Kau pikir, tempatku seperti apa hah!? Dasar anak tidak tahu diri!”
Yi Ming sangat takut dengan wajah wanita gemuk itu, tetapi jika dia pergi dan tidak berani bernegosiasi, maka peluangnya sangat mudah kabur. Dia lalu cepat-cepat berkata menghentikan wanita tua itu, “nyonya! Jika aku mendapatkan pekerjaan dari Restoranmu, maka aku akan membayarnya!”
Wanita itu terkejut, kemudian berpikir sebentar dan berbalik. “Jika kau tidak mendapatkannya, kau akan pergi begitu saja dan melupakannya?! Bajingan! Kau pikir aku mudah di tipu seperti itu!”
Wanita itu sangat licik, dan dia kemudian pura-pura berbalik pergi, lalu menunggu reaksi Yi Ming.
Sesuai dugaannya, Yi Ming kemudian bersimpuh dan memohon. “nyonya! Aku akan membayarmu di muka, sehingga kau tidak akan rugi!”
Yi Ming terpaksa melakukannya. Restoran seafood milik nyonya ini sangat banyak pengunjung. Berbagai kalangan orang-orang akan datang menikmati sajian di restoran ini. Selain karena aneka seafood yang sulit di dapatkan, masakan yang dibuatnya sangat enak dan beragam. Hal itulah yang membuat Yi Ming berani bertaruh, jika pengumumannya akan terlihat oleh semua orang, dan dia akan cepat mendapatkan pekerjaan dengan bayaran yang mumpuni, kemudian mampu membayar uang penerimaan murid.
“100 koin perak, tidak dapat di potong.” Wanita itu dengan bangga mengatakannya.
“100 koin perak!?"
Yi Ming tercengang dan menganga. 100 koin perak, di kota kecilnya ini, dia bisa hidup satu bulan, atau jika dia berhemat, satu setengah bulan akan tercapai. Tetapi, sekarang mendengar hanya meminjam dinding untuk memanjang pengumuman dengan harga 100 koin perak, membuatnya sangat terkejut, dan itu di luar dari apa yang dipikirkannya.
Melihat ekspresi wajah Yi Ming, nyonya itu buru-buru menambahkan, “bagaimana, apa kau bisa?” dia kemudian berbalik setelah melihat kebimbangan di wajah Yi Ming dan menyilangkan kedua tangannya di dada. “Bocah, restoranku menyajikan berbagai makanan laut yang lezat. Tidak hanya orang-orang dari provinsi Jiangxi saja yang mengunjungi restoranku, bahkan dari provinsi Qinghai juga datang dengan kereta kuda mereka. Mereka semua adalah kaum bangsawan dan membawa banyak harta mereka kemudian menghabiskannya di sini. Oleh karena itu, wajar saja jika aku mematok harga seperti itu. Kau akan muda mendapatkan pekerjaan dengan upah tinggi jika kau menyanggupinya.”
Dengan bangga, nyonya itu menceritakannya, dan dia tidak berbalik menatap Yi Ming, tapi dia berusaha melihat dari sudut matanya, bagaimana reaksi anak muda itu.
Sementara Yi Ming menimang-nimang dan berpikir tentang penawaran itu. Bagi keluarga miskin sepertinya, uang adalah segala-galanya dan mereka tidak bisa hidup tanpa uang.
Namun nyonya itu tidak sabar menunggu jawaban Yi Ming, dan dia kemudian berkata, “Ada banyak urusan hari ini, jika kau tidak menerimanya, silakan pergi.”
Nyonya itu sedikit sedih saat dia tidak menerima apa pun dari anak muda itu, tetapi dia berusaha berjalan lambat, agar anak itu memikirkan lagi tawarannya.
Satu langkah, dua dan tiga, tidak terdengar ucapan anak itu. Dia kemudian berkata, “Tidak ada tempat lain terbaik mencari pekerjaan, selain tempatku.”
Dia lalu berjalan lagi. Tetapi hingga langkah ke lima, Yi Ming tidak memberikan tanda-tanda. Nyonya itu pun kesal dan berpikir jika dia tidak akan mendapatkan uang hari ini.
Tapi saat 10 langkah, Yi Ming berkata, “Apakah ada batas waktu yang di tentukan?”
Nyonya itu gembira dan berbalik. Suara anak muda yang penuh kekuatan itu seperti alarm yang membangkitkan kebahagiannya untuk mendapatkan uang. “Karena 100 koin perak itu sangat mahal, maka tidak ada batas waktu yang di tentukan.”
Yi Ming dengan yakin berkata, “Baik, aku menerima tawaranmu.”
Nyonya itu gembira, tapi di wajahnya hanya ada ekspresi dingin. “Kita sepakat.”
......................
Setelah hari itu, pagi-pagi sekali Yi Ming bangun. Dia membantu ayah dan ibunya. Dan setelah sarapan, dia ingin ikut membantu ibunya membuat pot, tetapi ibunya melarang keras. Namun Yi Ming bersih keras, sehingga ibunya menyerah dan memberinya setengah hari untuk membuat pot.
Yi Ming setuju dan mengikuti ibunya. Tapi ibunya saat itu sudah merencanakan sesuatu.
Saat tiba di toko, semua pot-pot terpajang dengan berbagai bentuk dan ukiran. Dan semua itu terlihat indah ketika bunga-bunga memenuhi dalam pot dan menjadi mahkota pelengkap bagi pot-pot itu.
Pagi itu, Yi Ming hanya membersihkan pot-pot yang di penuhi debu dan embun. Setelah itu, dia ingin membuat pot, tetapi Ibunya berkata, tidak ada bahan-bahan untuk membuatnya, dan mengatakan lagi, jika tidak ada pesanan untuk hari ini.
Yi Ming kemudian hanya di perintahkan menjaga toko selama ibunya pergi membeli bahan-bahan.
Yi Ming mengerti dan dia kemudian duduk sembari mengeluarkan buku yang telah di dapatkannya dari pak tua tiga hari yang lalu.
Sesuai dugaannya, dia mendapatkan buku tua dan telah usam. Bau dari buku itu sangat apek, dan Yi Ming tidak menyukainya. Tapi karena dia sangat membutuhkan pengetahuan tentang keabadian, maka dia tidak punya pilihan selain membaca buku itu.
......................
Halaman pertama buku itu sudah robek, sehingga dia tidak dapat mengetahui apa isi dari halaman itu. Menurut Yi Ming itu mungkin adalah beberapa patah kata bagi orang yang akan membacanya.
Halaman kedua berisi mengenai bagian-bagian Dantian.
Yi Ming kecewa setelah membacanya. Ternyata buku yang di dapatkannya merupakan buku tentang Dantian.
Menurut buku itu ada tujuh titik Dantian yang berurutan dari kepala hingga pangkal kemaluannya. Dantian-dantian itu merupakan titik mengalirnya energi Qi ke seluruh tubuh mulai dari bawah. Kemudian ada sebelas titik yang menerima aliran energi itu dan menyebarkannya ke seluruh tubuh.
Dantian utama yang paling atas adalah Baihui, kemudian Dantian atas, lalu beberapa Dantian-dantian lagi, hingga pada Dantian Bawah dan terakhir Huiyin.
Lalu di jelaskan ada beberapa titik lagi yang jumlahnya sebelas. Tapi Yi Ming Tidak membacanya, karena itu baginya sangat membosankan.
Dia lalu menarik buku itu dan menikmati menjadi seorang pedagang.
......................
Hingga menjelang siang, dia sangat bosan dan tidak ada satu pun Pot-potnya terjual, Padahal orang-orang lalu lalang sangat ramai di depan tokonya. Dia mulai bertanya-tanya mengapa pot-potnya yang sangat indah tidak ada satu pun yang terjual.
Yi Ming semakin bosan dan dia memutuskan untuk tidur.
Pada menjelang sore, dia terbangun kemudian merenggangkan otot-otot tubuhnya. Duduk kembali dan ingin membaca buku itu. Tetapi suara keras tiba-tiba terdengar. Ternyata itu adalah suara derap kaki kuda yang berlari.
Lebih tepatnya, itu adalah sebuah kereta kuda. Lima kuda yang menarik tiba-tiba terkikik dan berhenti tepat di depan toko Yi Ming. Yi Ming bertanya-tanya siapa yang datang.
Dari kemegahan itu, mudah saja dia menebak jika orang itu berasal dari keluarga aristokrat yang berpengaruh. Tapi karena informasinya yang kecil membuatnya dia tidak bisa menebak-nebak siapa yang ada di dalamnya.
Semua orang tiba-tiba terdiam dan memandang kereta kuda itu. Pikiran mereka sama seperti Yi Ming. Yang membuat ada keheningan di jalan yang ramai itu.
Namun, kemudian terdengar siulan yang sangat tajam. Yi Ming dan orang-orang bahkan belum mencari sumber suara itu, ketika cahaya biru tiba-tiba melesat dan menimbulkan ledakan yang sangat dahsyat.
Energi berwarna biru kemudian menyebar ke segala arah sembari membawa hempasan angin yang sangat dahsyat. Pot-pot yang terpajang di atas meja, berterbangan dan hancur saat menabrak dinding-dinding ruangan. Salah satu pot itu hampir mengenai Yi Ming, tapi karena dia cekatan dan dengan cepat menunduk membuatnya terhindar dari cedera.
Dia kemudian bersembunyi di tokonya di bagian dalam dan bertanya-tanya apakah tadi itu.
Kemudian salju-salju yang ada di jalan itu berhamburan ke atas dan menimbun rumah-rumah yang ada di sisinya. Beberapa salju-salju itu masuk memenuhi toko Yi Ming.
Pada saat itu, orang-orang berlari dan berteriak.
Yi Ming yang bersembunyi tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia menyimpulkan jika terjadi sebuah penyerangan kepada kereta kuda itu. Dia juga bertanya-tanya, apakah sekuat ini jika seseorang sudah menjadi abadi.
Yi Ming ingin melihat apa yang terjadi, tetapi energi yang kuat berwarna biru itu masih menyebar ke segala arah dan mulai menghancurkan apa pun di sekitarnya.
Yi Ming berpikir, jika kereta kuda itu sudah pasti hancur dan kuda-kuda itu telah mati, tapi dia tidak mendengar suara kehancuran atau teriakan kesakitan kuda-kuda itu. Dia kemudian bertanya, apakah kereta itu tidak hancur?
Dalam beberapa menit itu, Yi Ming menderita antara hidup dan mati. Dia semakin kedinginan dengan salju-salju yang semakin menumpuk di dalam ruangannya. Namun, untungnya beberapa saat kemudian, energi itu melemah dan akhirnya berhenti. Dengan susah payah, Yi Ming menggali ke luar dan melihat apa yang terjadi.
Saat itulah, dia terkejut dan bertanya-tanya bagaimana mungkin itu bisa terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Al^Grizzly🐨
katanya mau jadi kuat...lalu hanya duduk diam...tidak melatih fisik...padahal dgn membaca buku atau kitab..kita bisa tahu sejarah atau kejadian masa lampau..aneh juga nih mc...pingin jadi kultivator..malas membaca.
2024-05-09
0