Bab 20
Anindita tiba di Cafe Blueback tempat kerja Dara pukul setengah 12.
"Anin" pekik Dara yang berdiri di balik meja kasir.
Anin tersenyum menghampiri Dara, karena Cafe tempat Dara bekerja dekat dengan gedung perkantoran jadi banyak orang yang datang di jam-jam istirahat seperti ini.
"Kamu jadi wawancara?" Tanya Dara.
"Jadi, besok udah mulai kerja" jawab Anin.
Dara mengangguk mengerti "Kamu mau pesen apa Nin?"
"Em... cofee latte ice sama ultimate burger aja Ra, bayar pakai go-epay bisa kan ?"
"Bisa, totalnya 150 ribu ya Nin"
"Oke"
Anin mencari tempat duduk usai memesan sekaligus membayar pesanannya.
Suasana Cafe yang nyaman dengan berdindingkan kaca agar bisa melihat pemandangan luar menambah daya tarik sendiri bagi Cafe tersebut.
"Silahkan di nikmati Kak" ucap pelayan cafe yang mengantar pesanan Anin.
"Terimakasih"
Dddrrrttttt dddrrrttt
Ponsel Anin terus bergetar saat dirinya sedang menyantap makan siangnya.
"Assalammualaikum"
[Hmmm, lagi dimana?]
"Makan siang"
[Makan siang dimana ?]
"Jauh pokoknya"
[Shareloc, gue mau makan siang juga]
Tut
Anin langsung memutuskan telpon dari Gavin, sungguh tak habis pikir sebenarnya apa yang ada di otak Gavin itu.. kenapa selalu saja ingin menganggunya.
Ting
Gavin 》 Buruan kirim sharelocnya.
Anin mendengus kesal lalu berdiri dan menuju ke kasir.
"Dar, pesen Americano ice sama grilled chicken sandwich" ucap Anin dengan muka masam.
Dara terkekeh "Emang belum kenyang? Terus kenapa juga itu muka asem bener Neng" godanya.
"Hadeh,, ada orang yang bikin aku bete Ra. Tolong kirim itu nanti ke Perusahaan Bagaskara ya. Aku bayar dulu"
"Oke,
Dara sebenarnya ingin bertanya namun waktunya tidak tepat karena ini adalah jam-jamnya sibuk di cafe.
Anin kembali ke tempat duduknya lalu membalas pesan Gavin.
Anin 》 Nggak usah ke sini, udah gue pesenin jadi lo tunggu dan duduk aja baik-baik di kantor.
Usai membalas dan memastikan pesannya terkirim, Anin mematikan ponselnya. Menurutnya Gavin itu menyebalkan dan selalu saja ingin menganggunya.
"Huft, belum jadi asistennya aja gangguin terus apalagi besok kalo udah jadi asistennya.. arrgghh" gerutu Anindita
Adrian yang tak sedari tadi berada di Cafe yang sama dengan Anindita hanya bisa memandang gadis yang pernah jadi adiknya dan juga gadis yang di cintainya .
Egonya meminta agar ia mendekat namun hatinya meminta ia untuk tetap duduk dan memperhatikannya saja karena Adrian yakin jika ia mendekat pasti Anin akan menghindarinya lagi seperti sebelumnya.
"Anin" lirihnya.
Dara yang tengah melihat situasi Cafe tak sengaja melihat seorang laki-laki yang duduk di belakang Anin tengah menatap Anin.
Ting
Anin mengerutkan keningnya saat melihat pesan di ponselnya muncul nama Dara.
Anin melihat ke arah Dara sebelum membuka pesannya. Dara menggoyangkan ponselnya memberi kode agar Anin membuka pesan darinya
Dara 》 Di belakang kamu ada laki-laki yang sedari tadi ngeliatin kamu.
Anin reflek menoleh ke belakang usai membaca pesan dari Dara.
Deg!
Kak Adrian. Batin Anindita
Adrian tersenyum lalu berdiri menghampiri meja Anindita.
"Nin.. "
Anin mengangkat 1 tangannya meminta Adrian untuk tidak berbicara.
"Tolong, tinggalkan saya sendiri.. ini tempat umum dan juga sedang ramai pengunjung, saya tidak ingin membuat keributan hingga membuat saya ataupun anda malu" Anin mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
Adrian yang mendengar itu hanya bisa menatap Anin dengan tatapan sendu.
"Kakak hanya mau ngobrol aja Nin"
"Nggak ada lagi yang perlu kita obrolin, dan juga anda bukan Kakak saya .. permisi"
Tes
Anin berdiri dan segera keluar dari Cafe tersebut, air matanya menetes namun secepat kilat Anin menghapusnya karena sudah cukup baginya untuk menangisi hal-hal yang sebenarnya nggak perlu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
N_ariya
mungkin ada kesalah pahaman diantara Andrian dan Anin,,,,tapi gk Taulah,,, hanya othor yg tau,,,kita mah ikut jalan ceritanya aja,,,,,,/Hey/
2023-12-24
1