Di kos Bu Yuni,
Anak-anak Kos lainnya sudah pulang dan Anindita sudah berkenalan dengan mereka semua, Belinda yang awal perkenalannya sangan jutek ternyata adalah orang yang care, Dara si gadis manis mungil berhijab namun pemegang sabuk hitam karate, dan yang terakhir Yuta gadis sederhana yang tak pernah lepas dari kacamatanya.
"Kamu Asli mana Nin?" Tanya Yuta saat mereka berempat bersantai di balkon sembari nyemil snack ringan dan jajanan malam yang di bawakan Dara.
"Jakarta sih tapi Bundaku asli Jogja jadi bisalah kalau mau ngajak ngobrol pakai boso jowo (bahasa jawa)" jawab Anindita medok.
Dara terkikik mendengar Anindita berkata boso jowo, logatnya terlihat lucu saat mengatakan itu.
"Gue juga asli Jakarta, lo tinggal di daerah mana ?" Tanya Belinda.
"Tebet" jawab Anindita singkat.
Belinda manggut-manggut lalu kembali menikmati jajanan malam yang di bawa Dara.
"Aku asli Malang Nin, Ibu ku guru di Pondok"
Ucapan Dara tentu membuat Anindita, Yuta dan Belinda melongo.
"Nah terus kenapa lo kerja jadi pelayan Cafe ? Kenapa nggak ikut jadi guru di Pondok kayak Ibu lo ?" - Belinda.
"Betul tuh, terus Bapak sama adik atau Kakak kamu kerja di mana ? Pondok juga ?" - Yuta.
Dara melihat ke arah Anindita yang hanya memperlihatkan senyum cengonya.
"Huuuhh !" Dara menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan teman-temannya.
"Yang pertama emang dari awal aku nggak mau kerja di pondok, makanya aku di sini sekarang kerja sambil kuliah.. yang kedua, Bapak udah nggak ada dan aku juga cuman punya 1 kakak namanya Mas Ashar, dia juga guru tapi bukan di pondok.. dia guru Agama di salah satu MI (Madrasah Ibtidaiyah/setara Sekolah Dasar) di Malang"
"Sekarang udah semester berapa Ra ? Kamu ambil jurusan apa emangnya?" Tanya Anindita.
"Udah semester akhir, udah selesai bikin skripsi juga tinggal sidang. Jurusan Sastra" jawab Dara.
"Udah yuk guys tidur, ngantuk nih gue mana besok juga gue harus pemotretan lagi aaakkkhhh gue capek pengen libur . Emmmmmmm emmmmmm, asssinnn bgt tangan lo Yuta hiiihhh !!" teriak Belinda namun langsung di bekap Yuta karena suaranya yang terlalu keras.
Juna yang baru saja pulang dari Rumah sakit hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum simpul saat mendengar teriakan salah satu penghuni Kos Ibunya itu.
"Assalamualaikum" salam Juna.
"Waalaikumussalam"
"Mau makan dulu Nak ?" Tanya Bu Yuni.
"Juna udah makan Bu tadi, Juna masuk kamar dulu ya Juna capek banget"
Bu Yuni menutup dan mengunci kembali pintu rumahnya lalu segera membuatkan segelas susu hangat untuk putra tunggalnya itu.
"Susunya di minum dulu baru istirahat ya Nak" ucap Bu Yuni sembari di letakannya segelas susu hangat itu di atas nakas.
^^^
Pagi hari,
Jam 6 pagi Belinda dan juga Yuta sudah berebut kamar mandi sedangkan Dara sedang memasak nasi goreng untuk mereka berempat.
"Nggak usah kaget Nin, setiap pagi mereka berdua selalu aja berlomba buat dapetin kamar mandi" ucap Dara pada Anin yang sedang menyapu.
Anindita tertawa kecil mendengar ucapan Dara di tambah suara Belinda yang terus meneriaki dan menggedor pintu kamar mandi.
"Cepetan Yuta ! Gue udah nggak tahan ini, lo mandi apa bok*r sih!" Sungut Belinda membuat tawa Dara pecah.
"Makanya kamu jangan di depan pintu dong Bel, isi perut ku nggak mau keluar nih gegara kamu nya teriak-teriak terus dari tadi" sahut Yuta.
Duuuggghhhh
Belinda menendang keras pintu kamar mandi lalu segera berlari turun ke bawah.
"Awas! Gue udah nggak bisa nahan lagi ini keburu ngompol" Belinda setengah mendorong Anin ke samping karena Anindita menghalangi jalannya.
Dara masih tertawa dengan keras namun tangannya juga begitu lincah mengaduk dan memasukkan bumbu nasi gorengnya.
Greekkkkkk
Pintu kamar mandi terbuka, dengan wajah tanpa dosa Yuta berjalan keluar dan setengah berlari masuk ke dalam kamarnya.
Kening Anindita mengernyit melihat tingkah Yuta, dan tak lama Belinda kembali muncul dari luar lalu masuk ke kamar Yuta.
Anindita pikir Belinda akan memarahi Yuta karena berebut kamar mandi dengannya tadi namun pikirannya salah, Belinda justru tidur di ranjang Yuta sembari menunggu Yuta selesai berganti pakaian.
Tak ingin terlalu kepo akhirnya Anindita memilih membantu Dara menyajikan nasi goreng ke atas piring.
"Kemarin aku lupa nanya, kamu disini kerja atau lagi mau cari kerja ?" Tanya Dara.
"Aku belum kerja dan bekum niat cari kerja, hehe.. aku mau jalan-jalan dulu Ra disini, kamu hari ini kerja apa libur ?" Anindita balik bertanya.
"Libur kok, nanti aku temenin jalan-jalan deh sekalian beli belanja, stok di kulkas udah habis" jawab Dara.
Anin manggut-manggut lalu memanggil Yuta dan Belinda agar mereka bisa sarapan pagi bersama.
"Aku nanti sama Anin mau belanja , kalian mau nitip apa?" Tanya Dara.
"Gue nitip pembal*t , shampo sama sabun mandi aja Dar. Duitnya gue transfer aja ya sekalian buat belanja bulanan" - Belinda
"Oke"
"Aku nitip handbody aja deh Dar, uangnya nanti ya" - Yuta
"Sip"
"Beli anggur, apel sama jeruk juga deh Dar tapi nggak usah banyak-banyak" ujar Belinda sembari mengotak-atik ponselnya.
Ting
"Tuh gue udah transfer" lanjutnya.
Dara mengambil ponselnya dan melihat bukti transfer yang di kirimkan Belinda.
"Kok 500 ribu ? Nggak kebanyakan ?" Tanya Dara.
"Enggak, uang segitu nggak ada apa-apanya kalau di Jakarta, ya kan Nin" ujar Belinda meminta persetujuan Anindita yang sama-sama asli orang Jakarta.
Anindita mengangguk "Iya, karena makanan dan gaya hidup di sana kan sangat tinggi"
Meskipun ketus dan kadang galak tapi sebenernya Belinda orangnya care dan nggak pelit kok, buktinya aja dia make-up in Yuta agar lebih cantik dan juga selalu ngasih lebih iuran belanja agar Dara maupun Yuta tidak terbebani.
Selepas Yuta dan Belinda berangkat kerja kini giliran Anindita dan Dara yang bersiap untuk pergi ke salah satu Mall yang ada di kota Surabaya.
Waktu menunjukkan pukul 10, taksi online yang sudah di pesan juga berada di depan gerbang Kos Bu Yuni.
"Mau kemana anak-anak ?" Tanya Bu Yuni yang sedang duduk di teras saat melihat Dara dan Anindita keluar.
"Belanja Bu, Ibu mau nitip sesuatu?" jawab Dara sembari balik bertanya menawari bu Yuni.
"Ora Nduk (Tidak Nak) Dara, ibu habis belanja tadi di pasar" jawab Bu Yuni.
Setelah sedikit berbasa-basi mereka pun segera pergi.
25 menit berlalu, mereka tiba di Mall dan langsung menuju toko pernak pernik di lantai atas.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang terus mengawasi mereka sejak mereka tiba di Mall tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
N_ariya
Gavin gk ya,,,,
2023-12-08
0