Bab 17

"Bisa di bilang ya.. bisa di bilang enggak" jawab Gavin ambigu.

"Jangan mainin perasaan perempuan apalagi perempuan kayak Anin!"

"Hmmm"

Gavin hanya berdehem lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang Juna.

*

Pagi hari di rumah Juna.

Bu Yuni sudah menyiapkan sarapan untuk Juna dan Gavin.

"Pagi Bu" sapa Gavin.

"Pagi Nak Gavin, sarapan dulu sini"!

"Oke Bu"

Tanpa sungkan Gavin duduk di sebelah Juna yang sedang menikmati kopi hitamnya.

"Nggak tahu malu" gumam Juna namun Gavin masih bisa mendengarnya.

"Biarin" jawab Gavin dengan wajah jumawa.

Gavin dan Juna langsung memakan nasi goreng buatan Bu Yuni namun Bu Yuni tak ikut makan karena mau menghadiri pengajian di Mushola Al-Huda.

Pukul setengah 8 Juna dan Gavin bersiap pergi, Anindita, Yuta dan Belinda juga turun untuk pergi bekerja.

"Lo bareng gue aja" tunjuk Gavin pada Anindita yang akan masuk mobil Belinda.

"Makasih Pak Gavin tapi saya bareng Belinda sama Yuta saja" tolak Anindita.

Juna terkekeh "Udah, lo anterin gue kerja aja kalo gitu.. gue lagi males nyetir"

Gavin mencebikkan bibirnya lalu masuk ke dalam mobilnya.

"Lo ada hubungan apa sama Pak Gavin ? Kayaknya Pam Gavin care gitu sama lo Nin" tanya Belinda.

"Nggak ada hubungan apa-apa, cuman pernah kenal aja" jawab Anindita.

"Maksudnya kamu pernah jadi pacarnya Pak Gavin gitu ?" Tanya Yuta syok.

Anindita menggelengkan kepalanya "Enggak dan nggak akan pernah"

"Jangan ngomong gitu, ntar kalo kalian beneran pacaran gimana ? Malah jadi ngejilat ludah sendiri kan"

Anindita hanya menanggapi ucapan Yuta dengan senyuman lalu Anindita memilih membuang pandangan ke jalanan.

Mereka sampai di perusahaan Bagaskara pukul 8 tepat, Yuta langsung turun dan berjalan ke meja resepsionis sedangkan Anindita menemani Belinda mencari parkiran.

"Lo mau ikut gue dulu atau mau langsung ke atas aja?" Tanya Belinda.

"Aku kayaknya nunggu di lobbi dulu aja deh"

"Oke, gue naik dulu ya. Kalau mau cari gue, gue ada di lantai 2"

"Oke"

Anindita duduk di sofa menunggu Gavin datang sembari membaca majalah yang ada di atas meja.

Sudah pukul 9 namun Gavin belum datang juga, mata Anindita mulai mengantuk.

Anindita memutuskan untuk berdzikir sembari memejamkan matanya hingga tak sadar kalau dirinya ketiduran.

Gavin yang baru datang pukul setengah 10 mengerutkan keningnya karena melihat Anindita tidur di sofa.

"Kenapa nggak kalian suruh tunggu wanita di ruangan saya?"  Tanya Gavin pada Lina.

"Sudah Pak, tapi Anin yang tidak mau" Yuta membantu menjawab karena melihat Lina yang gugup.

"Cih, dasar keras kepala" gumamnya lalu berjalan menghampiri Anindita sembari melepas jas yang di pakainya.

Gavin datang terlambat memang karena pulang ke rumah Nenek dan Kakeknya terlebih dahulu untuk ganti baju.

Sret

Gavin menyelimuti tubuh Anin menggunakan jas nya lalu duduk di samping Anindita.

Para pegawai yang melihat itu hanya berbisik-bisik karena ini adalah pertama kalinya mereka melihat bos mereka peduli pada seorang gadis.

Ob yang melihat bosnya duduk di sofa lobbi berinisiatif membuatkan kopi.

"Kopi Pak" ucap OB berusia 40tahunan itu pada Gavin.

Gavin yang sedang memeriksa pekerjaan melalui laptop langsung menghentikan aktifitasnya dan menoleh ke OB tersebut.

"Hmm, makasih"

"Sama-sama Pak"

Anindita mengerjapkan matanya karena mendengar suara.

"Udah bangun?"

"Hmm, kenapa nggak bangunin?" tanya Anindita.

"Udah, tapi lo nggak mau bangun"? Jawab Gavin.

Anindita mencebikkan bibirnya lalu mengembalikan jas Gavin.

Terpopuler

Comments

N_ariya

N_ariya

semangat Thor,,,, 💪

2023-12-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!