Pagi ini Dara, Yuta, dan Belinda sudah berangkat bekerja hanya tinggal Anindita sendiri.
Anindita menyibukkan diri dengan membersihkan kamarnya.
Anindita merebahkan tubuhnya sembari men-scroll media sosial, ada salah satu konten yang menarik hingga membuat Anindita penasaran.
"Se-enak apa sih si roti cromboloni ini hmm" gumamnya usai memesan 10pcs cromboloni di aplikasi go-food.
Sembari menunggu pesanannya datang Anindita turun ke bawah untuk berbincang-bincang dengan Bu Yuni.
"Bu" sapa Anindita.
Bu Yuni yang sedang membaca buku di teras lantas menoleh dan tersenyum.
"Sini Nak Anin !"
Anindita mendekat dan duduk di samping Bu Yuni.
"Lagi baca apa Bu ?"
"Baca buku tentang motivasi aja, Nak Anin nggak cari kerja ?"
"Anin udah masukin lamaran di beberapa perusahaan Bu, tinggal tunggu panggilan buat wawancara kerja aja" jawab Anin.
"Owh gitu, nak Anin dulu kuliah jurusan apa ? Nanti Ibu bantu tanya sama Juna, siapa tahu ada lowongan di rumah sakitnya"
Anin menggoyangkan kedua tangannya "Nggak usah Bu, biar Anin usaha cari sendiri saja" tolaknya.
"Nggak apa-apa Nak Anin, iya kan Jun?"
Anindita langsung menoleh ke belakang dan mendapati Juna sudah rapi dan bersiap pergi ke Rumah sakit untuk bekerja.
Juna mengangguk menyetujui ucapan Ibunya.
"Nanti Juna bantu tanyakan ada lowongan atau enggak, saya juga punya beberapa teman yang kerja di perusahaan jadi kamu tenang saja" ujarnya.
"Makasih Mas" ucap Anindita merasa sungkan.
"Nggak usah merasa nggak enak ya Nak Anin, yang Kos di sini itu semuanya sudah Ibu anggap anak Ibu sendiri jadi sudah sewajarnya kalau keluarga saling bantu" ujar Bu Yuni.
Anindita tersenyum sendu, dalam hati kecilnya merasa terharu namun juga ada rasa was-was. Karena Adrian-Kakak angkat yang di percayainya, yang hidup dari kecil bersamanya menghianati keluarganya hingga menorehkan trauma pada Anindita.
"Mbak Anin ini di cari sama Mas go-pud" teriak Pak Joko.
Anindita terkekeh lalu segera keluar untuk mengambil pesanannya.
"Sudah saya bayar pakai go-epay ya Mas" ucap Anin saat menerima pesananya.
"Iya Mbak, terimakasih juga untuk tipsnya" ujar Mas go-pud.
Anindita membuka pesanannya lalu memberikan 1 kardus yang berisi 2 pcs cromboloni pada Pak Joko.
"Ini buat Pak Jack"
"Wah, makasih loh Mbak. Saya malah dapet makanan enak terus" ucap Pak Joko
Anin terkekeh "Sama-sama Pak"
Kemudian Anin berjalan ke rumah Bu Yuni dan memberikan 1 kardus cromboloni pada Bu Yuni. Anin memang meminta pesanannya di bagi menjadi 3 kardus, 2 kardus berisi 2 pcs dan sisanya di jadikan 1 di dalam 1 kardus agar dia mudah untuk membaginya pada Pak Joko dan Bu Yuni.
"Ini Bu, incip-incip roti yang lagi viral" ujarnya tersenyum.
Bu Yuni menerima pemberian Anindita lalu mengucapkan terimakasih lalu Anin pamit untuk naik ke atas (lantai 2).
"Tunggu!" Cegah Juna saat Anin akan menaiki tangga.
"Ada apa Mas ?" Tanya Anin.
"Nanti sore kamu ada acara ?" Juna balik bertanya.
Anindita mengerutkan keningnya "Enggak ada Mas"
"Saya boleh minta tolong temenin saya nanti sore ?"
"Kemana?"
"Acara reuni SMA, tapi kalau kamu nggak bisa atau nggak mau juga nggak apa-apa"
Anin menatap Juna yang berbicara hanya sesekali menoleh ke arahnya, Juna lebih banyak menundukkan kepala atau menoleh ke samping saat berbicara dengannya.
"Insyaallah nanti saya temenin Mas"
Juna menoleh ke arah Anindita seolah tak percaya "Oke, nanti sore tunggu saya di depan rumah, saya berangkat kerja dulu" ucapnya langsung pergi.
Anin menggelengkan kepalanya melihat tingkah Juna yang terlihat kaku, cool dan sedikit menggemaskan baginya.
Karena waktu masih menunjukkan pukul 10 pagi, Anin memilih untuk menghafal Al-Quran.
*
Pukul 4 sore Anin sudah bersiap pergi, gamis Denim yang di padukan jilbab Navy menjadi pilihannya.
Anin hanya memakai bedak tipis dan lipgloss warna peach agar wajahnya tidak terlalu pucat.
Karena Anak-anak Kos yang lain belum pulang akhirnya Anin menuliskan sesuatu di kertas post-it.
Ada sesuatu di meja dapur buat kalian bertiga, jangan lupa di bagi-bagi dan wajib habis. ~Anindita.
Anin mengambil tas slempang nya dan memakai sneakers putihnya sebelum turun ke bawah.
Juna sudah menunggu Anindita di bawah, senyumnya terlihat saat melihat Anin yang keluar dari pintu samping rumahnya.
"Maaf Mas, udah nunggu lama ya?"
"Enggak, saya juga baru saja keluar" jawab Juna. "Yuk!" Lanjutnya berjalan ke mobil jaz putih milik Juna.
Anindita mengangguk lalu segera berjalan ke samping mobil. (Jangan berharap ada adegan Juna bukain pintu buat Anin ya guys, xixixi)
Di perjalan mereka berdua hanya terdiam, ada rasa canggung dan bingung mau ngobrol apa.
"Kamu.. " ucap Anin dan Juna bersamaan lalu mereka berdua terkekeh.
"Mas Juna duluan aja" tawar Anin.
"Oke, makasih udah mau nemenin saya ke acara reuni SMA, sebenarnya saya jarang datang tapi karena Gavin memaksa jadi saya juga terpaksa datang biar itu anak nggak ngomel terus" kekeh Juna.
Anindita tersenyum "Kesannya kayak Kaku banget ya Mas kalau ngobrolnya pakai kata 'saya', boleh ganti 'aku' nggak sih"
"Boleh, boleh banget" jawab Juna antusias.
"Mas Juna temenan sama Gavin dari SMA ya?"
"Iya, waktu itu dia berantem sama orang tuanya dan milih sekolah SMA di Surabaya. Waktu SMa juga dia selalu aja buat onar meskipun dia siswa paling pintar sampai Nenek dan Kakeknya kuwalahan menghadapi sifat Gavin yang masih suka berontak dan semaunya itu" kekeh Juna mengingat masa SMA nya.
Anindita tersenyum "Kalian deket banget ya Mas?"
"Ya begitulah, meskipun dia suka bikin masalah tapi aku tahu kalau dia hanya butuh perhatian, dia juga orang yang setia kawan"
Anindita hanya menganggukkan kepalanya.
"Kamu sendiri dulu SMA di mana, ada cerita menarik apa saat SMA?"
"Aku SMA di Jakarta Mas, nggak ada cerita menarik apapun hehe aku orangnya terlalu lurus Mas waktu sekolah jadi nggak punya pengalaman apapun sama temen-temen sekolah" jawab Anin.
Juna menaikkan kedua alisnya tak percaya, menurutnya Anin termasuk orang yang asik untuk di ajak ngobrol dan berteman atau mungkin Anin hanya tidak ingin menceritakan kisahnya pada dirinya.
Di liriknya Anin yang melihat ke arah jalanan, wajah cantik itu terlihat sendu dan teduh.
30 menit kemudian mereka sampai di Noah Cafe.
"Wuih Pak Dokter, akhirnya datang juga" sambut seorang laki-laki yang langsung memeluk Juna.
"Sorry Gam, macet banget tadi jadi telat" jawab Juna.
"It's okey Pak Dokter, btw siapa nih Jun?" Lirik Agam pada Anindita yang berdiri di belakang Juna.
"Oh, dia namanya Anindita" jawab Juna.
Gavin yang sedari tadi duduk membelakangi Juna sembari menikmati Coffee nya langsung mendongak dan menoleh ke belakang begitu Juna mengatakan nama 'Anindita'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
desi_adiba
wkwkw... langsung gass noleh tanpa aba-aba 🤣
2023-12-18
0
N_ariya
Si Gavin langsung semangat aja dengar nama pujaan hati,,,,😂
2023-12-18
0