Gavin mengantar Anindita pulang, 45 menit kemudian mereka sampai di Kos Bu Yuni dan Juna sudah menunggu kedatangan mereka berdua di teras rumah.
"Kalian dari mana ?" Tanya Juna dengan wajah datar.
"Gue tadi kan udah bilang kalo kita lagi di pantai bro, santai aja kali Jun, gue juga nggak bakalan ngapa-ngapain dia" jawab Gavin yang langsung duduk tanpa rasa bersalah.
Anindita melihat ke arah Juna yang menatapnya tanpa bicara membuat Anindita menjadi salah tingkah karena biasanya Juna sangat menjaga pandangan terhadapnya.
"Kalian udah kenal sebelumnya?"tanya Juna masih menatap Anindita.
Anindita mengangguk "Hanya pernah bertemu tapi belum sempat berkenalan" jawabnya.
Juna mengerutkan keningnya tak mengerti maksud ucapan Anindita.
Namun saat Juna akan menanyakannya sebuah mobil jazz kuning milik Belinda datang.
Gavin berdiri dari duduknya lalu menghampiri Anindita tang sedari tadi masih berdiri di samping mobilnya.
Belinda, Yuta dan Dara keluar dari mobil lalu melihat ke arah Anindita yang d temani Juna dan Gavin.
"Malam Pak Gavin" sapa Yuta.
"Ini bukan di perusahaan jadi jangan panggil saya Pak" tegur Gavin yang langsung di hadiahi lirikan sinis Anindita.
"Panggil Gavin aja, iya kan ?" Ucap Anindita meminta persetujuan Gavin.
Yuta melototkan matanya karena syock, Juna dan Belinda mengulum senyum mendengar ucapan Anin sedangkan Dara hanya diam saja sesekali matanya melirik ke arah Juna.
"Terserah" jawab Gavin.
Anin tersenyum mengejek ke arah Gavin yang di balas dengan decakan yang keluar dari mulut Gavin.
"Kamu mau pergi atau.. "
"Enggak kemana-mana, tadi cuman nyari angin aja bentar terus nggak sengaja ketemu sama Mas Juna dan temennya"
Anin memotong ucapan Yuta dan memberikan alasan agar teman-temannya tidak berfikiran yang aneh-aneh.
"Yaudah Mas Juna, Vin.. aku sama yang lain mau masuk dulu ya, assaalamualaikum" pamit Anin menarik lengan Yuta dan Belinda yang ada di dekatnya.
Dara yang ada di belakang memberikan senyum manisnya pada Juna.
"Assalamualaikum" salamnya.
"Waalaikumussalam" jawab Juna.
Gavin hanya mengangguk karena dia seorang atheis (tidak mempercayai adanya tuhan).
Juna kembali menatap Gavin usai para gadis itu pergi.
"Loe sama Anindita beneran saling kenal?" Tanya Juna kembali memastikan.
Gavin terkekeh "Bukannya Anin tadi udah bilang, kalau pernah ketemu tapi belum sempet kenalan. Ya emang kayak gitu, cuman bedanya gue tau namanya sedangkan dia nggak tau nama gue"
Juna menyipitkan matanya curiga lalu memukul pelan lengan kiri Gavin.
"Pulang sana! Gue capek mau tidur" usirnya.
"Ogah!? Gue mau nginep sini, gue juga capek" tolak Gavin yang langsung masuk rumah Juna.
Juna menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.
Begitu sampai di kamar Juna, Gavin langsung menelpon orang tuanya dan memberitahu kalau dia mau mengurus perusahaan yang ada di Surabaya.
[Di sana kan sudah ada Pak Imam yang ngurusin, ngapain kamu di sana ? Mending bantuin Papa di sini]
"Pah, Gavin mau sekalian jagain Nenek sama Kakek juga di sini"
[Cih, ada hal menarik apa sebenarnya di sana ?]
"Hal menarik apa sih Pah"
[Kamu itu hasil benihnya Papah, jadi Papah tahu watak kamu kayak gimana. Cepet ngomong sama Papa, jangan jadiin Nenek sama Kakek kamu sebagai tameng]
"Huh!Gavin cuman seneng di sini Pah"
[Yasudah kalau nggak mau ngomong sama Papah, Lusa Papa bakalan ngajak Mama sama Adik kamu ke Surabaya]
"Ngapain?"
[Nengok Nenek sama Kakek lah]
Gavin menghembuskan nafasnya kasar, Papahnya sebenarnya lebih cerewet dari Mamahnya jika berkumpul.
Akhirnya Gavin mau tak mau harus mengatakan kalau dia sedang mengejar sseorang perempuan.
[Hahaha, akhirnya kamu suka sama perempuan juga]
"Wew, maksudnya apa nih ? Dari dulu juga suka kali Pah cuman belum nemu yang cocok aja"
[Hahahahahah, yasudah kalau gitu Papah telpon Pak Imam dulu]
"Oke Pah"
Tut
"Lo suka sama Anin?" Tanya Juna yang mendengar obrolan Ayah dan anak itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
N_ariya
waduh gavin udah terang" an aja klo lagi naksir ma Anin,,,,
semangat bang Juna,,,,
2023-12-21
0