Keesokan harinya Gavin terbangun dan tak mendapati gadis yang di tolongnya semalam.
Gavin mengusap wajahnya kasar karena merasa di permainkan, saat Gavin menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya terdapat noda bercak merah di atas seprai tersebut.
Gavin terkekeh saat mengingat kejadian semalam yang dia alami.
"Dasar kelinci kecil" kekehnya.
Sejak saat itu Gavin selalu datang ke OC club setiap hari namun tidak pernah sekalipun dia menjumpai gadis yang di tolongnya terakhir kali itu hingga membuat Brian dan Dani terheran-heran.
Flashback off
"Gaaviiinnn !!"
Braaakkkkk
Pintu kamarnya di buka dengan keras hingga menyadarkannya dari bayangan masa lalu.
"Apa sih Nek?" Tanya Gavin malas karena Neneknya selalu bar-bar seperti ABG.
"Apanya yang apa, ke surabaya bukannya langsung ke rumah Nenek malah langsung keluyuran. Dari mana saja kamu ?"
"Rumah Juna" jawab Gavin singkat.
"Temen kamu yang Dokter itu ? Bukannya dia tugasnya di Jakarta ?"
"Udah 4 bulan yang lalu pindah ke Surabaya Nek, mau jagain Ibunya katanya"
Nenek Gavin yang bernama Kinanti itu mengangguk mengerti lalu segera menarik cucu laki-lakinya itu agar bangun dari tempat tidur.
"Temenin Nenek ke Pabrik"
"Aaaaaahhh Gavin capek Nek" keluhnya.
"Suruh siapa sampai Surabaya nggak pulang dulu malah langsung keluyuran" acuh Nenek Kinanti membuat Gavin berdecak.
"Ck"
Dengan sangat terpaksa Gavin menuruti kemauan Neneknya, karena jika berdebat dengan Nenek ataupun Mamahnya pasti Gavin selalu saja tidak pernah bisa menang.
Nenek Kinanti dan suaminya Rudi Setyawan adalah pengusaha batik yang terkenal di surabaya, beliau memiliki pabrik batik yang lumayan besar dan beberapa toko yang tersebar di area surabaya.
Sesampainya di pabrik Nenek Kinanti dan Gavin langsung menuju ke kantor untuk menemui suaminya.
"Lihat siapa aku bawa ke kantormu Mas" ucap Nenek Kinanti saat berjalan masuk ke kantor suaminya.
"Bikin ulah apalagi dia ?" Tanya Kakek Rudi.
"Ulah apa sih Kek, Gavin ke surabaya kan karena kangen sama kalian berdua" jawab Gavin menaik turunkan alisnya di iringi senyumnya yang tampak menyebalkan.
"Cih" decih Kakek Rudi.
Nenek Kinanti terkikik mendengar dan juga melihat perdebatan antara cucu dan juga kakeknya itu.
"Istirahat dulu Mas, hari ini kita makan malam di luar saja ya aku nggak masak soalnya" ucap Nenek Kinanti bergelayut manja di lengan suaminya.
Gavin memutar bola matanya malas saat melihat Neneknya bersikap manja seperti itu.
"Iya sayang" jawab Kakek Rudi.
"Ayolah Nek, Kek.. kalian itu sudah tua, cucu kalian bahkan sudah sebesar ini. Apa kalian nggak malu bersikap seperti remaja yang di mabuk cinta kayak gitu di hadapan cucu perjaka kalian ini ?"
Gavin yang sudah tidak tahan dengan sikap mesra Nenek dan juga Kakeknya itu akhirnya menyuarakan isi hatinya.
Tuk
"Sshhhhh" desis Gavin karena Kakenya memukul kepalanya menggunakan bolpoin.
"Siapa yang bilang kami sudah tua ? Kami masih bisa memberimu Om atau Tante jika kami mau" jawab Kakek Rusi sembari merangkul bahu Nenek Kinanti keluar ruangannya.
"Hah ? Kakekkkkkk !! Aku nggak mau ya Mamah punya adik lagi di usia ku yang udah matang begini" Teriak Gavin karena baru menyadari ucapan Kakeknya tersebut.
Nenek Kinanti dan Kakek tertawa mendengar teriakan Gavin, begitu pula karyawan kantornya yang masih lembur juga ikut tertawa karena mendengar teriakan Gavin.
Nenek Kinanti dan Kakek Rudi memang paling suka menggoda cucu laki-laki-nya itu, cucu yang keras kepala dan susah di atur.. selalu pulang ke rumah mereka jika bertengkar dengan Papah atau Mamahnya.
*
"Mau makan apa Mas ?" Tanya Nenek Kinanti.
"Terserah Gavin aja" ujar Kakek Rudi.
Gavin tersenyum lebar lalu menjalankan mobilnya menuju restoran favoritnya saat dirinya pulang ke surabaya.
20 menit berlalu,
"Nasi goreng cumi pedas 1, udang asam manis 1 , gurame bakar 1 , nasi 2 minumnya lemon tea tawar 3 sama air putih ya mbak"
Gavin langsung memesan makanan yang di inginkannya begitu sampai di restoran tanpa bertanya apa yang Nenek dengan Kakeknya mau makan.
"Jadi kali ini kamu bikin ulah apalagi Gavin ?" Tanya Kakek begitu mereka bertiga duduk.
"Mamah tiap hari jodohin Gavin sama anak temen-temennya bikin Gavin nggak fokus kerja dan hasilnya Gavin juga kena omel Papah karena kerjaannya berantakan" jawab Gavin sewot.
"Makanya buruan punya pacar terus nikah, umur kamu itu udah 29 tahun ya Gavin. Itu umur udah matang dan siap buat berumah tangga, nah kamu kerjaannya masih keluyuran dan masih suka foya-foya" Nenek Kinanti ikut menimpali.
Kekek menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dan ucapan Gavin juga Istrinya.
"Masalah sepele kayak gitu aja ngambek kayak anak kecil aja" tukas Kakek Rudi membuat Gavin menaikkan sebelah alisnya tinggi.
"Nanti Kakek telepon Mamah mu, ini jaman sudah modern kenapa masih aja suka jodoh-jodohin anak sendiri" lanjut Kakek Rudi membuat senyum Gavin mengembang.
"Kalau nggak di jodohin juga nggak bakalan bisa berumah tangga cucu lelakimu itu Mas, kalaupun dapat pacar palingan juga nggak jauh-jauh dari cewek matre yang cuman mau morotin duitnya aja" Nenek Kinanti berbicara sembari menatap suami dan cucunya bergantian.
"Nah betul itu, maksud Mas tadi sebenarnya dari pada cuman di jodoh-jodohin mending langsung bawa aja tuh anaknya ke KUA" ucap Kakek Rudi membuat Nenek Kinanti tertawa terbahak sedangkan Gavin hanya bisa tersenyum kecut sembari memutar bola matanya malas .
Gini amat punya Kakek sama Nenek yang sefrekuensi, hadeh. Batin Gavin lemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
N_ariya
waahh kayaknya jodoh Anin udah didepan mata nih,,, Juna apa Gavin,,,,
2023-12-07
2