Setelah melakukan beberapa pose akhirnya Belinda bisa duduk beristirahat sebentar sebelum berganti baju dan melanjutkan pengambilan gambar.
"Gimana hasilnya?" Tanya Belinda.
"Besok aku udah masuk kerja" Jawab Anin tersenyum lebar.
"Yey, kita bertiga bisa pulang pergi bareng kalo kerja" ucap Belinda girang.
"Tapi aku jadi assisten bos, huaaaa aku sebenernya nggak mau" rengek Anindita.
"Puft, dasar.. banyak cewek yang pengen jadi asisten tuan muda Gavin tapi nggak ada yang bisa kecuali Pak Dika sahabatnya Pak Gavin sedari kuliah. Nak elu yang langsung jadi asisten bos tanpa tes atau wawancara malah ogah-ogahan"
"Aku jadi OB juga nggak masalah, aku nggak mau deket-deket sama bos kalian. Dia itu tuh.. "
"Saya kenapa?"
Deg!
Anin melotot ke arah Belinda yang cekikikan di depannya.
"Gue kerja dulu bye-bye" Belinda langsung kabur meninggalkan Anin yang harus menghadapi Gavin.
Sreekkk
Gavin menarik kursi yang di ada di dekat Anin.
"Anda ngapain di sini Pak?" Tanya Anin basa-basi.
"Suka-suka gue, perusahaan juga perusahaan gue" jawab Gavin ketus.
Anin memutar bola matanya malas, ingin sekali rasanya memukul kepala pria yang jadi Bosnya itu
"Ehehee.. kalo gitu saya permisi dulu Pak, Bapak silahkan melihat-lihat perusahaan Bapak dengan SUKA-SUKA" ucap Anin menekan kata suka-suka.
Tanpa menunggu Gavin menjawab Anin langsung berdiri dan mendekat ke arah Belinda yang batu saja berganti baju dan bersiap untuk pemotretan.
"Aku balik ya Bel, aku juga mau mampir ke tempat kerjanya Dara dulu" pamit Anindita.
"Oke, lo bawa mobil gue aja" saran Belinda.
Anindita menggoyangkan kedua tangannya "Nggak usah, aku naik taksi online aja.. aku juga belum hafal jalanan Surabaya. Dah ya, assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
Anindita buru-buru pergi untuk menghindari Gavin namun Gavin malah mengikuti Anin hingga menimbulkan kembali bisik-bisik para karyawan yang melihat.
"Nih" Gavin memberikan Hp Anin yang ketinggalan di ruangannya.
"Wah, alhamdulillah.. makasih Pak Gavin" ucap Anindita.
"Cih, tadi lo mau ngomong sama temen lo apa ? Kenapa nggak jadi ?"
"Hehe, bukan apa-apa Pak dan tolong kalo di perusahaan kita sedikit jaga jarak agar tidak menimbulkan kesalahpahaman pada karyawan lain"
"Emang kenapa harus salah paham ? Lo juga tau dari mana ? Ada yang ngomong sama lo ?" Cerocos Gavin.
Anin menghembuskan nafasnya kasar lalu menatap Gavin tajam.
"Kalo lo nggak jaga jarak dan ngomong formal sama gue, gue ogah kerja besok. Tolong perlakuin gue sama kayak karyawan lain, please" Anin mengatupkan kedua tangannya.
Untung saja mereka ada di dalam lift dan hanya berdua jadi Anin bisa berbicara lo-gue dengan bebas.
"Oke" jawab Gavin acuh.
Ting
Pintu lift terbuka dan Anin langsung keluar sedangkan Gavin hanya menatap punggung Anin yang semakin menjauh sebelum pintu lift kembali tertutup.
"Ck, dasar kelinci kecil" decak Gavin tersenyum.
Anin menoleh ke belakang setelah beberapa langkah dan mendapati pintu lift sudah tertutup.
"Dasar pemaksa" cibir Anindita.
Anin melanjutkan langkahnya keluar dan menunggu taksi online nya datang.
Sedangkan Gavin menghubungi Dani agar dia datang ke surabaya bulan depan.
[Emang kenapa kalo gue datang ke sana sekarang?]
"Gue udah ada asisten di sini, jadi lo sementara waktu nggak di butuhin" seloroh Gavin
[Cih, lo pasti ada sesuatu yang lo sembunyiin kan?]
"Nggak ada"
[Yaudah, besok gue ke sana lagian kerjaan di sini juga udah selesai semua]
"Lo libur dulu juga nggak masalah, pokoknya lo ke sininya bulan depan aja"
[Wiss wis wiss, gue makin curiga nih.. gue besok ajak Bryan ke surabaya. Bye]
Tut
"Cih, dasar sahabat lucknut"
Di lain tempat Dani sedang tertawa puas, dia membayangkan wajah Gavin yang pasti memerah menahan kesal dan marah.
"Salah sendiri bikin gue penasaran" ujarnya terkekeh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Ana Isti
bukannya di jogja ya kok jadi surabaya?
2024-01-12
1