Tidak terasa waktu telah berjalan. Baby Qinan sudah mulai mendapatkan MPASI pertamanya. Di saat itu jugalah Gita berperan dengan luar biasa. Tak mudah mengenalkan tekstur makanan bagi bayi di MPASI pertamanya. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran dari seorang Mama.
Walau tak paham benar, Gita pagi itu sudah berada di dapur untuk membuatkan MPASI pertama untuk Qinan. Aroma bubur dan juga sedikit suara gaduh dari dapur, membuat Dewa turun juga ke dapur. Dia pun menanyai Gita.
"Kamu baru ngapain, Ta?" tanya Dewa.
"Membuatkan makanan untuk Qinan, Mas."
Dewa mengamati di sana ada kaldu ayam, ada wortel, bahkan ada Unsalted Butter. Aromanya saja tercium begitu lezat, tapi kenapa bayinya membutuhkan semua itu?
"Enggak dibeliin yang instans aja, Ta?"
"Aku buatin aja, Mas."
Dewa terdiam sejenak. Walau hanya ibu sambung, selama ini Gita sangat baik. Malahan semua kepentingan Qinan, dia dahulukan terlebih dahulu. Dewa juga sampai tak ingat bahwa ini adalah fase Qinan mulai makan MPASI pertamanya.
"Kapan kamu belanja semua ini? Setahuku, kamu hanya berdiam di rumah," tanya Dewa lagi.
"Aku membelinya secara online. Sudah diantar di rumah, semua sayuran dan ikan salmon juga unsalted butter untuk membuat buburnya Qinan."
Dewa hanya menganggukkan kepalanya saja. Walau sebenarnya dia tak begitu tahu mengenai MPASI itu seperti apa. Dewa juga tahu ada bubur untuk MPASI yang cukup hanya diseduh dengan air hangat. Instans saja.
Ternyata menyiapkan makanan pertama untuk baby memang terbilang rumit. Dewa yang mengamati saja juga bingung. Namun, ada satu hal yang menarik perhatian Dewa yaitu Gita yang mau dan bersedia membuatkan semuanya itu untuk Qinan.
"Sarapan juga udah siap kok, Mas Dewa kalau mau sarapan, sarapan duluan aja."
Dewa mengernyitkan keningnya, Gita yang membuat sendiri bubur MPASI aja terlihat rumit, tapi Gita masih menyempatkan untuk membuat sarapan. Dewa menjadi bertanya-tanya dalam hati jam berapa Gita terbangun pagi ini? Kenapa masih sempat untuk membuat sarapan juga.
Dewa akhirnya menganggukkan kepalanya dan pamit ke kamar untuk bergantian pakaian dengan pakaian kerja dulu. Setelah itu, dia turun dan menggendong Qinan. Ada yang berbeda di meja makan karena ada baby chair khusus untuk Qinan.
"Sini Qinan, duduk di sini. Belajar makan yah. Hari ini adalah hari pertamamu mengenal makanan padat," kata Gita.
Dewa kemudian mendudukkan putrinya itu di baby chair dan mengaitkan layaknya sit belt di sana supaya Qinan duduk dengan aman. Kemudian, Gita mulai berusaha menyuapi Qinan. Pertama kali, Qinan seolah tengah mencicip rasa dan teksturnya. Namanya juga bayi, dia seolah menyemburkan makannya, hingga ada bubur itu mengenai Gita.
"Qinan belajarnya yang bagus, kasihan Ante Gita," kata Dewa.
"Gak apa-apa kok, Mas. Qinan cuma belum terbiasa dengan makanan padat dan bertekstur."
Akhirnya Dewa yang mengambil tissue dan menyerahkannya ke Gita. Walau terkena semburan Qinan, Gita masih tersenyum. Dia berusaha mengenalkan makanan padat dan bertekstur itu kepada Qinan. Gita bahkan sangat sabar. Suasana sarapan juga menjadi lebih berisik karena Gita berusaha untuk membuat Qinan mau makan, gadis itu bernyanyi dan melakukan peak a boo, Qinan pun tertawa-tawa melihatnya.
Beberapa kali percobaan, akhirnya Qinan mau mengecap tekstur bubur yang dibuat Gita. Satu suapan mau dimakan Qinan, hingga berlanjut ke suapan selanjutnya.
"Pandai ya, Qinan. Makan siang makan lagi. Besok dimasakin lagi yang lain yah ... menu lima bintang untuk Qinan yah. Namun, penyempurnanya susunya Qinan aja yah, bukan ASI," kata Gita.
Dewa di sana mengamati interaksi Gita dan Qinan. Saat itu Dewa bisa merasakan bahwa Gita itu begitu tulus dengan Qinan. Terkena semburan bubur Qinan, dan sebagai saja Gita masih bisa tersenyum. Masih bisa bersabar. Sebagai gadis yang tak berpengalaman mengasuh bayi, upaya Gita memang layak diacungi jempol.
...🍀🍀🍀...
Sepekan Kemudian ....
Hari ini Qinan usai mendapatkan imunisasi. Sayangnya ada dampak dari imunisasi yang membuat Qinan demam. Selain itu, bekas suntikan di pahanya membuat Qinan menangis begitu lama, mungkin pahanya terasa ngilu lantaran tertusuk jarum suntik di sana.
Di saat itulah, Gita benar-benar mengasuh Qinan. Juga lebih banyak menggendong Qinan. Dewa yang saat itu libur juga sebenarnya panik kenapa tubuh Qinan menjadi demam.
"Sebaiknya kita bawa ke dokter enggak, Ta?" tanya Dewa.
"Kalau demamnya karena imunisasi enggak usah dibawa ke dokter kok, Mas. Satu atau dua hari juga sudah turun demamnya," jawab Gita.
Dewa pun menganggukkan kepalanya. "Ya sudah, sini biar aku yang gendong Qinan dulu. Kamu sejak siang belum makan, sebaiknya kamu makan dulu."
Dewa menggendong Qinan supaya Qinan tidak tantrum. Gita juga akhirnya memilih mengisi perutnya terlebih dahulu. Namun, baru separuh dari porsinya habis, Qinan sudah menangis kencang. Gita tidak bisa abai, dia memilih meninggalkan piringnya yang berisi makanan. Lalu, Gita menuju ke dalam kamarnya Qinan yang sekaligus menjadi kamarnya.
"Kok Qinan nangis kenceng banget? Yuk, ikut aku, Sayang. Digendong yah," kata Gita.
"Kamu makan dulu aja, Ta," balas Dewa.
"Sudah makan kok, Mas. Lagian dengar anak menangis juga kasihan."
Sepanjang hari itu seolah menjadi kesempatan di mana Dewa melihat Gita yang tulus merawat Qinan. Mau menggendong Qinan, mau mengesampingkan perutnya yang lapar. Apakah ini wujud dari melanjutkan kasih sayang agar supaya tidak putus?
Saat itu juga, Dewa merasa bersalah jadinya. Kadang dia menggerutu, kadang dia tidak bersyukur, dan memandang Gita tidak baik. Akan tetapi, sekarang ketika Qinan sakit, Gita lah yang merawat Qinan dengan sangat baik.
"Kamu benar-benar tulus mengasuh dan merawat Qinan, Ta. Aku tersentuh melihatnya ...."
Sayangnya ucapan itu tidak bisa Dewa sampaikan secara langsung. Dia hanya bisa bersuara dalam hatinya. Jika tak ada Gita, dia tentunya juga akan kewalahan mengasuh Qinan yang sedang tantrum seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Zahbid Inonk
bego ja kmu mh dewa berlarut dengan kenangan orang yg sudah wafat ,, mengenang boleh v ga harus nyakiti yg lain juga dong
2023-12-14
0
Enisensi Klara
makanya bersikap baiklah sama Gita
2023-12-13
0
Enisensi Klara
Gita jadi mm yg perhatian utk Qinan 🤗🤗
2023-12-13
1