"Bahkan, seseorang yang sangat keras kepala sekalipun, akan melebur hanya dengan tegukkan pelepas keheningan," sahut Julius meledek Rempis.
Flashback Off.
"Lalu gimana?" lanjut Delson menatap Julius.
"Gimana apanya?"
"Masalah yang saat ini terjadi. Bukannya kamu yang akan memutuskan hukuman di pengadilan nanti?" jelas Delson menekuk pandangannya.
"Yah mungkin saja aku, tapi bisa saja hal itu bukan aku yang tangani."
"Aku ingin mengajukan permohonan padamu, berikan hukuman mati padanya!"
"Tidak segampang itu memvonis mati seseorang. Sebagai pengadil, kami di sumpah yang bukan sekedar sumpah."
"Aku paham itu, sumpah itu juga berlaku pada kami sebagai aparat negara."
"Lalu?" lanjut Julius menaikan satu alis.
"Jika Rempis tetap ada dan tetap di biarkan hidup sebebas-bebasnya, hal itu akan membuat ambisiku hancur sehancur-hancurnya."
Setelah perbincangan panjang yang tak menemui titik terang akan kepastian, Delson beranjak pergi meninggalkan Julius yang masih menikmati secangkir kopi.
Dari balik jendela kaca resto, Julius terus memperhatikan langkah Delson memasuki mobil, "Andai salah satu dari mereka bisa coba mengerti, keindahan di masa lalu bakal terjalin selama-lamanya."
Disisi lain Adams dan Miler telah tiba di kantor.
"Cepat jalan!" Teriak Miler menendang Rempis jatuh tersungkur di halaman parkir.
"Cukup!" kecam Niki merangkul Rempis yang sedikit lemah karena masih dalam keadaan mabuk.
"Kalian tau ini dimana bukan? Disini, kamilah kawanan raja rimba!" lanjut Miler meludahi Rempis.
"Baiknya, segera masukan mereka kedalam sel bawah tanah. Aku ada perlu sebentar," sahut Adams memberi perintah ke Miler.
"Bagaimana dengan hal lainnya? Berkas ataupun laporan?"
"Semua udah aku kondisikan, cukup katakan namaku, mereka akan mematuhimu."
"Siap!" jelas Miler memaksa Rempis dan Niki kembali berjalan menuju ruangan sel bawah.
Setelah sampai di depan pintu sel ruangan, Miler kembali menendang Rempis memaksanya masuk ke dalam bilik jeruji besi. Diruangan sel yang amat sepi tersebut, pikiran kotor Miler sedikit meracuni kalah ia sengaja menarik mengoyak pakaian Niki.
"Sayang sekali, tubuh seindah itu hanya kamu berikan pada kotoran seperti dia!" gumam Miler menatap Niki yang sedang menutupi bagian dada.
"Cuihhhh!" balas Niki meludahi wajah Miler.
"Tapi ya...tadinya ada sedikit gairah dalam diriku, cuma sekarang hilang karena aku pikir, lebih baik menikmatimu setelah kematian dirinya," lanjut Miler mengusap percikan ludah di wajah, berlalu mengunci pintu sel.
Mendengar ungkapan Miler, Rempis tertawa meledek, "Ha....aha....ha, dalam naskahku, mati dalam keadaan seperti ini sangatlah konyol. Aku takkan mati semudah itu!"
"Teruslah membual sampai ajalmu tiba. Yah, paling tidak nikmati saja rasa istrimu untuk terakhir kalinya."
Miler beranjak pergi meninggalkan keduanya yang sedang terduduk lemah.
"Sayang...kamu gak apa?" ujar Niki merangkul Rempis.
"Hanya sedikit luka seperti ini gak begitu berarti. Maaf telah membuat bunga kesayanganku menderita."
Kembali kesisi Julius.
"Sayang, pergi kemana temanmu itu? Bukannya tadi masih disini?" ujar Niken menggandeng seorang anak kecil.
Niken elita ialah istri Julius yang tak lain sepupu Niki. Walau hanya ikatan sepupu, komunikasi dan kedekatan keduanya cukup akrab hampir disetiap waktu.
4 bulan sebelum Rempis mempersunting Niki, Julius terpaksa menikahi Niken terlebih dahulu. Karena saat itu, Niken telah mengandung janin darinya.
Berawal dari keterpaksaan, hingga akhirnya kini Julius sangat tulus mencintai sang istri dan buah hatinya yang baru menginjak usia 3 tahun.
"Eh ada jagoan Papa, sini sama Papa," sambut Julius mengulurkan tangan.
Niken perlahan duduk, melirik arah parkiran mobil.
"Barusan aja pergi tadi, mungkin dia lagi ada kesibukan lain," lanjut Julius memangku Hansen.
"Sudah dapat kabar?" balas Niken berbalik arah memandang Julius.
"Sudah."
"Terus? Pastinya, kamu akan bantuin mereka kan?"
"Untuk hal itu, aku sendiri belum bisa memutuskannya."
"Apapun yang terjadi, kamu harus bisa bebaskan mereka. Terlebih, mereka bukan orang asing dalam hidup kita."
"Kasus ini bukan hanya masalah kecil dalam keluarga, aku gak ingin melibatkan kedamaian keluarga kita terusik...apalagi terbawa-bawa dalam kasus yang Rempis perbuat."
"Tapi mereka...."
"Ya aku tau! Mereka itu juga bagian dari keluarga, aku paham itu! Tapi...kamu juga harus paham posisiku."
"Selama kita membangun rumah tangga, baru kali ini aku lihat kamu bimbang dalam mengambil keputusan. Aku jadi penasaran, apa jangan-jangan, kamu ada kaitannya dengan rekanmu tadi? Apalagi sebelumnya kamu bilang, dia bukan orang sembarangan di pemerintahan."
"Jangan berasumsi yang bukan-bukan. Aku cuma sedikit bingung...harus memihak siapa. Jika ada pilihan lain, aku gak ingin memilih memihak siapapun. Karena dimataku, baik Delson dan Rempis, keduanya sama-sama orang yang berharga."
"Jika kamu membiarkan sepupuku dan suaminya dalam bahaya, jelas aku sangat kecewa!"
Niken berdiri mendekat, menggendong Hansen kemudian berjalan pergi meninggalkan Julius.
"Kenapa justru aku yang harus memikul masalah serumit ini?" ujar Julius mencekam kepala menghela nafas kasar.
Sementara disisi lain Crazy Hospital.
"Kamu sudah tau kabar terbaru hari ini belum?" ucap Wury menghampiri Reus di halaman gedung.
"Oke semuanya, sampai disini dulu ceritanya, kembali keruangan masing-masing ya," jelas Reus pada para pasien kala membacakan sebuah cerita, salah satu kisah hidup karya Rempis.
Setelah para pasien kembali ke kamarnya, Reus berbalik arah menatap Wury, "Kabar mengenai penangkapan seniman penulis terkenal itu?"
"Iya," singkat Wury menyerahkan lembaran koran.
Reus mengambil koran tersebut, "Tadi sekitar satu jam lalu...aku telah mengetahui kabar ini dan kabar tersebut sudah cukup tersebar luas di seluruh pelosok desa."
"Bukankah ini juga kabar buruk untuk kita maupun masyarakat desa? Terlebih, beliau sering membantu pihak yayasan maupun para penduduk sekitar."
Reus mendongakkan pandangan menatap langit, sembari menadahkan mengangkat kedua tangan, "Ya Tuhan, aku tau jika kamu akan selalu melindungi orang-orang baik. Selamatkan lah beliau dari segala marabahaya."
Setelah menutup Doa, Reus berbalik arah menatap Wury, "Kita hanya bisa berdoa untuk keselamatan beliau, hanya itu yang bisa kita lakukan untuk membalas jasa-jasa kebaikannya."
Wury mengangguk, kemudian kembali mengerjakan tugasnya dan Reus berjalan menuju tempat peternakan di belakang gedung yayasan.
"Gimana penjualannya, lancar?" ujar Reus pada Arthur.
"Yah lumayan lah, 2 domba tadi laku di pasar dengan harga cukup lumayan tinggi. Seperti biasa, uang hasil penjualan akan mereka kirimkan padamu besok," balas Arthur sembari memberi pakan ternak.
"Syukurlah kalau begitu, setidaknya masih bisa menutupi kebutuhan yang ada."
"Oh iya, di pasar tadi lagi ramai ngebahas kasus penulis porno itu, siapa namanya ya, lupa aku. Tapi dilihat dari gambar wajahnya, terlihat gak asing. Sepertinya dia pernah berkunjung kesini," lanjut Arthur berbalik arah.
"Dia salah satu orang dermawan yang sering membantu memenuhi kebutuhan kita, namanya Rempis."
"Nah, iya itu. Dari berita yang beredar, katanya beliau dalang pembunuhan atau apalah itu tadi namanya begitu. Kok bisa ya orang seperti beliau berbuat jahat? Apalagi kasus itu menyangkut hilangnya nyawa seseorang."
"Sudah-sudah, jangan terlalu banyak berprasangka buruk, gak baik. Oh iya, nanti malam bisa temani aku pergi ke rumah sakit kota? Ada beberapa stok obat kita yang hampir habis."
"Kenapa harus kamu? Aku sendiri saja bisa kalau cuma untuk melakukan hal itu. Kamu gak perlu repot-repot."
"Gak apa, lagian aku butuh referensi, itung-itung sesekali nikmati udara malam."
Tak berselang lama, Adams tiba di yayasan tersebut membawa beberapa bingkisan, tanpa mengenakan seragam dinasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
ˢ⍣⃟ₛ 𝘊𝘰𝘦ˢ☠️⃝⃟ⱽᴬ 𝐀⃝🥀
doa yg tulus insyaAllah terkabulkan,... apalagi doa mu dibaca author reus.... di jamin deh mustajab, klo gak di kabulin mah ajakin ngaliwet aja author nya🤣🤣🤣🤣
2023-12-09
4
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
pasti Julius bingung karena mereka bersahabat dan dekat sejak dulu hanya bisa mendoakan semoga Rempis bisa melewati semuanya dan tetap vokal dengan imajinasinya sebagai seorang seniman...
2023-12-06
1
ˢ⍣⃟ₛMPIT💋🅚︎🅙︎🅢︎👻ᴸᴷ
keciaaannn ga bisa dibantuin 🤭
2023-12-06
1