Pena Bulu

Pena Bulu

PB#1

Seorang penulis Novel terkenal asal prancis bernama Rempis Pieter mark, terpaksa harus mendekam di salah satu rumah sakit gangguan jiwa yang terletak di kota Le Mans.

Rumah sakit jiwa yang jaraknya jauh dan sangat terpencil itu bernama The Crazy Hospital. Insiden tahun 2004 silam, mengharuskan Niki sebagai seorang istri lebih memilih untuk mengirimkan sang suami ke rumah sakit gila di banding harus kehilangannya.

Sebelumnya Rempis telah di tuntut hukuman mati, namun karena perjuangan Niki yang luar biasa, Rempis dikirim ke RSJ dengan masa tahanan yang tak tau sampai kapan.

Bagi Rempis sendiri, memilih mati atau RSJ itu sama saja, tak berbeda. Meski mendekam, ambisi gila Rempis dalam menciptakan sebuah karya demi melawan ketidak adilan bagi hidupnya tak pernah pupus.

Disana, ia bertemu dan mengenal dokter harian bernama Reus dan asistennya bernama Wuri. Dari sekian waktu panjang Rempis bertaruh antara hidup dan mati melawan pemerintahan, Reus dan Wury lah kunci pemegang konflik utama.

***

Disebuah kota Le Mans bagian prancis, hiduplah sepasang suami istri bernama Rempis Pieter Mark dan Niki Zevizi.

Mereka diberkahi dengan kehidupan mewah dan sangat bergelimang harta. Profesi Rempis ialah sang seniman paling terkenal di negara tersebut.

Meski keduanya belum di berkahi seorang anak, keduanya tetap bahagia menjalani hidup tanpa memikirkan tiap masalah yang ada.

Namun, dari sekian banyak hasil karya naskah yang Rempis buat, tak luput dari banyaknya kontra ke pemerintahan setempat. Terlebih lagi, karya yang ia buat sangat berpengaruh besar pada kehidupan masyarakat sekitar. 

Dimulai dengan karya politik, perdagangan manusia, narkoba, pornografi, psikopat, scandal dan masih banyak jenis lainnya.

Minggu, 13-06-2004, Rempis dan Niki sedang menyaksikan hukuman mati seorang wanita malam yang telah membunuh kliennya serta merampas harta klien tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup.

Hal itu juga ia angkat langsung menjadi sebuah karya, tak lama setelahnya langsung mengedarkannya ke penerbit.

Setelah kian maraknya kasus pendemo silih berganti menentang ketidakadilan pemerintah, dengan sigap pemerintahan melarang karya terbitan apapun dari Rempis.

Penerbit yang melanggar, akan langsung di tindak hukum secara keras dan beresiko hukuman mati. Namun tetap saja, ada satu penerbit yang tetap berani mempublish karya Rempis secara diam-diam.

"Manusia memiliki sepasang mata, namun buta akan kebenaran. Manusia juga memiliki sepasang telinga, namun tuli akan teriakan keadilan. Manusia juga punya bibir untuk bebas berucap, namun bungkam ketika ketidakadilan merajalela! Sampah!" Pekik Rempis berjalan meninggalkan lokasi eksekusi.

"Kamu ingin pergi kemana?" ucap Niki berjalan mengikuti.

"Mencari yang memang harus kucari dan menulis yang harus kutulis."

Rempis melangkah memasuki mobil diikuti Niki, bergegas menuju sebuah villa di puncak kota. Setibanya di villa tersebut, Rempis langsung mengeluarkan pena bulu lengkap dengan buku catatan miliknya.

"Ada ide baru? Mau kamu lanjutin menulis itu? Bukankah pemerintah telah memperingatkanmu?" ujar Niki melepas mengganti pakaian.

Rempis terduduk melamun, tangannya tak berhenti bergetar menggenggam sebuah pena dan sesekali coba menggigit bibir.

"Sayang...jangan terlalu memaksakan diri. Kita sudah hidup cukup bahagia dengan semua yang kita miliki saat ini," lanjut Niki berbaring di tempat tidur.

"Menyuruh penulis berhenti, sama saja seperti membunuhnya secara perlahan. Tahukah kamu sayang, dunia akan tetap berjalan meski tanpa seniman. Namun, isi dunia itu sendiri bergantung dari warna atau coretan sang seniman di dalamnya."

Niki bangkit berjalan mendekati Rempis, kemudian memeluk hangat dari belakang," Aku gak ingin kehilangan kamu, kamu penyebab utama aku mengerti apa itu cinta. Walau aku baru tau setelah membaca kisah romantis milikmu."

"Cinta ibarat sebuah pena, bahkan membunuh seseorang melalui tulisan bukan lagi hal yang tabuh. Kamu gak perlu khawatir, Tuhan selalu melindungi mereka yang memiliki tingkat imajinasi."

Disisi lain kantor pemerintahan pusat.

"Panggil adams kemari!" jelas Delson.

Delson ialah panglima tertinggi yang bertugas di bidang keamanan kota Le Mans (Police).

"Siap pak!" balas salah seorang prajurit.

Berselang setengah jam, Adams tiba di kantor tersebut langsung menghadap Delson.

"Permisi, Pak." 

"Silahkan duduk," pinta Delson.

"Baik pak!" Adams melepas topi, kemudian terduduk.

"Kamu tau...kenapa saya panggil secara mendadak keruangan ini?" lanjut Delson berjalan berdiri di samping Adams.

"Maaf, tapi saya belum tau, Pak."

Adams ialah ketua regu unit Intelegensi yang langsung bekerja di bawah perintah Delson. Ketika sedang melaksakan tugas menangani kasus tertentu, Adams bukanlah seorang yang bisa di ajak diskusi.

Terlebih ketika ia sedang menyiksa seseorang, bahkan perbuatannya lebih keji dari seekor binatang buas.

Delson berbalik arah, berjalan ringan menuju sisi jendela kaca membelakangi Adams, "Keributan dan kegaduhan yang di sebabkan Rempis kian merajalela. Kedamaian di kota ini seketika hampir hilang...punah hanya karena sebuah karya."

"Bukankah itu tak lagi menjadi masalah baru, Pak? Ditahun-tahun sebelumnya, setau saya, dia juga kerap menimbulkan kontra terhadap pemerintahan."

Delson melirik Adams, tersenyum tipis, kemudian berpaling muka kembali, "Bahkan bila perlu, di negara maupun setiap sudut kota ini, orang seperti dia harus di bungkam sedalam mungkin. Kehadirannya sebuah kesalahan Tuhan dalam menciptakan manusia."

"Tapi Pak, sebagai penegak hukum tertinggi di negara ini, kita sendiri cukup tau jika undang-undang negara masih berpihak padanya. Tanpa alasan kuat, jika kita langsung menangkap menjatuhi hukuman berat, hanya akan menimbulkan masalah baru di kalangan masyarakat."

"Persetan dengan itu semua! Inilah alasan kenapa aku sampai memanggilmu datang kemari. Aku ingin, kamu membereskan masalah ini secepat mungkin dengan cara apapun, demi mengembalikan nama baik instansi pemerintahan! terkhusus unit kepolisian!"

Adams bangkit berdiri, "Siap, Pak!"

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

salken, thor...

aduhhhh nyastra ini thor..
kudu berulang kali bacanya...
agar tercerna di otakku.. ☺

2024-01-17

1

Hᵃⁿʸᵃ ʳⁱⁿᴅᵘ

Hᵃⁿʸᵃ ʳⁱⁿᴅᵘ

aku kek kenal sama nama tokohnya 🤔

2023-12-15

1

☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔

☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔

kritikan untuk pemerintah melalui tulisan ...menarik juga

2023-12-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!