"Alah alasan aja Lo, apa bedanya disini sama di belakang, cuma terhalang jok kursi ini doang,
lebay banget sih Lo" Vanes membalik kan ucapan Reyzan.
Mata Reyzan melotot mendengar ucapan Vanes.
"Astaga ini cewek kenapa berisik banget ya" ucap Reyzan sambil menutup matanya dan bersender di jok kursi nya.
"Apa Lo bilang?" Teriak Vanes.
"Hei hei ada apa ini? Vanes? Reyzan?" Tanya pak Ridwan.
"Tau nih pak si cewek aneh ini, masa dia marah saya duduk disini" ucap Reyzan santai.
"Saya gak mau satu kursi sama dia pak" ucap Vanes merajuk.
"Siapa yang mau satu kursi sama Lo, Lo gak liat ini tuh kursi nya dua" jawab Reyzan sambil
memperlihatkan jok kursi yang terpisah namun tempat duduknya menyatu.
"Pokoknya aku gak mau" ucap Vanes masih kesal.
Pak ridwan memijat pelipis kepala nya seakan akan mau pecah mendengar pertengkaran mereka.
"Sudah sudah, vanes reyzan. kalian harus akur, tidak papa duduk sebangku seperti ini dulu, tujuan kita mengadakan acara camping ini juga kan untuk meningkatkan kedekatan kalian
semua, jadi kalian tidak boleh pilih-pilih teman, mengerti ya...? Pokoknya bapak gak mau dengar pertengkaran kalian lagi, oke?"Ujar pak Ridwan dengan bijaksana.
Vanes hanya mengangguk lesu, sementara Reyzan terlihat sumringah.
Setelah suasananya sedikit membaik, pak Ridwan kembali ke depan duduk di dekat supir, dan kembali menunduk dan memijit kepalanya.
"Denger tuh kata pak Ridwan,nkita harus akur" bisik Reyzan pada Vanes.
"Diem Lo, najis gue akur sama cowok playboy cap buaya kayak Lo'" jawab Vanes dengan
berbisik juga namun dengan nada yang sinis.
Reyzan hanya tertawa kecil melihat tingkah Vanes.
***
Masih setengah perjalanan tiba-tiba bus yang mereka tumpangi mogok dan tidak bisa
jalan, suasana di tempat itu sangat sepi, hanya ada pohon-pohon rimbun di kiri dan kanan jalan yang hanya bisa dilewati dua mobil kecil, di sebelah kanan jalan terdapat jurang yang amat tinggi, di tambah suasana yang sore menjelang magrib membuat suasana horor makin terasa.
"Kenapa berhenti di tempat seperti ini?" Tanya Vanes sambil terus memperhatikan ke arah luar jendela.
"Bus nya mogok!!"jawab reyzan.
"Astaga kok bisa mogok begini sih, malah tempat nya serem gini" ucap Vanes, dia terus saja memandang ke luar jendela, ada rasa gelisah dan takut di wajahnya.
"Makanya Lo jangan liat keluar terus, horor penampakan nya, sesekali Lo harus liat pangeran tampan di samping Lo ini, supaya Lo ngerasa tenang"jawab Reyzan yang masih menutup matanya ingin tertidur.
"Diem deh Lo, liat muka Lo itu lebih horor daripada liat setan tau gak, nyebelin banget sih" ucap Vanes kesal.
Reyzan hanya tersenyum kecil, dia tak menjawab omongan Vanes lagi.
Suasana semakin gelap dan mendung, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.
Vanes mnenutup jendela kaca nya dengan tirai yang sudah di sediakan.
Benar saja tak berapa lama, hujan datang dengan lebat nya, pak Darso supir bus yang
membawa mereka langsung masuk ketika hujan datang, dia memakai mantelnya dan kembali keluar melihat apa yang rusak dan
menyebabkan bus nya menjadi mogok, karena tak tega melihat pak Darso yang sendirian di luar, pak Ridwan mengikuti nya.
"Anak-anak kalian jangan ada yang keluar ya, disini bahaya, bapak akan turun sebentar
memeriksa bus nya" ucap pak Ridwan.
"Iyaa pak" jawab mereka.
"Huuhh...dingin banget sih disini" ucap Vanes sambil memeluk kedua tangannya.
Tanpa aba-aba, Reyzan langsung melepaskan jaketnya dan memberikan nya kepada Vanes
tanpa mengucapkan apapun, dia lalu kembali melipat kedua tangannya dan memejamkan
matanya.
"Gue gak butuh jaket Lo"Vanes melemparkan jaket itu ke pangkuan Reyzan.
"Udah Lo gak usah malu-malu" ucap Reyzan lalu melemparkan jaketnya lagi ke pangkuan Vanes lagi.
"Gue bilang gue gak butuh, gue gak mau pake jaket Lo" ujar Vanes Dan melemparkan jaket itu
Reyzan menghela nafas panjang, dengan gerak yang cepat, dia menarik tangan Vanes Dan memakai kan jaket nya itu.
Sreetttt.....
Reyzan mengacingkan jaket itu sampai ke leher vanes, vanes yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya bisa bengong.
Reyzan mendekat kan wajahnya ke arah Vanes.
"Gak usah bandel di bilangin, ntar kalo Lo masuk angin gue juga yang repot, perjalanan kita masih jauh, gue gak mau Lo sampe
muntah, dan mengenai baju gue" ucap Reyzan pelan lalu dia tersenyum manis sambil menatap mata Vanes.
Vanes membeku seperkian detik, lalu mendorong Roy hingga terjatuh dari kursi.
"Auuhh..." Reyzan tersentak kaget saat pantat nya mendarat dengan kuat ke lantai bus.
"Lo kenapa Roy?" Tanya Rifki heran
"Gak papa bro, banyak nyamuk yah disini" ucap Reyzan tertawa canggung.
"Gak ada nyamuk kok dari tadi" jawab Rifki sambil memutar-mutar kan pandangan nya mencari nyamuk.
"Adaa..." Ucap Reyzan lalu memukul pelan kaki Rifki.
***
sampai berjumpa di chapter selanjutnya_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments