Hari Esok tiba, aku sengaja bangun awal untuk olahraga pagi. Karena sudah agak lama aku tidak lari Pagi. Entah kenapa Akhir-akhir ini setiap aku lari pagi aku sudah tidak pernah bertemu Natsuki. Setelah lari Pagi aku bersiap memakai Seragam Bertarung dan berkumpul dengan peserta lain di Laboratorium Robot 2.
“Ok, semua sudah berkumpul! Sebelum kita ikut serta dalam lomba! Kita akan berdoa dahulu, semoga kita Meraih kemenangan dan kita semua Selamat sampai akhir Kontes! Berdoa menurut kepercayaan masing-masing, mulai!” kata Miss Sherly.
“Kalian sudah tahu kan lawan kalian! Kemarin sudah di tempel di papan pengumuman! Sebaiknya sekarang kalian bersiap-siap! Dan yang sudah siap boleh masuk ke Graicenya tapi jangan mengaktifkan kemampuannya! Hanya boleh mengaktifkannya saja!” pesan Miss Sherly.
“Sekarang saya keluar dulu, nanti kita berkumpul lagi di sini sebelum upacara pembukaan tepatnya Pukul 10.30! Ok, saya keluar dulu!” kata Miss Sherly yang langsung keluar dari Laboratorium.
Untungnya kemarin setelah belajar dengan Putri aku sempat ke papan pengumuman di lantai bawah asrama. Jadi aku tahu siapa lawanku. Lawanku dan Putri adalah Liu Kang dan Tien Lian dari Norway War School. Aku dan Putri duduk di kursi yang berada di paling pojok belakang(dekat dengan pintu belakang Lab).
“Aku tadi sudah cari tahu tadi malam…..!” kata Putri belum selesai, lalu aku sela.
“Liu Kang seorang master Shaolin di sekolahnya dan Tien Lian Guru yang mengajari Liu Kang!” kataku terus terang.
“Kamu tahu dari mana kalau Tien Lian guru Liu Kang?” tanya Putri penasaran.
“Kamu gak perlu tahu! Lawan kita kali ini seorang profesional. Kita harus hati-hati jika berada di dekat Monk King(Graice Liu Kang dan Tien Lian). Kita harus terus mengendalikan Rise jauh dari Monk King!” Kataku.
“Ya betul, sepertinya serangan dekatnya mematikan!” tambah Putri
“Nanti kita lakukan seperti melawan Lord Archer! Aku Akan mencoba melumpuhkan sistemnya dengan Dark Crash dan kamu focus menyerang. Jangan lupa terus bergerak jangan sampai lengah! Aku punya firasat, mereka sudah menyiapkan sesuatu di kontes ini!” kataku lagi.
“Ok, tapi kamu bisa tahu semua itu dari mana?” tanya Putri sekali lagi.
“Hanya dugaanku saja! Tapi kalau Tien Lian memang benar guru dari Liu Kang!” kataku agak pelan.
“Ok Sekarang kita coba mengaktifkan Rise lebih cepat dari Biasanya!” saranku pada Putri.
Kami ke dalam Ruang Penyimpanan Lab Robot. Di dalam Ruang ini banyak Jenis Robot yang telah di ciptakan oleh PHS Industry dan para guru di PHS. Selain itu Graice kami juga di simpan di sini. Ruang ini Jika di lihat dari luar seperti kamar/ruang biasa, tapi Jika masuk ke dalam. Ruang ini begitu besar dan luas dan Ruang ini dapat terhubung ke seluruh ruangan dan lapangan di PHS. Ruang ini sama seperti aku mengikuti Jing waktu itu yang tiba-tiba menghubungkan dengan dunia lain. Setelah bertanya pada Mr. Nicholas ruangan ini adalah persimpangan dimensi yang dibuat oleh pendiri PHS.
Kami terus mencoba sampai kami bisa terhubung dengan Rise dengan cepat. Kami melakukannya hampir 10 kali. Kami bisa terhubung dalam waktu 1 menit. Kami terus mencoba, walaupun lebih cepat dari yang sebelumnya. Tetap saja kami baru bisa terhubung setelah 50 detik.Aku dan Putri keluar dari Rise. Aku melihat Erick dan Jesicca bisa terhubung dalam waktu 15 detik. Sepertinya mereka sudah terbiasa dan benar-benar saling memahami. Tak hanya Mereka, Kochirou dan Yukina juga terhubung dengan Graicenya dalam waktu 30 detik. Sementara yang lain ku lihat sama seperti aku dan Putri.
Sudah sekitar satu jam lebih di laboratorium, dan tak lama kemudian Miss Sherly datang. Kami di kumpulkan lagi dan berjalan ke Aula 2 yaitu di belakang Gedung kelas 10. Kami berpapasan dengan para peserta dari Norway War School dan USA Agency School di Las Vegas . Aku taksir Liu Kang dan Lian Tien yang berada di barisan belakang tepatnya di barisan belakang kedua dari paling belakang. Kami harus menunggu sampai semua peserta panitia, penyelenggara, Penilai dan lainnya berkumpul.
Tepat Pukul 11.00 waktu setempat, upacara pembukaan Graice Tournament of Four High School di mulai. Pertama, kata pembuka yang disampaikan Ketua Penyelenggara yaitu Simon Fancella. Kedua, pesan dari Miss Sherly sebagai wakil dari tuan rumah penyelenggara, karena kepala sekolah PHS berhalangan hadir. Lalu Sumpah wakil seluruh peserta Tournament Yang akan di wakilkan oleh Putri Van Houten dari PHS yang diikuti menyanyikan Lagu Mars Graice. Sampai yang terakhir adalah pembacaan peraturan Tournament yang akan di Bacakan oleh Mr. Dooms dari USA Agency School.
Aku dan Putri masih menunggu giliran bertanding, giliran kami di petandingan terakhir. Setiap pertandingan diberikan waktu dua Jam Jika masih belum selesai, maka akan dianggap seri dan akan bertanding lagi di hari esoknya. Sampai waktunya tiba kami melihat Pertandingan Shirayuki dengan Hinata melawan Thomas Rhicard dengan Ranti Nori di aula 1.
Mereka sudah siap pada posisi masing-masing. Shirayuki dan Hinata mulai memasuki Graicenya, Lord Archer. Begitu juga Thomas dengan Ranti yang juga memasuki Graicenya yaitu North Knight. Archer dan Knight sudah memasuki arena bertarung. Archer langsung menyerbu dengan panahnya dari jarak jauh. Sedangkan Knight hanya berjalan lambat mendekati Archer sambil menempa panah-panah Archer dengan pedangnya. Knight terus mendekati Archer, tapi Archer terus bergerak memutari arena menjauh dari Knight. Shirayuki sepertinya sudah tahu karakteristik lawan jadi dia tidak ingin mendekatinya. Tapi sesaat kemudian dugaan ku salah, Archer tiba-tiba berpindah tempat berada di belakang Knight dan memukul Knight dengan ujung Panahnya. Tapi Knight lebih cepat menempa Panah Archer yang membuatnya terbelah. Archer menjauh dari Knight dengan sangat Cepat. Archer mengangkat Tangannya dan Panahnya Kembali lagi di tangannya. Archer melancarkan serangannya lagi ke segala arah. Sekarang serangannya menjadi lebih cepat, dan terus meningkat . Tapi Knight mulai serius, Knight mengayunkan pedangnya ke segala arah dengan cepat. Ayunannya mengeluarkan kekuatan yang dapat memecah serangan panah Archer. Kini di tengah Archer dan Knight penuh dengan kekuatan serangan bahkan sampai ke pinggir-pinggir arena.
Untungnya pinggir aula telah terpasang pelindung untuk melindungi penonton dan penyelenggara.
Mereka menyerang dengan sangat cepat. Bahkan aku harus menggunakan kekuatanku agar lebih jelas melihat serangan mereka. Tiba-tiba dari belakang, Knight mengayunkan Pedangnya ke tubuh Archer. Sontak Archer terjatuh karena serangan tiba-tiba tadi, lalu dengan sangat cepat Knight terbang cepat ke arah Archer mengayunkan pedangnya ke depan yang akan menusuk tubuh Archer. Tapi dalam sekejap Archer menghilang, lalu dari belakang panah sangat besar mengarah ke badan Knight. Knight dengan cepat berbalik dan menahan Panah itu dengan pedangnya. Knight terdesak mundur, tapi tiba-tiba pedangnya membesar dan Knight sanggup menahannya. Tapi dari depan Knight, Archer memanah lagi ke tubuh Khight. Sekarang Panah yang tadi terbantu oleh panah besar di belakangnya. Dan membuat Knight terdesak lagi , tiba-tiba muncul Cahaya menyilaukan dari Knight. Pedangnya berubah menjadi putih mengkilap dan panah Archer terpental ke pinggir arena. Tak mau kalah, Shirayuki sepertinya sudah menggunakan kekuatannya. Kini Panahnya berubah menjadi lebih kuning keemasan. Tiba-tiba Khight menyerang dari depan dengan sangat cepat. Archer terbang dengan sangat cepat menghindari Knight dan langsung membalas memanah Knight. Tapi Knight melesat lebih cepat lagi mendekati Archer dan menyerangnya. Mereka saling menyerang dan menghindar dengan sangat cepat dan kecepatannya terus bertambah. Aku melihat beberapa siswa lain yang menonton, pusing melihat pertandingan mereka yang sangat cepat. Aku juga meningkatkan kecepatan penglihatanku, agar dapat melihat mereka dengan jelas.
“Mereka di mana sih? Cepet banget!” tanya Putri.
“Mereka memakai kekuatanya jadi Archer dan Knight sangat sulit untuk di lihat!” kataku pada pada Putri.
“Gak seru, aku jadi tidak bisa melihatnya!” kesal Putri
“Kamu mending tidur aja!” kataku
Aku Fokus melihat mereka lagi. Aku melihat mereka tetap saling menyerang seperti tadi. Satu jam sudah berlalu. Mereka tetap saling menyerang. Mereka melambat lagi dan tiba-tiba berhenti. Semua penonton terengah melihat mereka berhenti bertarung. Tapi tiba-tiba Archer berubah menjadi anak panah dan Knight berubah menjadi Pedang. Archer dan Knight saling menabrakan diri. Saat mereka bertabrakan, aula bergetar seperti gempa, pelindung pecah. Miss Sherly dan para kepala sekolah lain bergegas mendekati pinggir arena memasang pelindungnya lagi dengan sebuah alat dengan satu tombol yang di tekan menghubungkan Miss Sherly dengan kepala sekolah yang lain di titiknya, sebelum Knight dan Archer bertarung lagi. Sejenak Knight dan Archer mengisi tenaga. Archer mulai melepaskan anak panahnya. Dan sesaat setelah Archer melepaskan panahnya, Knight pulih kembali dan menempa panahnya dengan Pedangnya. Mereka saling menyerang lagi seperti awal mereka tadi. Tapi mereka berubah lagi menjadi Panah dan Pedang dan saling menabrakan diri lagi. Mereka terus melakukan seperti itu. Fokusku terus berkurang karena guncangan yang mereka buat. Semakin lama tabrakan mereka semakin kuat. Tiba-tiba dari atas air terjun dengan sangat besar memenuhi arena. Arena menjadi es begitu Juga Archer dan Knight yang juga menjadi beku. Mr. Carlos sebagai pemimpin pertarungan memasuki arena dan menghentikan pertandingan. Akhirnya Shirayuki dan Hinata serta Thomas dengan Ranti keluar dari Graicenya masing-masing. Dan pertandingan mereka dianggap seri dan akan di lanjutkan besok pada pertandingan terakhir. Tadi saat air terjun turun dari atas dan menjadi beku adalah perbuatan Miss Sherly.
Aku dan Putri pergi ke bawah, ke dalam aula, untuk menjemput Shirayuki dan Hinata.
“Gimana keadaan kalian?” Tanya Putri.
Aku langsung membantu memapah Hinata yang kesakitan.
“Bawa dia ke UKS, dan bilang pada dokternya dia harus segera di tangani. Nanti kita ketemu di pintu aula 1!” pinta Shirayuki pada Putri.
Putri dan Shirayuki memapah Hinata dan membawanya ke UKS. Setelah berbicara dengan dokter, aku dan Putri langsung bergegas ke aula 1 untuk menonton pertandingan Dyrot dengan Valen melawan Goille Song dengan Mondy Truth dari Norway School.
Saat sudah sampai di kursi penonton Pertandingan sudah di mulai sedari tadi. Aku dan Putri turun ke dalam aula untuk bersiap-siap menghadapi Liu Kang dengan Tien Lian.
“Ayo kita menangkan pertandingan ini!” kata Putri semangat.
Dari luar seperti sorak-sorak bahagia penonton, yang tandanya pertandingan sudah berakhir. Dan benar dugaanku bahwa Dyrot dan Valen sudah keluar dari arena. Mereka memenangkan Pertandingan dan menuju ke 15 besar. Setelah mengucapkan selamat pada Dyrot dan Valen, aku dan Putri memasuki arena. Kami sekarang sudah benar-benar siap untuk bertarung. Aku lihat Liu Kang dan Tien Lian Juga sudah memasuki arena. Kami saling berjabat tangan sebagai salam sportif sebelum pertandingan dimulai. Kami langsung masuk ke Graice kami masing-masing.
Tak menunggu waktu lama, Rise dan Monk King (Graice Liu Kang dan Tien Lian) sudah terhubung dengan pengemudinya. Sesuai dengan rencana Putri Terus menembakkan Grill Laser ke arah Monk King sambil menggerakan Rise berputar keliling arena. Sementara aku focus memusatkan titik, untuk melakukan Dark Crash pada tubuh Monk King. Tapi kulihat sementara, Monk King tidak mempan pada Grill Laser, beberapa kali mengenai tubuhnya. Tapi tidak ada reaksi apa pun pada Monk King. Monk King terus berjalan mendekati Rise. Aku berhasil melakukan Dark Crash saat Monk King mendekat. Lalu kami langsung mengeluarkan Wall Storm Laser. Dan lagi, sepertinya serangan Rise Tidak mempan pada Monk. Dia sangat kebal seperti tubuh Tree Wave. Monk(Monk King) berlari sangat cepat mengejar Rise yang berputar mengelilingi arena. Tiba-tiba dari bawah Rise, muncul batu besar yang menabrak bagian bawah Rise. Rise terjatuh dan Monk langsung memukul Rise berulang kali.
“Put, bertahan!” kataku.
“Iya!” jawab Putri.
Aku mulai menggunakan kekuatanku. Aku menekan tombol darurat dan mengambil alih keseluruhan tubuh Rise. Aku meningkatkan kekuatanku untuk mengeluarkan Rise dari cengkraman Monk King. Tangannya sangat kuat, aku kesulitan untuk melepaskan dari cengkraman tangan Monk King. Aku coba tingkatkan lagi kekuatanku, dan akhirnya aku bisa bebas dan langsung memukul Monk King dengan tombol Pukulan 3 max. Monk agak terpental dan bersamaan dengan itu aku langsung memencet Serangan Utama 3 dan Serangan Akhir yaitu Burst Laser. Burst laser adalah serangan laser sangat besar berbentuk api . Lalu aku langsung mengeluarkan pedangku dan mulai bertarung dengan sungguh-sungguh.
Monk menjadi sangat gesit mengeluarkan jurus Shaolinnya. Burst laser berbalik arah ke arah Rise. Aku pusatkan kekuatanku di pedang Rise dan ku pentalkan Burst laser ke arah lain. Aku langsung melakukan double accel invisible dan berpindah tempat di samping Monk King dan ku tekan tombol Pukulan 3 maks. Monk sepertinya kaget dan agak terpental. Bersamaan dengan itu aku menekan tombol serangan utama 3 dan serangan akhir lagi yaitu Burst Laser. Burst laser mengenai Badan Monk King, aku langsung melakukan accel invisible Maks serta memusatkan seluruh kekuatanku dan meminta kekuatan orang-orang di sekitarku dengan kemampuanku pada pedang Rise. Rise melesat sangat cepat sekali yang tiba-tiba berada di depan Monk King. Pedang Rise aku ayunkan membelah tubuh Monk. Tapi Monk menahan dengan tangannya. Rise agak menjauh dari Monk dan langsung melakukan Grill Laser berkali-kali ke segala arah. Aku terus melakukan accel invisible dan terus menyerang Monk. Tapi slalu saja di tahan oleh kaki atau tangannya. Gerakan monk semakin cepat, aku rasa Liu Kang dan Tian Lian mulai serius. Aku terus menambah kekuatanku. Tak hanya Rise, Monk juga melakukan lompatan dan slalu tepat mengenai Rise. Sekarang Rise dan Monk saling menyerang. Badanku mulai terasa sakit, tapi aku tidak pedulikan.Aku terus focus melakukan serangan dan menghindar. Bahkan aku kadang teriak menahan rasa sakit sembari mengeluarkan rasa kesal karena Monk King sangat sulit di kalahkan.
Kali ini aku mencoba mengeluarkan Super Burst Laser yaitu Burst Laser yang sangat besar. Dan Seluruh Tubuh Rise ku buat meruncing. Tubuh Rise bersamaan dengan Super Burst Laser menerjang Tubuh Monk King. Monk King menahan dengan tubuhnya. Aku terus meningkatkan kekuatanku. Sampai aura merah di Rise memancar sangat besar dan terang. Dan juga sepertinya terjadi guncangan juga, seperti waktu Lord Archer melawan North Knight. Aku terus menambah kekuatanku. Rise dan Monk King saling beradu kekuatan. Di dalam Rise aku terus berteriak, sambil terus berusaha meningkatkan kekuatanku. Aku tidak boleh kalah dalam pertarungan ini. Karena itu aku akan mengeluarkan seluruh kekuatanku. Tapi Monk terus menahannya. Sepertinya Monk juga kesulitan untuk membalikan Rise. Aku memusatkan seluruh kekuatanku lagi di Kepala Rise. Burst laser semakin besar hampir memenuhi seperempat arena. Aku berteriak sangat kencang dan mengeluarkan seluruh tenaga serta kekuatanku pada Tubuh Rise. Dan akhirnya Monk King terpental jauh ke pinggir arena. Aku melihat Monk sudah tidak bisa bangkit lagi. Begitu juga Rise yang langsung terkapar di Arena. Kami semua keluar dari Graice kami secara paksa. Pertandingan kami seri dan akan di lanjutkan nanti di akhir pertandingan. Aku benar-benar kelelahan, saat masuk di dalam aula aku tak sadarkan diri.
Setelah aku sadar, aku sudah ada di Ruang UKS. Dan Putri di sampingku yang juga pingsan. Shirayuki sudah ada di sampingku. Dia sepertinya menungguku siuman.
“Bagaimana menurutmu pertandingan tadi?” tanya Shirayuki padaku.
“Mereka sangat kuat, Graice mereka sangat kebal seperti tidak bisa di kalahkan. Tapi di akhir aku mengeluarkan seluruh kekuatanku dan memusatkannya di kepala Rise dan akhirnya aku bisa menumbangkannya. Tapi aku juga tumbang dan kami Seri!” kataku dengan pelan.
“Ya mereka memang kuat, tapi jika kamu bertemu mereka lagi atau pertandingan di ulang maka kamu kalah, mereka masih mempunyai banyak teknik selain Badan Kebal yang tadi kamu lawan. Jadi satu-satu cara melawannya. Kamu langsung menyerbunya dengan seluruh kekuatanmu dengan sekali serangan. Atau kamu harus langsung mengeluarkan jurus pamungkas agar bisa menang melawannya! Tadi jika kamu bermain lambat, kamu bisa kalah!” kata Shirayuki.
“OK, aku pergi dulu!” kata Shirayuki yang langsung pergi meningalkanku.
Aku langsung istirahat kembali, agar lekas sembuh dan bisa memenangkan pertandingan yang lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments