Aku bangun jam setengah lima pagi, aku mengambil gelas dan mengisinya dengan air minum. Setelah minum aku mengambil Usephoneku, kunyalakan data seluler. Aku mengambil handuk lalu menuju rak sepatu dan kupakai sepatu olahragaku. Tak lupa aku membawa earphone bluetoothku. Kusambungkan Usephone yang sudah ku setel lagu dari band kesukaanku, yaitu LEXY dengan earphone. Aku bersiap lari pagi. Aku menyadari di jam-jam segini sudah banyak anak-anak yang keluar asrama untuk berolahraga pagi. Kulihat juga ada beberapa yang membersihkan kelas. Ada juga yang latihan dengan robotnya yang sepertinya salah satu guru. Aku keluar kamar dan mulai berlari setelah turun dari lantai dua, kamarku dan Tonny di asrama laki-laki.
“Hey, tunggu!” seseorang memanggilku dari belakang.
Aku berbalik, dan kulihat dia murid perempuan PHS dari Jepang juga.
“Maaf, ada yang bisa saya bantu?” tanyaku mendekatinya dengan bahasa Inggris.
“Tidak, aku cuma ingin bareng saja!” kata cewek itu dengan bahasa Jepang.
“A naruhodo!” (Oh gitu!) jawab aku.
Aku melihat kearahnya, dari badan dan posturnya dia sepertinya sering berolahraga. Wajahnya juga cantik, sepertinya dia salah siswi tercantik. Begitu yang ada di pikiranku. Yang tak sadar terganggu oleh kehadiran cewek yang ada di sampingku sekarang. Aku merogoh sakuku untuk mengambil earphoneku. Tapi belum sempat ku keluarkan dia sudah mengajakku ngobrol.
“ Siapa namamu?” Tanya cewek itu.
“Boku? Boku wa Kento Nishimoto” (Aku? Namaku Kento Nishimoto) jawab aku.
“Jadi kupanggil Nishimoto-kun, ya!” sambung cewek itu.
Cewek itu berhenti dan menyodorkan tangan kanannya padaku.
“Namaku, Hibiya Natsuki! Yoroshiku negaishimashu (Senang berkenalan denganmu)!” kata cewek itu memperkenalkan diri.
Aku menggapai tangannya dan kami saling berkenalan. Setelah itu kami melanjutkan lari paginya. Tak lama kemudian dia mengajak ngobrol lagi.
“Aku tak pernah lihat kamu lari pagi, ini pertama kalinya aku lihat kamu! Kamu pasti anak kelas satu!” tebak Natsuki.
“Iya, kamu kelas berapa?” Tanya aku.
“Aku kelas 11, Nishimoto-kun!” jawab Natsuki
“Oh gitu!” tambah aku.
Kami kadang saling ngobrol. Karena saling ngobrol kami tak sadar sadar sudah sampai pinggiran kota. Dan aku mengambil Usephoneku dan ternyata sudah pukul 6 pagi. Aku sebenarnya jam 6 itu sudah harus sampai asrama.
“Gawat, kita udah kejauhan!” kata Natsuki agak panik.
Aku menariknya berbalik dan berlari kembali kearah yang tadi. Aku memotong jalan melewati gang-gang kecil. Saat di gang kedua aku di cegat oleh beberapa laki-laki yang sepertinya mereka pemalak. Mereka ada 4 orang dengan dua lain orang kekar-kekar. Salah satu dari mereka berbicara dan yang lain memandangi kami. Natsuki maju dan meraba-raba pinggangnya. Aku menutup mata karena tidak ingin bagian tubuh Natsuki terlihat olehku. Natsuki bilang bahwa dia lupa membawa pistolnya. Mereka berlari ke arah kami, aku langsung menarik Natsuki dan berbalik arah membawanya kabur. Mereka tetap mengejar kami. Saat di persimpangan jalan kami belok kanan dan ada persimpangan lagi aku dan Natsuki tetap lurus. Tapi ternyata saat kami mengikuti jalannya , di depan kami ada tembok tinggi dan itu jalan buntu. Terpaksa kami harus melawan mereka, saat kami di serang salah satu dari mereka. Natsuki mendorongku ke tanah dan dia menangkis pukulannya dengan tangannya. Setelah melihat Natsuki menangkis pukulannya, mereka langsung mengeroyok Natsuki. Ternyata Natsuki pintar beladiri, Natsuki menahan semua pukulan dan tendangan mereka.
“Nishimoto-kun cepat lari cari bantuan!” perintah Natsuki padaku dengan suara lantang.
“Tidak!” jawabku berteriak dan mulai memukul salah satu dari mereka.
Kami terlibat perkelahian yang tidak menguntungkan karena kalah jumlah.
Natsuki lengah dan tiba-tiba terkena pukulan yang sangat keras oleh salah satu dari mereka yang kekar .Dia terdorong ke belakang lalu tak sadarkan diri seketika. Aku mengambil tanah berpasir dan menyebarkan ke arah mereka. Pasir-pasir itu terkena mata mereka, mereka kehilangan keseimbangan. Lalu aku menggendongnya walaupun agak berat kupaksa menahannya dan berlari sekuat tenaga. Aku berlari ke jalan raya kota. Dan sepertinya mereka tidak mengikuti kami. Kami mendekat ke sebuah toko baju aku sandarkan tubuh Natsuki ke kaca pinggiran toko. Aku menungggunya bangun, sepertinya dia pingsan karena pukulan tadi. Sembari menunggu aku mengeluarkan Usephoneku, aku ingin memesan taksi tapi aku lupa membawa kartu E-pay ku. Tak lama kemudian Natsuki sadar sembari memegangi punggungnya yang kesakitan dia bangun dan bertanya padaku kenapa kita bisa ada di sini. Aku bilang bahwa mereka kusebar pasir dan aku membawanya kabur. Dia memesan taksi dan kami pulang dengan taksi.
Walaupun sudah sangat siang tapi aku masih bisa berganti baju. Setelah ganti baju aku langsung berlari ke kelas. Saat sampai depan gedung aku heran mereka seperti menertawaiku saat akan sampai aku bertemu Tony dan dia langsung mendorong dan menarikku kembali.
“Ayo balik dulu!” ajak Tony memaksa dan mendorongku kembali.
“Ada apa sih?” Tanya aku bingung dan memberontak melepaskan tanganku dari pegangan tangan Tony.
Tony tetap menahanku sambil berkata pelan “ Lihat Bawah!”
Aku melihat bawah, dan aku langsung menunduk lari kembali menuju asrama. Dalam hati ‘pantas saja semua orang menertawaiku’. ‘Ini gara-gara lari pagi tadi dengan cewek itu’ gerutuku dalam hati. Saat aku keluar aku melihat seorang perempuan mengendap-ngendap masuk ke dalam kelas. Aku tidak memperdulikannya dan langsung lari lagi menuju kelas. Dan hampir saja aku meninggalkan tasku, aku balik lagi ke dalam kamarku dan mengambil tasku. Aku kembali berlari menuju kelas. Saat sampai kelas aku langsung membuka pintu. Karena aku sangat terengah-engah aku tidak melihat keaadaan sekitar. Aku mulai mendongakkan kepalaku menghadap depan. Guru yang mengajar mendekati ku.
“Kamu tidak pernah di ajari sopan santun!” bentak Bu Sisca.
“Maaf Bu saya telat, tadi ada sedikit kecelakaan. Dan maaf juga karena tadi saya tidak mengetuk pintu dulu!” kataku pelan.
“Kamu sepertinya baik-baik saja tidak ada yang luka. Jangan banyak alasan” kata Bu Sisca.
“Sekarang kamu lari keliling lapangan 5X!” perintah Bu Sisca masih dengan suara yang keras.
Tony berdiri dan berkata” Bu, tadi Nishimoto sudah masuk tapi karena ada buku yang ketinggalan dia balik lagi dan mengambilnya!” Tony membelaku.
“Apa betul yang di katakan Tony?” tanya Bu Sisca pada yang lain.
Semua diam, tak ada yang menjawab.
“Oh, kamu membelanya dan ikut-ikutan berb…….!” Tuduh Bu Sisca pada Tony.
Sebelum Bu Sisca selesai berbicara tiba-tiba seorang gadis berdiri yang ternyata, Shirayuki-san.
“Benar Bu, perkataannya tadi. Tadi saya lihat dari jendela kalau Nishimoto sudah datang.
Tapi belum masuk kelas jadi teman-teman yang lain tidak melihatnya. Setelah mereka berbicara sebentar Nishimoto lari kembali!” kata Shirayuki menjelaskannya.
“Oke, kalian duduk!” tunjuk Bu Sisca pada Tony dan Shirayuki.
“Kamu tetap di hokum, karena sudah mengganggu pelajaran. Lari 2X keliling lapangan! Yang lain buka Usephone lagi, ibu akan menerangkan bab selanjutnya!” perintah Bu Sisca
Aku keluar sambil mengeluh dan mengoceh pelan sendiri. Memang ada beberapa guru di PHS yang galak dari yang kutahu. Salah satunya adalah Bu Sisca dosen dari Rescam Univercity di Singapura yang ke sini melalui program pertukaran pengajar. Setelah dekat dengan lapangan basket aku melihat seorang Cewek yang berlari juga. Aku dekati dia sembari berlari kami pun hampir berbarengan tapi aku baru berlari setengah lapangan. Saat sangat dekat sekali aku menepoknya dari belakang.
“Hey Tunggu!” tahan aku pada pundaknya dengan tangan kananku.
Dia berbalik “Kamu!” kata Natsuki dengan wajah terkejut sembari menudingku denganjarinya.
“Kok kamu ada di sini?” tanya aku bingung.
“Aku di hukum karena telat! Kamu sendiri ?” tanya dia balik
“Sama” jawabku agak kesal.
“Ya sudah ayo lari lagi!” ajak Natsuki.
“Memang tadi guru yang mengajar siapa?” tanya Natsuki.
“Senpai sendiri siapa?” balik tanya aku
“Nanya kok balik nanya! Keppo!” jawab Natsuki-san dengan suara meledek.
“Senpai sendiri keppo!” kataku masih sedikit suara kesal.
Kami malah saling beradu mulut yang di selingi bencanda sembari berlari. Kami seperti sudah lama kenal. Tiba-tiba lari kami berhenti karena di belakang kami ada guru yang tadi menyuruh kami berlari. Mereka adalah Bu Sisca dan Pak Park Suwon dari Korea.
“Udah dulu ya!” kata Natsuki.
Aku kembali kekelas tapi sebelumya aku kena omelan lagi oleh Bu Sisca. Sebagai ganti tadi tidak mengikuti pelajarannya, Bu Sisca memberikan Tugas untuk membuat artikel tentang 7 Keajaiban Dunia Baru minimal 5 Halaman. Akupun mengiyakannya, karena sudah bosan dengan omelannya.
Esoknya aku selama dua minggu tidak melakukan lari pagi untuk menghindari kejadian dengan Bu Sisca. Setelah ada 3 mingguan aku lari pagi kembali. Seperti biasa aku bersama Natsuki. Dia bertanya macam-macam mengapa selama dua minggu terakhir tidak lari pagi. Kujawab seadanya, dia malah menertawaiku. Aku ganti meledeknya, dia malah marah manja padaku seperti memukul-mukul lengan atasku dengan pelan. Aku dan Natsuki semakin dekat. Mereka yang melihat kami pasti mengira kami berpacaran karena kedekatan kami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments