Rahasia Jing Yang Yang

Ketika aku bangun aku sudah ada di dalam Ruang UKS dan di sampingku ada Jing.Petugas UKS bilang kalau aku dan Jing hanya kelelahan. Sementara Arnold dan Putri di larikan ke Rumah sakit karena Pendarahan akibat pertarungan tadi.

Karena pertarungan kemarin beberapa siswa yang menjadi peserta tidak berangkat ke kelas hari ini. Terutama Arnold dan Putri mereka masih di rumah sakit tapi kata wali kelas kami keadaan mereka sudah sehat. Dan sore ini mereka akan kembali ke asrama. Yang membuatku heran tubuhku tidak apa-apa. Hanya badanku yang terasa sakit. Aku juga heran terhadap Jing. Dia juga tidak apa-apa bahkan saat aku sadar dari pingsan kemarin, beberapa saat tak lama Jing juga bangun.  

Aku heran Terhadap Jing dengan pertarungan kemarin. Karena dia tidak apa-apa setelah pertarungan. Aku mengikutinya untuk mengetahui rahasianya, kenapa dia bisa sekuat itu. Setelah Bell tanda belajar selesai berbunyi aku bergegas ke gedung sebelah ke lantai 2 tepatnya ke Kelas 11 C. Aku berharap kelas belum bubar. Dan harapanku terkabul. Belum ada yang keluar dari kelas, Suara penjelasan Guru yang mengajar juga masih terdengar sampai luar. Aku menunggu di samping kelas di depan Toilet.

“Kamu sedang apa disitu?” tanya guru kelas 11 yang sedang lewat, entah siapa namanya.

“Saya sedang menunggu teman saya, dia punya janji dengan saya” kataku mencari alasan.

“Oh, Ok!” jawab guru itu lalu pergi ke lantai bawah.

Tak lama kemudian kelasnya selesai aku bersembunyi di belakang Tiang dinding di depan Kelas 11 D. Aku lihat dengan seksama. Tapi Jing tidak keluar-keluar. Karena itu aku mendekati kelasnya. Saat aku Sudah dekat dengan Pintu kelas, Jing tiba-tiba keluar dari pintu dan berjalan ke arahku. Aku langsung membalikkan diri dan berlari masuk ke dalam toilet. Ku buka sedikit Pintu Toiletnya untuk melihat Jing. Aku melihat dia berjalan di gerombolan terakhir. Aku mengikutinya dari belakang dan menjaga jarak agar tidak ketahuan . Jing berjalan ke asrama perempuan. Dan untungnya ada beberapa murid laki-laki kelas 11  yang akan masuk asrama jadi aku meminta bantuan mereka. Aku memberi alasan yang pas dan berpura-pura mengobrol dengan mereka sampai dalam asrama. Aku menunggu di Ruang Kumpul Asrama.

Sudah hampir dua Jam aku menunggu tapi Jing tidak keluar-keluar. Akupun keluar asrama dan balik ke kamarku. Tapi saat aku tepat di perbatasan Asrama laki-laki dan perempuan( Berupa lahan Luas Untuk Jalur Evakuasi Bencana ) dari belakang seseorang bercadar pakaian Serba Hitam menyerangku. Aku menangkis tendangan kakinya dari belakang. Dia menyerangku lagi, aku menangkisnya. Kini aku terlibat Pertarungan dengannnya. Dan sangat kebetulan karena sudah agak sore jadi tempat ini benar-benar sepi. Dia sangat cepat serangannya, beberapa mengenai badanku. Aku juga kewalahan membaca pergerakannya. Saat aku berusaha lebih focus membaca gerakannya, dia berlari sangat cepat ke belakangku dan memukulku. Walaupun pukulannya tidak terlalu kencang seperti pukulan perempuan. “Perempuan?” aku bertanya pada diriku sendiri. Aku menebaknya dan sangat ingin melepas cadarnya. Aku mempercepat gerakanku dan menyerang terus-menerus . Dia lari menjauhiku, tapi aku kejar dan berlari sangat cepat. Seperti yang kulakukan waktu itu. Dari belakang ku tarik Cadarnya. Dia berlari lebih cepat ke luar gerbang. Aku mempercepat lariku. Kami di kejar beberapa Satpam. Tapi aku tidak memperdulikannya. Aku tetap mengejarnya. Aku memukulnya dari belakang. Dan berlari super cepat menangkapnya agar tidak Jatuh. Aku melihat Wajahnya, dan benar Dugaanku , dia Jing.

“Kenapa kau menyerangku?” tanya aku bingung.

“Kamu sendiri kenapa mengikutiku?” balik tanya Jing.

“Aku…Aku hanya…”

“Hanya apa?”

“Ok… Ok. Aku heran dan ingin tahu kenapa kemarin kamu….!” Aku belum selesai berbicara Jing sudah berlari cepat. Dan Dari belakang satpam yang mengejar kami datang menemuiku. Aku mengatakan kalau aku mengejar Penyusup. Mereka tidak Percaya dan menyuruhku kembali ke sekolah . Walau aku masih penasaran, karena badanku sudah capek dan aku juga belum mengerjakan tugas. Aku balik ke kamar untuk mandi lalu istirahat.   

Esoknya setelah selesai jam pelajaran, aku bergegas ke kelas 11 C untuk bertemu Jing. Seperti biasa kelas belum selesai, aku menunggu di samping kelas. Tapi tak lama seperti kemarin, hanya beberapa menit kelaspun selesai. Kini aku berniat langsung menemuinya tidak mengikutinya. Aku menunggu di depan samping pintu kelas. Banyak murid yang memandangiku Curiga. Sampai kloter terakhir aku tidak melihat Jing keluar. Saat guru yang mengajar sudah kembali ke kantornya, aku memasuki kelas untuk mengeceknya. Tapi aku tidak menemukan Siapa-siapa, kelas sudah kosong. Aku berlari kembali menuruni tangga, mengejar salah satu murid 11 C lainnya.

“Tunggu!” teriak aku pada gerombolan Gadis di depanku.

“Kami?” tanya salah satu dari mereka yang kuketahui namanya Yolanda.

“Ya!” jawab aku sambil berjalan mendekati mereka.

“Tadi Jing Hadir Tidak?” tanya aku.

“Ada!” Jawab Yolanda.

“Oh Kamu menunggu Yang-Yang!” kata gadis yang lainnya.

“Iya!”

“Tadi Kamu gak berpapasan? Tadi Dia Di depan Kita” kata Yolanda.

“Gak! Oh! Ok makasih Infonya!” kataku lalu bergegas lari ke gerbang sekolah.

Setelah dekat dengan gerbang aku melihat seorang cewek jalan keluar gerbang. Dari kejauhan aku ikuti dan amati cewek itu. Aku yakin sekali itu adalah Jing. Tiba-tiba dari depannya seperti ada Pusaran seperti angin. Aku reflex berlari cepat menarik cewek itu. Tidak sempat ku tarik tangannya, Jing sudah masuk ke dalam pusaran itu sambil menghadap ke arahku menatapku spontan. Aku juga terbawa Pusaran itu, badanku seperti di ombang-ambingkan. Dan tiba-tiba aku sudah ada di sebuah Hutan. Di depanku ada Jing. Dia langsung berlari kencang. Aku mengikutinya sampai di depan sebuah gua. Dia juga tiba-tiba menghilang. Aku menduganya kalau dia masuk ke gua ini. Aku meraba-raba dindingnya untuk mencari tombol masuknya. Tapi aku tidak menemukannya. Aku mengambil Pedangku dan kukibaskan ke pintu guanya. Tapi tidak menunjukan hasil, jadi aku simpan lagi pedangku. Dari belakangku dua ekor serigala menyerangku. Aku bergerak cepat menghindarinya. Aku berlari menjauhi dari lokasi itu. Serigala itu mengejarku dengan cepat salah satunya melompat ke arahku. Aku reflek mengeluarkan pedangku dan kukibas ke tubuhnya. Melihat temannya terpotong oleh pedangku Serigala itu menggonggong. Aku berlari kembali ke depan Gua tadi dan aku bertemu Jing.

“Kamu dari mana?” tanya aku.

Dia tidak memperdulikannku malah menghadap Pintu gua berbicara sendiri. Sementara dari belakangku  banyak serigala yang sepertinya akan memakanku. Tanganku di tarik Jing masuk ke dalam Gua. Dan pintu gua tiba-tiba tertutup. Dan obor di dinding-dinding gua tiba-tiba juga menyala.

“Kamu seharusnya tidak mengikutiku!” kata Jing dengan nada tinggi.

“Aku tertarik oleh pusaran itu, dan berakhir di sini. Aku juga tidak tahu kalau akan ke tempat seperti ini!” jawab aku.

“Ok, kita harus menginap. Karena tidak mungkin kita melewati serigala-serigala itu. Mereka terlalu banyak dan kuat!” perjelas Jing yang tetap berjalan ke suatu tempat.

“Sebenarnya kita ada di mana sih? Dan tadi apa yang membawa kita?” tanya aku bingung.

“Nanti akan ku jelaskan! Kamu ikuti aku dulu saja!”

Aku mengikutinya dan sampai pada sebuah tempat ada seorang lelaki tua. Yang ternyata adalah gurunya Jing. Dia menjelaskan bahwa aku ada di Hutan Demon. Dia menjelaskan juga kalau ini adalah dimensi yang berbeda dari Bumi. Disini banyak Silluman dan makhluk berbahaya lain. Aku menurutinya dan tidur di sini. Dan benar saat pagi hari, aku keluar dari gua, serigala-serigala itu sudah tidak ada.

“Ok sekarang kalian aman!” kata guru Jing dengan Bahasa Cina.

“Terima Kasih guru atas tumpangannya!” Kata Jing dengan Bahasa Cinanya.

“Iya, Sebaiknya kalian cepat Bergegas!” saran Guru Jing.

“Apa yang kalian Bicarakan? Siapa Sebenarnya Bapak ini?” Tanya aku.

“Sudah cepat! Nanti aku jelaskan!” kata Jing dengan Bhs. Inggris sambil menarik tanganku menuju ke depan.

Aku yang sedang lengah memandang Guru Jing kebelakang, menurut saja apa kata Jing. Saat ini kami berada di Ruang Dimensi Jing mengatakan kalau tadi adalah Gurunya. Namanya Ling, mereka bertemu saat Jing masih berusia 10 tahun. Saat itu orang tua Jing mengalami kecelakaan. Rumahnya Juga di sita. Disaat Dia kebingungan akan pergi kemana. Di Jalan dia bertemu laki-laki setengah baya yang mengorek-orek sampah mencari Botol Plastik untuk dikumpulkan. Laki-laki itu adalah Ling, gurunya. Sejak saat itu Jing tinggal dengan Ling. Selain mengumpulkan botol plastic Jing juga mengumpulkan Buku pelajaran yang tidak terpakai. Selain itu Jing Juga di ajari ilmu silat. Maka dari itu Jing sangat pintar Berkelahi.

“Ok Kita sudah sampai!” kata Jing.  

“Ok aku duluan!” kataku sambil berjalan dua langkah ke depan dan aku berhenti dan berbalik.

Jing sudah tidak ada, tapi aku masih bisa merasakannya. Aku akan mengucapkan yang ingin kusampaikan.

“Tadi kisah yang haru! Aku minta maaf telah mengganggumu!” kataku sambil agak membungkuk.

Walaupun dia tidak membalas. Aku masih bisa merasakannya kalau dia masih di sini. Badanku seperti ada yang meluruskan, dan aku merasakan sentuhannya. Lalu tak lama dia benar-benar hilang kembali karena aku sudah tidak merasakannya lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!