Awal Mulanya

Di sini akan banyak nama tokoh, sebelumnya saya ulangi. Ini hanya Karya Fiksi, setiap kemiripan dengan seseorang atau hal lainnya adalah hanya kebetulan saja. Selamat membaca.

Tapi 300 meter sebelum sampai Halte ada palang Polisi. Karena kami dari Jepang dan tidak mengetahui Bahasa Indonesia jadi kami melewati palang itu. Lalu kami melihat Perkelahian. Aku melihat dua orang memakai seragam sama, melawan 7 orang berpakaian hitam mereka memakai senjata tingkat tinggi. Satu orang yang memakai Pedang Listrik Laser melawan 3 orang berjas. Sedangkan yang satunya melawan 4 orang lainnya dengan Pistol Baret Listrik. Pistol Baret Listrik adalah pistol yang mengubah listrik menjadi peluru bermuatan dan yang menembakan ke segala arah sesuai setingannya. Karena area ini sudah di beri pagar pembatas polisi, jadi tidak ada yang berani masuk area dan sangat kebetulan aku dan Natsuki yang sedang belanja tidak tahu tulisan di pagar pembatas itu, kamipun memasukinya. Ada beberapa rumah yang dijadikan persembunyian untuk menembak. Jadi tempatnya benar-benar pas untuk pertarungan.

Kami terpukau oleh pertarungan mereka yang sengit. Tak sadar kami melihatnya semakin dekat. Tiba-tiba ada yang menyerang kami, aku mendorong Natsuki.

“Cepat Pergi dari Sini!” perintah aku pada Natsuki sembari tanganku mengeluarkan pedangku dan memencet tombol selarasnya. Dia memakai jas dan sepertinya aku dikira sama seperti kedua orang itu. Aku terlibat pertarungan dengan mereka. Orang berjas itu bertambah 2 orang lagi dan badannya lebih besar dari yang lain. Aku berlari mendekati kedua orang itu, yang ternyata mereka adalah utusan dari PHS Industry di London . PHS Industry adalah pusat penelitian, pelatihan para murid PHS yang sudah lulus.

“Tidak, aku akan membantumu!” teriak Natsuki.

“Jangan” kataku dan orang yang memakai Katana Listrik Laser itu berbarengan. Walaupun aku sembari berbicara aku tetap focus melihat gerakan mereka.

“ Betul! Kalian pergi Saja biar kami yang mengatasinya!” kata Orang yang berpedang itu.

“Awas!” kataku pada orang berpedang itu.

Karena aku melihat kearah orang itu fokusku jadi pecah tapi aku sudah mengetahui pola gerakan mereka, walaupun belum semuanya. Aku dan orang berpedang itu mundur. Mereka juga berhenti untuk menghela nafas. “Lari!” kataku kasar pada Natsuki dengan pandangan tajam penuh amarah. Dia terdiam sebentar memandangiku dan langsung lari. Lalu kedua orang bertubuh besar berjas itu mengikuti Natsuki. Entah kenapa aku tambah bersemangat dan seperti di kendalikan seseorang. Aku mengejar kedua orang bertubuh besar itu dengan cepat.

“Lepas!” Berontak Natsuki dan menendang salah satu orang berjas itu. Aku langsung menghalangi perkelahian Natsuki dengan kedua orang berjas itu.

“Mau apa kamu bocah kecil, kalian tidak bisa kabur!” kata salah satu dari mereka. Aku dengan sangat cepat memotong leher mereka dengan katanaku yang kusimpan di samping bajuku.

“Kamu! Apa yang kamu lakukan?” kata Natsuki terbata-bata dengan matanya terbelalak ketakutan. Aku langsung berlari cepat ke orang berpedang itu. Salah satu orang berjas itu menyerang orang berpedang aku menangkis dengan pedangku. Dia mundur dan berhenti sejenak.

“Matamu Kenapa? Terus rambutmu kok berubah jadi Merah?” tanya orang berpedang itu padaku.

Aku tidak meresponnya dan langsung menyerang orang berjas itu. Karena mereka juga menyerang, aku mengibaskan pedangku dengan kencang ke pedang mereka dan pedang mereka terjatuh. Mereka kaget terdiam, aku langsung menebas badan mereka. Tiba-tiba hujan, aku juga mulai tak sadarkan diri dan pingsan.

Saat aku sadar, aku sudah bersama Natsuki dan kedua anggota PHS Industry tadi di sebuah rumah kosong.

“Sshhh….” Kataku kesakitan memegangi kepalaku.

“Sudah! Berbaringlah dulu!” kata salah dari mereka menahan tubuhku untuk bangun.

“Aku dimana?” tanyaku sambil sedikit demi sedikit aku bangun.

“Natsuki!” kataku kaget melihat Natsuki terbaring di sampingku.

“Natsuki kenapa? Dan kalian Siapa?” tanyaku sambil memegangi lengan Natsuki berusaha membangunkannya.

“Dia pingsan, kami menemukannya sudah tak sadarkan diri. Kami adalah utusan dari PHS Indusry, di London. Namaku adalah Katagiri Shinbo. Dan temanku Zayn Subirt.” Kata Shinbo-san.

“Oh, syukurlah!”kataku mulai tenang.

“Kamu sepertinya dari Pontianak High School? Umurmu berapa?” tanya Shinbo-san.

“Ya, aku dari PHS, umurku 14 tahun! “ Jawab aku.

Dia diam saja sambil mengangguk-angguk. Shinbo-san dan aku sama-sama dari Jepang jadi kami berkomunikasi dengan bahasa Jepang. Mereka di utus untuk memata-matai agen pembunuh di Bali. PHS Industry mendapat laporan bahwa di Bali sering terjadi pembunuhan jadi mereka di suruh memata-matainya. Tapi mereka ketahuan dan Kabur ke PHS Pontianak untuk mengamankan diri. Shinbo-san bilang padaku ketika Natsuki bangun. Aku disuruh menceritakan apa adanya saja. Kami juga ditawari tumpangan gratis sampai Sekolah.

Karena badanku sangat sakit dan lelah, Natsuki pun pingsan jadi ikut dengannya. Mereka tujuannya sama dengan kami yaitu ke PHS.

“Ssshhh…. Aduh!” kata Natsuki yang tiba-tiba bangun sambil memegangi kepalanya.

“Kamu gak apa-apa? Mana yang sakit?” tanyaku khawatir sambil memegangi kedua tangannya.

“Kamu aa..da dii… sini?” katanya terbata-bata. Dia mundur ke tepi jok mobil ketakutan melihatku.

“Kamu kenapa? Jangan takut mereka udah gak ada!” kataku menenangkannya.

Dia menghela nafas panjang sambil memejamkan matanya. Lalu dia mendekatiku,

“Kamu Nishimoto-kun kan?” tanya dia serius.

“Iya ini aku! Emang ada yang salah denganku?” balik tanya aku bingung.

“Tadi saat kamu bertarung, kamu sangat mengerikan? Tapi tadi yang bertarung itu benar-benar kamu kan?”

“Iya aku, mengerikan gimana sih, aku biasa-biasa aja. Tapi aku sempat tak sadarkan diri. Saat aku udah sadar, aku udah terbaring pingsan sama kamu di sebelahku dengan kedua orang ini!” kataku menjelaskan.

“Tapi kamu gak apa-apa kan? Mungkin tadi aku salah liat saja!” kata Natsuki yang sudah mulai tenang.

“Aku gak luka kok, Cuma badan rasanya pegel dan capek semua!” jawab aku.

“Terus Kalian Siapa, dan dari mana?” kata Natsuki dengan Bahasa Inggris.

“Kami Utusan dari PHS Industry di London, untuk mejalankan misi di Bali. Tapi karena ketahuan Kami kabur. Kami tidak menyangka musuh sudah antisipasi. Jadi kami Terkejar Sampai Pontianak ini!” kata Shinbo dengan Bahasa Jepangnya.

Kami jadi akrab dan ternyata agen pembunuh rahasia itu sering berpindah. Mereka adalah buronan polisi yang sudah lama. Tapi karena berpindah-pindah jadi polisi susah untuk menangkapnya. Dan jumlah mereka juga banyak. Rencananya PHS Industry dari London dan Brazil akan mengepungnya besok. Dan Shinbo-san juga berkata bahwa mungkin beberapa murid PHS akan dikirim untuk menjadi perbantuan di kamp. Seperti sebagai tim medis, penyetelan senjata dan mengolah bahan makanan serta mengatur barang bawaan.

Sore hari, hari minggu saat aku sedang mandi seseorang berteriak-teriak dari luar kamar menggunakan speaker.

“Anak-anak diharap berkumpul ke Aula depan!”

“Anak-anak diharap berkumpul ke Aula depan!” teriak Pak Robert, Petugas Ruang Tata Usaha. Dia berjalan cepat dari kamar ke kamar di asrama laki-laki.

“Cepat, Nishimoto!” kata Tony sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.

“Ada apa Sih?” tanyaku kasar.

“Kita semua disuruh berkumpul di aula!” jawab Tony.

“Ya sebentar, aku pakai baju dulu!” jawabku masih agak kasar.

“ Oke, aku tunggu di pintu ya!” jawab Tony.

“Ya!” jawabku normal.

Aku bergegas memakai baju.

Setelah itu kami langsung berlari ke Aula depan.

“ Maaf mengganggu waktunya sebentar!” kata Bu Sherly, wakil kepala sekolah PHS.

“Selamat Sore, kalian di kumpulkan disini untuk mendengarkan pengumuman ini. Harap dengar baik-baik. Saya tidak akan mengulangi lagi.” Kata Bu Sherly.

“ Sehubungan dengan Misi 073 dari PHS Industry di London, sekolah akan mengirimkan beberapa murid untuk dijadikan perbantuan saat misi di Jalankan. Nama murid yang saya sebut harap maju dan berbaris ! Dari kelas 10 ada 9 yaitu Erick De Lavies(Italy), Andre Lawson(USA), Drack Gill(Germany), Shirayuki Takheda(Japan), Gareth Troll(England), John Mark(USA), Rhino Kurniawan(Indonesia), Kento Nishimoto(Japan) and Rostam Loney(Kongo)!” Kata Bu Sherly lagi.

“ Ok Untuk kelas 11 ada 5 yaitu Beckam Truth(Kanada), Jing Yang Yang(China), Liu Chen(China), Gareth Waltz( England), Dewi Puspitasari(Indonesia). Dan untuk Kelas 12 yaitu Aryan Singh(India), Ishya Deva(India), Helena Dutch(Perancis), Pandya Sakta(Singapura), Arnold Reiss(Australia), Jessica Charlote( England), Simon Nightare(Meksiko).” Tambah Bu Sherly

“Nanti Nama-nama yang telah di sebutkan tadi Harap ke ruangan ibu! Kalau begitu semua kembali ke asrama, selamat beristirahat!” Lanjut Bu Sherly.

Kami yang tadi di panggil mengikuti Bu Sherly keruangannya. Tidak hanya murid Guru juga memiliki asrama sendiri. Karena Rumah mereka Jauh jadi Para guru juga menginap di sekolah. Setelah Bu Sherly duduk di Kursinya, kami di persilahkan duduk di tempat duduk tamu, walaupun berhimpit-himpitan.

“Kalian Harus Siap dengan Misi ini, untuk lebih jelasnya kalian bisa bertanya pada kakak-kakak yang nantinya menjelaskan. Jadi kalian harus dengarkan baik-baik! Ok dari saya sudah! Katagiri dan Zayn kalian masuk!” kata Bu Sherly.

Bu Sherly keluar dari ruangan dan dua orang masuk dan ternyata mereka adalah anggota PHS yang tadi pagi ku bantu.

“Kalian!” kataku berdiri menunjuk ke mereka.

“Oh, kamu juga ikut, Nishimoto-san!” kata Katagiri dengan Bahasa Jepang.

“Sorry Sorry, I am Forget if there were you all!” kata Katagiri.

“Ayo Katagiri kita mulai!” ajak Zayn.

“Ayo semua mendekat di bawah juga gak apa-apa!” kata Zayn.

“Misi ini sangat penting dan berbahaya. Kalian harus siap akan resikonya. Tapi saya tahu tanpa saya peringati kalian sudah tahu dan pasti sudah siap. Kami telah memilih anak-anak yang cocok dengan tugas masing-masing dalam misi ini” kata Zayn

“Ya betul yang di katakan Zayn, misi ini sangat beresiko jadi kami memilih kalian yang bisa menghadapi masalah dalam misi ini dengan baik. Kalian harus waspada dengan sekitar kalian. Kita tidak tahu bahaya yang akan menghadang kita. Tapi selama kalian mengikuti intruksi kami, kami yakin kalian akan selamat dan misi akan berhasil.” Kata Katagiri.

“Ok sampai sini kalian paham dan apa kalian semua siap? Jika tidak siap harap bilang, kami akan memilih yang lain yang lebih siap!” tegas Zayn.

“Kami Siap!” kata kami semua hampir bersamaan.

“Ok kalau Kalian Siap! Nanti pembagian tugas akan di sampaikan oleh Zayn!” kata Katagiri.

“Ok sekali lagi kalian Siap!” Teriak Zayn

“Kami Siap!” kata kami berbarengan teriak.

“ Ok kalau begitu tolong dengarkan baik-baik saya tidak akan mengulanginya! Tugas akan Dibagi menjadi 5 Regu!

Regu Medis: Erick, Rostam, Gareth Troll, dan Jessica.

Regu Penyetelan Senjata: John, Shirayuki, Pandya dan Simon.

Regu Konsumsi: Andre, Beckam, Dewi dan Helena.

Regu Pembawa barang: Kento, Jing, Liu , Arnold dan Gareth Waltz.

Terakhir Regu Pengawas: Drack, Rhino, Aryan dan Ishya.

Ok itu tadi pembagian regunya nanti Tugasnya apa saja akan di jelaskan Katagiri!” kata Zayn.

Setelah di jelaskan tugas masing-masing kami di bubarkan dan balik ke asrama masing-masing, kecuali Shirayuki. Dia di beri penjelasan lagi oleh mereka berdua.

Esoknya aku bangun pagi karena dari sekolah Kami berangkat Jam 7, para anggota yang lain akan menungggu di Pantai Kakap. Hanya berjarak 30 Km dari sekolah untuk mencapai pantai itu. Setelah itu kami membagi tugas Untuk Regu Pembawa barang,

penyetelan senjata dan medis akan berangkat terlebih dahulu menggunakan Helikopter Tempur. Sedangkan yang lain menunggu bahan makanan serta obat-obatan yang sebentar lagi tiba. Mereka akan menggunakan kapal Feri tempur. Semua yang menyerang dan perbantuan ada 86 orang. Untuk yang 52 orang akan menyusul menggunakan Kapal. Untungnya Shinbo-san bersamaku jadi kadang kami juga saling komunikasi.

“Cepat kencangkan sabuk pengaman kalian! Kita akan mendarat!” perintah Shinbo-san pada kami semua yang ada di Helikopter.

“Dek 2 Siap Mendarat! Dek 2 Siap mendarat!” kata Shinbo-san dengan Smart Talknya pada Instrukturnya.

Setelah mendarat kami di kumpulkan, walaupun belum semua mendarat. Pak Sir Gusion, pemimpin Misi 073 berkata semua barang bawaan langsung di kumpulkan di pojok Camp. Para anggota langsung disuruh mengambil mobil tempur di gudang, untuk para penyetel senjata langsung membongkar tas senjata dan menyetelnya. Regu Perbantuan yang bisa bela diri dan menembak di harap untuk ikut dalam penyerangan. Begitu kata Pak Sir Gusion(Inggris). Setelah selesai beberapa anggota SAR Industry mengambil mobil dan yang lain menghubungi temannya untuk langsung melakukan pengejaran. Dari mata-mata yang melaporkan, para agen pembunuh itu telah kabur/pergi dari markas sejak pukul 08.00. Jadi yang semula rencananya pengaturan strategi pengepungan menjadi pengejaran ke Pantai Guwuk, Buleleng Utara. Aku naik mobil dengan Shinbo, Shirayuki, dan Zayn.

“Nishimoto-kun, kamu jangan terlalu memaksakan pertarungan!” pesan Shinbo padaku dengan bahasa Jepang.

“Daijobu!” (Ok siap) jawab aku semangat.

“Let me guys, please Don’t to use Japanese again! Iam not Understand!” kata Zayn tiba-tiba.

“Oh sorry my Friend, I will use English!” sambung Shinbo.

“Ok, noo….” Kata Zayn belum selesai langsung di potong Shirayuki.

“Please Still focus of the war!” dengan nada kasar.

“ Ok Sorry!” kata Zayn dan Shinbo berbarengan.

“Kencangkan Sabuk pengaman kalian! Mulai dari sini kita akan bersungguh-sungguh!” ahli menyetir, Shinbo.

Dari jalan raya depan kami belok ke kanan, dari situ rumah mulai jarang. Jalannya berkelok dan pepohonan sudah mulai banyak terlewati. Kami belok kiri lewat pinggir Bukit Sany di Buleleng selatan. “Awas depan ada Kawat Ground(Besi kecil panjang tajam yang tertanam di tanah dengan pengendalian Remot Grafitasi). Shinbo langsung menekan rem dengan kuat dan cepat.

“ Dari belakang” kataku agak teriak.

Dari belakang, mobil tak di kenal yang sepertinya para komplotan pembunuh itu mengejar kami.Tetapi Shinbo tetap focus dan menekan rem dengan kuat lalu menekan pedal gas dengan keras juga. Dia memutar setir 180 derajat yang sekarang menghadap mobil yang akan menabrak kami. Mobil itu mulai melaju kencang menuju kami. Di saat itu juga, Shinbo mendorong ke kecepatan 6 sembari kaki kirinya menguat menekan gas. Mobil itu sudah sangat dekat. Shinbo menekan 2 tombol di depannya sambil berkata “ The Game Will Be Begin” sambil tersenyum. Aku memejamkan mata karena takut sedangkan Shirayuki berteriak kencang sambil memejamkan mata karena ketakutan. Zayn tertawa sangat keras.

“Buka mata kalian!” perintah Zayn.

Aku membuka mata, aku melihat mobil yang kunaiki turun dari atas semakin ke bawah menyentuh tanah. Seperti Pesawat Turun landas.

“Jangan bilang tadi?” kataku menegaskan pada Zayn.

“Ya kamu betul!” jawab Zayn

“Kenapa kalian tidak ngomong dulu!” kata Shirayuki merajuk.

“Fokus! Siapkan senjata kalian! Kita akan sampai dan di belakang ada yang mengikuti!” tegas Shinbo. Benar mereka para pembunuh mulai terlihat. Shirayuki dan Zayn mulai menembaki mereka. Sedangkan Shinbo menambah kecepatan mobil. Ternyata ketua Sir Sudah ada di depan. Mobil Shinbo dan ketua Sir saling menyelib.

“Sudah kuduga itu pasti kalian!” kata ketua Sir

sembari mengemudikan Stirnya.

Di dalam mobilnya ada Erick, Jing dan orang kepercayaan Ketua Sir, Roskav(Rusia). Tiba-tiba di depan, mobil kami di sambut oleh para pembunuh itu. Tapi hanya sedikit sekitar 13 orang. Mereka menembaki kami dari jarak 100 meter. Shinbo menyalib mobil Ketua Sir. Dia menekan tombol T Control Key. Peluru yang menuju ke arah mobil kami tidak mempan. Mereka menaiki mobil dan kabur. Saat itu aku mendapat bayangan bahwa mobil kami akan jatuh ke jurang. Memang sekitar 500 meter ke depan ada belokan yang sekaligus jurang.

“Stop Shinbo! Rem!” teriak aku.

Shinbo kaget dan mengerem mobilnya dengan kencang. Tiba tiba dari depan mobil Ketua Sir Bertabrakan Dengan tank musuh yang meluncur dari arah yang berlawanan. Mobil itu meledak dan hancur bersama tanknya yang masuk ke jurang. Kami semua yang ada di dalam mobil langsung berlari ke belokan. Saat asap mulai hilang, ternyata Ketua Sir masih Hidup dia terbaring berpegangan dengan Jing yang juga terbaring. Tak lama untuk mereka sadar, tapi mobil para pembunuh yang dari belakang tadi mulai mendekati kami.

“Ayo semua, masuk ke mobil kita menuju Pantai!” ajak aku. Kami masuk ke mobil, Shinbo langsung tancap gas. Tapi sebelumnya mobil mereka menabrak mobil kami, tetapi untungnya mobil masih dalam modus Tameng(T Control Key) jadi hanya penyok sedikit di bagian belakang. Walau pun mobil mereka yang rusak bagian depannya.

Setelah melaju dengan Cepat sampai 20 km kami hampir sampai.

“Waktu kita tak sempat, mereka sudah di pelabuhan! Jumlah mereka banyak!” aku tak sadar berkata begitu.

“ Aduh!” kata Zayn menepok jidat sambil memandang mataku.

“Setelah belokan di depan kita lompat ke kiri, Kau kendalikan mobil dengan baik dan nyalakan mode tameng 2( mode tameng yang bertahan pada benturan lebih), saat sampai dasar kita harus segera keluar!” kataku agak kasar.

“Dia begitu lagi?! Tapi gimana caranya ke tameng 2? Aku belum pernah menggunakannya.” Tanya Shinbo.

“Cepat tekan CYS, secara bersama. Belokan tinggal beberapa meter lagi.” Perintah Ketua Sir.

Shinbo membanting Setir ke Kiri, mobil kami kembali melayang. Mobil bergoyang sangat keras. Mobil akan sampai dasar jurang.

“Lompat!” Teriak aku.

Kami semua lompat. Setelah lompat aku merasakan darahku mengalir cepat. Dan lagi kekuatan yang ada di tubuhku, menguasaiku. Dan kami langsung menuju pelabuhan. Aku berlari cepat karena kekuatanku yang memuncak ke pelabuhan dan langsung menebas beberapa penjaga para pembunuh itu yang menjaga barang bawaan dengan katanaku. Zayn,Shinbo, Shirayuki, Jing dan Ketua Sir menyusul di belakang. Penjaga yang dekat kapal mereka melihatku menebas badan temannya. Aku bertarung dengan para pembunuh itu. Ada sekitar 20 orang mengeroyokku. Aku agak kewalahan karena aku belum bisa mengendalikan kekuatanku tetapi aku sudah hampir mengalahkan semuanya. Ketua Sir , Zayn dan Shirayuki menembaki kedua kapal boat yang sudah berlayar. Jing hampir terkena tebasan pedang musuh, aku menangkisnya. Shirayuki Berenang ke batu karang di depannya 30 meter. Dia menyetel pistolnya dan menembakan dengan tepat ke kedua kapal boat itu. Kedua kapal boat itu tenggelam. Tiba-tiba aku lemas tak lama kemudian kesadaranku semakin berkurang dan akhirnya aku pingsan.

Saat aku sadar aku sudah terbaring di sebuah kamar dan ada Shinbo san yang menunggu di sebelahku.

“Ak..aku di mana?” tanyaku sambil memegangi kepalaku.

“Kamu ada base camp!” Jawab Shinbo-san.

“Bukannya tadi kita sedang bertarung?” tanya aku kebingungan.

“Iya tadi saat kami bertarung, kamu melindungi Jing dan tiba-tiba kamu pingsan!” kata Shinbo.

“Sekarang kamu istirahat saja, lagi pula sekarang sudah petang!” kata Shinbo lagi yang lalu meninggalkanku.

“Tunggu!” tahan aku.

“Ada apa?” tanya Shinbo.

“Bagaimana dengan misi kita?” tanyaku ingin tahu.

“Misi kita sukses semua tertangkap, kecuali ketuanya dan sudah di bawa ke PHS Industry of London!” jawab Shinbo.

“OH, ya sudah!” kataku

“Aku keluar dulu, kamu istirahat saja! Besok pagi kita kembali ke PHS Pontianak!”

“Arigatou!” kataku tiba-tiba.

“Doitashimasite!” jawab Shinbo.

Esoknya kami balik ke sekolah. Kami pulang ke PHS menggunakan Helikopter. Karena regu yang lain dan anggota yang lain sudah duluan menggunakan kapal Feri cepat. Karena telah melaksanakan tugas dengan baik semua siswa yang ikut dalam perbantuan di bebaskan melakukan apa saja sorenya. Setelah mandi tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Kalau Tony biasanya dia langsung masuk dan sekarang dia harusnya ada klub Badminton. Saat ku buka pintunya ternyata di depanku Natsuki berdiri dengan baju yang bagus dan senyuman yang manis menyambutku.

“Selamat atas keberhasilan misinya!” kata Natsuki Sambil memencet Hadiah Tebaran.

“Ok, makasih Senpai!” kataku

“N-A-T-S-U-K-I! Bukan senpai!” kata Natsuki menegaskan.

“Ya, ya Natsuki! Terus ada keperluan apa?” tanyaku.

“Sebenarnya Gak ada apa-apa! Cuma mau mengajakmu keluar, jalan-jalan! Untuk merayakan keberhasilan misimu ” kata Natsuki.

“ Ya sudah aku ganti baju dulu ya?” kataku.

Tak butuh waktu lama untuk ganti baju. Aku keluar dengan Natsuki Untuk Jalan-jalan. Kami melakukannya seperti lari pagi biasa. Kami juga makan malam di sebuah restoran. Saat aku membayar aku kaget uang di E-Payku bertambah banyak. Aku baru sadar kalau Misi itu sukses semua murid yang ikut dalam misi akan di tambahkan saldonya. Karena sudah agak malam jalan agak sepi. Tiba-tiba ada mobil melaju cepat saat kami menyebrang. Aku dengan cepat menarik Natsuki ke pinggiran jalan. Tiba-tiba lagi di belakang mobil tadi ada mobil. Dan beberapa pria bertopeng keluar dari mobil dan menyerang kami. Aku berlari kea rah tadi dan belok ke kanan. Di situ hanya ada beberapa rumah yang sepertinya tidak ada orangnya dan sebuah lahan kosong luas. Kami bertarung. Mereka mengeluarkan senjata, yang satu orang pistol biasa, yang dua orang Kapak Grafitasi dan Pedang Listrik. Dari belakang ada yang menyerang Natsuki, aku menahannya dengan pedangku. Tiba-tiba Natsuki Pingsan, aku Khawatir dan tidak focus pada perkelahian. Saat penjahat yang memegang pedang listrik akan menebasku dari belakang. Seorang cewek berkulit putih tinggi berisi menahan dengan pedangnya. Mereka sekarang bertarung.

“Kamu focus lagi! Awas!” tegas cewek itu padaku.

Setelah orang berpedang listrik itu kalah mereka kabur. Tak lama kemudian cewek itu juga pergi gitu aja.

“Hey, jangan pergi dulu!” teriak aku dengan bahasa inggris.

Tapi cewek itu tidak mendengarkannya dan tetap lari menjauhi kami.

Tak lama kemudian juga Natsuki sadar dan kami pulang ke asrama masing-masing.

Setelah berbaring cukup lama, aku tak sadar tertidur.

Terpopuler

Comments

Dilys

Dilys

Setiap harinya selalu menunggu kelanjutan dari cerita seru ini 😍

2023-11-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!