Murid Pindahan

Terimakasih telah mengikuti ceritanya, selamat membaca.

Hari-hariku tenang kembali, begitu pikirku. Tapi saat aku keluar asrama menuju kelas, seseorang seperti di kerumuni oleh beberapa murid. Aku tidak peduli dengan mereka. Karena hidupku sudah benar-benar tenang. Natsuki juga akhir-akhir ini jarang kelihatan. Mungkin dia sedang banyak kegiatan.

“Tunggu!” teriak Tony dari belakang yang langsung menepuk punggungku.

“Sakit tau!” keluh aku.

“Oh, sorry sorry!” balas Tony.

Tak sadar kami telah sampai di dalam kelas.

“Nishimoto-kun!” panggil Shirayuki-san mendekat ke kursiku.

Dia menarik tanganku keluar kelas.

“Ada apa?” tanyaku pelan.

“Shinbo-kun berkata bahwa saat bertarung kamu jangan terlalu memaksakan!” jawab Shirayuki dengan Bahasa Jepang juga.

“Memangnya kenapa?” tanyaku penasaran kenapa Shirayuki merahasiakan pembicaaraan ini pada orang lain.

“Shinbo-kun tidak memberitahuku! Tapi yang jelas aku harus menyampaikan hal ini padamu secara pribadi!”  jawab Shirayuki.

“Oh, siap! Ayo kita masuk!” ajak aku.

Kami masuk ke dalam kelas lagi. Pagi ini entah mengapa Bu Veronica, guru Biologi kelas 10 datang telat. Hari ini adalah 10 hari setelah aku melakukan Misi 073. Tak lama kemudian Bu Veronica masuk dan di ikuti seorang cewek dengan seragam sekolah umum. Aku seperti ingat dengan wajahnya, tapi aku agak lupa. Aku mengingat-ingatnya kembali.

Aku berdiri sambil berkata “Kamu yang menolongku kemarin!” sambil menunjuk ke murid baru itu. Teman-temanku memandangku heran, karena kami seperti saling kenal.

“Oh, you’re yesterday right?” jawab murid baru itu.

“Yes I am.Sorry Miss,I am Bothering!” kataku meminta maaf.

“No Problem. Let’s introduce your self!” balas Bu Veronica.

“Okey Miss!” jawab murid baru itu.

“Hello my friends, my name is Alice Norn. I am from London. My age is 15 years old. I hope we can all be good friends!” kata Alice.

“Okey you sit in front of Kento, please!” kata Bu Veronica.

“Let’s me, the lesson will be begin!” kata Bu Veronica lagi.

Alice tengok ke belakang menghadapku sambil bilang bahwa kita telah di takdirkan. Dia berbalik lagi dan mengeluarkan Usephonenya. Aku menggoyang-goyangkan kursinya karena aku penasaran apa yang telah dikatakan tadi padaku. Tapi dia tidak merespon dan tetap focus pada pelajaran yang di terangkan oleh Bu Veronica. Aku menoleh kiri kanan menenangkan pikiran dari perkataan Alice tadi. Saat aku memandang kanan, aku seperti di perhatikan terus oleh Shirayuki. Aku takut dia melaporkanku pada Bu Veronica jadi aku kembali focus dengan pelajaran lagi.

Saat istirahat aku menarik Alice ke belakang lorong kelas B yang dekat dengan pangkal anak tangga lantai dua.

“Apa maksud omonganmu tadi?” tanyaku menekannya.

“Nanti kamu juga akan mengerti jika sudah waktunya!” kata Alice dengan senyum jahilnya.

Dia pergi melangkah kedepan meninggalkanku. Aku pegang tanganya, dia tiba-tiba hilang. Tapi aku seperti masih merasakan kehadirannya. Aku melihat sekitar dan bahkan aku menengok ke bawah ke lantai 1, dia sedang jalan sehabis menuruni tangga. Aku kaget karena tadi Cuma 2 orang saja yang menuruni tangga dan aku tidak melihat dia menuruni tangga. Aku mengejarnya dia menoleh ke arahku. Tapi dia tiba-tiba hilang lagi. Saat aku melangkahkan kakiku pertama kali menuruni tangga. Shirayuki menahan tanganku sambil memanggil namaku. Dia menarik tanganku, membawaku ke taman belakang kelas 10.

“Ada perlu apa sampai kamu menarikku ke sini?” tanyaku agak ketus.

“Alice siapa kamu?” tanya Shirayuki.

“Bukan siapa-siapa! Cuma kenalan aja!” kataku.

“Oh gitu! Nanti habis kelas selesai kamu ada kegiatan tidak?” tanya Shirayuki mulai serius.

“Aku ada eskul perbaikan mesin, dan itu sampai jam 5 Sore!” kataku jujur.

“Memang ada apa? Kalau besok gimana?” tanyaku.

“Aku tidak bisa, besok ada eskul renang!” jawab Shirayuki.

“Kalau minggu bisa gak? Ada yang harus aku obrolin sama kamu!” tanya Shirayuki.

“Ok, aku juga kosong gak ada kegiatan apa-apa?” kataku. Aku lalu kembali ke kelas karena waktu istirahat sudah hamper selesai.

Sampai hari minggu aku belum bisa berbicara dengan Alice tentang perkataannya yang membingungkan itu. Setiap aku bicara denan Alice dia selalu mengalihkan perhatiannya ke yang lain.

Hari minggu aku jalan-jalan dengan Shirayuki. Kami pergi ke banyak tempat. Seperti taman bermain, kafe, Bioskop dan Taman Kenanga. Kami seperti sepasang kekasih yang tengah menikmati keberduaannya. Memang ada beberapa obrolan kami yang penting. Seperti misi selanjutnya yang akan melibatkan kami lagi dan kejadian janggal di PHS saat malam hari.

“Aku ke toilet dulu ya!” izin Shirayuki.

“Silakan!” jawab aku.

Tak lama tiba-tiba ada peluru mengarah keaarahku. Aku menghindarinya. Aku memandang kanan-kiri, memastikan orang yang menembaku. Dari arah datangnya peluru, sepertinya dari arah toilet. Aku mendekat ke toilet, dan tak lama kemudian Shirayuki datang. Dengan tas kecilnya, yang entah apa isinya.

“Kamu baik-baik saja kan?” tanyaku padanya sambil memegang tanganya.

“Aku gak apa-apa! Memang ada apa?” tanya Shirayuki bingung.

“Gak, gak ada apa-apa kok!” jawab aku sambil agak menggigit bibirku.

“Ya sudah, ayo kita kembali!”  ajak aku.

Kamipun kembali ke asrama. Tapi aku merasa ada yang aneh dengan Shirayuki. Tadi saat kita berangkat dia banyak bicara. Tapi semenjak keluar dari toilet dia menjadi lebih pendiam, Seperti sikapnya dikelas. Bahkan saat aku menanyakan sesuatu untuk basa-basi dia menjawab seadanya saja. Kami pulang ke asrama masing-masing dengan wajah datar, tanpa ada obrolan seperti tadi saat berangkat.

Terpopuler

Comments

Alexo. ID

Alexo. ID

Aku jadi bersyukur punya teman seperti tokoh pendukungnya, tanpa dia aku bisa stress berat.

2023-11-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!