Latihan Terakhir

Hari ini, Hari terakhir kami berlatih, karena besok hari sebelum kontes di mulai, semua murid di liburkan dan belajar di Asrama. Jadi Hari ini aku banyak tugas untuk dikerjakan. Besok setiap tempat akan di sterilkan. Jadi Hari ini aku harus berlatih maksimal untuk memperoleh kemenangan.

“Ok semua sudah kumpul ya!” kata Miss Sherly meyakinkan.

“Iya!” jawab kami hampir berbarengan.

“Hari ini adalah hari terakhir kalian berlatih. Lusa kalian sudah Harus Serius melawan lawan kalian. Hari ini kalian akan berlatih saling berhadapan, tetapi dengan waktu setengah jam. Setiap pasangan akan diberikan tiga kali latih tanding. Setiap Wakil pasangan akan mengambil Undiannya di sini!” kata Miss Sherly sambil menunjukkan sebuah wadah plastic yang berisikan gulungan kertas kecil.

“Kalian akan saling melawan dengan Graice kalian! Kalian Boleh memaksimalkan kemampuan kalian tapi jangan terlalu berlebihan. Simpan kemampuan dan kekuatan kalian yang sesungguhnya nanti untuk Kontes. Pelajari setiap Teknik yang ada pada Graice. Oke setiap Wakil di harap maju untuk mengambil undiannya!”

Aku belum sempat melangkah dua langkah, Miss Sherly menahan kami dan berbicara lagi.

“Maaf ada satu pengumuman lagi, Putri dan Jing akan saling bertukar pasangan lagi. Kalian berpasangan seperti sebelumnya. Putri dengan Kento dan Arnold dengan Jing. Miss sudah mempertimbangkan. Dan sebaiknya memang seperti itu!” kata Miss Sherly tiba-tiba.

“Ok, apa ada pertanyaan?” tanya Miss Sherly.

Kami diam saja

“Silakan kertasnya di ambil!” perintah Miss Sherly!”

Setelah ku buka lawanku adalah Erick dan Jessica dan Shirayuki dan Hinata

Serta Rooney dan Jenifer.  

“Kamu masih marah padaku?” tanya aku pada Putri.

“Nggak kok, ayo kita lakukan yang terbaik agar kita bisa menang!” jawab Putri.

“Ayo!” balas aku.

Kami mencoba menaiki Rise Walker lagi.  

“Kamu udah siap ?” tanya aku.

“Siap!” kata Putri.

“Ok, kita lakukan seperti dulu!” kataku yang lalu masuk ke bagian kepala Rise.

Kami menaiki Rise Walker, aku berusaha untuk terhubung dengan Rise dan membayangkan saat aku dan Putri pergi bareng ke bioskop.Tak lama kemudian Rise Walker bereaksi. Kami berhasil mengaktifkannya kembali. Sepertinya Erick dan Jessica sudah siap. Nobert Art(Robot petarung Erick dan Jessica) sudah berdiri gagah di depan Rise Walker. Pertarungan di mulai. Graice kami sama-sama petarung jarak jauh tapi aku di untungkan karena ada dua tombol untuk menyerang jarak dekat yang dapat mengurangi HP lawan sangat besar. Aku mengaktifkan mikrofon dan berkata pada Putri

“Kita serang dari dekat dan saat menjauh kamu keluarkan Grill Laser. Sedangkan aku memfokuskan satu target untuk mengeluarkan Dark Crash!”

“Ok Siap! Hati hati saat menggerakannya!” balas Putri.

“Baik!” jawab aku langsung mematikan Mikrofon.

Dari tadi ku lihat Nobert Art hanya diam saja. Ini kesempatanku untuk menyerang. Aku mendekati Nobert Art. Saat Rise memukul Nobert dengan jarak yang sangat dekat. Tiba-tiba Tubuh Rise Kaku seperti tidak bisa bergerak.

“Gimana ini!” kata Putri Khawatir.

“Arrghhh!” teriak aku kesakitan.

Rise terjatuh karena serangan Fire Ball. Aku ingin Rise bangkit dan bertambah kuat. Aku memejamkan mataku dan membayangkan saat Kemarin Putri di Pukul oleh orang-orang Robert.

“Putri pejamkan matamu dan bayangkan wajahku!” perintah aku.

Putri sepertinya melakukan apa yang kuperintahkan. Rise bangun dan aku langsung mengaktifkan Accel Invisible. Rise menghilang dan berlari Super cepat mendekati Nobert. Nobert tetap melancarkan serangan Fire Ballnya sambil mengeluarkan Cahaya kuning di atasnya yang menyilaukan. Saat Rise akan memukulnya, Fire ball Mengenai tubuh Rise terlebih dahulu. Walau aku kesakitan tapi aku sudah berjanji untuk menahannya. Dan aku ingin menang pada pertandingan ini. Nobert Tahu kalau Rise berada di dekatnya , Nobert memukul keseluruh arah. Aku tahan pukulan yang mengenai tubuh Rise. Aku melakukan Invisibble dan menekan Tombol D yaitu Dark Crash. Dark Crash mengenai tubuh Tengah Nobert. Rise ku gerakan agak Menjauh dan ku tekan tombol serangan 3 yaitu Wall Storm Laser. Serangan Akhir dari Rise Walker. Nobert terjatuh dan Erick serta Jessica Terpaksa keluar dari Nobert.  Kami menang.

Setelah menunggu cukup lama, tiba juga Giliran kami melawan Rooney dan Jenifer. Aku dan Putri berencana memenangkan dengan cepat. Saat kami sudah saling siap aku dan Putri melakukan Invisible. Kami berputar-putar mengelilingi arena. Karena Bug Droid(Graice Rooney dan Jenifer) petarung jarak dekat. Bug tidak berani menyerang kami lebih dulu. Saat mana sudah terisi Full. Kami memencet Serangan 3 bersama dan menampakan diri Rise di dekat Bug. Bug langsung terkena Double Wall Storm Laser. Tak lama kemudian Roney dan Jenifer   keluar dari Graicenya. Dan kami menang lagi.

Aku dan Putri kembali ke kamar asrama masing-masing sembari istirahat menunggu pertandingan melawan Shirayuki. Aku mencari bukuku “Buku Lima Benda Rahasia Terlarang”. Ternyata ada di kolong kamar tidurku. Aku ingat kalau aku menaruhnya di atas kasur.

“Iya Tuan, menaruhnya di atas kasur! Tapi aku berpindah ke bawah! Jika ada orang yang tahu bisa bahaya!” kata Bonar.

“Oh, ya Baguslah kalau begitu!” jawab aku

“Ada apa tuanku? Dan sepertinya sudah lama tidak membukaku lagi!” kata Bonar.

“Iya nih, lagi sibuk dengan kontes Robot. Oh ya aku mau tanya, kamu tahu tidak tentang Cerita 5 anak Pemilik kekuatan super power, yang tersebar ke seluruh dunia!” tanya aku jujur.

“Aku juga tidak tahu, tapi dulu memang ada sebuah Cerita. Seorang dewa menikah dengan seorang perempuan manusia. Dewa tersebut mempunyai lima anak. Dewa dan istrinya adalah raja dan permaisuri suatu kerajaan. Suatu saat dimana sang dewa sudah tua, sang dewa akan memberikan tahtanya pada anaknya yang mempunyai senjata terkuat. Lalu sang anak membuat senjata-senjata, tetapi anak-anaknya tidak mampu mengalahkan sang dewa. Walaupun sudah di peringatkan oleh ibunya atau sang permaisuri, anak-anaknya tetap bersikeras membuat senjata. Karena Si Sulung dan Si tengah sudah lelah melawan ayahnya yang kalah terus dan Si sulung mempunyai tanggung jawab dan harapan yang tinggi terhadap tahta kerajaan. Si sulung memutuskan berkelana mencari senjata terkuat bersama Si tengah!” kata Bonar

“Anak kedua dan Anak ke empat sang dewa tetap membuat senjata dan menambahkan beberapa ramuan serta campuran khusus pada senjatanya dengan harapan bisa mengalahkan ayahnya. Tapi tetap saja mereka tidak bisa menang melawan sang dewa. Sementara si bungsu menjalani kehidupannya apa adanya, dia tidak ikut bersaing dan pasrah menerima keputusan ayahnya. Beberapa hari setelah kepergian Si Sulung dan Si tengah, dan ada kabar kalau mereka menemukan senjata terkuat. Lalu Anak nomor dua dan empatnya buru-buru pamit pada Sang dewa dan permaisuri untuk berkelana juga mencari senjata terkuat. Si Bungsu tetap saja berlatih sendiri sembari mekakukan pekerjaan istana sehari-hari. Walaupun Sudah ada kabar dari ke empat anaknya yang berkelana telah menemukan senjata terkuat, tapi mereka tak kunjung pulang. Akhirnya tahta kerajaan di berikan kepada si bungsu. Karena kesabaran, ketabahan serta sifatnya yang tidak tamak si bungsu menjadi raja sampai akhirnya sang dewa meninggal!” lanjut Bonar.

“Berarti aku keturunan sang dewa dan salah satu keturunan anak dari sang dewa!” kataku menyimpulkan.

“Bisa jadi, kekuatanmu sangat luar biasa seperti kekuatan mereka. Tapi aku tidak tahu pastinya. Lebih baik jika ingin tahu, tuan lebih baik bertanya saja pada orang tua tuan!” saran Bonar.

“Iya sih tapi kamu tahu nama anak-anaknya?” tanyaku lagi.

“Tidak tuan! Aku juga mendengar  cerita ini dari tuanku yang lebih dahulu!” jawab Bonar.

“Oh, nanti coba aku tanyakan pada ayah atau ibuku!”

“Baik tuan!”

“Ya sudah aku ke aula dulu!” kataku pamit.

“Ok, Silakan Tuan!” jawab bonar.

Aku taruh buku itu di dalam laci penyimpananku. Aku kembali ke aula. Ternyata setelah ini masih giliran Arnold dengan Jing melawan Dyrot dan Valen. Aku menyaksikan mereka bertarung.

Mereka sudah masuk ke Graice mereka, Butuh waktu agak lama untuk Jing dan Arnold untuk terhubung dengan Tree Wave. Sedangkan Reliable Time(Graice Dyrot dan Valen) sudah siap sedari tadi menunggu Tree Wave. Setelah peluit tanda mulainya pertarungan di bunyikan, mereka langsung saling menyerang dengan serangan masing-masing. Dalam pertarungan ini Reliable di untungkan karena tipenya dan kelebihan mengatur waktunya. Reliable hanya diam saja dan menembakan kekuatannya ke segala arah. Tapi entah mengapa Tree sangat menghindarinya. Tree seperti tidak ingin Terkena serangannya. Sebenarnya dari yang ku tahu Tree Juga mempunyai tameng tapi entah kenapa sedari tadi Tree terus berputar menghindari serangan Reliable. Tiba-tiba Tree berhenti dan mendekati Reliable sambil mengaktifkan tamengnya. Ku lihat gerakan Tree melambat tapi tetap mendekati Reliable dengan sangat pelan. Dan entah mengapa beberapa penonton atau siswa yang menonton pertandingan berbicara begitu lambat dan ada juga yang tidak bergerak.  Aku terfokus lagi, aku seperti mendengar suara Jing menjerit. Aku simak pertandingannya, gerakan Tree semakin cepat dan keadaan sekitar semakin lambat. Aku merasa Reliable sudah banyak memakai kemampuannya yang menyebabkan daerah sekitarnya melambat.

“Putri kamu tahu gak….?” Aku belum selesai bertanya, aku kaget Putri kaku tidak bisa bergerak dan juga orang-orang lainnya di sekitarku.

Aku memperhatikan pertandingannya lagi. Tapi kali ini badanku serasa berat, sepertinya Reliable memaksakan kekuatannya. Aku ingin berbicara keras tetapi tidak bisa, tapi aku masih bisa bergerak. Saat Tree akan memukul Reliable, Tree berhenti.

“Sepertinya dia akan kalah!” kata Shirayuki yang tiba-tiba di belakangku.

“Kamu tidak…..!” kataku belum selesai Shirayuki sudah memotongnya.

“Lihat lagi pertandingannya!” sambil menolehkan kepalaku dengan tangannya ke depan.

Aku melihat dan focus pada pertandingannya. Tiba-tiba dalam sejenak saja Tree mengeluarkan cahaya merah yang terang menyilaukan dan di tanganya muncul Tombak dan Tameng yang meruncing. Gerakannya cepat menusuk Reliable. Tak lama kemudian Dyrot dan Valen keluar dari Graicenya. Graicenya sepertinya agak rusak karena serbuan Tree.

“Nanti akan menjadi pertandingan yang seru!” sebuah bisikan di telingaku, seperti suara Shirayuki, tetapi orangnya tidak ada.

Dan dalam waktu yang sama semua orang di sekitarku menjadi normal kembali.

“Ayo kita siap-siap, sebentar lagi giliran kita!” kata Putri sambil menepuk pundakku.

Kami turun ke bawah, ke dalam aula. Kami dan memakai Seragam bertarung.

“Kamu Harus Siap, sepertinya! Kita akan seperti dulu lagi saat melawan Jing!” pesan aku pada Putri.

“OK, kamu juga harus siap!” balas Putri.

Kami memasuki area pertandingan. Dan langsung masuk ke Rise Walker.

Begitu juga dengan Shirayuki dengan pasangannya yaitu Hinata juga memasuki Aula dan masuk ke Graicenya yaitu Lord Archer. Kami Sudah siap untuk bertarung.

Rise langsung menyerang dengan Grill Laser. Tapi serangannya di panah dan menjadi dua mengenai derah lain. Rise terus menerus menyerang menggunakan Grill Laser dengan terus menambah kecepatan serangannya. Archer juga tidak mau kalah. Archer seperti sangat sigap menghadapi serangan Rise bahkan beberapa kali ganti menyerang Rise dan untungnya Rise berhasil menghindar. Sembari Terus menyerang dan berpindah tempat dengan cepat. Aku konsentrasi melihati  tubuh Archer. Tapi sayangnya Archer slalu bergerak jadi aku agak kesusahan untuk menepatkannya.

“Sudah belum, gerakannya semakin cepat! Aku sudah tidak bisa menambah kecepatannya!” Kata Putri tiba-tiba.

“Iya sebentar lagi!” kataku sambil Menghadap ke depan dan ternyata ada panah sangat besar mengarah ke Rise.

Aku Spontan menekan tombol arah ke kanan. Dan ada lagi panah besar mengarah Rise. Aku menghindarinya. Panah terus berdatangan aku terus menghindari dan melakukan Accel Invisible Max. Rise sudah ada di depan Archer dan memukulnya, tapi sayangnya Archer Juga. Tiba-tiba menghilang, dari belakang panah mengarah ke tubuh tengah Rise. Spontan aku membalikan Rise dan bersamaan menekan Tombol serangan Darurat 1 yaitu Grill Laser(Karena aku yang menghandle keseluruhan Rise dengan menggunakan kekuatanku). Dan aku langsung menekan Tombol Serangan 2 yaitu Dark Crash. Dan ternyata mengenainya. Aku langsung Mengeluarkan The Wall Grill Laser. Archer juga mengeluarkan sebuah panah Raksasa menahan seranganku. Aku ingin menang dalam pertandingan ini. Aku tekadkan dan mengeluarkan seluruh kemampuanku. Sepertinya Shirayuki Juga Sama, Dia memperbesar Panahnya dan lebih meruncingkannya lagi. Aku menekan Tombol Serangan Darurat 3 dan tombol Serangan Spesial.  Laser dari Rise semakin Lebar dan Tebal hampir menutupi Tubuh Rise. Tapi Sepertinya Shirayuki menambah kekuatannya juga. Aku semakin memperkuat serangannya dan  ku kendalikan Rise mendekati Archer. Aku Juga melihat tubuh Archer yang juga mendekati Rise. Kami saling menabrakan Graice serta Serangannya. Karena Tabrakan itu, Cahaya sangat terang timbul dari Graice Kami. Dan menyebabkan Gempa Bumi. Walaupun Aku merasakannya, tapi aku tetap Fokus pada Pertandingan. Kini Rise Sudah memegang Pedang dan kulihat Panah Archer berubah Warna menjadi Biru. Sepertinya kami memanggil senjata kami masing-masing. Archer terus menyerang Rise dengan Panahnya ke segala arah. Rise terus menangkis dengan Pedangnya dengan kecepatan penuh. Rise terus mendekati Archer, begitu juga Archer Yang terus mendekati Rise. Aku mengaktifkan Accel Invisible dan menyerang Archer dari belakang. Tapi Tiba-tiba Archer menghilang Dan dia sudah ada di kejauhan menyerang Rise. Aku melakukan Invisible dan terus meningkatkan kekuatanku. Kami saling Serang dan Saling Menghilang. Tiba-Tiba Saat kami (Rise dan Archer) sama-sama menghilang. Air sangat banyak dan besar mengguyur Rise dan Archer. Aku tidak bisa menggerakan Rise lagi karena tubuhnya beku. Aku lihat Archer Juga begitu, beku karena guyuran Air tadi. Miss Sherly datang di tengah-tengah kami dan menghentikan Pertandingannya.

Aku Keluar dari Rise bersama Putri yang sepertinya lemas Sekali. Aku, Putri, Shirayuki dan Hinata di kumpulkan oleh Miss Sherly. Kami di marahi habis-habisan karena pertandingan tadi, terutama aku dan Shirayuki.

Karena pertandinganku  dan Shirayuki, pertandingan lain terpaksa di batalkan. Kami kembali ke asrama masing-masing. Aula di perbaiki lagi untuk Kontes Besok.   

Aku ingat kalau aku berikan banyak tugas karena besok tidak masuk. Aku berencana belajar bersama dengan Putri besok. Aku mengambil Usephoneku dan menelpon Putri.

“Hallo Besok aku datang ya ke kamarmu! Bantu aku ngerjain tugas-tugas!” kataku

“Aku besok sibuk, jadi tidak bisa. Belum lagi aku juga mau ngerjain tugas-tugasku!” jawab Putri.

“Tolonglah! Kamu kan Cerdas! Jadi aku terbantu jika belajar denganmu!” agak paksa aku

“Gak Bisa! Di bilangin kok gak percaya!”jawab Putri dengan nada kesal.

“Ya udah lah! Padahal aku mau kasih tahu tentang 5 benda yang ada di buku itu!” Rayu aku.

“Emang kamu tahu apa?” tanya Putri seperti Penasaran.

“Aku tahu banyak lah! Ya udah…..!” kataku belum selesai sudah di potong oleh Putri.

“Ok Ok, Tapi Kita ketemuan di Taman Belakang Asrama ya!” kata Putri Terpaksa

“Ok! Besok akan aku kasih tahu!” jawab aku lalu aku tutup telponnya.

Esoknya kami ketemuan Di taman belakang. Aku membawa beberapa buku tugas, untuk mengerjakan tugasku dengan Putri.

“Apa Infonya?” tanya Putri.

“Ya Nanti, Ajari aku dulu!” balas aku.

“Mana tugasmu?” Pinta Putri

“Eits! Nanti dulu, aku bilangkan bantu bukan mengerjakan! Jadi aku aja yangt ngerjain nanti kalau aku salah kamu kasih tahu aku!” kata ku

“Ok Cepat ya!”

Kami belajar bersama, sampai larut. Putri mengajariku dengan Tulus. Kadang kami juga bercanda.Di akhir Pertemuan Putri menagih Janjinya.

“ Mana Infonya!”  tanya Putri.

“ Maaf Sebenarnya aku berbohong, tapi kamu senangkan belajar bersamaku!” kataku percaya diri.

 “Kamu!” kata Putri kesal dan Meninggalkanku.

Aku mengejarnya, dia terus berlari menghindariku. Saat Sampai Lorong Gedung Kelas 11. Aku meraih tangannnya dan menariknya. Karena tertarik tanganku badannya menghadap aku. Aku menciumnya mulutnya. Dia memberontak, tapi lama-kelamaan dia mulai menikmati. Aku melespaskan mulutku dari mulutnya.

“Maaf aku lancang! Sebenarnya aku masih suka sama kamu! Aku ingin kita seperti dulu lagi, tidak canggung seperti sekarang!” kataku jujur.

“Maaf aku gak bisa!” kata Putri langsung berbalik arah dan berlari ke asrama Wanita.

Aku mengejarnya tapi larinya cepat. Aku menyerah mengejarnya. Tapi mengapa aku merasa kalau Putri berbohong. Dia seperti meneteskan air mata tadi. Atau itu hanya perasaanku saja. Aku harus mewlupakan kejadian ini, agar tidak berlarut-larut. Dan itu bisa mengganggu konsentrasiku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!