Aku mengikuti Mr. Breat untuk mengambil peralatannya. Setelah semuanya siap.
“Ok hitungan ketiga dari sekarang latihan di mulai!” 1…. 2….. 3…… !” teriak Miss Sherly.
Aku berlari sejauh mungkin ke arah timur dan membawa bendera Jing. Aku menyembunyikannya di bawah pohon belakang semak-semak. Saat aku menaruhnya dari depanku seperti ada orang berlari cepat aku berlari ke seberang belakangku sambil mengumpat. Ternyata Mariana mengendap-endap sambil memandang kanan kiri dari arah baratku. Karena aku di berikan sebuah pistol mainan. Aku mencoba menembaknya. Aku paskan agar tepat, tapi beberapa detik peluru meleset ke samping kepalanya. Dia lari bersembunyi di semak-semak. Aku memutar dari arah utara untuk menembaknya dari belakang. Tapi saat aku mendekati pohon tadi, Mariana sudah tidak ada. Dari atas Mariana melompat ke arahku. Aku reflek menghindar, dan langsung berlari ke jarak tertentu. Dan dengan cepat aku menarik pelatuknya. Tanda merah tertempel di kostum perangnya. Mariana kembali ke camp untuk melaporkan bahwa dia sudah tertembak olehku. Aku penasaran mengapa Mariana naik ke atas tadi.Aku memanjat pohon yang ada di sampingku. Di atas tidak ada apa-apa. Aku segera turun. Baru satu langkah kaki kananku ku turunkan. Seseorang sepertinya mendekat. Dia ternyata Kolarov. Aku mengecek jarak tembak dan mengarahkan ke badannya. Lalu aku melepaskan pelatuknya. Tapi gagal karena dia berhasil menghindar. Tiba-tiba dia mengarahkan pistolnya dan mengarahkan ke arahku. Pelurunya sudah melayang ke arahku. Aku terjun ke bawah dan lari secepat dan sejauh mungkin dari situ.
Dia mungkin melihatku, tapi entah mengapa dia tidak mengejarku. Tiba-tiba “BRUKK!” aku bertabrakan. Sesaat aku tahu bahu badan yang ku tabrak. Aku memandang ke depan ternyata Putri dengan pistolnya yang sedang membersihkan tangannya dengan kostum perangnya.
“Kamu?” kata Putri mundur sambil menembakkan pistolnya ke arahku. Aku menghindar. Sambil menembakan juga ke tubuhnya. Aku berlari ke pohon di seberangku. Dia juga bersembunyi di balik pohon. Dia terlihat berlari ke pohon lain. Saat itu juga aku menembaknya. Tapi tidak mengenainya. Ganti aku berpindah ke pohon lain dan dia menembakku tapi tidak mengenainya. Aku dan Putri saling menembak. Hampir semua pohon yang kami lewati ada bercak merah karena terkena peluru warna tadi. Aku dan Putri berlari kesana ke mari sambil mengumpat dan menembakan ke tubuh masing-masing. Tapi tembakan kami tidak ada yang mengenainya. Sampai kami sangat dekat sekali dan saling mengacungkan pistol ke dahi masing-masing.
“Hebat juga kamu!” Puji Putri.
“Kamu juga? Kemampuanmu sangat hebat!” ganti puji aku.
“Oke dalam hitungan ke tiga kita berbalik dan berlari. Lalu setelah itu kita boleh saling menyerang!” saran Putri.
“Oke!” jawab aku.
“1” kata Putri
“2” kata aku.
“3” kata kami berbarengan.
Tiba-tiba ada peluru asli mengarah ke aku. Aku menghindar dan tiba-tiba ada banyak anak panah mengarah ke aku dan Putri. Entah mengapa aku bisa berpindah sangat cepat dari tempat aku berdiri berjarak sekitar 200 meter sambil menarik Putri.Sekarang aku bisa mengendalikan kekuatanku. Dari depan kami ada sekelompok orang bercadar. Mereka langsung menyerang kami. Aku dan Putri melawan mereka.
“Hati-hati mereka membawa senjata tajam sepertinya!” kataku pelan pada Putri.
“Oke! Kamu juga!” balas putri.
Dari belakang seperti ada yang mendekat, aku bisa merasakannya. Tak lama datang 2 ekor serigala. Karena keadanya tidak memungkinkan. Aku menggendong Putri dan berlari secepat mungkin ke arah Utara Hutan. Setelah cukup jauh aku berhenti, tapi aku masih tetap menggendongnya.
“Sudah turunkan aku!” kata Putri sambil menggerak-gerakan kakinya memberontak.
“ Iya! Iya!” kataku sambil melepaskan tanganku pelan-pelan.
“Makasih!” kata Putri pelan.
“Iya!” jawab aku.
“Aku mau istirahat dulu!” kataku sambil menurunkan badanku ke pohon di belakangku.
Putri juga ikut menurunkan badannya dan duduk di sampingku. Kami diam tak berkata apa-apa. Aku lama-lama mengantuk. Dan tak lama aku tertidur.
Aku terbangun, aku sudah berpelukan dengan Putri. Entah mengapa aku menjadi nyaman. Mungkin karena aku rindu pelukannya dan sekarang dia memelukku. Perasaan ini sangat hangat dan nyaman. Aku memindahkan tangannya dan mengeluarkan tubuhku dari rangkulannya pelan-pelan. Aku ingat kalau aku sedang latihan dengan peserta yang lain. Aku memandangi wajah Putri. Aku mulai mengelus kepalanya. Dan turun kebawah ke perutnya. Aku menggerak-gerakkan tubuhnya. Sambil memanggil namanya.
“Putri! Putri!” kataku.
Dia bangun dan pelan-pelan membuka matanya.
“Oh kamu! Aku ketiduran tadi !” kata dia lalu berdiri.
“Kita sekarang di bagian mana hutan?” tanya Putri.
“Aku juga tidak tahu! Tapi tadi kita berlari dari arah sana!” kataku sambil menunjukkan arahnya dengan Jariku.
“Ayo kita ke sana!” ajak Putri.
Aku dan Putri berjalan ke arah yang tadi ku tunjuk. Hari sudah mulai gelap dan sepertinya sudah sekitar Pukul 5 sore. Kami tetap menyusuri jalan ke arah yang tadi ku tunjuk. Kami sudah berjalan selama setengah jam tapi, kami belum menemukan seseorang. Dari depan muncul seekor harimau. Aku dan Putri kaget dan sedikit takut. Kami memundurkan badan pelan-pelan menjauhinya. Harimau itu melihat kami. Aku dan Putri langsung berlari ke kanan kami. Aku menarik Putri kencang dan menambah kecepatan lariku. Aku berlari semakin cepat dan kadang melompat jika ada dahan yang menghalangi. Tiba-tiba
“Arrgghh!” Putri mendesah kesakitan.
Dia tersandung dahan. Depan kakinya terluka. Aku berjongkok sambil menaruh tangan di belakang punggung sebagai tumpuan sambil berkata “ Ayo naik!”.
“Tidak usah! Nanti kamu keberatan!” kata Putri.
Aku merasakan dari belakang harimau itu sudah mendekati kami. Aku langsung menggendongnya. Dan berlari sekuat tenaga. Aku ingin cepat lagi. Aku terus berusaha berlari lebih cepat lagi. Tiba-tiba “BRUKK!” aku menabrak sesuatu. Putri terpental kebelakang dan aku terjatuh. Aku sepertinya mengenal suara ini(suara orang yang ku tabrak), pikirku. Aku pelan-pelan menatap ke depan. Dan ternyata Shirayuki dengan Pasangannya yaitu Draco.
”Kalian! Syukurlah ada kalian!” kataku.
“Kalian kenapa sangat terburu-buru begitu? Terus Bukannya kamu pasangannya dengan Yang-Yang?” tanya Shirayuki bingung.
“Ya karena Game ini aku dan Jing terpisah. Dan aku bertemu dengan Putri. Tak lama aku bertemu dengannya kami tiba-tiba diserang segerombolan orang bercadar dari belakang otomatis kami menghindar dan membela diri. Lalu kalian sendiri kenapa seperti di kejar sesuatu?” kataku.
“Sama seperti kalian kami juga diserang segerombolan orang bercadar!” Jawab Shirayuki.
“Sepertinya mereka masih musuh kita saat misi 073 dulu!” Tebak Shirayuki.
“Mungkin sih! Dulu ada yang sempat bilang bahwa beberapa ada yang lolos sekarang sepertinya mereka balas dendam pada kita!” tambah aku.
“Tunggu! Apa maksud kalian sih? Misi apa?” tanya Putri Bingung.
“Iya Sebelum aku bertemu denganmu. Tepatnya saat Semester 1 kami ikut sebuah misi, yang Di perintahkan oleh PHS Industry, London. Misi itu kami harus membantu para Agen. Kita meringkus para agen gelap pembunuh. Mereka orang pembunuh bayaran yang sudah banyak membunuh orang lain!” Jelas aku.
“Oh gitu! Tapi kenapa mereka bisa tahu kalau kita disini? Kan yang tahu hanya orang dalam saja!” kata Putri.
“Iya sih! Seharusnya mereka tidak tahu kita di sini! Sepertinya ada musuh yang ikut dengan kita!” Tambah Shirayuki.
“Sebaiknya kita kembali ke Camp saja!” kataku menyarankan.
“Iya!” jawab Putri.
Kami berjalan ke arah depan kami.
“ Kamu tahu jalannya kan?” tanya Putri.
“Tidak, aku tidak tahu!” jawab Shirayuki.
Kami memutuskan untuk terus jalan ke depan. Tak lama kemudian kami mendengar suara dari kejauhan.
“Hooooooiiiii” Teriak Mr. Breat bersama beberapa orang lainnya.
“Untung kita bertemu!” Kata Valen setelah dekat dengan kami.
“Kok Cuma Segini? Yang lain mana?” tanyaku heran.
“Ya! Aku Juga tidak tahu! Aku bertemu dengan Dyrot dan tiba-tiba dua orang bercadar menyerang kami! Kami berlari dari mereka. Saat kami berlari kami bertabrakan dengan Erick , Valen ,Robby dan Jessica! Kami terkepung oleh Orang-orang bercadar itu! Kami bisa mengalahkannya tapi mereka datang lebih banyak lagi. Dan yang datang mereka membawa senjata semua! Belum lagi mereka yang kami kalahkan bangkit lagi dan kami bertarung lagi! Datang 3 orang lagi yang lebih kekar! Kami memutuskan lari sekuat tenaga! Dan akhirnya kami bisa lolos. Tak lama kemudian kalian datang!” Terang Mr. Breat.
“Berarti tak hanya kami yang di serang!” tambah aku.
“Kalian di serang Juga?” Tanya Jessica.
“Kami Juga di serang tapi kami berhasil lolos, lalu kami bertemu kalian!” Jelas Shirayuki.
“Ya sudah kita cari yang lainya dulu?” Saran Mr. Breat.
Kami berjalan ke Kiri kami. Kami sudah menyusuri hutan selama setengah jam tapi belum menemukan siapa-siapa. Memang hutan ini luas belum lagi pohonnya rindang jadi kami kesusahan mencari yang lainnya.
“Semuanya pada di mana ya? Kita belum menemukan siapa-siapa!” keluh Putri.
“Iya ya!” balas aku.
“Iya telaganya juga belum terlihat!” tambah Jessica.
“Sepertinya kita salah arah!” kataku.
“Kamu kenapa, seperti kebingungan begitu?” tanya Mr. Breat Pada Shirayuki sambil menunjuknya.
“Iya, aku baru sadar kalau Draco tiba-tiba hilang!” jawab Shirayuki.
“Iya ya! Tadi waktu kita kumpul masih ada!” tambah aku.
“Iya tadi aku juga lihat ada seorang laki-laki yang bersamamu!” kata Dyrot.
“Ya sudah kita lanjutkan mencari! Mungkin kita akan ketemu lagi!” saran Mr. Breat.
“Tapi kita mau ke arah mana? Dari tadi kita sudah berjalan tapi belum bertemu mereka!” kataku.
“Oke Coba kita ke arah kanan!” kata Mr. Breat.
Kami berjalan lagi ke kanan kami. Belum lama berjalan aku merasakan seperti banyak orang akan melewati kami.
“Ayo kita sembunyi dulu! Akan ada banyak orang yang lewat sepertinya mereka yang tadi menyerang kita!” perintah aku.
“Aku tidak melihat siapa-siapa?” kata Erick
“Ya dia benar, ayo kita sembunyi dulu!” kata Mr. Breat sambil berjalan cepat ke belakang barisan pohon yang ada di samping kami.
Kami bersembunyi di semak-semak dan Pohon-pohon besar. Tak lama kemudian Orang –Orang bercadar itu Muncul dari arah depan tadi kami berdiri. Dan tiba-tiba aku mendapat bayangan seperti dua orang terluka parah. Setelah mereka lewat aku langsung lari ke arah mereka tadi, sambil berkata “Ayo ikuti aku!”.
“Ada apa? Kenapa kau terburu-buru?” tanya Mr Breat padaku sambil berlari mengikutiku.
“Ada orang terkapar di sana!” kataku keras.
“Kamu tahu dari mana?” kata Jessica sambil menghentikan aku berlari.
“Diam semua!” kata Putri.
Putri berjalan pelan-pelan ke depan membuka semak-semak besar yang sekarang ada di sampingnya.
“Arrrrgghh! Lihat!” teriak Putri agak Histeris.
Kami berlari melihat ke semak-semak itu. Dan ternyata Ronald dan Mariana terbunuh dengan Pisau menancap di pinggang mereka. Kami mengeluarkan tubuhnya dari semak-semak dan menyandarkannya ke pohon Beringin di depan kami saat ini.
“Mereka benar-benar kejam!” kata Valen.
“Iya mereka Biadap!” kata Putri dengan, nada Emosi.
“Sudah! Sudah! Kalian tidak usah emosi begitu! Sekarang kita bagi 3 tim Shirayuki, Kento dan Putri!” kata Mr Breat.
“Iya!” kata Aku, Shirayuki dan Putri hampir berbarengan.
“Kalian Cari yang lain sampai ketemu, dan tetap berhati-hati! Jangan lupa Beri tanda setiap kalian melewati jalannya!” kata Mr Breat tegas.
“Valen, Jessica dan Robby jaga tubuh Ronald dan Mariana!” kata Mr. Breat.
“Siap!” kata mereka berbarengan.
“Sedangkan aku, Dyrot dan Erick akan Membuat Lubang untuk mengubur Jasad Ronald dan Mariana!” kata Mr. Breat.
“Sekarang jalankan dan tetap berhati-hati!” tambah Mr Breat.
Lalu aku, Shirayuki dan Putri berjalan ke arah kiri kita. Kami berjalan sambil memanggil nama-nama mereka. Aku mengambil sebuah kayu tajam. Dan memberi tanda silang dan bintang pada pohon di belakang kami tadi. Kami terus Berjalan tapi belum menemukan siapa-siapa. Sudah banyak Pohon yang sudah kami tandai.
“Kita istirahat dulu! Kalian gak capek?” kata Putri sambil berjalan pelan ke sebuah pohon besar di dekat kami.
“Ya sudah kita Istirahat dulu!” kata ku sambil berjalan mendekati Putri.
“Awas!” teriak aku sambil mendorong Shirayuki yang ada di sampingku.
“Dari mana belati-belati ini!” kata Shirayuki.
Aku, Putri dan Shirayuki berkumpul saling membelakangi dan bersikap waspada. Tiba-tiba datang beberapa belati kecil lagi mengarah ke kami. Kamipun menghindarinya. Dan dari depan dan belakangku muncul 6 orang bercadar memegang pisau belati. Kami menyerang mereka. Aku memperhatikan gerakan mereka dan mencari celah untuk memukul tubuh mereka. Saat salah satu dari mereka mengarahkan pisau belatinya ke wajahku, aku dengan cepat merunduk dan menendang kaki orang bercadar yang ada di sampingku dan aku menempa belatinya tadi ke samping kirinya. Salah satu dari mereka terkena belati itu. Aku langsung berlari ke Putri dan membantunya. Dari belakang aku melompat dan menendang kedua punggung orang bercadar itu. Kami bertiga Saling membelakangi lagi. Dan menangkis semua serangan mereka. Gerakan mereka semakin cepat. Putri dan Shirayuki kewalahan dan mulai keletihan. Aku ingin segera membunuh mereka. Gerakanku semakin cepat, tubuhku semakin panas. Aku mendorong Shirayuki dan Putri ke samping dan berkelahi dengan mereka sendiri. Aku seperti di kuasai seseorang. Gerakanku semakin cepat dan aku memukul salah satu dari mereka. Saat mereka memukulku berbarengan, aku menangkisnya dengan tanganku. Dan ganti memukul mereka hampir berbarengan dengan sangat cepat. Aku terus memukulinya. Mereka terkapar dan tiba-tiba badanku lemas, aku tak sadarkan diri.
Aku bangun sudah ada dua cewek di sampingku, mereka tertidur pulas bersandar di bahuku sambil memegang tanganku. Aku menggerak-gerakan tanganku pelan-pelan dan menggoyangkan badanku pelan-pelan agar mereka tidak terbangun. Tapi saat aku memajukan badanku pelan-pelan, mereka terbangun.
“Oh kamu sudah sadar!” kata Shirayuki bangun sambil memandangku.
“Kamu tadi kenapa? Sudah sering sekali loh!” tanya Putri.
“Aku juga tidak tahu, tiba-tiba kepalaku pusing dan aku langsung pingsan!” jawab aku.
“Sudahlah! Dia juga tidak apa-apa!” kata Shirayuki lagi.
“Oh ya! Sekarang sudah gelap sekali sebaiknya kita kembali saja!” saran aku.
“Tapi kita belum menemukan Miss Sherly dan yang lain!” Tahan Putri.
“Iya betul katanya! Sebaiknya kita kembali! takutnya Mr Breat juga di serang atau Miss Sherly sudah bertemu dengan mereka!” tambah Shirayuki.
“Ya sudahlah!” kata Putri mengalah.
Kami berjalan ke arah tadi kami berangkat. Tak lama “Grrrrrttt!” bunyi perut Putri, yang sepertinya dia lapar.
“Kamu lapar?” tanya aku pada Putri.
“Iya! Tadi aku Cuma makan sedikit!” kata Putri pelan.
“Ya sudah kalian tunggu sini! Akan kucarikan buah!” kata Shirayuki.
Kami beristirahat di bawah pohon yang terdekat dengan kami. Tak lama kemudian Shirayuki datang membawa beberapa buah apel dan Pear. Kami beristirahat lagi dan memakan buah-buah itu. Kami berjalan lagi, mengikuti jalan yang tadi pohonnya sudah di beri tanda. Mereka sudah terlihat dan sepertinya bertambah.
“Kalian sudah kembali!” kata Dyrot.
“Kalian gak apa-apa?” tanya Mr. Breat pada kami.
“Kami gak apa-apa, tapi kami tidak menemukan mereka!” jelas aku.
“Yang lain mana?” tanya Putri pada Arnold yang baru saja datang.
“Tadi Aku dan Miss Sherly terpisah! Kami di serang oleh orang bercadar. Aku dan Miss Sherly melarikan diri tapi kami terpisah!” kata Arnold.
“Aku Juga tapi tak lama kemudian Aku bertemu Arnold dan kami mencari kalian!” tambah Jing.
“Ok kita Cari dulu mereka jika dalam waktu dua jam belum ketemu kita akan pulang!” Kata Mr Breat.
“Ok!” jawab aku.
“Tapi kita tetap bersama! Aku takut kalau kita berpencar kita akan terbunuh lagi!” tambah Mr Breat.
Kami berjalan ke arah yang berlawanan dari tadi Aku, Shirayuki dan Putri berjalan. Sudah sekitar setengah jam kami berjalan tapi mereka belum juga bertemu. Aku mendapat bayangan lagi bahwa kita akan di serang anak panah.
“Awas! Kita akan di serang! Hati-hati!” kataku keras.
“Ok!” kata Jing
“ Ok!” kata Putri Juga.
Tiba-tiba ada anak panah menyerang aku. Dan tak lama kemudian beberapa belati melayang menyerang kami dan beberapa anak panah.
“Ayo kita renggangkan! Hati-hati!” kata Mr Breat.
“Siap!” kata kami berbarengan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments