Dua hari setelah kejadian di gua bersama Jing. Aku dan Putri kembali berlatih. Tetapi kami sekarang kesulitan untuk terhubung dengan Graice. Biasanya tidak sampai 2 menit kami sudah terhubung tapi sudah 5 menit kami belum terhubung. Dan kami mencoba berkali-kali agar bisa tersambung dan akhirnya pada percobaan ke 4 dalam waktu 2 menit kami terhubung dan Rise aktif.
“Kenapa yak ok sekarang lama?” tanya Putri bingung sambil melirikku.
“Aku juga gak tahu!”
“Padahal dulu gak sampai 2 menit sekarang menjadi parah sampai 4 kali pengaktifan baru bisa, jangan-jangan saat aku sakit kemarin kamu ketemu dengan cewek lain!” tuduh Putri.
“Kok kamu bisa berpikiran seperti itu?”
“Itu buktinya, Miss Sherly udah ngomongkan kalau Graice bisa terhubung kalau kita saling memahami!”
“Iya, itu aku juga tahu, tapi apa hubungannya?”
“Ya ada lah! Kalau kita masih saling memahami gak mungkin jadi seperti ini!”
“Jadi aku yang salah!”
“Iya, kemarin kamu pergi sama siapa?”
“Aku gak pergi ke mana-mana. Tahu sendiri kan aku sering jenguk kamu.!”
“Itukan baru hari-hari ini! Terus 3 hari kemarin kamu kemana?”
Kami bertengkar hebat. Kami pergi dari tempat latihan dan ke kamar masing-masing. Aku juga dengar kalau Arnold dan Jing juga melambat. Mereka bisa terhubung paling cepat 9 menit. Untuk hari ini aku banyak beristirahat dan jarang melakukan aktivitas.
Esoknya aku dan Putri mencoba lagi. Dan semakin lama ,semakin lama juga terhubungnya.
“Kalau kalian seperti ini terus kalian bisa langsung gugur di babak awal kontes nanti!” kata Miss Sherly
“Saya ganti pasangan saja!” tambah Miss Sherly lagi.
“Terserah Miss saja! Lagian dia juga sudah menyerah!” kata Putri memanasi keadaan.
“Aku gak menyerah kamunya aja yang nggak bisa focus!” balas aku.
“Sudah-sudah! Kalian jangan bertengkar di depan ku!” kata Miss Sherly.
Miss Sherly pergi ke belakang aula menjemput Jing dan Arnold dan membawanya ke aku dan Putri.
“Ok kalian akan saya tukar! Jadi Arnold dengan Putri memakai Tree Wave dan Kento dan Yang Yang akan memakai Rise Walker!” kata Miss Sherly
“Tapi Miss!” kata Putri Dan Arnold berbarengan.
“Sudah! Sudah aku Putuskan! Kalian coba aja Dulu!” kata Miss Sherly dengan suara meninggi.
Arnold dan Putri menurut dan mencoba Tree Wave. Aku dan Jing Juga bersiap-siap. Awalnya aku tidak yakin untuk berhasil. Tapi aku membayangkan saat Jing tertimpa masalah yang seperti Jing ceritakan padaku. Dan aku mencoba untuk reileks dan percaya padanya, seperti yang tadi dia katakan sebelum mencobanya. Aku dan Jing memasuki Ruang kendali berbarengan. Aku mengelus badan Rise Walker dan berharap pada Rise agar berhasil. Saat menyentuh kendali aku membayangkan saat Jing menyentuhku kemarin. Tak lama kemudian.
“Selamat Kalian telah Terhubung!” kata Rise walker.
Aku kaget ternyata kami bisa menghubungkannya dan ada sebuah keanehan. Di Tombol Kontrol muncul tombol lagi yang sebelumnya tidak ada. Aku menyalakan speaker untuk berbicara dengan Jing.
“Yang-Yang, ada tombol baru di papan tombol! Ini tombol apa?”
“Coba saja! Aku juga tidak tahu!”
“Ok saya coba ya!”
Setelah menutup mikrofonnya. Aku memencet tombolnya. Tapi Rise Walker tidak bereaksi apa-apa. Akupun menyalakan mikrofonnya lagi dan bertanya pada Jing.
“Kok tidak berfungsi”
“Lihat!” teriak Jing.
Tiba-tiba Rise mengeluarkan Meriam-meriam kecil yang menembakan ke segala arah. Aku tahu Tombol itu berfungsi tapi membutuhkan waktu untuk melancarkan serangannya. Dan untungnya tembakannya tidak kencang jadi tidak mencangkup ke seluruh ruangan. Tapi ada dua sisi tembok yang hancur karena serangan tadi. Tiba-tiba ada gemerlap cahaya yang terang dari sisi kanan aula belakang. Aku turun dari Graice dan ternyata cahaya tadi berasal dari Tree Wave. Dari belakang Jing menepuk pundakku dan Berkata “Sepertinya mereka sama seperti kita, Sebelumnya saat aku mengemudikannya belum ada teknik seperti itu!”
“Mereka sepertinya ingin menyaingi kita, terutama si cewek gila itu. Pasti dia ingin balas dendam denganku.” kataku sambil memandang Putri dengan Jengkel. Putri dan Arnold mendekat ke arah kami. Dan aku dengan Jing juga mendekati mereka. Saat kami sudah dekat. Kami saling memandang jengkel satu sama lain.
“Ayo kita battle!” kata aku dan Putri berbarengan.
“Ayo! Baguslah kalau kamu tahu!” kataku.
“Ok! Siapa takut! Besok di jam yang sama seperti tadi pagi kita kumpul di sini!” kata Putri sembari tetap memandangiku.
“Tapi partnermu juga harus ada, jangan kabur!”
“Ak…!” kata Jing belum selesai, lalu aku potong.
“Partnermu harus benar-benar Siap. Nanti pingsan lagi. Kamu juga! Hehheheheee…..!” kataku sambil agak tertawa.
“Ok aku gak akan kalah!” kata Putri.
“Ada apa kalian kumpul di sini?” tanya Miss Sherly dengan nada tinggi.
“Besok Ibu harus jadi wasit untuk latih tanding besok!” tekan aku.
“Iya ibu harus melihatnya! Siapa yang pecundang aku atau dia!” Kata Putri sambil menunjuk ke wajahku.
“Tidak ada latih tanding! Aku tidak mengijinkannya!” tegas Miss Sherly
“Tapi Bu! Kata aku dan Putri berbarengan!
“Kalian mau diganti oleh peserta lain?” kata Miss Sherly dengan nada marah.
Aku dan Putri bubar dan pergi ke kamar masing-masing.
Karena pertikaian aku dan Putri beberapa hal mengenai kontes jadi tertunda. Aku dan Putri bekerja sendiri-sendiri. Jadi Panitia terbagi menjadi dua kubu yaitu Kubu aku dan Kubu Putri. Kami mengerjakan Tugas kami tanpa meminta bantuan kubu lain.
Aku berangkat sekolah seperti biasa. Saat keluar pintu asrama laki-laki. Banyak orang berkumpul di lapangan depan. Aku penasaran mengapa mereka berkumpul seperti itu. Ternyata sebagian murid itu memandangi beberapa peserta kontes dari sekolah lain yang baru saja datang. Aku memandangi juga, ada seseorang dari mereka yang sepertinya sering memandangiku. Tapi saat aku memandangi mereka, tidak ada yang memandangiku. Aku pikir hanya perasaanku saja. Tapi saat aku berbalik berjalan beberapa langkah, sebuah pisau kecil mengarah ke punggungku. Reflex aku berbalik dan menangkap pisau itu. Aku langsung melirik ke arah gerombolan peserta kontes dari sekolah lain itu. Tapi mereka tidak ada yang mencurigakan. Aku melihat pisau itu lagi, di sampingnya ada kertas kecil di gulung kecil. Kertas itu berisi tulisan “Aku akan mengalahkanmu!”. Aku membuang pisau dan kertas itu ke tong sampah. Aku kembali ke kelas. Dan sepertinya Tony sudah duluan ke kelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments