Semalaman Jery tak bisa memejamkan mata sama sekali setelah membaca kertas hasil laporan pemeriksaan Adara berikut foto hasil pemeriksaan USG Adara tentang kehamilan Adara yang kedua
semalaman mata itu terbuka tanpa bisa menutupnya, matanya terus memandangi wajah Adara dengan tatapan yang sulit untuk di artikan
ketika Jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 pagi, Adara mulai membuka matanya dan duduk sambil meregangkan tubuhnya yang lelah setelah bangun tidur "hoam" Adara menutup mulutnya yang menguap karena baru saja bangun tidur
“apa ini” sentak Jery menunjukan kertas hasil pemeriksaan Adara dengan keterangan hamil di sana pada Adara yang baru saja membuka mata
Adara melirik ke arah kertas yang di pegang Jery, yang memang sengaja Adara letakan agar Jery bisa melihatnya dengan jelas bahwa dirinya kini sedang hamil “bukankah tuan bisa membaca jadi pasti tuan bisa mengerti apa hasil pemeriksaan di situ, sebab hasil laporannya berbahasa Inggris, tentulah anda bisa membacanya berbeda kalau kalau memakai bahasa Korea anda pasti akan kesulitan membacanya ” balas Adara dengan santainya akan reaksi Jery yang terlihat jelas sekali kalau ia tidak suka akan kehamilan Adara
“apa ini!” ulang Jery dengan suara tinggi memekakan telinga
Adara menatap lekat wajah Jery “bukankah tertera jelas di situ kalau aku sedang hamil dan usianya sudah 7 minggu, karena itu pemeriksaan dua minggu lalu jadi ini sudah 9 minggu” balas Adara dengan santai akan kabar kehamilannya
toh ia hamil dengan suaminya bukan hamil dengan pria lain jadi ia tidak takut sama sekali dengan reaksi Jery akan kabar kehamilannya
“apa” Jery begitu terkejut mendengarnya walaupun ia sudah membaca laporan pemeriksaan Adara yang kini sedang hamil anaknya tapi tetap saja hal itu membuatnya sangat terkejut sebab ia sudah berulang kali melarang Adara untuk hamil
“ Bagaimana bisa kamu hamil Adara ” Tanya Jery dengan raut wajah kesalnya
“tentu saja bisa, karena aku kan seorang istri yang punya suami dan kamu menyentuhku serta menanamkan benih di tubuhku jadi aku pasti bisa hamil lah” balas Adara dengan santainya
“aku kan sudah memintamu meminum obat pencegah kehamilan” sentak Jery tidak terima dengan kehamilan Adara
“aku melupakannya saat itu” balas Adara dengan santai akan dirinya yang mengatakan lupa padahal ia sengaja
Adara membuka selimutnya dan berniat turun dari ranjang “gugurkan saja” titah Jery dengan suara lantang membuat langkah Adara langsung terhenti
Adara menoleh ke arah Jery dengan tatapan tidak percaya bahwa dengan teganya Jery meminta ia menggugurkan anaknya, anak kandungnya sendiri “apa kamu bilang” Adara tidak menyangka akan mendengar ini dari mulut Jery sendiri
hatinya begitu hancur kala ia mendengar permintaan suaminya untuk menggugurkan janin yang masihlah sangat kecil tak lebih besar dari biji kelereng
“gugurkan saja aku gak mau orang tahu tentang kehamilanmu dan mengakibatkan karirku hancur” ucap Jery dengan kurang ajarnya
Adara memegang kuat perutnya yang masih rata, hatinya luluh lantah mendengar permintaan suaminya “sudah kuduga akan mendengar ini darimu, kamu ceraikan saja aku jika kamu terlalu takut pernikahan kita tersebar dan menghancurkan karirmu, ceraikan saja aku” teriak Adara dengan suara lantangnya
Jery menyorot tajam ke arah Adara “apa kamu gila, aku gak akan pernah menceraikanmu” balas Jery
Adara langsung mengambil sesuatu dari dalam laci meja riasnya dan menyerahkannya pada Jery dengan kasar “bersamamu lah yang bisa membuatku gila, aku sudah tanda tangan surat cerai kita, kamu tandangan dan kau bisa langsung mengurusnya di kantor catatan sipil, aku sudah tidak sanggup hidup denganmu ” ucap Adara dengan tatapan tajamnya
Jery langsung merobek kertas itu menjadi puing-puing kecil dan menghamburkannya di lantai begitu saja “tidak akan pernah ada kata cerai di antara kita, sampai matipun kamu akan tetap jadi istriku, lebih baik kamu gugurkan saja kandungan kamu” Jery berlalu pergi meninggalkan Adara dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri mengabaikan hati Adara yang begitu terluka akan ucapan Jery
Adara menangis lirih akan pemikiran Jery yang tidak mau melepasnya namun tidak mau ia hamil anaknya
***
Adara dan Jery sarapan bersama dengan Ken seperti pasangan yang saling mencintai di depan Ken, hal yang menjadi rutinitas Adara dan Jery setiap harinya namun itu hanyalah sebuah kepalsuan saja
mereka tidak akan pernah menampakan ketidakharmonisan pernikahan mereka di depan Ken “ayah sudah tahu belum kalau mama sedang hamil” Tanya Ken dengan wajah polosnya
Jery menyorot tajam Adara yang kini sedang menunduk tak berani menatap wajahnya “ayah baru tahu sayang” Jery mengusap kepala Ken dengan sayang
“Ken senang banget mau punya adik yah, bahkan kakek dan nenek juga senang banget loh karena Ken akan punya adik” terus Ken
Jery mengernyitkan dahinya “kakek dan nenek sudah tahu kalau mama sedang hamil” Tanya Jery lagi
"sudah yah, kakek dan nenek langsung tahu kalau mama hamil setelah mama pulang dari Korea" balas Ken
"mereka pasti sangat bahagia ya" tanya Jery
"iya yah bahkan kemarin sebelum ayah pulang kakek dan nenek datang membawakan vitamin untuk mama bahkan banyak sekali buah yang di bawa kakek dan nenek karena sangat bahagia dengan kehadiran adik Ken, Ken juga dapat hadiah dari kakek dan nenek loh yah” ucap Ken dengan girangnya menceritakan kehamilan Adara serta hadiah yang di berikan kakek dan neneknya padanya saat terakhir datang
Jery mendengarkan saja cerita Ken tanpa menyelanya, karena Jery bisa melihat kalau Ken begitu bahagia dengan kabar kehamilan Adara jadi bagaimana bisa ia merusak kebahagiaan putera tersayangnya itu
“Ken berangkat sekolah dulu ya mah, yah” pamit Ken mencium pipi Adara dan Jery secara bergantian sebelum berangkat sekolah bersama pengasuh Ken
Adara dan Jery melambaikan tangannya ke arah mobil yang mengantar Ken berangkat sekolah
Adara langsung berjalan kembali ke arah kamarnya untuk bersiap ke kampus untuk mengajar seperti biasa “tunggu Adara” teriak Jery namun di abaikan oleh Adara
“Adara” Jery terus mengejar langkah Adara yang begitu cepat
Tepat saat Adara akan membuka pintu Jery menahan tangan Adara “aku bilang tunggu, kamu tidak dengar “ Tanya Jery dengan suara lantangnya
Adara melepaskan tangan Jery dengan kasar “tidak ada yang perlu kita bicarakan, aku akan mengajukan gugatan perceraian ke pengadilan secepatnya baik kamu setuju maupun tidak” ucap Adara dengan tegas
“sudah berapa kali aku bilang kalau tidak akan ada perceraian di antara kita, sampai mati kamu akan tetap menjadi istriku” sentak Jery
Adara mengernyitkan dahinya “sebenarnya apa yang kamu inginkan hah!” teriak Adara yang mulai lelah menghadapi Jery
“aku mau kamu gugurkan bayi itu” balas Jery dengan suara lantang
Adara menatap tajam ke arah Jery "kamu gila Jery, Gila! " teriak Adara
"aku tidak peduli, aku mau kamu gugurkan anak itu, dan tidak akan ada kata berpisah, kita hanya akan mempunyai Ken di hidup kita" tegas Jery
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
Uthie
Anehhh 🤨
2024-06-20
0