Hari lamaran pun tiba, keluarga besar Adara dan mantan suaminya berkumpul di rumah orang tua Adara untuk menjalani proses lamaran yang sudah di persiapkan kedua belah pihak keluarga
Sekitar Jam delapan malam acara lamaran pun di mulai dengan riak gembira orang-orang yang bersyukur bahwa Adara akan kembali menikah setelah dua bulan menjanda karena di tinggal meninggal sang suami
tapi biarpun semua orang terlihat bahagia akan kabar pernikahan Adara, itu tidak berlaku bagi Adara yang hanya menatap sengit kehidupan yang seolah mempermainkannya dengan begitu mudahnya
jalan kehidupan yang sama sekali tak bisa ia kendalikan sesuai keinginannya, apakah tuhan sedang mempermainkan takdirnya yang hanya seorang hamba kecil...
“selamat malam pak” ucap Sandi susanto, ayah dari mendiang suami Adara, mengajak bersalaman dengan Sofyan sebagai sapaan atas kedatangan keluarga besarnya untuk kembali melamar Adara mewakili keponakannya, anak dari adik Sandi yang akan menikahi Adara nanti
“malam Sandi, ayo masuk” Sofyan mengajak rombongan keluarga Adrian untuk memasuki rumah sederhananya agar acara lamaran bisa segera di mulai
Kini Kedua keluarga duduk saling berhadapan untuk memulai prosesi lamaran Adara yang kedua kalinya. Sandi berdiri mewakili orang tua calon suami Adara untuk memulai prosesi acara “selamat malam pak Sofyan, kami sekeluarga datang untuk melamar putri bapak untuk menjadi istri anak kami ” ucap Sandi Susanto memulai pembicaraan sedangkan Adara hanya terdiam dan menunduk tanpa mau ikut bergabung dalam hiruk pikuk obrolan yang tak penting menurutnya
Acara pun terbilang cukup lancar dan berjalan dengan cukup cepat sehingga sudah mendapat kepastian kapan akan di laksanakan pernikahan Adara dengan sepupu dari Adrian yang akan di laksanakan seetlah Adara melahirkan nanti
“sesuai dengan pembicaraan awal kita tentang pernikahan ini, bahwa keponakan saya akan membawa putri bapak dan cucu saya tinggal di negara tempat ia tinggal, tapi ada satu hal permasalahan yang perlu dibahas keponakan saya" Sandi menatap kedua orang tua Adara secara bergantian " dia ingin merahasiakan pernikahan mereka karena ini menyangkut pekerjaannya sebagai publik figur” ucap Sandi membuka obrolan yang sudah pernah di bahas sebelumnya "karena rasanya pernikahan mereka bisa menghambat karir keponakan saya " jelas Sandi akan niatan keponakannya untuk merahasiakan pernikahan mereka
sofyan yang sudah tahu sejak awal pembahasan ini hanya tersenyum karena ia tidak keberatan sama sekali selagi suami Adara nanti tetap bertanggung jawab pada Adara dan anak Adara nanti
“kami tak masalah pak" Sofyan memandangi pasangan paruh baya yang di ketahui sebagai orang tua dari calon suami Adara dengan senyum tipisnya "yang penting dia bisa bertanggung jawab sebagai suami dan seorang ayah untuk anak dalam kandungan Adara nantinya ” balas sofyan dengan ikhlas menerima persayaratan pernikahan yang akan segera di laksanakan setelah Adara melahirkan nanti
“tentu saja pak, keponakan saya pasti akan bertanggung jawab pada Adara dan juga anak yang ada dalam kandungan Adara, karena walau itu bukan anak kandungnya tapi tetap saja anak Adara masih memiliki kekerabatan dengannya ” balas Sandi sesuai dengan kesepakatan keluarga besarnya sebelum ini
Adara hanya tersenyum kecut mendengar itu semua “mereka seperti menjual ku saja” batin Adara bermonolog saat mereka sedang tawar menawar tentang prosesi pernikahannya bersama pria yang ada tepat di hadapannya
“tunggu sebentar” ucap Adara menatap lurus wajah calon suaminya yang bernama Jery Zhou Yang, di mana posisi calon suaminya memang berada tepat di hadapan Adara
Jery Zhou Yang, pria berusia 28 tahun, ia adalah aktris di tiongkok, dia pria keturunan campuran tiongkok dan Indonesia, tapi ia dan keluarganya tinggal di tiongkok sejak usia Jery 4 tahun. Ibu Jery adalah adik bungsu dari Sandi, ayah dari Adrian jadi Jery masihlah kerabat dekat walaupun mereka terpisah jauh tinggal di belahan negara berbeda
Adara mengangkat wajahnya menatap orang-orang di hadapannya lalu beralih pada pria yang akan di nikahinya sebentar lagi “seperti dirinya yang punya permintaan dengan tak ingin pernikahan ini di publikasikan aku juga punya satu permintaan” ucap Adara pada Jery
“hei nak, jangan tidak sopan” ucap sofyan merasa tidak benar jika Adara memberikan syarat sebab sudah untung ada pria yang mau menikahi Adara di tengah kondisi Adara yang sedang hamil besar saat ini jadi harusnya Adara tidak banyak permintaan
Adara menatap tajam ayahnya “maaf ayah, ini adalah pernikahanku tentu aku harus bersuara akan hidup yang akan aku jalani nantinya agar tidak ada penyesalan nantinya saat aku menerima pernikahan ini” ucap Adara dengan yakin bahwa ia harus mengeluarkan pendapatnya sebab ia tidak ingin pernikahannya akan kembali berakhir kembali walau ia sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini terjadi
Pria berkulit putih dengan tinggi badan 188 cm dengan badan tegap itu mengangkat sudut bibirnya membentuk senyuman saat melihat Adara yang tak disadari orang di sekitarnya
“biarkan saja dia bicara tentang keinginannya” sahut Jery calon suami dari Adara
“deg” saat Adara mendengar suara itu, ada rasa yang sulit di ungkapkan di hatinya. Adara menatap lawan bicaranya dengan cukup intens
Adara berusaha menetralkan perasaannya “aku adalah seorang dosen sebelum ini, dan aku tak ingin berhenti dari pekerjaanku” pinta Adara menyampaikan keinginan yang pada Jery
Jery tersenyum lembut pada Adara “apa kamu ingin aku membantumu mendaftar jadi dosen di tiongkok” Tanya Jery memastikan
Adara menggelengkan kepalanya “itu tidak perlu, cukup izinkan aku tetap bekerja sisanya akan aku urus sendiri” balas Adara
“baik kita sepakat untuk itu, aku akan mengizinkan kamu tetap bekerja sebagai seorang dosen selagi kamu menjaga privasi pernikahan kita” balas Jery tanpa banyak berpikir
Jery melangkah ke arah Adara dan mengajak Adara berjabat tangan sebagai tanda awal kesepakatan mereka sebelum menikah
Adara membalas jabatan tangan Jery “apakah aku boleh bertanya satu hal lagi” Tanya Adara menatap wajah Jery dengan lekat
“apa yang ingin kau tanyakan lagi” tanya Jery dengan datar
“apa kamu terpaksa menikah denganku, Jika kamu terpaksa berhentilah saat ini juga karena aku tidak ingin di katakan sebagai wanita yang memaksa di nikahi hanya karena rasa kemanusiaan dan kasihan” tanya Adara
semua orang di sana mulai tak suka dengan arah pembicaraan Adara yang mengisyaratkan untuk membatalkan pernikahan sebelum terlanjur melangkah lebih jauh
Jery terkekeh akan pertanyaan Adara “tidak, tidak ada yang memaksaku, dan tak ada yang bisa memaksaku untuk melakukan sesuatu yang tidak aku inginkan, jangan khawatir aku akan menjalankan kewajibanku sebagai kepala keluarga dengan baik, anggap saja ini adalah balas budi ku pada Adrian yang dulu pernah menolongku, aku menjadi ayah pengganti untuk anakmu agar anakmu nanti mendapatkan kasih sayang seorang ayah” balas Jery
“oke, aku pegang ucapanmu bahwa tidak ada yang memaksamu menikahi ku dan aku harap kamu ingat perkataan hari ini” balas Adara menyudahi jabat tangannya dengan Jery
"tentu saja aku akan mengingat hari ini, bukankah hari ini adalah hari pertama kita bertemu jadi aku akan mengingatnya" balas Jery dengan senyum tipisnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
Uthie
menarik 👍
2024-06-20
0