Adara sudah menyelesaikan pekerjaannya untuk mengajar di Korea selama satu semester dan kini ia kembali ke China untuk melanjutkan pekerjaannya di negara tersebut sebagai tenaga pengajar di Oliver University yang berlokasi di China
Dari Bandara Adara langsung menuju Sekolah Ken karena ia sudah sangat merindukan putera kesayangannya itu, sebab cukup lama Adara tidak bertemu dengan Ken, lhampir empat bulan tentu rasanya cukup lama meninggalkan putera yang belum pernah ia tinggal dalam kurun waktu yang lama
Adara menunggu di depan gerbang agar bisa melihat Ken dengan jelas saat puteranya keluar dari gedung Sekolah. Tak lama menunggu ia mulai melihat para siswa yang sudah keluar gedung Sekolah dan berlarian ke arah orang yang menjemput mereka
Adara memutuskan untuk keluar dari mobil agar Ken bisa melihat dirinya yang datang menjemput ke Sekolah Ken
Adara tersenyum simpul saat melihat puteranya sedang berlarian keluar gedung “Ken, anak mama” panggil Adara dengan riangnya bertemu sang putera setelah hampir empat bulan tidak bertemu karena mereka terpisah jarak yang cukup jauh
Ken menoleh ke arah Adara dengan senyum lebarnya saat melihat mamanya datang menjemput “mama”
Ken langsung berlarian menghambur memeluk Adara dengan erat
“Ken kangen mama” ucap Ken memeluk Adara dengan begitu erat, tak lupa menciumi wajah cantik mamanya
Adara membalas pelukan Ken tak kalah eratnya “mama juga sangat merindukan Ken” balas Adara
Ken mengurai pelukannya dan mengangkat kedua tangannya ke arah Adara “pengen di gendong mama sudah lama tidak di gendong” rengek Ken ingin di gendong Adara
Adara tersenyum tipis ke arah puternya dan mengusap kepala Ken dengan sayang “maafkan mama sayang, kali ini kondisi mama tidak bisa untuk menggendong Ken” ucap Adara meminta pengertian pada Ken agar dirinya tidak di haruskan menggendong Ken seperti biasanya
Ken mengerutkan keningnya ke arah Adara “kenapa memangnya mah, apa mama sedang sakit” Tanya Ken begitu khawatir akan kondisi mamanya yang tidak bisa menggendong dirinya yang mungkin saja di sebabkan sedang sakit keras sehingga tidak diperbolehkan kelelahan
Adara menyentuh tangan mungil Ken dan membawanya ke perut ratanya “sekarang ada adik Ken di sini, jadi mama tidak bisa menggendong Ken karena itu bisa menyakiti adik Ken saat mama mengangkat beban berat, bukankah Ken sudah besar” ucap Adara memberi pengertian pada Ken perihal alasannya tidak bisa menggendong Ken lagi
“ken mau punya adik” Tanya Ken begitu antusias akan kabar yang di berikan mamanya
Adara menganggukkan kepalanya ” iya sebentar lagi Ken akan memiliki adik seperti yang Ken mau, bukankah Ken selalu meminta adik pada mama” balas Adara
“yey” Ken berteriak girang akan kabar yang Adara berikan padanya “akhirnya Ken punya adik seperti teman Ken yang lain” Ken langsung berjingkrak dengan girang saat mendengar kabar kehamilan Adara dan itu tentu
membuat Adara begitu bahagia karena bisa melihat tawa Ken yang begitu riang
dari Sekolah Ken, Adara langsung menuju ke rumah orang tua Jery sebab tanpa sengaja ketika mama dari Jery menelpon untuk menanyakan kabar Ken, Ken langsung menceritakan kabar Kehamilan Adara jadilah dengan terpaksa Adara datang ke rumah orang tua Jery karena orang tua dari suaminya itu memaksa untuk Adara datang ke rumah utama keluarga suaminya yang sebenarnya lokasinya tidak begitu jauh dari rumah yang ia tempati bersama Jery
Adara berjalan masuk ke area rumah besar dengan menggandeng tangan Ken yang begitu riang karena akan bertemu Kakek dan neneknya
dengan semangat Ken membuka pintu besar rumah kedua orang tua Jery dan berlari dengan cepat "Nenek" teriak girang Ken menghampiri Raina Susanto, ibu dari Jery sekaligus adik dari ayah mendiang mantan suami Adara
"wah cucu nenek" Raina memeluk erat cucu kesayangannya itu dan mencium ke seluruh wajah Ken dengan gemas
"Ken mau punya adik nek" seru Ken mengulang cerita yang sempat ia ceritakan di telpon pada neneknya itu
"Ken bahagia sekali ya" tanya Raina
Ken mengangguk "iya nek, Ken bahagia" balas Ken
Raina beralih ke arah Adara yang kini berjalan ke arahnya "mama" sapa Adara
Raina langsung memeluk Adara "selamat atas kehamilanmu Adara" ucap Raina dengan begitu bahagia mendengar kabar kehamilan Adara
"terima kasih mah" balas Adara
"Jery sudah tahu kabar ini" tanya Raina
"belum mah, Jery sedang bekerja jadi aku akan menyampaikannya saat ia pulang saja" balas Adara
Raina menggenggam kedua tangan Adara dengan tatapan harunya "mama bahagia sekali kamu mau mengandung anak Jery" ucap Raina dengan begitu haru bahwa Adara mau hamil lagi di pernikahannya bersama Jery
Sedangkan Adara hanya menanggapi dengan senyum tipisnya. Raina tidak tahu saja kalau alasan ia belum hamil sampai lima tahun pernikahan mereka adalah keinginan Jery tapi Jery malah mengalihkan pada Adara yang belum siap kembali memiliki anak karena masih trauma dengan kehamilan Ken dulu yang harus mendapat kabar kematian Adrian, mendiang suami Adara
Semenjak kepulangan Adara ke China selama satu minggu ini, Adara masih belum bertemu dengan Jery sehingga kabar kehamilannya masih belum sampai ke telinga Jery “apa Ayah jarang pulang saat mama di Korea“ Tanya Adara saat menemani Ken bermain di area bermain rumah Jery
“seperti biasa mah, ayah hanya pulang saat sedang tidak ada pekerjaan kalau ayah ada pekerjaan ayah tidak pernah pulang” balas Ken dengan jujur akan kesibukan ayahnya yang menyebabkan ia jarang pulang ke rumah
Adara menghela nafas dengan kasar “ya sudah sayang kamu istirahat gih, ini sudah malam” titah Adara saat melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 malam
Ken ikut melirik jam dinding yang sudah menunjukan jam tidurnya “mama juga istirahat ya nanti adik kecapean” Ken mengusap perut Adara dan mengecup pipi Adara sebelum berlari ke arah kamarnya bersama pengasuhnya
***
Adara memandangi foto hasil pemeriksaan kandungan yang ia lakukan beberapa waktu lalu di Korea, dan ia meletakan di atas nakas dan memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah setelah seharian beraktifitas
Tak lama setelah Adara memejamkan matanya pintu kamar Adara terbuka dan munculah Jery yang baru saja pulang ke rumah setelah selesai bekerja
Jery berjalan ke arah Adara dengan senyum tipisnya, mencium kening Adara yang begitu lelap dalam tidurnya “kebiasaan sekali melupakan untuk mematikan lampu” gerutu Jery akan kebiasaan Adara yang lupa mematikan lampu ketika tidur
Jery melirik ke arah nakas untuk mengambil remote lampu untuk mematikannya namun matanya seketika menyipit kala melihat ada sebuah foto asing di atas nakas
Buru-buru Jery mengambilnya dan mengambil kertas yang ada di samping foto itu, seketika matanya membelalak lebar kala ia membaca keterangan di bagian tengah kertas yang kini sedang ia baca “hamil” Jery
begitu terkejut saat di kertas hasil pemeriksaan tertera bahwa Adara Evelyn tengah mengandung dengan usia kehamilan 7 minggu
Jery menatap tidak percaya ke arah Adara yang masih terlelap dalam tidurnya yang terasa begitu damai, apa dia mengabaikan peringatannya untuk tidak hamil anaknya padahal ia sudah sering kali mengingatkan dan Adara sudah mengiyakan itu semua
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments