Adara menghempaskan tangan Jery dengan kasar “aku tidak akan menggugurkannya, aku lebih memilih bercerai darimu dari pada membunuh anakku” Adara masuk ke kamar dan berniat mengambil tasnya untuk berangkat ke kampus untuk mengajar
mengajar adalah salah satu hal yang bisa mengalihkan fokusnya dari pelik rumah tangga yang kini sedang ia jalani bersama Jery, di mana hal ini membuatnya begitu lelah dan menguras tenaganya karena harus berhadapan dengan Jery yang sama sekali tidak ia pahami
Jery terus mengejar langkah Adara walaupun Adara terus mengabaikan dirinya “aku akan membawamu ke rumah sakit hari ini dan kamu harus mau menggugurkan kandungan itu” ucap Jery dengan lantang
Adara seketika menoleh ke arah Jery “cukup!” tunjuk Adara dengan tatapan nyalangnya pada pria yang kini masih berstatus suami sahnya “terserah kamu mau melakukan apapun di luaran sana aku tidak peduli, tapi kamu tidak berhak membunuh anakku, jika kamu tidak menginginkannya ya sudah kita bercerai saja, tidak usah ambil pusing, aku tidak akan menuntut apapun darimu" Adara menepuk dadanya dengan kuat di hadapan Jery
"aku Adara Evelyn adalah seorang wanita yang sangat mampu berdiri di atas kakiku sendiri untuk membesarkan kedua anakku walau tanpa campur tangan darimu" Adara menunjuk ke arah Jery mengisyaratkan kemarahan yang ia rasakan saat ini pada Jery
"kalau kamu terlalu takut kekasihmu itu akan mengetahui kehamilan ku, aku bisa pindah dari negara ini dan tidak akan kembali jadi jangan terus mengusikku untuk membunuh anakku karena aku tidak akan pernah melakukannya" ucap Adara dengan tegas
Adara berjalan ke arah ranjang nya dan langsung meraih tasnya untuk bergegas meninggalkan Jery yang sungguh membuatnya sangat frustasi
“kamu tidak bisa begini Adara” protes Jery terus mengejar Adara untuk meyakinkannya agar menggugurkan kandungannya
semakin Adara menghindar maka semakin Jery terus melangkahkan kakinya mengejar Adara tapi tentu saja Adara sama sekali tidak menghiraukan Jery dan terus saja melangkahkan kakinya meninggalkan Jery yang terus memintanya untuk menggugurkan kandungannya
Biarkan saja Jery berkata apapun itu, dia tidak akan bisa memaksa dirinya untuk membunuh anaknya, walaupun anak itu masihlah sebesar biji kacang tapi ia tidak akan mengorbankan anaknya hanya demi keinginan gila Jery yang ia saja tidak tahu alasan pastinya apa
Sumpah demi apapun Adara tidak akan membiarkan terjadi apa-apa dengan anaknya, biar saja dia bercerai dari Jery dan mengurus anaknya seorang diri ia tidak perduli, toh dia punya pekerjaan yang mantap dan ia juga punya cukup tabungan jadi ia bisa mengurus kedua anaknya nanti biar tanpa bantuan Jery sekalipun
“ceklek” Adara membuka pintu dengan kasar untuk bergegas ke kampusnya
namun langkahnya seketika berhenti saat melihat tatapan mata penuh keterkejutan dari wanita di hadapannya, wanita yang tidak pernah ia duga sama sekali akan datang ke rumahnya bersama Jery, langkah Adara harus terhenti sejenak karena tidak menyangka dengan kehadiran wanita yang paling membuat ia muak di muka bumi ini
" siapa kamu, kenapa kamu ada di rumah Jery kekasihku” Tanya seorang perempuan yang kini berdiri tepat di depan Adara dengan tatapan nyalangnya
Adara menghela nafas panjang “silahkan tanyakan sendiri pada orang yang bersangkutan dengan anda, saya tidak ada kewajiban untuk menjawab pertanyaan anda” Adara memilih pergi meninggalkan perempuan yang menurutnya sama sekali tidak penting dan hanya membuatnya tambah muak saja
"tunggu" wanita itu menahan tangan Adara agar tidak pergi "apa susahnya menjawab pertanyaanku hah! " kesal wanita itu
Adara menatap tajam ke arah wanita kurang ajar di hadapannya "aku tidak ada kewajiban untuk menjawab pertanyaanmu, permasalahan kamu ada pada orang yang katamu kekasihmu jadi jangan mengusikku dan usik saja dia" Adara menghempas tangan wanita itu dengan kasar dan kembali berbalik menuju mobilnya yang sudah terparkir di halaman
Jery yang kini sudah sampai di depan pintu begitu terkejut melihat kehadiran wanita yang kini ada di hadapannya “bagaimana bisa kamu datang kemari, aku kan sudah mengingatkanmu untuk tidak datang ke rumahku" Tanya Jery yang begitu terkejut dengan kehadiran wanita yang tak lain adalah Ester
“siapa dia” tunjuk Ester ke arah Adara yang sedang menaiki mobilnya dan memacu mobilnya menjauh meninggalkan halaman rumah Jery
“untuk apa kamu ada di sini, bukankah aku sudah memperingatkan kamu berkali-kali untuk tidak datang ke rumahku, aku gak mau ya sampai keluargaku tahu kalau aku masih berhubungan denganmu” sentak Jery dengan kesal akan tingkah Ester yang selalu seenaknya sendiri sejak dulu padahal sudah jelas kalau keluarga besarnya menolak keras Ester untuk berhubungan dengannya
“jawab dulu pertanyaanku Jery, kenapa wanita itu ada di sini” Tanya Ester dengan kesal karena pria berstatus kekasihnya malah memarahinya bukannya menjawab pertanyaannya
“dia tinggal di rumah ini, puas kamu” balas Jery dengan kesal
“bagiamana bisa kamu tinggal dengan wanita lain” sentak Ester tidak terima Jery tinggal serumah dengan wanita lain
"sudah berapa kali aku bilang untuk jangan mengatur hidupku Ester, kamu tidak punya hak sama sekali” teriak Jery tidak suka Ester yang selalu berusaha mengendalikan hidupnya
“aku ini kekasihmu Jery” teriak Ester
Jery menatap tajam ke arah Ester “aku masih jadi kekasihmu karena kamu selalu mengancam ku” kesal Jery meluapkan apa yang selalu ia pendam selama ini karena ulah Ester
" aku sangat mencintaimu Jery" lirih Ester dengan tatapan sendunya
"tapi cintaku sudah lama mati Ester, kamu hanya bisa mendapatkan ragaku tapi tidak dengan hatiku. Hatiku untukmu sudah lama mati karena ulahmu sendiri" balas Jery dengan telak
"tidak bisa" teriak Ester sembari menggelengkan kepalanya tidak terima dengan perkataan Jery yang mengatakan kalau cintanya sudah lama mati untuknya dan kebersamaan Jery dengannya hanyalah ke sebuah keterpaksaan
Ester meraih lengan Jery "kamu selamanya adalah milikku dan hanya milikku" teriak Ester tidak terima dengan perlakuan Jery
lelah menghadapi Ester yang selalu ingin menang sendiri, Jery memilih berlalu masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu rumahnya dengan kencang di hadapan Ester, tidak akan Jery biarkan Ester memasuki rumahnya bersama Adara
terutama di rumahnya banyak fotonya bersama Ken, Jery tidak ingin Ester sampai mengetahui keberadaan Ken dan mencelakai putera kesayangannya itu, apalagi Jery tahu seberapa gila dan nekat Ester jika menginginkan sesuatu
"Jery buka pintunya, bagaiamana bisa kamu menutup pintu seperti itu, kita harus bicara Jery" teriak Ester terus menggedor pintu rumah Jery
"Jery" teriak Ester yang tidak di hiraukan sama sekali oleh Jery
sedangkan di dalam kamarnya Jery meraup wajahnya kasar "bagaimana ini, Ester sudah tahu perihal Adara bukan tidak mungkin dia akan segera tahu kalau Adara istriku dan ada Ken di antara kami" Jery gelisah di buat Ester yang tiba-tiba datang ke rumahnya tanpa pemberitahuan sama sekali
padahal Jery selalu memberi rambu-rambu pada Ester untuk tidak mendekati rumah dan keluarganya karena Jery tidak ingin membuat mama dan papahnya marah akan hubungannya bersama Ester yang memang tidak di setujui sejak awal
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments