satu minggu setelah acara lamaran Adara merasakan perutnya yang begitu sakit dan juga terasa di putar pertanda ia akan segera melahirkan
“ayah, ibu” teriak Adara memanggil kedua orang tuanya saat ia merasa tak nyaman di perutnya, begitu sakit dan terasa di putar-putar
Sofyan dan Marisa berlari dengan tergopoh-gopoh saat mendengar teriakan Adara memanggil nama mereka “ada apa sayang” Tanya sofyan saat menghampiri Adara
Adara mengusap perutnya yang begitu sakit “sakit sekali yah” keluh Adara akan perutnya yang terasa begitu sakit dan terasa di putar-putar
seketika Sofyan menjadi panik karena Adara mengeluhkan rasa sakit di perutnya, otaknya serasa buntu karena teriakan putrinya padahal Sofyan sudah mengalami ini dua kali saat Marisa dulu akan melahirkan kedua putrinya tapi entah kenapa saat ini terjadi pada putrinya, Sofyan serasa jadi bodoh seketika “ibu...” teriak Sofyan saking paniknya saat Adara mengeluh sakit di area perutnya
Marisa yang di panggil pun bergegas menghampiri suaminya “ada apa yah” panik Marisa ketika mendengar suaminya berteriak memanggil namanya sedari tadi
Sofyan menatap wajah Marisa dengan panik “Adara meraskan sakit di perutnya bu” adu Sofyan akan apa yang di sampaikan oleh Adara padanya
Marisa langsung melihat kondisi Adara terutama pangkal paha Adara yang ternyata sudah mulai basah karena air ketubannya sudah pecah “Adara mau melahirkan ini yah” ucap Marisa menyadari keadaan Adara yang akan segera melahirkan, melihat dari kondisi ketuban Adara yang sudah pecahj
“duh gimana nih bu” mendengar kata akan melahirkan Sofyan makin panik dibuatnya "kita harus apa" bingung Sofyan
Marisa melirik kesal ke arah suaminya yang malah panik bukannya sigap dan cepat tanggap akan hal ini, bukannya dulu saat Marisa akan melahirkan Sofyan yang membantunya ke rumah sakit kenapa ini malah suaminya jadi panik ketika anak mereka yang akan melahirkan
“panggil nak Jery ke sini saja yah, kita gak ada mobil buat bawa Adara ke rumah sakit, Dania kan sedang dinas di luar kota” ujar Marisa memikirkan Adara akan memakai kendaraan apa untuk pergi ke rumah sakit
ah kenapa Sofyan tidak kepikiran ya “tunggu sebentar” sofyan segera mengambil ponselnya untuk menghubungi calon menantunya dan mengabari bahwa Adara akan segera melahirkan
"halo nak Jery" sapa Sofyan dengan suara gugup ketika panggilannya sudah tersambung
"iya yah, ada apa" tanya Jery masih bersikap tenang walau mendengar suara Sofyan yang begitu gugup dan panik
"kamu segera ke sink ya nak, Adara akan melahirkan tapi tidak ada kendaraan di rumah untuk membawa Adara ke rumah sakit" pinta Sofyan agar jery segera datang ke rumahnya untuk membantu Adara yang akan ke rumah sakit
"iya yah, sebentar lagi Jery akan ke sana " balas Jery dengan cepat
Dengan segera Jery menuju rumah Adara untuk membawa Adara ke rumah sakit, dengan sigap Jery mengangkat tubuh Adara ala bridal style, meletakannya di kursi penumpang bagian belakang di temani Marisa, sang ibu “sakit bu ” keluh Adara merasakan sakit yang teramat sangat di area perutnya
“sabar sayang sebentar lagi kita sampai rumah sakit, kamu tahan sebentar ya” Marisa terus mencoba menenangkan Adara yang terus mengeluh kesakitan
Jery tentu ikut panik di buatnya, ini adalah untuk pertama kalinya bagi Jery melihat seseorang kesakitan saat akan melahirkan, jika pernah melihat itu pun mungkin hanya saat syuting tapi syuting dengan kenyataan tentulah berbeda jadi hal ini membuat Jery ikutan panik
Dengan cepat Jery mengantarkan Adara ke rumah sakit terdekat agar bisa segera di tangani, Jery memarkirkan mobilnya dengan sembarang dan segera membopong tubuh Adara agar bisa segera di bawa masuk ke rumah sakit dan di tangani oleh petugas medis
“tolong, ada yang mau melahirkan" seru Jery dengan berteriak kencang agar Adara segera di tangani oleh petugas medis
Dengan cepat para pegawai rumah sakit memindahkan Adara ke brankar untuk membawa Adara ke IGD “tenang Adara” seru Jery yang tidak tega melihat Adara yang begitu kesakitan saat akan melahirkan putera perfamanya
“sakit sekali” keluh Adara masih memegangi perutnya yang terasa di remas-remas
dengan reflek Jery menyentuh perut Adara "jangan menyiksa mama ya, kalau mau keluar, ya keluar saja" ucap Jery seolah mengajak anak yang ada dalam perut Adara berbicara
setelah melewati serangkaian pengecekan Adara segera di bawa ke ruang persalinan dan Jery dengan setia menemani Adara yang tengah berjuang antara hidup dan mati melahirkan anaknya “sakit sekali “ keluh Adara pada Jery yang ada di sampingnya
Jery menggenggam erat tangan Adara dan berkata “ada aku disini jadi jangan khawatir” Jery memegang erat tangan Adara, terus mengusap peluh yang membasahi kening Adara yang sudah banjir keringat karena menahan sakit yang teramat sangat ketika akan melahirkan
genggaman tangan Jery membuat hati Adara terasa hangat dan sedikit mengurangi rasa sakit yang sedang ia rasa saat itu, genggaman tangan Jery benar-benar menjadi dukungan yang besar saat ia membutuhkan orang untuk ada di sampingnya dan menemani dirinya yang sedang rapuh
setelah melewati 8 jam menunggu pembukaan lengkap akhirnya proses persalinan bisa segera di lakukan "bapak temani istrinya ya, biar lebih kuat saat mengejan" titah sangat dokter pada Jery saat mereka akan bersiap untuk proses persalinan
"iya dok" Jery menurut saja untuk menemani Adara agar bisa memberi Adara dukungan
setelah proses menyakitkan dan penuh peluh keringat akhirnya anak yang ditunggu-tunggu pun lahir dengan selamat dan tanpa kurang suatu apapun “selamat Adara, anak kita lahir” Jery begitu bahagia dan lega saat melihat tangisan bayi Adara ketika baru lahir dan akan di bersihkan
Adara yang masih mengatur nafasnya karena begitu lelah hanya menjawab dengan deheman saja, rasanya tak sanggup ia untuk bicara walau hanya berkata iya
Dokter menyerahkan bayi merah yang sudah di bersihkan pada Jery "ya ampun anak ayah" Jery begitu terkesima dengan wajah tampan bayi yang ada dalam genggamannya
Jery menyerahkan bayi merah yang baru saja Adara lahirkan pada sang ibu "ini anak kita Adara" ucap Jery dengan rasa haru menyerahkan bayi yang baru saja lahir pada ibunya
Adara menerima bayinya dengan senyum cerah seolah rasa sakit yang ia rasakan tadi menguap hilang begitu saja ketika melihat wajah mungil puteranya “hai anak mama” sapa Adara pada anak yang baru saja ia lahirkan
“apa kamu sudah menyiapkan nama untuk anakmu” Tanya Jery penasaran
Adara menggelengkan kepalanya “aku belum sempat memikirkan nama untuknya” balas Adara dengan jujur
Adara memang belum sempat mempersiapkan nama untuk anaknya sebab pikirannya begitu bercabang setelah kematian suaminya dua bulan lalu
“apa boleh aku yang memberinya nama” Tanya Jery meminta izin pada Adara agar bisa memberikan nama untuk anak Adara
“tentu saja, kau kan ayahnya” balas Adara yang memang sudah berbicara perihal anaknya nanti, tak ada yang boleh mengatakan anak Adara bukanlah anak kandung Jery, semua orang yang tidak mengenal Adrian harus tahunya kalau anak yang dilahirkan Adara adalah anak kandung Jery bukan anak Adrian yang sudah meninggal
"baiklah aku akan memberinya nama Ken dan menambahkan nama belakangku untuknya, jadi namanya adalah Ken Zhou Yang” seru Jery memberikan nama untuk anak Adara dan mendiang Adrian
“nama yang bagus” seru Adara puas dengan nama pemberian Jery untuk anaknya
Jery menggendong tubuh mungil Ken yang dengan sayang “Ken, anak ayah” seru Jery pada anak Adara
Adara menangis haru saat Jery menggendong Ken dengan sayang seolah Ken adalah anak kandungnya dan sudah sangat di tunggu kehadirannya oleh Jery
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
Uthie
Awal yg bagus... kita lihat nantinya 😏
2024-06-20
0