Pasca kematian Adrian hari-hari Adara merasa waktu berjalan begitu lambat seolah waktu tak mau berputar dan hanya ingin diam di tempat untuk terus meratapi kepergian pria yang amat di cintai Adara
Rasanya masih begitu menyakitkan setiap mengingat kejadian di mana Adara harus kehilangan suaminya untuk selama-lamanya, ingin segera bangkit tapi rasanya masih begitu sulit untuk di lakukan karena bayang-bayang wajah Adrian masih memenuhi pikiran Adara
Adara lebih banyak diam di sudut ruangan selama beberapa waktu saking terpukulnya setiap mengingat suaminya yang pergi untuk selama-lamanya “jangan terus berlarut dalam kesedihan Adara, yang sudah tidak ada tidak mungkin bisa kembali lagi” Marisa mengusap perut Adara yang kini sudah makin membesar saja “dia masih membutuhkanmu nak” ucap Marisa mengingatkan putrinya bahwa anak dalam kandungan Adara masih sangat membutuhkan Adara
Keluarga Adara selalu mengingatkan untuk segera bangkit dari keterpurukan dan tidak terus larut dalam kesedihan karena ada satu nyawa yang harus ia jaga dalam tubuhnya dan membutuhkan kasih sayang serta perhatiannya
Dengan kesabaran keluarga yang terus memberi dukungan serta semangat akhirnya Adara mulai bangkit dari keterpurukannya dan mulai kembali bekerja sebagai Asisten dosen sampai waktu ia melahirkan karena ia juga harus memikirkan biaya setelah anak Adara lahir apalagi sekarang Adara adalah seorang single parents
memang Adara masih memiliki sejumlah tabungan yang di berikan suaminya semasa hidup di tambah tabungannya sendiri tapi tentu itu tidak akan bertahan lama karena memang jumlahnya yang tidak terlalu banyak, dan mungkin akan habis di gunakan saat kelahiran anaknya nanti jika Adara tidak mencari pemasukan yang lain
Memang sih keluarga Adara masih bisa membantu Adara untuk menghidupinya tapi kondisi keuangan keluarga Adara yang memang tidak terbilang berlebih itu tidak bisa di harapkan tentunya jadi Adara harus bekerja untuk menghidupi anaknya walau ia sedang hamil besar
Adara belum mengambil cuti karena masih membutuhkan banyak uang untuk keperluannya nanti
Melihat kondisi Adara yang harus tetap bekerja di saat sedang hamil besar tentu membuat orang disekitar Adara begitu khawatir dan merasa tak tega dengan beban yang harus di tanggung Adara seorang diri, dan akhirnya keluarga Adrian mengusulkan Adara untuk di jodohkan dengan salah satu kerabat Adrian agar Adara ada yang membantu membiayai dan mencukupi kebutuhannya terutama anak dari Adara dan Adrian agar kehidupan Adara tidak terlalu berat dan kasih sayang untuk anak Adara tetap tercukupi dengan baik nantinya
Tawaran itu di terima baik oleh keluarga Adara, maklum saja, walaupun keluarga Adara bukan keluarga miskin tapi juga bukan keluarga kaya dan berada, keluarga Adara hanya keluarga pas-pasan saja yang hanya cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari tanpa bisa bermewah-mewahan dalam hidup
Dengan kondisi hamil besar yang baru saja kehilangan suami tapi harus tetap bekerja keras untuk mencukupi calon anak yang masih dalam perut tentu membuat hati keluarga Adara maupun Adrian menjadi tak tega apalagi Adara adalah orang yang begitu baik dan selalu mengerti orang lain kini sedang di landa kesusahan
Adara bekerja sebagai asisten dosen di salah satu kampus biasa yang gaji nya saja tak seberapa dan hanya cukup untuk kehidupan sehar-hari saja sebab Adara masih terbilang baru dan belum memiliki jam terbang yang tinggi dalam mengajar
Adara menempuh pendidikan cukup tinggi (S2) karena bantuan beasiswa yang ia terima sebagai siswa berprestasi menjadikannya selalu menempuh pendidikan terbaik tidak seperti kakaknya Dania yang hanya menempuh pendidikan S1 saja karena keluarga Adara hanya sanggup menyekolahkan Dania sampai situ saja
Jika Adara tidak mendapat beasiswa, mungkin Adara juga hanya akan menempuh pendidikan S1 saja sama seperti Dania, tapi beruntung Adara menjadi siswa yang cerdas sejak kecil dan di saat usia Adara yang menginjak 22 tahun dia sudah bisa menyelesaikan gelar S2 nya, dan menikah setelah Adara 4 bulan bekerja di salah satu kampus yang ada di Jakarta
***
Satu bulan sebelum acara pernikahan
“Nak setelah kamu melahirkan, menikahlah dengan kerabat mendiang suamimu” ucap pria paruh baya memulai perbincangan di malam sunyi tapi langsung menyambar kan Guntur di hati wanita muda yang masih menantikan kelahiran anak pertamanya sekitar satu bulan lagi
“deg” jantung Adara seakan berhenti berdetak, nafasnya tercekat berhenti di tenggorokan, ia begitu terkejut mendengar ucapan itu dari mulut pria yang menjadi seseorang yang selama ini ia andalkan di setiap duka yang ia alami setelah kepergian suaminya
Adara menatap nanar pria paruh baya yang berstatus sebagai ayah kandungnya itu “suamiku baru satu bulan meninggal yah bahkan aku akan melahirkan sebentar lagi, bagaimana bisa ayah memintaku menikah kembali” Adara tentu tidak ingin menikah lagi dengan orang lain apalagi ini baru satu bulan setelah kematian suaminya dan dia sedang hamil besar dan mungkin sebentar lagi akan melahirkan tapi ini malah di minta menikah dengan orang yang ia tidak tahu siapa
sofyan menghela nafas panjang “ayah khawatir padamu nak, bagaimana hidupmu nanti, siapa yang akan membantumu menjaga anakmu, kami sudah tua tidak mungkin kamu terus membantumu, usia kita sampai kapan saja kami tidak tahu, kakak kamu saja hanya pegawai kecil dan kadang masih meminta pada
kami untuk memenuhi kebutuhannya yang sekiranya tak sanggup ia jangkau karena gajinya masihlah sangat kecil” ucap sofyan dengan suara lirih akan kondisi keuangan mereka yang terbilang pas-pasan saja
“aku bisa yah, aku bias mengurus anakku sendiri, jangan ragukan kemampuanku” protes Adara dengan air mata yang sudah mulai berjatuhan karena ia terus di desak untuk menikah kembali padahal rasa cinta untuk suaminya masihlah begitu besar di hatinya
“aku bisa menjaga anakku seorang diri walau ayah dan mama tidak membantuku” tangis Adara tak bisa terbendung lagi saat lagi-lagi ia terus di minta menikah dengan kerabat suaminya yang entah siapa, Adara tidak tahu karena memang dia tidak terlalu mengenal keluarga suaminya yang lain
Sofyan menatap sendu putrinya itu “ayah tak pernah minta apapun darimu Adara tapi kali ini turuti permintaan ayah” mohon sang ayah pada Adara untuk mengerti kekhawatirannya sebagai orang tua yang begitu menyayangi putrinya
Adara menangis sejadi-jadinya mendengar penuturan sang ayah yang tak bisa Adara bantah sama sekali karena memang ayahnya tak pernah menuntut apapun dari Adara sejak kecil. Beliau selalu menyerahkan setiap keputusan hidup kepada Adara sendiri
setiap keputusan tentang hidup Adara, ayahnya selalu menghormati setiap keputusan yang Adara ambil termasuk menikah tak lama setelah Adara bekerja padahal awalnya sofyan ingin pekerjaan Adara mapan terlebih dahulu barulah Adara menikah tapi lagi-lagi karena Adara yang terus meminta dan meyakinkan keluarga jadilah Adara menikah di usia muda sesuai keinginan Adara dan Sofyan tidak melarang keputusan Adara untuk menikah muda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments