DRM 14: Misi dari Abang Kintir

*Dendam Ratu Muda (DRM)*

 

Kelingking Kembar dan kelima rekan yang dipimpinnya terus berjalan ke sisi selatan Ibu Kota. Mereka akhirnya sampai ke tempat yang bernama Pengirim Lintas Dunia. Ada plang papan besar yang terpasang di salah satu bangunan kayu panggung pendek.

Pengirim Lintas Dunia berwujud tiga bangunan kayu panggung pendek yang berposisi pola letter L. Di halaman ada banyak pedati dan gerobak dengan berbagai ukuran. Ada yang sedang diperbaiki, ada pula yang sedang mengganggur karena orderan untuk sementara kosong sebab adanya perang dan situasi di ibu kota Digdaya belum kondusif.  Ada pula kereta berbilik tanpa kuda. Ada sejumlah orang yang bekerja, baik di halaman ataupun di beranda. Itu tidak seramai biasanya di kala situasi normal.

Keenam lelaki berbadan kekar itu hanya menyapa rekan-rekannya yang pagi-pagi sudah bekerja.

“Loh, sudah pulang, Kakang Kelingking?” tanya seorang pekerja yang berusia lebih muda. Dia sedang memperbaiki roda gerobak.

“Iya. Para pekerja pengiriman sedang dipanggil ke Istana. Sepertinya mau pesta besar,” jawab Kelingking Kembar.

“Penguasa baru memerintahkan masa berkabung tiga hari, jadi tidak ada pesta dalam tiga hari ini, Kakang,” kata si pemuda.

“Oooh. Abang Kintir ada di ruangannya?” tanya Kelingking Kembar.

“Ini pagi, Kakang. Biasanya sedang mandi. Hahaha!” jawab si pemuda lalu tertawa sendiri. Entah apa maksud di balik tawanya itu.

Kelingking Kembar dan rekan-rekannya lalu melanjutkan langkah menuju ke bangunan kayu yang ada di tengah. Setibanya di depan pintu yang tertutup, Kelingking Kembar lalu memanggil.

“Abang Kintir!” teriaknya seperti memanggil seorang teman saja. “Aku Kelingking Kembar sudah kembali!”

“Tunggu sebentar, aku sedang berpakaian!” sahut satu suara wanita dari dalam rumah.

Kelingking Kembar pun diam menunggu. Namun, ketika dia memandang kepada rekan-rekannya, mereka terlihat senyum-senyum antara sesamanya.

“Jangan menghayal yang macam-macam!” hardik Kelingking Kembar.

Hardikan itu membuat kelima rekan Kelingking Kembar menurunkan level senyumannya. Yang mereka hayalkan jelas tidak lain adalah Abang Kintir yang sedang mengenakan pakaian. Bukan pakaiannya yang mereka hayalkan, tetapi tubuh yang mengenakan pakaian.

Tidak berapa lama, pintu rumah yang tertutup bergerak terbuka, tanpa terlihat ada orang di baliknya. Tidak perlu dipersoalkan apakah ada orang atau tidak yang membuka pintu. Yang jelas, dengan terbukanya pintu itu, artinya sudah diizinkan masuk.

Kelingking Kembar yang melangkah naik dan masuk lebih dulu dengan membuka daun pintu lebar-lebar. Kelima rekannya mengikuti.

Mereka masuk ke sebuah ruangan lapang yang mirip kamar tidur, hanya gegara satu benda, yaitu adanya ranjang kayu bertilam merah dan berbantal kuning, juga berguling kuning.

Di atas ranjang kayu itu duduk seorang perempuan cantik yang cantiknya dewasa, karena usianya memang setengah abad minus sebelas tahun. Rambutnya terurai lembab di sisi kiri, menutupi dada kirinya yang dibalut pinjung putih. Bukan berarti dada kanannya tidak ikut dibalut.

Dia yang mengenakan kain jarik berbelahan tengah, duduk bersila yang membuat paha kanannya bebas tersingkap pamer kemulusan dan keputihan.

Wanita berbibir belum merah itu sedang menghadapi sebuah meja kecil di depannya. Di atas mejanya ada seperangkat perlengkapan rias. Meski dia belum merias wajahnya, tetapi sepasang matanya sudah dilingkari oleh warna hitam tebal yang mempertajam kecantikannnya. Dia memang memiliki jenis maskara yang mahal dan langka. Maskaranya bisa awet sepekan yang tidak luntur jika terkena air hujan atau air mata, atau bahkan air tuba.

Wanita itulah yang bernama Abang Kintir, CEO Pengirim Lintas Dunia.

Kelingking Kembar dan kelima rekannya lalu turun berlutut dan menjura hormat kepada Abang Kintir. Dalam hati mereka sangat senang menghadap di saat Abang Kintir masih adem oleh bekas air dan melihat kebeningan bahunya yang terbuka, apalagi pahanya yang seolah-olah tidak masalah untuk dinikmati secara visual.

“Kenapa kalian sudah kembali, Kelingking?” tanya Abang Kintir sambil memandang kepada anak buahnya yang belum mandi, sementara tangan kiri sudah mengangkat wadah pupur.

“Ada perintah dari Istana yang memanggil semua pasukan pendekar yang terlibat dalam pengiriman kayu. Jadi pengiriman untuk sementara dihentikan,” jawab Kelingking Kembar.

“Joko Tenang sudah mengalahkan Gusti Prabu Galang, jadi dia kini penguasa Pasir Langit,” kata Abang Kintir dengan menyebut nama kependekaran Prabu Dira. “Berapa banyak pasukan pendekar yang mengawal pengiriman dari Hutan Malam Abadi?”

Abang Kintir mulai menempeli wajahnya dengan bedak setelah bertanya.

“Awalnya seratus pendekar, namanya Pasukan Hantu Sanggana. Dalam perjalanan, separuh pasukan mendapat tugas lain. Jadi hanya sekitar lima puluh pendekar yang mengawal pengiriman,” jelas Kelingking Kembar.

“Lalu bagaimana kelanjutannya?” tanya Abang Kintir.

“Nanti kita akan dikabari jika pengiriman kembali dilanjutkan, Abang,” jawab Kelingking Kembar.

“Bukankah kau memiliki kerabat yang berpangkat prajurit wira di keprajuritan?”

“Benar, Abang. Adikku yang bernama Wedang Ketek berpangkat prajurit wira,” jawab Kelingking Kembar.

“Sebelum kau beristirahat, coba kau pastikan apakah adikmu itu masih hidup atau sudah mati. Banyak prajurit yang mati dan aku dengar, para perwira yang masih hidup dipenjara dan seluruh prajurit biasa dibebastugaskan sebagai prajurit. Jika dia masih sehat, kirim temui aku. Aku ada tawaran pekerjaan sampingan untuknya,” perintah Abang Kintir.

“Baik, Abang,” ucap Kelingking Kembar patuh.

“Kalian boleh pergi. Nanti bayaran awal kalian akan aku kirimkan,” kata Abang Kintir.

Maka menjura hormatlah mereka kepada Abang Kintir, lalu bangkit dan pergi.

Singkat cerita. Pada hari itu juga, tepatnya pada siang harinya.

Prajurit Wira Wedang Ketek datang ke markas Pengirim Lintas Dunia bersama Gutang.

Namun, ketika Wedang Ketek menemui Abang Kintir, Gutang harus menunggu di luar. Itu karena Abang Kintir memiliki urusan hanya kepada Wedang Ketek.

Ini pertama kalinya Wedang Ketek bertemu dengan Abang Kintir. Dia terpesona melihat wanita cantik dewasa itu, apalagi disuguhi separuh paha kanan. Meski bukan paha ayam, tetapi tetap membuat Wedang Ketek berselera. Namun, tentunya dia tidak mau cari penyakit. Sebagai adik dari Kelingking Kembar, tentunya dia sudah mendapat sejumlah pesan dari kakaknya agar tidak berbuat macam-macam kepada Abang Kintir.

Kali ini penampilan Abang Kintir lebih rapi dan lebih cantik karena sudah berhias lengkap dengan paha kanan tetap dipamer. Bibir merah terangnya seterang keterangan, membuat kecantikan itu sangat manis.

“Apa yang terjadi dengan para prajurit Pasukan Kaki Gunung dan prajurit Kerajaan lainnya?” tanya Abang Kintir.

“Semua prajurit dibebastugaskan, Nyai. Semua perwira ditangkap, termasuk perwira pangkat prajurit wira seperti aku. Hanya, aku sedang beruntung. Hahaha!” kata Wedang Ketek, lalu dia tertawa bangga karena merasa beruntung.

Namun, Abang Kintir tidak tertarik untuk ikut tertawa. Dia antitular.

“Lalu?” tanya Abang Kintir lagi.

“Semua prajurit yang masih mau menjadi prajurit Pasir Langit diminta datang ke depan benteng Istana di pagi hari, setelah tiga hari masa berkabung. Mungkin kami akan dicatat ulang oleh Kementerian,” jelas Wedang Ketek.

“Apakah kau bisa membawa masuk beberapa anak buahku menjadi prajurit yang posisinya di dalam Istana? Aku akan membayarmu mahal,” tanya Abang Kintir.

“Tapi, Nyai … bukankah mereka akan mudah dikenali sebagai penyusup karena tidak pernah ikut kemiliteran?” kata Wedang Ketek.

“Karena itu aku menawarimu pekerjaan ini. Mungkin kau bisa menggunakan kedudukanmu sebagai perwira untuk melindungi anak buahku pada awal-awal. Aku yakin, jika dia sudah dianggap sebagai prajurit sungguhan, tugasmu selesai,” ujar wanita cantik itu.

“Baik, Nyai. Akan aku coba,” kata Wedang Ketek akhirnya sepakat. (RH)

Terpopuler

Comments

☠️⃝⃟𝑽𝑨𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉𝓐𝔂⃝❥

☠️⃝⃟𝑽𝑨𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉𝓐𝔂⃝❥

bibir nya belum merah????? daun jati nya lom metik kaya nya ya🤭🤭🤭

2023-12-18

1

☠️⃝⃟𝑽𝑨𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉𝓐𝔂⃝❥

☠️⃝⃟𝑽𝑨𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉𝓐𝔂⃝❥

waduuuh lintas dunia..... dunia pa aja itu bangg..... 🤣🤣🤣🤣🤣

2023-12-18

1

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

Abang kintir....tak kira cowok tibakne cewek la NN e Abang e 🤭

2023-12-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!