DRM 13: Prajurit Bebas Tugas

*Dendam Ratu Muda (DRM)*

 

Setelah mendapat perintah untuk datang ke Istana Pasir Langit, Reksa Dipa dan istrinya, Garis Merak, langsung meninggalkan Pantai Pendek bersama rekan-rekannya. Tidak perlu ada yang ditinggal untuk menjaga kayu, karena mereka pikir tidak akan ada orang yang mau mencuri kayu-kayu besar tersebut.

Meski Reksa Dipa dan timnya memiliki kuda, tapi karena Pasukan Hantu Sanggana tidak berkuda, mereka memilih menuntun kudanya dan berjalan bersama-sama melakukan perjalan malam menuju ibu kota Digdaya.

Para pendorong gerobak ikut rombongan karena mereka juga termasuk orang-orang Kerajaan Sanggana Kecil dari Kadipaten Hutan Malam Abadi.

Sementara beberapa anggota Pengirim Lintas Dunia yang menjadi pemandu pengiriman kayu, juga ikut rombongan dengan meninggalkan gerobak-gerobak mereka, tentunya gerobak itu disembunyikan agar tidak ada pemulung yang mencurinya.

Pengirim Lintas Dunia memiliki markas di ibu kota Digdaya. Jadi mereka satu tujuan. Jika rombongan Pasukan Hantu Sanggana tujuannya ke Istana, maka anggota Pengirim Lintas Dunia hanya sebatas Ibu Kota.

Karena mereka berjalan kaki, jadi mereka mencapai pintu Ibu Kota menjelang pagi. Di perbatasan depan Ibu Kota, mereka menjumpai para prajurit Pasukan Ular Gunung, bukan prajurit Pasukan Kaki Gunung yang pernah dilawan oleh Reksa Dipa.

Rombongan besar itupun dengan mudah memasuki Ibu Kota. Kedatangan mereka yang melewati jalan utama ibu kota Digdaya menjadi pusat perhatian, terutama perhatian banyak lelaki yang pagi-pagi membuat perkumpulan di sejumlah sudut-sudut wilayah Ibu Kota. Para lelaki itu sebagian besar tidak berbaju. Sebagian bahkan memiliki perawakan yang kekar berotot.

Kumpulan orang-orang itu tidak lain adalah para prajurit Kerajaan Pasir Langit yang sedang dibebastugaskan oleh penguasa baru.

“Ketua, kami mohon izin kembali ke markas Pengirim Lintas Dunia,” ucap Kembar Kelingking yang mewakili kelima rekannya.

“Baik. Nanti kami akan mengabarkan kepada kalian kapan dimulai lagi pengiriman,” kata Reksa Dipa.

Setelah menjura hormat kepada Reksa Dipa, Garis Merak dan Delik Rangka, Kembar Kelingking dan kelima rekannya berpisah dari rombongan. Mereka pergi menuju ke markas Pengirim Lintas Dunia.

“Gutang, lihat!” kata Wedang Ketek kepada rekannya, sesama prajurit Kerajaan Pasir Langit, sambil memandang ke arah rombongan pasukan pendekar yang lewat di jalan utama Ibu Kota.

Meski hanya Gutang yang Wedang Ketek sebut, tetapi yang kemudian melihat ke arah rombongan pasukan pendekar itu semua kumpulan prajurit yang jumlahnya tiga belas orang. Saat itu mereka sedang kumpul membuat tandu dari bambu.

Bukan hanya kelompok mereka yang sedang membuat tandu, kelompok prajurit libur di titik yang lain juga sedang membuat tandu. Pasalnya, banyaknya prajurit Kerajaan Pasir Langit yang terluka parah sehingga tidak bisa berjalan, membuat mereka membutuhkan banyak tandu agar mudah memindahkan prajurit sakit dari satu tempat ke tempat lain.

Sambil kumpul-kumpul kerja bakti, mereka juga ngobras tentang nasib pekerjaan mereka sampai meramalkan apa yang akan terjadi dengan Kerajaan Pasir Langit.

Di antara mereka, Wedang Ketek adalah yang paling tinggi pangkatnya. Dia sebenarnya berpangkat prajurit wira, pangkat satu tingkat di bawah komandan. Rekan-rekannya yang sepangkat dengannya, termasuk golongan perwira yang ditangkap dan dipenjara. Namun, Wedang Ketek lolos karena ketika para komandan dan prajurit wira ditangkapi, dia sedang pergi urusan buang hajat. Ketika dia kembali ke pasukan, semua prajurit sudah bubar, bebas tanpa membawa senjata.

Adapun Gutang adalah sahabatnya yang berpangkat prajurit biasa di Pasukan Kaki Gunung.

“Gila. Pasukan pendekar yang kita lawan kemarin saja, belum tentu kalah. Bagaimana jika pasukan pendekar itu juga bergabung, bisa habis semua prajurit pasukan kita,” kata Wedang Ketek.

“Benar. Selama ini kita merasa adalah pasukan paling kuat, tetapi pasukan Kerajaan Sanggana Kecil jauh lebih kuat dari kita,” kata Gutang. “Ketek, apakah kau sempat melihat wanita yang terbang dan membantai pasukan kita hanya dengan satu ilmu kesaktiannya?”

“Aku melihatnya. Sangat cantik. Seperti dewi di dalam mimpi. Tapi, tetap saja sangat membahayakan,” kata Wedang Ketek.

“Itu karena di medan perang. Coba kalau di ranjang. Hahaha!” kata Gutang lalu tertawa sendiri.

“Aku heran, Kerajaan Sanggana Kecil punya banyak pendekar cantik-cantik,” kata Wedang Ketek.

“Ketek, kau itu prajurit yang berbakat. Masa depanmu cerah. Buktinya, kita sama-sama waktu mandaftar jadi prajurit, tetapi kau sudah berpangkat prajurit wira, sedangkan aku masih prajurit biasa. Sepertinya akan ada perombakan besar-besaran dalam pasukan kita karena banyak prajurit dan komandan yang mati. Kau bisa naik menjadi komandan, Ketek,” kata Gutang.

“Aku sangat ingin menjadi Komandan Pasukan Pengaman Putri. Gusti Putri sangat cantik. Memandangnya saja membuat bahagia, apalagi jika selalu ada di dekatnya,” ujar Wedang Ketek. Dia memang memiliki paras yang tergolong kelompok ganteng.

“Apakah kau sanggup mengalahkan Komandan Ati Urat?” tanya satu prajurit lain yang sejak tadi hanya menyimak obrolan keduanya. Dia bernama Salinan.

“Sulit jika harus adu tanding dengan Komandan Ati Urat,” kata Wedang Ketek. Dia sadar dengan kemampuannya.

“Dulu aku akrab dengan Ati Urat. Sampai-sampai aku dan dia pernah tidur bersama dan rebutan bantal guling, bahkan sempat rebutan kekasih. Sejak jalan keprajuritannya meningkat pesat sampai berpangkat komandan, kami tidak pernah lagi berjumpa. Padahal kita berada di istana yang sama. Jika kau ingin cepat naik pangkat, Ketek, aku beri tahu caranya agar kau bisa seperti Ati Urat. Tapi, apakah kau mau tahu?” kata Salinan.

“Aku juga mau tahu, Salinan,” kata Gutang.

“Katakan. Jika aku sukses jadi komandan, aku tidak akan melupakanmu seperti Ati Urat melupakanmu,” kata Wedang Ketek.

“Kau ini aneh, Salinan. Kau mau memberi tahu cara cepat untuk naik pangkat, tetapi kau sendiri tetap jadi prajurit biasa sampai sekarang,” kritik Gutang.

“Hehehe!” kekeh Salinan, seolah-olah membenarkan kata-kata Gutang. Lalu dalihnya, “Aku hanya belum mencobanya.”

Di antara mereka bertiga, Salinan adalah yang paling tua usianya. Sedangkan Wedang Ketek dan Gutang jauh lebih muda. Keduanya bahkan belum memiliki istri.

“Sudah katakan saja. Apakah caramu itu benar patut dicoba atau hanya sekedar cara tanpa guna,” kata Wedang Ketek.

“Komandan Ati Urat itu dulu seperti kita, prajurit biasa. Suatu hari dia minta izin kepada komandannya untuk pulang ke kampung selama satu purnama dengan alasan ibunya sakit parah. Itu hanya alasan saja agar dia mendapat izin. Ternyata yang dia lakukan saat pulang selama itu adalah berguru kepada seorang guru sakti di desanya. Ketika dia kembali ke dalam keprajuritan, dia sudah menjadi prajurit paling menonjol, bahkan bisa mengalahkan prajurit wiranya,” tutur Salinan.

“Benar juga cara Ati Urat itu. Jika hanya mengandalkan ilmu dari kemiliteran, peluang kita akan sama dengan prajurit lainnya,” kata Wedang Ketek.

“Kau mau melakukan cara itu, Ketek?’ tanya Gutang.

“Yaaa patut dicoba,” jawab Wedang Ketek.

“Aku juga mau mencoba cara itu,” kata Gutang. “Kau bagaimana, Salinan?”

“Susah. Aku sudah memiliki istri dan anak empat. Jika aku mengikuti cara itu, aku akan meninggalkan istri dan anakku cukup lama. Aku tidak bisa jauh-jauh dari istriku tercinta,” kilah Salinan.

“Susah jika lelaki sudah menikah, selalu tidak mau jauh dari istri,” gerutu Wedang Ketek.

“Tapi, apakah kalian sudah punya calon guru yang bisa mengajarkan kesaktian dalam waktu yang singkat?” tanya Salinan.

“Yaaa, harus kita cari dulu,” jawab Wedang Ketek. (RH)

Terpopuler

Comments

☠️⃝⃟𝑽𝑨𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉𝓐𝔂⃝❥

☠️⃝⃟𝑽𝑨𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉𝓐𝔂⃝❥

ta ampyuuuun daaahgg..... wedang kethek gimn rasanya ya..... 🤔🤔🤔🤔🤔

2023-12-17

1

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

wedang ketek...wedang pait ketek asem 🤭...nano" rasanya

2023-12-13

2

𝐀𝐍𝐚ᵏɱเ𝐍𝐚ⓝ𝕘

𝐀𝐍𝐚ᵏɱเ𝐍𝐚ⓝ𝕘

hehehe ...
si om nama nya aneh-aneh aja 🤣🤣

2023-12-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!