DRM 19: Caping Terbang

*Dendam Ratu Muda (DRM)*

Wedang Ketek dikawal oleh enam prajurit Pasukan Ular Gunung menuju ke Penjara Kayu Hitam. Dia ditangkap karena dianggap sebagai penipu dan membuat kekacauan.

Tangannya dibelenggu rantai. Kakinya pun ditali, sehingga langkahnya hanya bisa sebatas berjalan, tidak bisa dipakai berlari. Wajah gantengnya agak berkurang karena ada lebam di bawah mata kirinya. Sepertinya tadi dia kena amuk massa.

“Aduh!” keluh Wedang Ketek saat tiba-tiba dia tersandung sehingga jatuh terlutut dengan satu kaki.

Satu prajurit yang refleks segera menodongkan tombaknya ke dekat bahu belakang Wedang Ketek. Prajurit lainnya tidak bertindak karena Wedang Ketek hanya tersandung.

Tiba-tiba Wedang Ketek melakukan gerakan menyikut ke belakang yang menepis mata tombak menjauh dari tubuhnya. Setelah itu, Wedang Ketek langsung melompat ke depan seperti kucing dan berguling di tanah.

Tindakan Wedang Ketek itu segera mendapat reaksi dari keenam prajurit. Mereka segera mengejar Wedang Ketek yang segera bangkit dan berlari lucu, karena langkah larinya dibuat pendek-pendek agar tidak tersandung tali yang membelenggu.

Set! Tes!

Salah seorang prajurit melempar tombaknya. Wedang Ketek yang berlari sambil sesekali menengok ke belakang, cepat melakukan lompatan yang sengaja memasang kakinya di arah target tombak. Dia memang mengharapkan lemparan tombak itu.

Ketangkasan Wedang Ketek membuat tali yang membelenggu kakinya terentang di udara dan terkena irisan mata tombak yang selain runcing juga tajam. Tali belenggu itu putus dan membuat kedua kaki Wedang Ketek bebas.

Namun, gerakan Wedang Ketek itu membuat keenam prajurit bisa mencapainya dan mengepungnya.

Dua prajurit langsung menusukkan tombaknya kepada Wedang Ketek. Meski tangannya masih terbelenggu oleh seutas rantai, Wedang Ketek sudah bisa leluasa untuk menghindar atau menangkis.

Gagal dua tusukan pertama, tiga tusukan tombak lain datang menyusul. Lagi-lagi Wedang Ketek bisa menghindar dan menangkis satu batang tombak.

Bak bak bug!

Memang dasarnya Wedang Ketek levelnya lebih tinggi dari prajurit biasa. Wedang Ketek bisa mendaratkan dua pukulan dan satu tendangan. Masing-masing prajurit mendapat jatah satu hantaman.

Setelah menghajar tiga prajurit, Wedang Ketek tidak mau tetap bertahan walaupun dia yakin bisa melumpuhkan keenam prajurit tersebut.

Karena Wedang Ketek kabur lagi, keenam prajurit cepat mengejar. Wedang Ketek berlari ke arah pusat Ibu Kota. Itu jelas arah yang salah. Pasalnya, di pusat Ibu Kota ada banyak prajurit keamanan yang juga merupakan prajurit Pasukan Ular Gunung.

“Tangkap pengacau itu!” teriak salah satu prajurit yang mengejar kepada rekan-rekannya yang sedang ada di beberapa titik.

Mendengar teriakan prajurit yang mengejar, prajurit keamanan Ibu Kota segera berlari menghadang. Ada sepuluh prajurit yang datang dari beberapa arah.

Hadangan itu membuat Wedang Ketek terkejut. Jika hanya enam prajurit, mungkin masih mudah baginya. Namun, jika ditambah sepuluh prajurit lagi, dia tidak janji. Entah janji kepada siapa?

Tidak ada jalan lain bagi Wedang Ketek selain melawan. Dia menyalurkan tenaga dalamnya ke kedua tangannya.

Krakr!

Dua tusukan tombak yang menyambut, Wedang Ketek langsung meninju batang tombak yang dia elaki. Dua tombak itu patah dua.

Menyusul lagi tiga tusukan tombak dari belakang dan dua tusukan dari samping kiri.

Untuk mengatasi serangan serentak itu, Wedang Ketek mengatasi dengan cara menghindar sambil mengeteki tiga batang tombak. Sementara dua tombak lain dia tepis dengan tendangan yang keras.

Namun, satu tusukan dari depan jadi ancaman bagi Wedang Ketek.

Buk! Suk!

“Aaak!” jerit Wedang Ketek ketika tombak yang sebenarnya mengarah ke perutnya jadi menusuk lengan kanannya.

Itu terjadi karena sebelum tombak sampai kepada Wedang Ketek, salah satu prajurit yang tombaknya diketeki lebih dulu menendangnya dari belakang, sehingga tubuhnya bergeser dan tombak menusuk lengannya.

Jeritan Wedang Ketek tidak membuat prajurit lain berhenti menyerang. Yang jelas, kini posisi prajurit wira itu terdesak dan terancam.

Pada saat yang bersamaan lagi, datang enam tusukan tombak dari tiga arah yang berbeda.

Bug! Wusss!

Dengan lengan kanan mengucurkan darah yang deras dari lubang luka, Wedang Ketek mengandalkan kesaktiannya yang memang baru setengah-setengah untuk menyelamatkan hidupnya. Dia menghentakkan kaki kanannya ke tanah dengan keras. Dari hentakkan itu muncul angin keras yang menyebar ke segala arah dan sukses mendorong jatuh semua prajurit yang mengeroyoknya. Namun, hanya mendorong jatuh.

Set! Trek!

Tiba-tiba datang dua prajurit lain yang ingin ikut terlibat. Salah satu langsung menyerang Wedang Ketek dengan lemparan tombak yang jitu. Serangan itu mengejutkan si pemuda. Dia tidak bisa menghindar selain refleks menangkis dengan rantai yang membelenggu tangannya.

Ujung tombak itu terhenti oleh lubang rantai di tangan Wedang Ketek, tetapi daya dorong tombak yang kencang membuatnya terdorong jatuh terjengkang. Untung dia bercelana.

Sepertinya hayat Wedang Ketek akan berakhir setelah ini. Di saat dia dalam kondisi terjengkang, para prajurit yang tadi berjatuhan telah bangkit dengan tombak masih tetap ada di genggaman.

Set! Sing!

Prajurit rekan pelempar tombak yang baru datang juga bertindak keren dengan cara melompat tinggi lalu melempar tombaknya ke arah Wedang Ketek.

Namun, tahu-tahu tombak yang dilempar patah dua di tengah jalan, seperti ada yang menebas. Memang, selintas ada cahaya hijau panjang dan samar yang menyambar tombak itu. Kedua bagian tombak terpental ke tanah kosong.

Pada saat yang sama, sepuluh tusukan tombak datang dari berbagai arah kepada Wedang Ketek.

Wess!

Namun, sebelum mata-mata tombak itu sampai kepada Wedang Ketek yang sudah melihat pintu kematian, tiba-tiba dari satu arah ada sebuah caping warna hijau melesat terbang ke arah para prajurit.

Dek dek dek…!

“Ak! Akk! Akh…!

Pinggiran caping terbang itu menyambar wajah-wajah para prajurit. Caping itu terbang memutar demi menyenggoli wajah kesepuluh prajurit penyerang. Para prajurit berjeritan dan berjengkangan dengan gaya yang beda-beda.

Prajurit yang lain terkejut dan memandangi pergerakan terbang si caping.

Tap!

Caping itu berhenti dalam tangkapan tangan seorang pemuda tampan berpakaian hijau gelap. Posisinya cukup jauh dari pusat pertarungan.

Peralihan perhatian para prajurit memberi kesempatan bagi Wedang Ketek buru-buru bangun sambil menahan sakit. Dia lalu berlari melompati para prajurit yang menggeliat kesakitan karena wajahnya yang luka serius.

“Cepat kejar!” teriak prajurit yang masih bugar.

Delapan prajurit Pasukan Ular Gunung lainnya cepat mengejar Wedang Ketek.

Wess!

Pemuda tampan berpakaian hijau kembali menerbangkan capingnya seperti pesawat UFO. Caping warna hijau itu melesat dan melintas di depan para prajurit yang mengejar Wedang Ketek, memaksa para prajurit jadi mengerem langkahnya agar tidak tersambar.

Wedang Ketek berlari sambil memandang sebentar pendekar muda sakti yang menolongnya. Dia tidak mengenal orang yang lebih tampan darinya itu.

“Kenapa pendekar itu menolongku? Apakah dia saudara kembarku?” batin Wedang Ketek, meski dia sangat sadar bahwa dirinya tidak memiliki saudara kembar.

Set!

Karena dihalangi oleh caping terbang, satu prajurit memilih melemparkan tombaknya kepada Wedang Ketek yang punggungnya sangat potensial untuk dilembing.

Set!

Namun, pendekar berpakaian hijau cepat mengibaskan tangan kanannya, melesatkan sinar hijau samar, panjang dan tipis, menebas dua tombak yang sedang terbang. Kejadiannya begitu cepat.

Bantuan dari pendekar baju hijau membuat Wedang Ketek semakin jauh berlari mendekati area perkebunan.

“Serang orang itu!” perintah salah satu prajurit sambil beralih menunjuk kepada pemuda bercaping yang sudah kembali menangkap capingnya.

Dari kejauhan, muncul sekelompok prajurit Pasukan Ular Gunung lainnya, kian meramaikan area tersebut.

Sementara Wedang Ketek sudah masuk ke area pepohonan. Dia lolos karena para prajurit lebih fokus kepada pendekar baju hijau. (RH)

Terpopuler

Comments

mungkin karna kasian kali 🤣

2023-12-14

0

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

siapa penolong wedang ketek itu..

2023-12-02

1

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT

ya kan dia seorang wira.

2023-12-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!