Setelah keluar dari kediaman kakek lustama ternyata sifa pergi ke rumah sakit untuk menyibukkan diri gr tidak terlalu lama larut dalam kesedihan,
" Menyedihkan sekali hidupku. harus menjadi orang lain di depan keluargaku sendiri," ucap sifa setelah tiba di dalam mobil, masih sangat terasa pelukan hangat yang di berikan oleh yasmine tempo hari.
Tak lama kemudian ponsel sifa berdering, ada panggilan masuk dari rendi, dengan cepat sifa menekan tombol berwarna hijau.
[ Iya ren ada apa ]
[ •••••• ]
[ Apa, dinner di rumah kamu? ]
[ •••••••• ]
[ Ya sudah, aku akan datang jam 19:00 malam, see you ]
Mendapat kabar tentang undangan makan malam yang di berikan oleh keluarga grahama, membuat sifa bahagia bukan main. seketika dokter muda itu melupakan hal yang sudah membuatnya berlarut dalam kesedihan beberapa hari ini " Ini bukan mimpi kan?" ucap sifa sambil menepuk kedua pipinya.
" Oke sifa tenang, akhirnya bisa dinner bareng keluarga besar rendi, semoga setelah ini ada titik terang hubunganku dengannya" pekik sifa dengan wajah berbinar.
Meninggalkan sifa, saat ini mala sudah tiba di apartemen milik bima. memang setelah acara pernikahan wanita itu ikut tinggal bersama bima di apartemen bima sendiri, sedangkan di apartemen yang sebelumnya di tempati mala hanya ada bibi flo seorang.
Mala merebahkan tubuhnya setelah tiba di dalam kamar, wanita ini mengambil nafas berat sambil mengusap perutnya pelan.
" Halo anak-anak mami, hari ini lelah ya. mami bawa kalian pergi seharian," ucap mala di sela kegiatannya
Kemudian wanita itu bangkit dari tidurnya dan pergi ke arah dapur. memang selama ini mala tidak pernah memasak untuk bima. oleh karena itu hari ini mala ingin menyambut kepulangan bima dengan menyiapkan makanan kesukaan suami barunya. " Biarpun aku belum bisa mencintanya, setidaknya aku berusaha menjadi istri yang baik untuknya" ucap mala dalam kesendiriannya.
Karna menurut mala bima menyukai sop buntut. oleh karena itu mala membuatkan sop buntut spesial untuk bima, wanita itu juga membuat dessert tiramisu yang selalu menjadi kesukaannya sejak dia masih kecil.
Wanita itu membuat masakannya sambil tersenyum semangat, " Semoga bima suka dengan sop buntut yang aku buat"
1 jam kemudian mala sudah menyelesaikan acara memasaknya, setelah itu mala merapikan makanan di atas meja, serta sudah menyiapkan piring dan juga air di atas meja itu, " Selesai " kepiknya pelan
Setelah itu mala kembali memasuki kamarnya, karna jam masih menunjukkan pukul 17:00 oleh karena itu mala memilih untuk merebahkan tubuhnya sebentar, sambil melihat gambar bima yang iya miliki dalam ponselnya. " Kamu bukan hanya tampan dan baik bim, kamu laki-laki paling sempurna yang pernah aku temui, tapi kenapa hatiku rasanya sangat sulit untuk berpaling dari laki-laki itu, semoga suatu hari nanti aku benar-benar bisa mencintaimu seperti yang kamu yakini" ucap bima sambil memandang gambar bima.
hari ini cukup melelahkan untuknya, hingga tak lama kedua mata mala terpejam sempurna, wanita itu ketiduran di atas sofa yang ada di dalam kamar bima. sampai tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 19:00. tepat di jam itu ternyata bima sudah tiba di apartemennya.
Pria itu memasuki apartemen dan mencium wangi masakan yang sangat enak dari indra penciumannya. bima menghampiri meja makan yang di sana sudah di siapkan makan kesukaannya oleh mala.
" Siapa yang masak,? apa mungkin mala." bima melangkahkan kakinya menuju kamar, hingga netranya melihat sang istri yang sedang tertidur lelap di atas sofa kamar mereka.
Bima mendekat, lalu memandang wajah damai mala yang masih terlelap dalam tidurnya, pria itu mengambil ponsel yang ada di tangan istrinya, bibirnya terangkat saat mendapati gambar dirinya yang di lihat mala sebelum tidur." Semoga cinta itu tumbuh sebelum tugasku selesai menjagamu sayang" ucap bima pelan
Bima mengangkat tubuh mala untuk di pindahkan ke atas ranjang miliknya. namun itu malah membuat wanita itu terbangun dari tidurnya, mala menggeliat pelan saat merasakan tubuhnya seperti melayang, dengan cepat mala membuka kedua matanya yang masih terasa sangat berat.
" Bim, kamu sudah pulang?" tanya mala sambil mengerjab beberapa kali, mencoba menyesuaikan pencahayaan yang masuk dalam indra penglihatannya.
" Iya sayang aku sudah pulang. itu siapa yang masak, kok tadi aku liat ada makanan di atas meja makan?" Balas bima dengan sangat lembut
" Oh, itu aku yang masak. semoga kamu suka ya bim"
" Kamu bisa masak sayang?"
" Ya bisa dong. kamu cobain masakan aku ya, ayo turunkan aku sekarang, kita makan. kamu pasti sudah lapar kan?"
Bima tak menjawab, pria itu masih membiarkan mala dalam gendongannya, membawa tubuh mala ke arah meja makan yang jaraknya hanya sekitar empat meter dari kamar mereka. " Bim, turunkan aku"
" Sayang, bukankah aku sudah katakan. jangan capek-capek. aku tidak mau kamu kelelahan seperti waktu itu. memangnya kamu mau terjadi sesuatu sama anak kita hmmm?"
Mala menggeleng, " Ya sudah biarkan aku menggendong mu sampai ke meja makan ya, anggap saja sebagai ganti karna kamu sudah masak untukku, terimakasih ya sayang. cup" perkataan bima selalu terdengar sangat lembut di telinga mala.
" Bim,"
" Iya sayang kenapa?"
" Apa aku boleh bertanya sesuatu?'
Mendengar ucapan mala membuat bima mengerutkan keningnya, " Boleh dong sayang, memangnya mau tanya apa?"
" Apa alasan kamu mencintaiku bim,?"
Bima tak langsung menjawab, pria itu masih terus berjalan ke arah meja makan dan mendudukkan tubuh mala di atas kursi meja makan. " kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku bim?"
Bima duduk berjongkok di depan mala, pria itu mengambil tangan mala dan menggenggamnya hangat.
" Sayang, mencintai seseorang itu tidak perlu alasan. Perlu kamu tau, aku tidak pernah mengenal cinta sebelumnya, bahkan aku tidak tau apa itu cinta. tapi setelah aku bertemu kamu, entah kenapa aku merasakan hal beda, hal yang tak pernah aku temui di wanita lain. kamu spesial dan berhak mendapatkan cintaku, " ucapnya lembut
Jauh sebelum bertemu dengan mala, bima memanglah pria yang tidak pernah mengenal cinta, bima tidak pernah tau bagaimana rasanya jatuh cinta. dan semua itu dia rasakan saat pertemuan pertamanya bersama mala waktu di bandara beberapa bulan yang lalu. melihat senyum mala entah kenapa membuat hatinya berdetak kencang.
Mendengar jawaban yang keluar dari mulut bima membuat mala bungkam tak lagi bertanya. cukup paham dengan jawaban yang di berikan bima.
Setelah itu bima bangkit dari duduknya, pria itu menarik kursi yang ada di depan mala, " Kita makan sekarang ya sayang, aku ingin mencicipi masakan istriku"
Mala hanya mengangguk. wanita itu mengambil nasi untuk laki-laki yang selalu ada untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments